BIOKIMIA
Tim Penyusun :
Djoko Priyatno, SP.,MSc
Surati, ST.,M.Si.Med
RirihJatmiWikandari, SST.,M.Si
Devi EtiviaPurlinda, SST.,M.Si
Semarang,...........................
Praktikan,
i
TATA TERTIB SELAMA PRAKTIKUM
ii
TIM PENYUSUN MODUL PRAKTIKUM
BIOKIMIA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga diberikan kemudahan dalam penyusunan penuntun praktikum
Biokimia Teknologi Laboratorium Medik . Penuntun ini adalah revisi dari penuntun
sebelumnya yang diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan
mempermudah mahasiswa dalam memahami tujuan dari setiap percobaan guna
memperkuat penguasaan ilmu biokimia.
Penulis sadar bahwa penuntun ini masih jauh dari kesempurnan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas
substansi penuntun ini. Akhir kata, semoga penuntun ini dapat bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuandan setiap usaha kita dinilai ibadah olehNya. Amin.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V. LIPID ........................................................................................ 20
A. Uji Kelarutan Lipid............................................................................. 20
B. Penyabunan Emulsi .......................................................................... 21
C. Uji Kolestrol ...................................................................................... 21
D. Uji Kristal Kolesterol ........................................................................ 22
E. Uji Sulkowski ..................................................................................... 22
F. Uji Akreolin ....................................................................................... 23
BAB VI. ENZIM .................................................................................... 24
A. Pengaruh Temperatur ....................................................................... 24
B. Pengaruh pH ...................................................................................... 25
C. Pengaruh Konsenterasi Enzim .......................................................... 25
D. Pengaruh Substrat ............................................................................. 26
BAB VII. VITAMIN .............................................................................. 27
A. Penentuan Adanya Vitamin C (Asam Askorbat) .............................. 27
B. Penentuan Adanya Vitamin A ........................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Analisa Karbohirat
2. Analisa Protein
3. Analisa Lipid
4. Analisa Enzim
5. Analisa Vitamin
10. Indikator Ketercapaian : Peserta didik mampu melakukan Analisa
Protein, Karbohidrat, Lipid, Vitamin, dan
Enzim.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan salah satu dari tiga makanan pokok manusia dan hewan,
dismping itu juga lemak dan protein. Secara fotosintesis, karbohidrat dihasilkan oleh
tanaman. Setelah melalui pencernaan makanan, karbohidrat dipecah menjadi CO2 dan H2O
serta melepaskan energy atau disimpan dalam bentuk glikogen.
1. Monosakarida
Kelompaok senyawa ini tidak dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih sederhana lagi.
Kelompok ini mempunyai rasa manis dan mempunyai daya mereduksi serta mempunyai
gugus fungsiional seperti : Aldehid, Keton, dan Alkohol.
Contoh :
a. Pentosa : Monosakarida dengan lima atom karbon, seperti : Arabinosa, Xylosa, Rhamnosa,
Ribosa.
b. Hektosa : Monosakarida dengan enam atom karbon, seperti :
Dengan gugus fungsional aldehid, disebut aldosa
Contoh : glukosa, galaktosa
Dengan gugus fungsional keton, disebut : ketosa
Contoh : fruktosa
2. Disakarida
Kelompok ini mempunyai dua gugus monosakarida baik sama atau tidak sama yang
terikat oleh ikatan glikosida. Kelompok ini dapat dihidrolisa menjadi gula sederhana. Ada
yang bersifat mereduksi seperti maltosa, laktosa, sedangkan yang tidak dapat mereduksi
contohnya sukrosa.
3. Polisakarida
Kelompok ini disusun oleh beberapa monosakarida yang diikat oleh ikatan glikosida 1.4
dan 1.6 pada umumnya mempunyai berat molekul besar, tidak dapat mereduksi, tapi dapat
dihidrolisa menjadi gula yang lebih sederhana.
Contohnya : pati, glikogen, inulin, glikoprotein, dextrin dan pectin.
Alat Bahan
Tabung Reaksi Air Liur
Pipet Tetes Serum
Rak Tabung Reaksi Nasi
Susu
Tahu
Prosedur :
10 tetes larutan uji + 2 tetes larutan alfa naftol. Dikocok homogen.
Tambah perlahan-lahan asam sulfat pekat melalui dinding tabung sampai
terbentuk cincin warna ungu.
Reaksi :
Dasar Teori :
Tes pembentukan warna spesifikasi dari polisakarida terhadap iodium.
Alat Bahan
Tabung Reaksi Singkong
Pipet Tetes Tepung ketan
Rak Tabung Reaksi
Prosedur :
Masukkan 3 tetes larutan yang akan diuji
Ditambahkan 1 tetes larutan lugol / iodium
Amati perubahan warna yang terjadi :
Warna biru positif untuk amylum
Warna merah anggur untuk amylopektin.
Reaksi :
Amylum + Iodium .....> biru
Amylopektin + iodium .......> Merah anggur
3. Test Benedict
Dasar Teori :
Cu 2+ akan direduksi oleh gula menjadi Cu + dalam bentuk Cu2O. Reaksi positif di
tandai dengan terbentuknya warna endapan biru kehijauan sampai warna merah
bata.
Alat Bahan
Tabung Reaksi Urin
Pipet Tetes Serum
Beaker Glass Susu
Hot Plate Fruktosa
Glukosa
Sukrosa
Reaksi :
4. Tes Barfoed
Dasar Teori :
Pada prinsipnya sama dengan test benedict, bedanya disini reaksi dalam suasana
asam, tidak menggunakan polihidroksialkohol, karena dalam suasana asam cupri
tidak membentuk endapan Cu(OH)2 dan tetap larut. Reaksi positif ditandai dengan
adanya endapan merah bata dari Cu2O.
Tujuan :
untuk membedakan monosakarida dan disakarida karena dalam suasana asam
larutan gula yang masih mempunyai sifat mereduksi hanya monosakarida.
Alat Bahan
Tabung Reaksi Laktosa
Pipet Tetes Glukosa
Beaker Glass Fruktosa
Hot Plate Talok
Madu
10 Tetes larutan uji + 10 tetes larutan barfoed, panaskan diatas api selama 1
menit. Bila tidak terlihat adanya reduksi, panaskan dalam penangas api
mendidih selama 10 menit. Pemanasan yang terlalu lama akan
mengakibatkandisakarida yang dalam suasana asam akan mengalami
hidrolisa dan menyebabkan reaksi positif.
5. Tes Bial
Dasar Teori :
Pembentukan senyawa berwarna biru karena adanya kondensasi hasil dekomposisi
karbohidrat dengan orsinol (3.5 dihidroksi toluen )
Alat Bahan
Tabung Reaksi Xylosa
Pipet Tetes Fruktosa
Beaker Glass Glukosa
Hot Plate
Prosedur :
10 tetes larutan uji + 3 tetes larutan HCL pekat + 5 tetes larutan pereaksi bial,
kocok dan tutup dengan kapas, kemudian panaskan dalam penangas air
mendidih selama 10 menit. Warna biru kehijauan menunjukkan adanya
pentosa.
6. Test Seliwanoff
Dasar Teori :
Fruktosa dengan HCL akan membentuk hidroksi metal furfural dan dengan
penambahan recorsinol akan mengalami kondensasi yang berwarna merah orange.
Penambahan HCL juga berfungsi untuk melepaskan air dari fruktosa.
Tujuan : untuk menunjukkan adanya ketosa fruktosa
Alat dan Bahan :
Alat Bahan
Tabung Reaksi Salak
Pipet Tetes Fruktosa
Beaker Glass Glukosa
Hot Plate Madu
7. Tes Fehling
Dasar Teori :
Semua larutan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
memberikan reaksi positif terhadap pereaksi fehling. Hal ini disebabkan karena ion
cupri direduksi oleh gugus pereduksi tersebut menjadicupro dan mengendap dalam
bentuk cuprosida yang berwarna merah bata.
Larutan Fehling A dan Fehling B sengaja dipisahkan, kemudian dicampur pada
saat akan melakukan percobaan, karena akan terjadi reaksi antara CuSO 4 dengan
NaOH membentuk Cu (OH)2 yang berwarna / endapan putih. Apabila dipanaskan
akan menjadi hitam karena terbentuk Cu2O.
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya gugusan pereduksi
Prosedur :
Diambil 10 tetes campuran larutan Fehling A & B ( 1 : 1)
Ditambah 10 tetes larutan sampel, kemudian dipanaskan di penangas air
selama 5 menit.
Diamkan adanya endapan merah bata, menunjukkan adanya gula reduksi.
Tujuan:
Untuk membedakan glukosa dan galaktosa
Alat dan Bahan :
Alat Bahan
Tabung Reaksi Glukosa
Pipet Tetes Galaktosa
Beaker Glass
Hot Plate
Reagen :
Tambahkan 100 ml H2SO4 pekat kedalam 40 ml aquadest secara perlahan
kemudian dinginkan dan homogenkan.
200 mg antrone dilarutkan dalam 100 ml H2SO4 diatas
Reagen disimpan pada suhu -150 C dan dapat bertahan selama 2 minggu.
Prosedur :
Dipipet 5 ml reagen antrone kedalam 6 buah tabung reaksi, dinginkan dalam
es
Ke dalam tabung reaksi yang pertama tambahkan 1 ml aquadest
Tabung reaksi kedua tambahkan 1 ml sampel
Tabung reaksi ketiga sampai ke enam tambahkan 1 ml larutan seri a untuk
tabung reaksi ke 3 dan seterusnya.
Aduk masing – masing tabung reaksi dan dinginkan dalam air ( 15-200 C )
Letakkan semua tabung reaksi kedalam penangas air selama 10 menit,
kemudian dinginkan kedalam air 25 menit
Ukur absorbance pada panjang glombang 620 nm.
PROTEIN
Lebih dari 50% berat kering senyawa organik total yang terdapat dalam sel adalah
protein. Ditinjau dari struktur sel dan fungsinya maka senyawa ini amatlah fundamental. Jenis
dari macam protein yang terdapat dalam jasad hidup mempunyai fungsi khusus. Ada yang
berfungsi sebagai enzim, hormon dan penyusun jaringan tubuh.
Struktur protein adalah gugus amino dan gugus inkarboksil akan terbentuk ikatan
peptida (bila ikatan ini dalam jumlah besar dan bergabung menjadi satu akan terbentuk ikatan
Polipeptida/protein)
Strukturnya :
Protein tersusun oleh beberapa unsur N,O,H,C dan S,P. Protein cenderung
mengalami beberap abentuk perubahan yang dinyatakan dengan denaturasi. Perubahan
tersebut disebabkan protein peka terhadap suhu dan tekanan tinggi, alcohol, alkali, urea serta
asam tertentu.
1. Susunan Elementer
Dasar teori :
Semua protein mengandung unsur C,H,O,N kadang juga mengandung S dan P dan rata-
rata prosentasi N dalam protein adalah 16%
Tujuan :
Untuk mengetahui unsur-unsur penyusun protein
Prosedur :
Memasukan albumin kedalam cawan porselen
Panaskan taruhlah kaca obyek diatasnya
Amati bau yang terjadi bila tercium bau rambut terbakar berarti protein
mengandung unsur N
Bila terjadi pengarangan berarti ada C
2. Kelarutan
Dasar teori :
Sifat Fisiokimia setiap protein tidak sama tergantung dari jumlah dan jenis asam
aminonya. Protein Globuler mempunyai daya kelarutan yang berbeda dalam air. Ada
protein yang larut dalam air, adapula yang tidak larut dalam air. Tetapi semua protein
tidak larut dalam pelarut lemak seperti etil eter. Bila dalam larutan protein ditambahkan
garam, daya larut protein berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan.
Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein menggumpal. Hal
ini disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.
Prosedur :
Siapkan 8 tabung reaksi
Tiap isi tabung diisi pelarut : aquades, NaOH, HCl 10% dan alkohol 90%
sebanyak 1 ml
4 tabung reaksi masing masing ditambahkan albumin dan 4 tabung lainnya
ditambah gelatin sebanyak 2 ml
Kemudian dikocok sampai homogen dan amati sifat kelarutannya
Dasar teori :
Menurut Emil Fisher, asam amino digabungkan oleh suatu ikatan peptide (-CONH-).
Rangkaian asam amino, ikatan antara gugusan asam amino disebut ikatan peptide.
Ikatan peptide yang paling sederhana disusun oleh dua molekul asam amino dan
disebut dipeptida, tiga molekul disebut tripeptida.
Reaksi Biuret positif untuk semua ikatan-ikatan peptide yang lebih besar daripada
dipeptida, (dipeptida sendiri negatif). Reaksi positif memberikan warna ungu/ violet,
hal ini terjadi karena adanya senyawa kompleks yang jarang terjadi antara Cu 2+ dengan
N dari molekul ikatan peptide dan O dari H2O. Apabila CuSO4 berlebih terjadi endapan
putih (Cu(OH)2)
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya molekul-molekul peptide dari protein
Prosedur :
Siapkan 3 tabung reaksi, masing-masing diisi albumin, gelatin, casein sebanyak 2
ml.
Ketiga tabung ditambah 1ml NaOH 10% dan CuSO4 2% 1 ml
Amati perubahan yang terjadi
4. Tes Ninhidrin
Dasar teori :
Semua asam amino, protein dan derivat protein yang mengandung gugus amino bebas
dan gugus karboksil bebas memberikan hasil positif terhdap tes ninhidrin. Semua asam
amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehid yang lebih rendah dengan
melepaskan NH3 dan CO2 dan terbentuk senyawa kompleks yang berwarna biru (untuk
prolin dan hidroksiprolin berwarna kuning) dikarenakan 2 molekul ninhidrin yang
bereaksi dengan NH3 sesudah asam amino tersebut dioksidasi.
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya asam amino bebas protein.
5. Tes Xanthoprotein
Dasar teori :
Tes Xanthoprotein didasarkan atas nitrasi inti benzen yang terdapat pada protein
(titrosin, triptopan, phenilalanin). Senyawa nito yang terbentuk berwarna kuning dan
dalam suasana alkaslia akan terionisasi dengan bebas dan warnanya berubah menjadi
jingga. Metaprotein yang tidak larut dalam HNO 3 akan membentuk endapan. Dengan
albumin, gelatin, casein, reaksi Xanthoprotein akan membentuk endapan kuning dan
bila diinginkan akan tetap kuning. Pada bidang perbatasan antara protein dan NaOH
terbentuk jingga, hasil ini menyatakan hasil positif.
Tujuan :
Untuk membentuk adanya asam amino Tirosin dan Triptopan
Prosedur :
Siapkan 3 tabung reaksi, diisi larutan albumin, gelatin, casein sebanyak 10 tetes.
Tambahkan 5 tetes HNO3 pekat, perhatikan terbantuknya endapan putih
Kemudian panaskan 1 menit lalu dinginkan dibawah air kran
Selanjutnya masukkan dengan hati-hati NaOH sehingga terbentuk 2 lapisan
Perhatikan perubahan warna yang terjadi
6. Test Millon
Dasar teori :
Senyawa yang mengandung radikal hidrokibenzen dapat bereaksi dengan reagen millon
membentuk kompleks berwarna merah. Hanya asam amino Fenolat seperti Tritosin dan
turunannya memberikan reaksi positif.
Tujuan :
Untuk menunjukan adanya asam fenolat seperti tritosin, casein, gelatin, dan albumin.
Prosedur :
1 ml asam amino atau protein ditambah 5 tetes reagen millon
Panaskan dalam pengangas air mendidih selama 10 menit, dinginkan sampai
temperatur kamar ditambah 5 tetes larutan NaNO2 1%
Pedoman Praktikum Biokimia Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Semarang 15
Hasil positif bila terbentuk warna merah
Tujuan :
Untuk mengetahui gugus indol yang terdapat dalam asam amino
Prosedur :
10 tetes larutan glisin, titrosin, triptopan ditambah 5 ml asam asetat glasial yang
disinari matahari
Tambahkan perlahan-lahan asam sulfat pekat melalui dinding tabung, sehingga
terbentuk 2 lapisan
Hasil positif bila terbentuk cincin violet
c. Protein bebas
Penentuan kadar protein terlarut ini di dasarkan dengan mengetahui kadar N dalam
protein terlarut melalui berbagai metode
Tujuan :
Untuk menentukan kadar protein terlarut dalam bahan dengan tepat
Prosedur :
Dasar teori :
Susu merupakan makanan yang sangat penting bagi bayi. Ditinjau dari sudut kimia-
fisika, susu merupakan dispersi halus, emulsi lemak dalam air. Zat yang dapat
menstabilkan susu (stabilator) adalah proteinAda kurang lebih 15 macam protein
dimana separuhnya adalh spesifik susu dan yang penting adalah protein-casein (α, β
dan γ), laktalbumin, laktoglobulin, dan laktoferin.
Prosedur :
1. Percobaan Koagulasi dan Denaturasi
Ke dalam 5 tabung reaksi dimasukan 1 cc larutan 0.5% casein dan
ditambahkan 1 cc buffer asetat dari pH 6 : 5.3 : 5.0 : 4.7 dan 3.8 campur
baik-baik dan catat kekeruhannya dan endapannya setelah 0’, 10’ dan 30’.
Setelah diamati, yang menampakkan endapan dan kekeruhan paling cepat itu
merupakan isoelektriknya.
Filtrat → Cairan yang masih mengandung protein (selain casein) dipanasi sampai
dengan setengah cairannya menguap. Disaring dan filtratnya diambil, diperiksa
laktosanya (gulas susu) dengan osason
LIPID
Lipid adalah biomolekul organik yang tidak dapat larut dalam air. Dapat diekstraksi dari
sel dan jaringan dengan menggunakan zat pelarut no polar seperti CHCl3, eter, benzene dan
hexane. Secara kimia, iipida adalah ester dari asam lernak atau zat membentuk ester. Dialam
banyak terdapat pada bahan nabati dan hewani. Beberapa Lipid diantaranya : fostolipid dan
sterol terdapat dalam semua sel hidup. Dimana protein dan karbohidrat membentuk suatu
bagian yang penting dari koloid protoplasma.
Pada umumnya bahan yang termasuk lemak sukar larut dalam air, tapi inudah larut
dalam perlarutnya misalnya :
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tak mantap, karena butir-butir kecil akan
bersatu menjadi besar. Dengan penambahan zat-zat emulsifier, misalnya : protein, gom,
sabun, garam, empedu, akan terbentuk emulsi yang stabil.
Tujuan
Prosedur :
• Kocok sampai homogen, biarkan beberapa menit, kemudian amati perubahan yang
terjadi.
C. Uji Koelsterol.
Dasar teori :
Beberapa lemak diantaranva fosfolipid dan yang terdapat datam sel yang hidup, Untuk
mengetahui adanya sterol dalam lemak minyak dan kolesterol dapat dilakukan uji
kolesterol, dimana uji ini positif bila menunjukan warna hijau botol
Tujuan
Untuk mengetahi adanya kolesterol pada percobaan (minyak kelapa)
Prosedur
a) Sediakan 3 tabung reaksi yang masing-masing tabung diisi dengan bahan
percobaan sebanyak 1 ml
b) Tambahkan CHCl3 sebanyak 2 ml
c) Tambahkan pula asam asetat anhirid 1 ml
D. Kristal Kolesterol
Dasar teori :
Kolesterol merupakan sterol penting dalam tubuh yang merupakan prekursor untuk
hormon penting. Hanya ketika tubuh bersifat asam tidak kolesterol mengkristal dan
menjadi masalah. Ini mungkin adalah kristal yang paling terlihat dalam analisis darah,
tetapi penting untk menyadari bahwa kolesterol tidak menjadi masalah ketika anda
melihat kristal, keasaman, Kolesterol sendiri ialah sterol penting dalam tubuh yang
merupakan prekursor untuk hormon yang penting
Kristal kolesterol merupakan degenerasi tidak murni yaitu timbunan bahan-bahan tertentu
baik dalam sel parenkim maupun diantara jaringan ikat sebagai akibat adanya perubahan
patologis tertentu di daerah tersebut, tetapi sel parenkim tidak sakit.
Berawal dari adanya kristal radiokuler, warna lebih merah, terdapat titik keruh yang
merupakan cairan kista dalam lumen kista. Terdapat sel makrofag yang memfagosit sel
lemak kolesterol.
Tujuan
Prosedur :
a) Taruh serbuk kolesterol dalam CHCl3 diatas obyek glass
b) Teteskan setetes larutan Brom dalam asam asetat disampingnya.
c) Campurkan sehingga hrom dapat diikat oleh kolesterol
d) Perhatikan hentuk kristal yang terjadi.
E. Uji Sulkowski.
Dasar teori :
Bila asam sulfat ditambahkan pada larutan kolesterol dalam CHCl3, maka akan timbul 2
lapisan warna yang karakteristik. Lapisan CHCl3 atas memberikan warna merah-biru dari
lapisan asam memberikan warnahijau fluorescensi.
Tujuan
Untuk mengetahui adanya kolesterol dalam bahan
Enzim adalah protein yang disintesa oleh sel hidup yang berfungsi mengkatalisis jenis
reaksi kimia tertentu yang terjadi didalam dan diluar sel yang menghasilkannya sehingga
enzim disebut juga biokatalisator. Aktifitas katalitik enzim dipengaruhi oleh pH, suhu, kadar,
substrat ataupun enzim itu sendiri.
A. Pengaruh temperatur
Dasar teori
Susu rendah yang mendekati titik beku biasanya tidak merusak kegiatan enzim. Pada
suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sehanyak 10°C menyebabkan
keaktifan enzim menjadi 2 kali lebih besar. Pada suhu optimum reaksi berlangsung
paling cepat. Bila suhu dinaikkan terus maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang
karena mengalami denturasi.
Sebagai enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan 60°C karena enzim terdenaturasi.
Dalam beberapa keadaan, jika pemanasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali
maka aktifitasnya akan pulih. Hal ini disebabkan proses denaturasi masih reversible.
pH dan zat pelindung dapat mempengaruhi proses denaturasi pada pemanasan ini
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kegiatan enzym.
Prosedur
Sediakan 4 tabung reaksi dan diisi dengan larutan pati 2 mL
Masing-masing tabung ditambah dengan 1 ml enzym. Lalu masing-maaing disimpan
dalam almari es, suhu kamar, suhu 40°C dan suhu 75°C selama 15 menit.
Kemudian ,dengan larutan lodium (kuning pucat-violet. )
Uji juga dengan reagen benedict
Catat dan amati yang terjadi.
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pH terhadap kegiatan enzym
Prosedur
Sediakan tabung reaksi, masing masing diisi 2 ml HCl 0,1%, H2O,NaCO3 0,1%.
Tambahkan masing-masing tabungg dengan larutan pati sebanyak 2 mi dan enzym
kemudian diaduk sampai homogen, diarnkan selama 15 menit
Uji dengan lodium sarnpai tidak terjadi perubahan dalam porselin tetes.
Setelah Iodium tidak berubah, lalu uji dengan Benedict Amati perubahan yang terjadi.
Datam tabung berapa aktifitas enzim optimal.
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzym terhadap perombakan suatu bahan
D. Pengaruh Subtrat
Dasar teori :
Konsentrasi substrat berpengaruh terhadap efektifitas enzym dalam perombakan. Bila
konsentrasi substrat bertambah maka kecepatan reaksinya atau efektifitasnya enzym
juga bertambah. Hal ini bisa dilihat melalui endapan yang terbentuk dari uji benedict
Tujuan
Untuk mengetahui adanya pengaruh substrat pada kegiatan enzym
Prosedur
a) Sediakan 3 tabung reaksi, isilah dengan larutan pati berturut turut 2 ml
b) Tambahkan pada masing masing tabung sebanyak 2 ml enzym kemudian
simpan selama 15 menit
Vitamin merupakan bahan makanan yang tidak menghasilkan energi dan tidak dapat
disintesa oleh tubuh, sehingga harus ada dalam makanan sehari hari untuk kesehatan yang
optimal.
Kebanyakan vitamin berperan sebagai koenzym dalam berbagai reaksi didalam tubuh.
Oleh karena itu dapat dimengerti, bahwa kekurangan Vitamin dapat mengganggu kelancara
reaksi biokimia
Menurut sifat kelarutannya, vitamin dapat dibagi dua golongan yaitu :
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A
Vitamin yang larut dalam air : Vitamin B kompleks, Vitamin C
Dasar teori
Sumber vitamin adalah sayuran dan buah segar, sehingga vitamin C disebut juga “Fresh
Food Vitamin”
Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi panas dan alkali.
Vitamin C mempunyai daya reduksi maupun oksidasi, sebab vitamin C di alam berada
dalam bentuk tereduksi (asam askorbat), maupun dalam bentuk teroksidasi (asam dehisro
askorbat)
Tujuan
Untuk mengetahui adanya vitamin C dengan pereaksi benedict
Prosedur
a) Masukkan 10 tetes larutan askorbat 1% kedalam tabung reaski
b) Tambahkan 5 tetes reagent Benedict
c) Panaskan diatas waterbath selama 2 menit
d) Perhatikan warna endapan yang terjadi
e) Warna hijau kekuningan sampai merah bata berarti vitamin C positif
Dasar Teori :
Vitamin A berasal dari pro Vitamin A yang terdapat di alam tumbuh-tumbuhan sebagai
karoten dan karetenoid. Penentuan adanya Vitamin A dapat dilakukan dengan pereaksi
Carr-Price atau dengan pereaksi Trikhloroasetat. Bila dalam larutan Vitamin A yang
cukup murni, ditambah pereaksi Carr- Price akan timbul warna biru.
Hal ini dikarenakan Vitamin A dengan karoten dalam chloroform membentuk zat
warna biru dengan antimonytrikhlorida. Yang mana warna biru ini cepat mencapai
maksimum kemudian akan terjadi warna merah coklat.
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya Vitamin A dalam bahan secara Kualitatif.
Prosedur :
Masukkan larutan minyak ikan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan sedikit Chloroform, campur.
Tambahkan 5 tetes asam asetat anhidrit.
Lalu bubuhkan sepucuk sendok SbCL3 kedalamnya.
Amati warna biru yang terjadi yang akan segera berubah menjadi coklat.
Adanya warna biru menandakan Vitamin A (+)
Masukkan 5 tetes larutan minyak ikan kedalam tabung reaksi.
Tambahkan 5 tetes / 1 ml pereaksi Asam Trikhloroasetat dalam Chloroform dan
kocok campuran ini perlahan-lahan.
Perhatikan warna biru kehijauan menandakan Vitamin A (+)
Murray, R.K., Daryl K.G., Peter A.M., Viktor W.R. Biokimia Herper Edisi 25, 2003.
Alih Bahasa Oleh Andry Hartono. EGC: Jakarta
Murray, R.K., Daryl K.G., Peter A.M., Viktor W.R. Herper’s Illustrated Biochemistry
Twenty-Sixth Edition, 2003. The McGraw-Hull Companies, Inc