Kelompok 9 :
1. Diah Ropaidah
2. Luthfiah Nisa Hanifah
3. Nabila Ayu Fahira
4. Nitadewi Siti Hartati
Dosen:
2020
DAFTAR ISI
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pertumbuhan bakteri
2. Untuk menjelaskan prinsip pembelahan biner dan kurva pertumbuhan bakteri
3. Untuk mengetahui Apa saja substansi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme
4. Untuk menjelaskan klasifikasi fisiologi pertumbuhan mikroorganisme
5. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan biner, artinya
pembelahan terjadi secara langsung, dari satu sel membelah menjadi dua sel anakan.
Masing-masing sel anakan akan membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya.
Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA menjadi dua DNA
identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya terbentuk dinding pemisah di
antara kedua sel anak bakteri.Pembelahan diri dapat di bagi atas 3 fase,yaitu :
a. Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada
arah memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini tidak
selalu merupakan penyekat yang sempurna, di tengah-tengah sering ketinggalan
suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-
hubungan. Hubungan protoplasma itu disebut plasmodesmida.
c. Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera berpisah, yaitu
yang satu terlepas sama sekali dari pada yang lain, setelah dinding melintang
menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang
merata,jika dipiara pada medium padat. Sebaliknya,bakteri-bakeri yang dindingnya
lebih kokoh itu tetap bergandeng-gandengan setelah pembelahan. Bakteri macam
ini merupakan koloni yang kasar permukaannya.
B. Reproduksi seksual
Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA yang
datang dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses seksual secara
meiosis dan fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu ke dalam satu zigot.
Akan tetapi, jenis kelamin yang ada pada ekuariota tidak terdapat pada prokariota.
Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada proses lain yang akan
mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari individu-individu yang berbeda.
b. Transduksi
Pada proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga membawa gen bakteri
dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua bentuk transduksi yaitu
transduksi umum dan transduksi khusus. Keduanya dihasilkan dari
penyimpangan pada siklus reproduktif faga.
Diakhir siklus litik faga, molekul asam nukleat virus dibungkus di dalam
kapsid, dan faga lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis. Kadangkala
sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi menggantikan genom faga.
Virus seperti ini cacat karena tidak memiliki materi genetik sendiri. Walaupun
demikian, setelah pelepasannya dari inang yang lisis, faga dapat menempel pada
bakteri lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang didapatkan dari sel
pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah homolog dari
kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang memiliki kombinasi DNA yang
berasal dari dua sel sehingga rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi
ini disebut dengan transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara
acak.
5
sementara akan terbentuk diantara kedua sel tersebut, menyediakan jalan untuk
transfer DNA.
Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular dan dapat bereplikasi sendiri, yang
terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid-plasmid tertentu, seperti plasmid f, dapat
melakukan penggabungan reversibel ke dalam kromosom sel. Genom faga
bereplikasi secara terpisah di dalam sitoplasma selama siklus litik, dan sebagai
bagian integral dari kromosom inang selama siklus lisogenik. Plasmid hanya
memiliki sedikit gen, dan gen-gen ini tidak diperlukan untuk pertahanan hidup dan
reproduksi bakteri pada kondisi normal.
6
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis
besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan
sumber nitrogen.
1) Air
Air merupakan komponen utama sel mikroorganisme dan medium. Funsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu
air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
2) Sumber energi
Ada beberapa sumber energi untuk mikroorganisme yaitu senyawa organik atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
3) Sumber karbon
Sumber karbon untuk mikroorganisme dapat berbentuk senyawa organik maupun
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino,
asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa
anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama
terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
4) Sumber aseptor elektron
Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron
dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka
harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron
ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada
mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa
organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan Fe3+.
5) Sumber mineral
Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H,
dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl.
Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu,
Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad.
Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah
sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro
sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat
7
masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel
debu.
Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk
mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial
oksidasireduksi (redox potential) medium.
6) Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
(sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat
disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut
zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.
Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh
digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis
atau bagian aktif dari enzim.
7) Sumber nitrogen
Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam
amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan
tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen
dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat
nitrogen.
9
3. Fase Stasioner
Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang terkandung di dalam
jasadnya sendiri, maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang
tidak bisa dilampaui lagi, sehingga selama fase ini, gambaran grafik seakan
mendatar. Populasi jasad hidup di dalam keadaan yang maksimal stasioner yang
konstan.
4. Fase Kematian
Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganisme yang di hasilkan mencapai jumlah
yang konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetap maksimum pada masa
tertentu. Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati
melebihi jumlah sel yang hidup.
Fase ini disebut fase kematian dipercepat. Fase kematian dipercepat mengalami
penurunan jumlah sel, karena jumlah sel mikroorganisme mati. Namun penurunan
jumlah sel tidak mencapai nol, sebab sebagian kecil sel yang mampu beradaptasi
dan tetap hidup dalam beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir
dari suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan menurun sehingga
grafik tampaknya akan kembali ke titik awal lagi.
10
Kebanyakan bakteri tumbuh terbaik pada suhu 350-370C. Patogen bagi
manusia, bakteri yang menyebabkan penyakit dan infeksi pada manusia, adalah
mesofil yang tumbuh pada suhu 24-400C. Kisaran suhu saat organisme yang lain
tumbuh dengan baik adalah suhudisaat enzim berfungsi maksimal.
Bakteri yang secara aktif melakukan metabolisme nutrisi membutuhkan
lingkungan air untuk kelangsungan hidupnya. Faktanya, kebanyakan sel-sel vegetatif
hanya dapat bertahan beberapa jam saja tanpa kelembapan. Sel-sel pembentuk spora
dapat memiliki yang tetap tidur atau tidak aktif dalam kondisi yang kering untuk kurun
waktu tertentu.
Konsentrasi oksigen di dalam lingkungan tempat bakteri tumbuh membagi
bakteri menjadi dua kategori besar : aerob yang membutuhkan O2 dilingkungannya
untuk bertahan hidup dan anerob yang tidak membutuhkan O2 dilingkungannya.
Aerob obligat harus memiliki O2 sedangkan anaerob obligat akan mati dengan adanya
O2. O2 dibutuhkan untuk respirasi bakteri aerob ,dan menjadi faktor pembatas yang
akan menentukan kecepatan pertumbuhan bakteri. Mikroba seperti Escherichia coli
digunakan dalam praktikum ini, dan staphylococcus aureus merupakan anaerob
fakultatif. Organisme-organisme tersebut melanjutkan metabolisme aerobik ketika
terdapat oksigen namun berubah menjadi metabolisme anaerobik ketika tidak terdapat
oksigen. Anaerob fakultatif memiliki sistem enzim yang paling kompleks karena satu
set enzim memungkinkan mereka menggunakan oksigen sebagai akseptor elektif dan
set enzim lainnya digunakan ketika tidak ada oksigen. Sebagai tambahan dari
kategori-kategori tersebut adalah mikroaerofil, yang lebih menyukai konsentrasi
oksigen antara aerob obligat dan anaerob obligat. Mikroaerofil umumnya kapneik
(kapnofil); yaitu mereka lebih menyukai konsentrasi dari karbon dioksida yang
ditemukan pada hewan (3-10%) dibandingkan karbon dioksida yang ditemukan di
atmosfer.
Tekanan osmosis adalah pengaturan pergerakan air didalam dan diluar sel
yang ditentukan oleh jumlah bahan terlarut yang terdapat pada medium dengan jumlah
bahan terlarut yang tinggi akan kehilangan air ke lingkungannya dan menyusut.
Sebaliknya sel-sel didalam air dengan hampir tanpa bahan terlarut yang justru akan
membengkak dan pecah. Kebanyakan media pertumbuhan di laboratorium
mengandung sejumlah bahan terlarut yang tepat untuk memungkinkan sel hidup
dengan memperbanyak diri tanpa hambatan yang disebabkan oleh perubahan tekanan
osmosis. Beberapa bakteri seperti S. aureus adalah halofil atau organisme suka-garam
11
ysng menginginkan garam dalam jumlah sedang sampai banyak (natrium klorida).
Organisme-organisme ini memiliki dinding dan membran sel yang toleran terhadap
konsentrasi garam yang tinggi dan tidak mengalami interupsi fungsi metabolik.
Secara nutrisi, bakteri membutuhkan karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan
mineral. Bakteri yang membutuhkan nutrisi khusus disebut sebagai fastidious.
Organisme-organisme tersebut membutuhkan bahan tambahan yang khusus pada
medium pertumbuhan seperti beragam vitamin,darah,atau komponen serum yang
memungkinkan pertumbuhan dapat terjadi. Sumber karbon digunakan oleh bakteri
sebagai sumber energi metabolik yang utama. Glukosa adalah sumber karbon yang
paling umum dan di metabolisme melalui proses glikolisis, siklus krebs, atau dengan
fermentasi. Sumber nitrogen umumnya disediakan dengan menambah asam amino,
peptida, pepton, atau asam nukleat. Bahan-bahan biokimia tersebut secara berturut-
turut digunakan sebagai bahan pembangun untuk memproduksi protein bakteri atau
DNA/RNA. Nitrogen juga dapat menjadi bahan tambahan pada medium pertumbuhan
dalam bentuk ion-ion nitrat atau ammonium. Sulfur adalah mineral yang digunakan
oleh bakteri untuk sintesis asam amino mengandung sulfur dan untuk produksi protein
structural. Fosfor adalah mineral yang digunakan dalam sintesis ion fosfat yang
digunakan oleh sel-se untuk mensistesis ATP, fosfolipid, dan asam nukleat. Beberapa
mineral seperti kalsium, tembaga, seng, besi, magnesium,dan mangan digunakan
sebagai faktor untuk mengaktivasi enzim-enzim ; besi khususnya digunakan untuk
mensitesis molekul-molekul heme, dan kalsium dibutuhkan oleh bakteri Gram-positif
untuk mensintesis dinding sel dan juga digunakan oleh bakteri pembentuk-spora untuk
memproduksi spora.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari hari. Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Perkembang biakan aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Terjadinya proses
pertumbuhan tergantung dari kemampuan sel dalam membentuk protoplasma baru
dari nutrient yang tersedia di lingkungan.
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi faktor-faktor fisik dan nutrisi. Faktor-faktor
fisik termasuk pH, suhu, kelembapan, konsentrasu oksigen, dan tekanan osomosis.
Faktor nutrisi termasuk ketersediaan sel akan sumber karbon, sumber nitrogen,
kehadiran beberapa materi untuk pertumbuhan di dalam llingkungan seperti sulfur,
fosfor, bahan bahan logam dan, untuk beberapa kasus, vitamin.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Pelczar, Michael J. 2013. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
2. (6 desember 2019). Pertumbuhan Mikroorganisme. Dikutip pada 25 Januari 2020
: https://www.gurupendidikan.co.id/pertumbuhan-mikroorganisme/
3. (11 Januari 2011). Pertumbuhan Bakteri. Dikutip pada 25 Januari 2020 :
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/pertumbuhan-bakteri/
14