Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Keberhasilan Pulp Capping


Penutupan pulpa langsung dan tidak langsung, menggunakan
berbagai bahan dan protokol klinis, telah digunakan selama bertahun-
tahun untuk menjaga kesehatan dan vitalitas kompleks pulpa dan
mendorong sel pulpa untuk membentuk jaringan keras (dentin reparatif /
tersier). Penutupan pulpa langsung digunakan saat pulpa terlihat jelas
(paparan pulpa vital) karena karies, trauma, atau kerusakan iatrogenik
seperti paparan yang tidak disengaja selama persiapan gigi atau
pencabutan karies. Penutupan pulpa tidak langsung umumnya digunakan
dalam preparat rongga dalam, dengan atau tanpa sisa karies, yang berada
di dekat pulpa tetapi tanpa paparan yang terlihat. Tujuan akhir dari setiap
prosedur pulp capping adalah untuk mengelola bakteri, menghentikan
perkembangan sisa karies, merangsang sel pulpa untuk membentuk dentin
baru, dan memberikan penutup yang biokompatibel dan tahan lama yang
melindungi kompleks pulpa dari bakteri dan agen berbahaya.1
Keberhasilan prosedur pulp capping langsung dan tidak langsung,
tentu saja, bergantung pada kesehatan dan vitalitas kompleks pulpa sejak
awal. Gigi yang memiliki riwayat nyeri spontan tanpa sebab, pulpa
nekrotik atau nekrotik sebagian, patologi radiografik, atau hiperemia
berlebihan pada paparan pulpa langsung akibat pulpitis ireversibel
memiliki prognosis yang buruk dan seringkali memerlukan intervensi atau
ekstraksi endodontik di beberapa titik. Sebaliknya, pulp yang vital dan
sehat merupakan kandidat yang layak untuk prosedur pulp capping.
Memang, pulpa mungkin merupakan jaringan yang jauh lebih tangguh
daripada yang diyakini banyak orang, asalkan awalnya sehat, bakteri
dikelola, dan lingkungan serta segel yang tahan lama dapat dibuat
menggunakan bahan yang kondusif untuk kesehatan pulp yang
berkelanjutan.1
a) Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Direct Pulp Capping
Faktor Keberhasilan
Pulp capping direct sampai saat ini masih merupakan suatu
metode perawatan yang valid di bidang endodontic, karena bila
perawatan ini berhasil maka vitalitas dari gigi dengan pulpa
terbuka dapat dipertahankan. Kondisi ini sangat tergantung pada
diagnosis yang tepat sebelum perawatan, tidak ada bakteri yang
mencapai pulpa dan tidak ada tekanan pada daerah pulpa yang
terbuka.2
Keberhasilan perawatan pulp capping direct, ditandai
dengan hilangnya rasa sakit, serta reaksi sensitive terhadap
rangsang panas atau dingin yang dilakukan pada pemeriksaan
subjektif setelah perawatan. Kemudian pada pemeriksaan objektif
ditandai dengan pulpa yang tinggal akan tetap vital, terbentuknya
jembatan dentin yang dapat dilihat dari gambaran radiografi pulpa,
berlanjutnya pertumbuhan akar dan penutupan apikal.2
Sebagian besar peneliti memakai criteria jembatan dentin
sebagai indicator keberhasilan perawatan karena jembatan dentin
bertindak sebagai suatu barrier untuk melindungi jaringan pulpa
dari bakteri sehingga pulpa tidak mengalami inflamasi, tetap vital,
membantu kelanjutan pertumbuhan akar dan penutupan apikal
pada gigi yang pertumbuhannya belum sempurna. Jembatan dentin
terbentuk karena adanya fungsi sel odontoblas pada daerah pulpa
yang terbuka.2
Reaksi jaringan dentin terhadap kalsium hidroksida terjadi
pada hari pertama hingga minggu kesembilan, sehingga pasien
dapat diminta datang 2 bulan setelah perawatan untuk melakukan
control. Kemudian secara periodic setiap 6 bulan sekali dalam
jangka waktu 2 sampai 4 tahun untuk menilai vitalitas pulpa.2
Faktor Kegagalan
Perdarahan yang terjadi dapat berperan sebagai penghalang
sehingga tidak terjadi kontak antara bahan kalsium hidroksida
dengan jaringan pulpa. Hal ini menyebabkan proses penyembuhan
pulpa terhambat.2
Kegagalan perawatan ditandai dengan pemeriksaan
subjektif yaitu timbulnya keluhan, misalnya gigi sensitive terhadap
rangsang panas dan dingin atau gejala lain yang tidak diinginkan.
Kemudian pada pemeriksaan objektif dengan radiografi dilihat
adanya gambaran radiolusen yang menunjukkan gumpalan darah
atau terjadinya resorpsi internal.2
b) Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Indirect Pulp Capping
Faktor keberhasilan

Faktor kegagalan
Pada saat pengeburan, ada kemungkinan mata bur membuat
perforasi atap pulpa. Hal ini perawatan pulp capping indirect
berganti menjadi pulp capping direct.3

Daftar Pustaka
1. Gary Alex. Direct and Indirect Pulp Capping: A Brief History,
Material Innovations, and Clinical Case Report. Compendium Journal,
March 2018, 39(3): 182-185.
2. Ardo Sabir. Kaping Pulpa Langsung: Suatu Perawatan yang
Bermanfaat untuk Memelihara Vitalitas Gigi. Majalah Kedokteran
Gigi (Dental Jurnal) FKG Unair (Edisi Khusus TIMNAS III), 2003,
36: 104-109.
3. Michel Goldberg. Indirect and Direct Pulp Capping: Reactionary vs.
Reparative Dentins. JSM Dentistry, 2020, 8(1): 5/6.

Anda mungkin juga menyukai