Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAKTERIOLOGI

PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI BAKTERI

Kelompok 9 :

1. Diah Ropaidah
2. Luthfiah Nisa Hanifah
3. Nabila Ayu Fahira
4. Nitadewi Siti Hartati

Dosen:

Venny Patricia, S.Pd, M.kes

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2.1 Definisi Pertumbuhan Bakteri .................................................................................... 3
2.2 Pertumbuhan secara aseksual dan seksual .................................................................. 3
2.3 Substansi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme .................. 6
2.4 Klasifikasi fisiologi pertumbuhan mikroorganisme ................................................... 8
2.5 Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme……..10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
KATA PENGANTAR

Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta


nikmat yang tak terhingga kepada setiap manusia. Dia lah yang
memberikan batasan atas setiap usaha yang manusia lakukan. Atas
kanrunia dan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah
yang berjudul “ Pertumbuhan dan Reproduksi bakteri ” dengan tepat waktu.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini, hal ini disebabkan oleh keterbatasan
penyusun dalam segi pengetahuan, tenaga, materi, maupun waktu. Oleh
karena itu, saran, kritikan yang bersifat membangun agar dapat dijadikan
pembelajaran bagi kita semua.

Tangerang, Januari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari hari. Di dalam tubuh kita terdapt ribuan bahkan bisa sampai jutaan
bakteri. Di dalam 1 liter susu terdapat 100 juta bakteri. Bisa dibayangkan bagaimana
cepatnya pertumbuhan dari bakteri.Perkembangbiakan dengan cara membelah
merupakan perkembangbiakan bersifat aseksual.
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat berkembangbiak dengan mudah.
Hal ini dapat tercermin dari keberadaannya di semua lingkungan dalam jumlah yang
sangat banyak. Bakteri dapat berkembang biak dengan cara membelah diri. Proses
pembelahan diri pada bakteri terjadi secara biner melintang. Pembelahan biner
melintang adalah pembelahan yang diawali dengan terbentuknya dinding melintang
yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak. Dua sel bakteri ini mempunyai
bentuk dan ukuran sama (identik).
Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembang biakan
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Setiap sel membelah secara melintang
dan sel hasil pembelahan membentuk koloni bakteri. Bentuk koloni sangat bervariasi
tergantung pada arah pembelahan dan jenis bakterinya. Pada kondisi yang
memungkinkan bakteri akan membelah diri dengan sangat cepat. Pada keadaan normal
bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan
berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan tanpa melibatkan gamet dan
peleburan sel, tetapi berupa pertukaran materi genetic atau DNA. Materi genetic dapat
berpindah dari satu bakteri ke yang lain tanpa menghasilkan zigot. Proses perpindahan
materi genetic ini sering disebut rekombinasi genetik. Bakteri, seperti makhluk hidup
lainnya, melakukan reproduksi untuk mempertahankan spesiesnya. Sel bakteri dapat
bereproduksi dengan baik, jika didukung oleh keberadaan nutrisi dan faktor-faktor lain
yang dibutuhkan.
Perbanyakan sel bakteri, melalui proses reproduksinya, menentukan
pertumbuhan sel bakteri. Bakteri adalah makhluk uniseluler. Oleh karena itu,
pertambahan jumlah sel bakteri, berarti juga terjadi pertambahan jumlah individu pada
spesies bakteri tersebut. Cara-cara reproduksi pada mikroorganisme umumnya secara
aseksual, yaitu dengan pembelahan sel. Hasil dari proses pembelahan sel adalah
terbentuknya dua sel anak. Oleh karena itu, jika semua faktor pertumbuhan terpenuhi
untuk terjadinya proses pembelahan sel, maka dalam waktu tertentu, akan dihasilkan
sejumlah besar sel anak baru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pertumbuhan bakteri?
2. Jelaskan prinsip pembelahan biner dan kurva pertumbuhan bakteri?
3. Apa saja substansi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme?
4. Jelaskan klasifikasi fisiologi pertumbuhan mikroorganisme?
5. Apa saja faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pertumbuhan bakteri
2. Untuk menjelaskan prinsip pembelahan biner dan kurva pertumbuhan bakteri
3. Untuk mengetahui Apa saja substansi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme
4. Untuk menjelaskan klasifikasi fisiologi pertumbuhan mikroorganisme
5. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pertumbuhan Bakteri


Istilah pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan
biasanya mengandung pada perubahan didalam hasil panen sel (pertambahan total
massa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Inokulum hampir mengandung
ribuan organisme ; pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa
melebihi yang ada di dalam inokulum asalnya. Selama massa pertumbuhan seimbang
(balanced growth) yang akan diuraikan kemudian, pertambahan massa bakteri
berbanding lurus (proporsional) dengan pertambahan komponen selular yang lain
seperti DNA,RNA dan Protein. Karena itu maka mungkinlah untuk mengembangkan
pengukuran bagi pertumbuhan dengan berbagai cara.
Pertumbuhan adalah meningkatnya jumlah kuantitas massa sel dengan cara
terbentuknya sel-sel baru. Terjadinya proses pertumbuhan tergantung dari
kemampuan sel dalam membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia di
lingkungan. Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan
jumlah atau total massa sel yang melebihi inokulum asalnya. Pertumbuhan merupakan
suatu proses kehidupan yang irreversible artinya tidak dapat dibalik kejadiannya.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan
struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan
jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain.
Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel
maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba.
Pada bakteri, pertumbuhan secara aseksual dan disebut dengan pembelahan biner.
Pembelahan biner berlangsung dengan interval yang teratur dengan penambahan atau
kelipatan secara eksponensial.

2.2 Pertumbuhan secara aseksual dan seksual


A.Reproduksi aseksual
Yang termasuk di dalam reproduksi secara aseksual ini adalah pembelahan,
pembentukan tunas/ cabang, dan pembentukan filamen.
a. Pembelahan

3
Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya
pembelahan terjadi secara langsung, dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan.
Masing-masing sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya.
Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua DNA
identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di
antara kedua sel anak bakteri.Pembelahan diri dapat di bagi atas 3 fase,yaitu :
a. Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada
arah memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini tidak
selalu merupakan penyekat yang sempurna, di tengah-tengah sering ketinggalan
suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-
hubungan. Hubungan protoplasma itu disebut plasmodesmida.
c. Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera berpisah, yaitu
yang satu terlepas sama sekali dari pada yang lain, setelah dinding melintang
menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang
merata,jika dipiara pada medium padat. Sebaliknya,bakteri-bakeri yang dindingnya
lebih kokoh itu tetap bergandeng-gandengan setelah pembelahan. Bakteri macam
ini merupakan koloni yang kasar permukaannya.

B. Reproduksi seksual
Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang
datang dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses seksual secara
meiosis dan fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot.
Akan tetapi, jenis kelamin yang ada pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota.
Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada proses lain yang akan
mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang berbeda.

Proses-proses ini adalah pembelahan transformasi, transduksi dan konjugasi.


a. Transformasi
Dalam konteks genetika bakteri, transformasi merupakan perubahan suatu
genotipe sel bakteri dengan cara mengambil DNA asing dari lingkungan
sekitarnya. Misalnya, pada bakteri Streptococcus pneumoniae yang tidak
berbahaya dapat ditransformasi menjadi sel-sel penyebab pneumonia dengan cara
mengambil DNA dari medium yang mengandung sel-sel strain patogenik yang
4
mati. Transformasi ini terjadi ketika sel nonpatogenik hidup mengambil potongan
DNA yang kebetulan mengandung alel untuk patogenisitas (gen untuk suatu
lapisan sel yang melindungi bakteri dari sistem imun inang) alel asing tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam kromosom bakteri menggantikan alel aslinya
untuk kondisi tanpa pelapis. Proses ini merupakan rekombinasi genetik –
perputaran segmen DNA dengan cara pindah silang (crossing over). Sel yang
ditransformasi ini sekarang memiliki satu kromosom yang mengandung DNA,
yang berasal dari dua sel yang berbeda.

b. Transduksi
Pada proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri
dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu
transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari
penyimpangan pada siklus reproduktif faga.
Diakhir siklus litik faga, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam
kapsid, dan faga lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala
sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom faga.
Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun
demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, faga dapat menempel pada
bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel
pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari
kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang
berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi
ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara
acak.

c. Konjugasi dan Plasmid


Konjugasi merupakan transfer langsung materi genetik antara dua sel bakteri
yang berhubungan sementara. Proses ini, telah diteliti secara tuntas pada E. Coli.
Transfer DNA adalah transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang)
DNA, dan “pasangannya” menerima gen. Donor DNA, disebut sebagai “jantan”,
menggunakan alat yang disebutpili seks untuk menempel pada resipien (penerima)
DNA dan disebut sebagai “betina”. Kemudian sebuah jembatan sitoplasmik

5
sementara akan terbentuk diantara kedua sel tersebut, menyediakan jalan untuk
transfer DNA.
Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular dan dapat bereplikasi sendiri, yang
terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid-plasmid tertentu, seperti plasmid f, dapat
melakukan penggabungan reversibel ke dalam kromosom sel. Genom faga
bereplikasi secara terpisah di dalam sitoplasma selama siklus litik, dan sebagai
bagian integral dari kromosom inang selama siklus lisogenik. Plasmid hanya
memiliki sedikit gen, dan gen-gen ini tidak diperlukan untuk pertahanan hidup dan
reproduksi bakteri pada kondisi normal.

2.3 Substansi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme


Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut:
1) Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber
energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat menggunakan
energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain, seperti hewan
bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu atom. Senyawa-
senyawa kimia untuk memperoleh energinya. Makhluk–makhluk ini disebut
kemotrof.
2) Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya
sejumlah kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga
membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan
karbohidrat lain
3) Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan
nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat (KNO3),
sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti protein dan
produk-produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam amino tertentu.
4) Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.
5) Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium, kalium,
kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk
pertumbuhannya yang normal.
6) Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme dan
pertumbuhannya.

6
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis
besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan
sumber nitrogen.
1) Air
Air merupakan komponen utama sel mikroorganisme dan medium. Funsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu
air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
2) Sumber energi
Ada beberapa sumber energi untuk mikroorganisme yaitu senyawa organik atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
3) Sumber karbon
Sumber karbon untuk mikroorganisme dapat berbentuk senyawa organik maupun
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino,
asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa
anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama
terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
4) Sumber aseptor elektron
Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron
dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka
harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron
ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada
mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa
organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan Fe3+.
5) Sumber mineral
Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H,
dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl.
Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu,
Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad.
Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah
sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro
sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat

7
masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel
debu.
Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk
mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial
oksidasireduksi (redox potential) medium.
6) Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
(sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat
disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut
zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh
digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis
atau bagian aktif dari enzim.
7) Sumber nitrogen
Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam
amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan
tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen
dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat
nitrogen.

2.4 Klasifikasi fisiologi pertumbuhan mikroorganisme


Fase-fase pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut:
1. Fase lag (Masa persiapan, Adaptasi, Adaptation phase)
Pada fase ini laju pertumbuhan belum memperlihatkan pertumbuhan ekponensial,
tetapi dalam tahap masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi permulaan,
apabila mikroorganisme yang ditanami pada substrat atau medium yang sesuai,
maka pertumbuhan akan terjadi. Namun sebaliknya apabila diinokulasikan
mikroorganisme yang sudah tua meskipun makanannya cocok, maka
pertumbuhannya mikroorganisme ini membutuhkan masa persiapan atau fase lag.
Waktu yang diperlukan pada fase ini digunakan untuk mensintesa enzim. Sehingga
mencapai konsentrasi yang cukup untuk melaksanakan pertumbuhan ekponensial.
Fase ini berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung dari jenis
mikroorganisme serta lingkungan yang hidup. Selama fase ini perubahan bentuk
8
dan pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata terlihat. Karena fase ini dapat
juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian) ataupun fase-pengaturan jasad
untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang mungkin baru.

2. Fase tumbuh dipercepat (Logaritme, Eksponensial, Logaritma phase)


Pada setiap akhir persiapan sel mikroorganisme akan membelah diri.masa ini
disebut masa pertumbuhan, yang setiap selnya tidak sama dalam waktu masa
persiapan.Sehingga secara berangsur-angsur kenaikan jumlah populasi sel
mikroorganisme ini mencapai masa akhir fase pertumbuhan
mikroorganisme.Setelah setiap individu menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru selama fase lag, maka mulailah mengadakan perubahan bentuk dan
meningkatkan jumlah individu sel sehingga kurva meningkat dengan tajam
(menanjak). Peningkatan ini harus diimbangi dengan banyak faktor, antara lain:
 Faktor biologis, yaitu bentuk dan sifat jasad terhadap lingkungan yang ada, serta
assosiasi kehidupan di antara jasad yang ada kalau jumlah jenis lebih dari
sebuah.
 Faktor non-biologis, antara lain kandungan sumber nutrien di dalam media,
temperatur, kadar oksigen, cahaya, dan lain sebagainya.Kalau faktor-faktor di
atas optimal, maka peningkatan kurva akan nampak tajam seperti gambar. Pada
fase ini pertumbuhan secara teratur telah tercapai. Maka pertumbuhan secara
ekponensial akan tercapai. Pada fase ini menunjukkan kemampuan
mikroorganisme berkembang biak secara maksimal.
Setiap sel mempunyai kemampuan hidup dan berkembang biak secara tepat. Fase
pengurangan pertumbuhan akan terlihat berupa keadaan puncak dari fase
logaritmik sebelum mencapai fase stasioner, dimana penambahan jumlah individu
mulai berkurang atau menurun yang di sebabkan oleh banyak faktor, antara lain
berkurangnya sumber nutrien di dalam media tercapainya jumlah kejenuhan
pertumbuhan jasad. Fase tumbuh reda akan terlihat dimana fase logaritma
mencapai puncaknya, maka zat-zat makanan yang diproduksi oleh setiap sel
mikroorganisme akan mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme, sehingga
pada masa pertumbuhan ini reda atau dikatakan sebagai fase tumbuh reda.

9
3. Fase Stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang terkandung di dalam
jasadnya sendiri, maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang
tidak bisa dilampaui lagi, sehingga selama fase ini, gambaran grafik seakan
mendatar. Populasi jasad hidup di dalam keadaan yang maksimal stasioner yang
konstan.

4. Fase Kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai jumlah
yang konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada masa
tertentu. Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati
melebihi jumlah sel yang hidup.
Fase ini disebut fase kematian dipercepat. Fase kematian dipercepat mengalami
penurunan jumlah sel, karena jumlah sel mikroorganisme mati. Namun penurunan
jumlah sel tidak mencapai nol, sebab sebagian kecil sel yang mampu beradaptasi
dan tetap hidup dalam beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir
dari suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan menurun sehingga
grafik tampaknya akan kembali ke titik awal lagi.

2.5 Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme


Pertumbuhan bakteri dipengaruhi faktor-faktor fisik dan nutrisi. Faktor-faktor
fisik termasuk pH, suhu, kelembapan, konsentrasu oksigen, dan tekanan osomosis.
Faktor nutrisi termasuk ketersediaan sel akan sumber karbon, sumber nitrogen,
kehadiran beberapa materi untuk pertumbuhan di dalam lingkungan seperti sulfur,
fosfor, bahan bahan logam dan, untuk beberapa kasus, vitamin.
pH optimum untuk kebanykan pertumbuhan bakteri adalah sekitar 7,0. Sel-sel
yang tumbuh pada pH sekitar 5,4 sampai 8,5 diklasifikasikan sebagai neutrofil, dan
kebanyakan bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia tumbuh dia areal
tersebut. Selama pertumbuhan, bakteri seringkali menghasilkan produk sisa metabolik
-baik asam maupun basa yang akan menganggu pertumbuhan mereka sendiri. Untuk
mencegah hal ini, media laboratorium umumnya mengandung dapar seperti fosfat
untuk mempertahankan pH lingkungan untuk pertumbuhan yang baik.

10
Kebanyakan bakteri tumbuh terbaik pada suhu 350-370C. Patogen bagi
manusia, bakteri yang menyebabkan penyakit dan infeksi pada manusia, adalah
mesofil yang tumbuh pada suhu 24-400C. Kisaran suhu saat organisme yang lain
tumbuh dengan baik adalah suhudisaat enzim berfungsi maksimal.
Bakteri yang secara aktif melakukan metabolisme nutrisi membutuhkan
lingkungan air untuk kelangsungan hidupnya. Faktanya, kebanyakan sel-sel vegetatif
hanya dapat bertahan beberapa jam saja tanpa kelembapan. Sel-sel pembentuk spora
dapat memiliki yang tetap tidur atau tidak aktif dalam kondisi yang kering untuk kurun
waktu tertentu.
Konsentrasi oksigen di dalam lingkungan tempat bakteri tumbuh membagi
bakteri menjadi dua kategori besar : aerob yang membutuhkan O2 dilingkungannya
untuk bertahan hidup dan anerob yang tidak membutuhkan O2 dilingkungannya.
Aerob obligat harus memiliki O2 sedangkan anaerob obligat akan mati dengan adanya
O2. O2 dibutuhkan untuk respirasi bakteri aerob ,dan menjadi faktor pembatas yang
akan menentukan kecepatan pertumbuhan bakteri. Mikroba seperti Escherichia coli
digunakan dalam praktikum ini, dan staphylococcus aureus merupakan anaerob
fakultatif. Organisme-organisme tersebut melanjutkan metabolisme aerobik ketika
terdapat oksigen namun berubah menjadi metabolisme anaerobik ketika tidak terdapat
oksigen. Anaerob fakultatif memiliki sistem enzim yang paling kompleks karena satu
set enzim memungkinkan mereka menggunakan oksigen sebagai akseptor elektif dan
set enzim lainnya digunakan ketika tidak ada oksigen. Sebagai tambahan dari
kategori-kategori tersebut adalah mikroaerofil, yang lebih menyukai konsentrasi
oksigen antara aerob obligat dan anaerob obligat. Mikroaerofil umumnya kapneik
(kapnofil); yaitu mereka lebih menyukai konsentrasi dari karbon dioksida yang
ditemukan pada hewan (3-10%) dibandingkan karbon dioksida yang ditemukan di
atmosfer.
Tekanan osmosis adalah pengaturan pergerakan air didalam dan diluar sel
yang ditentukan oleh jumlah bahan terlarut yang terdapat pada medium dengan jumlah
bahan terlarut yang tinggi akan kehilangan air ke lingkungannya dan menyusut.
Sebaliknya sel-sel didalam air dengan hampir tanpa bahan terlarut yang justru akan
membengkak dan pecah. Kebanyakan media pertumbuhan di laboratorium
mengandung sejumlah bahan terlarut yang tepat untuk memungkinkan sel hidup
dengan memperbanyak diri tanpa hambatan yang disebabkan oleh perubahan tekanan
osmosis. Beberapa bakteri seperti S. aureus adalah halofil atau organisme suka-garam
11
ysng menginginkan garam dalam jumlah sedang sampai banyak (natrium klorida).
Organisme-organisme ini memiliki dinding dan membran sel yang toleran terhadap
konsentrasi garam yang tinggi dan tidak mengalami interupsi fungsi metabolik.
Secara nutrisi, bakteri membutuhkan karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan
mineral. Bakteri yang membutuhkan nutrisi khusus disebut sebagai fastidious.
Organisme-organisme tersebut membutuhkan bahan tambahan yang khusus pada
medium pertumbuhan seperti beragam vitamin,darah,atau komponen serum yang
memungkinkan pertumbuhan dapat terjadi. Sumber karbon digunakan oleh bakteri
sebagai sumber energi metabolik yang utama. Glukosa adalah sumber karbon yang
paling umum dan di metabolisme melalui proses glikolisis, siklus krebs, atau dengan
fermentasi. Sumber nitrogen umumnya disediakan dengan menambah asam amino,
peptida, pepton, atau asam nukleat. Bahan-bahan biokimia tersebut secara berturut-
turut digunakan sebagai bahan pembangun untuk memproduksi protein bakteri atau
DNA/RNA. Nitrogen juga dapat menjadi bahan tambahan pada medium pertumbuhan
dalam bentuk ion-ion nitrat atau ammonium. Sulfur adalah mineral yang digunakan
oleh bakteri untuk sintesis asam amino mengandung sulfur dan untuk produksi protein
structural. Fosfor adalah mineral yang digunakan dalam sintesis ion fosfat yang
digunakan oleh sel-se untuk mensistesis ATP, fosfolipid, dan asam nukleat. Beberapa
mineral seperti kalsium, tembaga, seng, besi, magnesium,dan mangan digunakan
sebagai faktor untuk mengaktivasi enzim-enzim ; besi khususnya digunakan untuk
mensitesis molekul-molekul heme, dan kalsium dibutuhkan oleh bakteri Gram-positif
untuk mensintesis dinding sel dan juga digunakan oleh bakteri pembentuk-spora untuk
memproduksi spora.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari hari. Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Perkembang biakan aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Terjadinya proses
pertumbuhan tergantung dari kemampuan sel dalam membentuk protoplasma baru
dari nutrient yang tersedia di lingkungan.
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi faktor-faktor fisik dan nutrisi. Faktor-faktor
fisik termasuk pH, suhu, kelembapan, konsentrasu oksigen, dan tekanan osomosis.
Faktor nutrisi termasuk ketersediaan sel akan sumber karbon, sumber nitrogen,
kehadiran beberapa materi untuk pertumbuhan di dalam llingkungan seperti sulfur,
fosfor, bahan bahan logam dan, untuk beberapa kasus, vitamin.

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Pelczar, Michael J. 2013. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
2. (6 desember 2019). Pertumbuhan Mikroorganisme. Dikutip pada 25 Januari 2020
: https://www.gurupendidikan.co.id/pertumbuhan-mikroorganisme/
3. (11 Januari 2011). Pertumbuhan Bakteri. Dikutip pada 25 Januari 2020 :
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/pertumbuhan-bakteri/

14

Anda mungkin juga menyukai