Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BAHAN TAMBAHAN PANGAN: PENGAWET

Kelompok 2:
Gilang Fauzi Mauluddin

240210140064

Syifa Urrohmah

240210140065

Ashila Fatima

240210140066

Annisa Puteri Widanti

240210140067

Sahna Siti Fatimah

240210140068
Methyl P-Hidroksibenzoat

Pengawet (preservative) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah


atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya
terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Jenis yang akan dibahas
kali ini adalah Metil p-Hidroksibenzoat.
Metil para hidroksibenzoat (C8H8O3) dikenal juga dengan nama metil
paraben, nipagin, atau E218. Senyawa ini merupakan pengembangan dari asam
organic dan alkohol (metil ester dari asam apra hidroksibenzoat) yang banyak
dihasilkan secara alami oleh beberapa jenis buah-buahan terutama blueberry.
Metilparaben memiliki sifat antijamur. Jika digunakan sebagai pengawet,
senyawa ini akan berfungsi pada media drosophila sehingga menghambat laju
pertumbuhan drosophila pada tahap larva dan kepompong.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pengawet didapatkan bahwa batas penggunaan metil
para-hidroksibenzoat adalah sebagai berikut:
ADI

: 0-10 mg/kg berat badan

Sinonim

: Methyl p-hydroxybenzoate; methyl ester of p- hydroxybenzoic

acid
Fungsi lain

Berdasarkan

SNI 01-0222-1995, metil para-hidroksibenzoat dibatasi

penggunaannya sebagai berikut:


Jenis/Bahan Makanan
Jem dan Jeli

Batas Maksimum Penggunaan


1 g/kg, tunggal atau dengan campuran
dengan Asam Benzoat dan garamnya,
atau dengan Kalium Sorbat dan Asam

Acar ketimun dalam botol; Kecap


Ekstrak kopi cair
Pasta tomat; Sari buah
Makanan lainnya kecuali:

Sorbat
250 mg/kg
450 mg/kg
1 g/kg
1 g/kg

a. daging,
b. ikan,
c. unggas.
Metil paraben selain dapat mencegah pembusukan suatu produk oleh
jamur, juga dapat mempertahankan rasa suatu produk dibandingkan dengan
pengawet lain, metilparaben lebih mudah larut dalam air sehingga dinilai aman
saat terlibat kontak dengan cairan.
Di dalam tubuh pun senyawa ini jika masih dalam ambang batas tertentu,
relatif aman karena mudah diserap, baik melalui saluran pencernaan maupun kulit,

mudah dimetabolisme tubuh sehingga bisa lebih cepat dikeluarkan tubuh tanpa
terjadi akumulasi.
Walaupun dinilai aman bagi tubuh, tetap saja konsentrasi metilparaben
tetap perlu diwaspadai. Suatu studi dipublikasikan dalam Journal of Applied
Toxicology Mei 2008 melaporkan bahwa esterparaben tidak selalu dapat dipecah
dan dikeluarkan dari tubuh. Senyawa ini bisa bertindak sebagai estrogen yang
menumpuk di organ reproduksi sehingga menyebabkan masalah kesehatan kronis
seperti kanker payudara dan infertilitas pria.

Anda mungkin juga menyukai