BERKELANJUTAN DI PT.XYZ
Winda Adelita Saragih1), Bayu Krisnamurthi2), dan Netti Tinaprilla3)
1,2,3)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
1)
windaadelita@gmail.com
ABSTRACT
The change of business paradigm towards sustainable development requires industry players to
produce palm oil in a sustainable manner. One of them is to follow the guidelines of Principles
and Criteria (PnC) of sustainable palm oil production endorsed by Roundtable on Sustainable
Palm Oil (RSPO). Researchers interested to know the constraints (critical point) of the company
in meeting all the principles and criteria for sustainable palm oil production. Identification of
critical points will have an important role to know how far the performance and constraints
faced by the company in fulfilling all the principles and criteria to produce sustainable palm oil.
The purpose of this study is to analyze the critical point on sustainability criteria and indicators
in PT.XYZ. Methods of data collection research conducted by interview and observation in the
field. Researchers use RSPO Principles and Criteria (PnC) parameters as parameters of
sustainable palm oil production implementation. Method of data analysis using FMECA
(Failure Modes, Effects and Criticality Analysis ) method with 2 stages, namely FMEA (Failure
Mode and Effects Analysis) and CA (Criticality Analisis). The FMECA analysis shows that there
are 5 critical criteria and 6 critical indicators in fulfilling all the principles and criteria of
sustainable palm oil production in PT.XYZ.
Keyword(s): critical point, FMECA, palm oil, PnC RSPO, sustainability
ABSTRAK
Perubahan paradigma bisnis ke arah sustainable development menuntut para pelaku industri
untuk mengasilkan minyak sawit dengan cara yang berberkelanjutan. Salah satunya adalah
dengan mengikuti pedoman Prinsip dan Kriteria (PnC) produksi minyak sawit berkelanjutan
yang disahkan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Peneliti tertarik untuk
mengetahui kendala (titik kritis) perusahaan dalam memenuhi seluruh prinsip dan kriteria
produksi minyak sawit berkelanjutan. Identifikasi titik kritis tersebut akan memiliki peranan
penting untuk mengetahui sejauh mana kinerja dan kendala yang dihadapi perusahaan dalam
memenuhi seluruh prinsip dan kriteria untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis titik kritis pada kriteria dan indikator sustainability di
PT.XYZ. Metode pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi
di lapangan. Peneliti menggunakan parameter Prinsip dan Kriteria (PnC) RSPO sebagai
parameter pelaksanaan produksi minyak sawit berkelanjutan. Metode analisis data
menggunakan metode FMECA (Failure Modes, Effects and Criticality Analysis) dengan 2
tahapan, yaitu FMEA (Failure Mode and Effects Analysis) dan CA (Criticality Analysis). Hasil
analisis FMECA menunjukkan terdapat 5 kriteria kritis dan 6 indikator kritis dalam memenuhi
seluruh prinsip dan kriteria produksi minyak sawit berkelanjutan di PT.XYZ.
Kata Kunci: FMECA, minyak sawit, PnC RSPO, sustainability, titik kritis
185
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
186
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
187
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
188
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
189
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
tindakan koreksi dari perusahaan. Apa- Titik Kritis Produksi Minyak Sawit
bila hasil analisis FMECA menunjukkan Berkelanjutan di PT.XYZ
bahwa suatu titik kritis berada pada area Sesuai dengan visi misi perusahaan
kritis unacceptable atau undesirable, yang ingin menjadi word class
maka sebaiknya area kritis tersebut harus plantation, PT.XYZ telah mengikuti dan
lebih diperhatikan oleh perusahaan dan menaati peraturan-peraturan untuk meng-
perlu dilakukan tindakan koreksi, se- hasilkan minyak sawit berkelanjutan.
hingga dengan tindakan koreksi tersebut, Minyak sawit berkelanjutan merupakan
titik kritis tersebut dapat berpindah ke minyak sawit yang dihasilkan dengan
area kritis acceptable with revision atau cara-cara yang memperhatikan 3 aspek,
acceptable without revision. yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Pedoman perusahaan untuk meng-
HASIL DAN PEMBAHASAN hasilkan minyak sawit berkelanjutan
Gambaran Umum Perusahaan salah satunya adalah dengan mengikuti
PT.XYZ merupakan salah satu dan mentaati PnC RSPO.
perusahaan yang bergerak dalam bidang
perkebunan dan pengolahan minyak 1. Analisis Titik Kritis Kriteria
kelapa sawit yang beroperasi di Provinsi Sustainability
Kalimantan. PT.XYZ memproduksi dan Analisa titik kritis pada kriteria
mengolah kelapa sawit menjadi CPO sustainability dilihat berdasarkan nilai
(minyak kelapa sawit), lalu kemudian RPN dan posisi dari masing-masing
menjualnya kepada beberapa perusahaan kriteria sustainability pada matriks
konsumen domestik. Perusahaan ini kritikal. Berdasarkan hasil pengamatan
berdiri pada tahun 1995 dan mulai dan wawancara kuesioner terstruktur
beroperasi secara komersial pada tahun dengan pakar PT.XYZ, diperoleh hasil
2005. Hingga saat ini, PT.XYZ telah analisis nilai RPN yang disajikan pada
memiliki luas lahan kelapa sawit sebesar Lampiran 3.
19 500 ha dan 2 pabrik kelapa sawit Berdasarkan Lampiran 3, terlihat
dengan kapasitas 90 ton/jam. PT.XYZ bahwa nilai RPN tertinggi adalah 48 yaitu
telah memperoleh sertifikasi ISO ada pada function ID P4.3 dan P6.3.
9001:2008 untuk Quality Management Function ID P4.3 adalah praktik-praktik
pada tahun 2011, ISO 14001:2004 untuk yang dilakukan untuk meminimalkan dan
Manajemen Lingkungan, OHSAS mengendalikan erosi serta degradasi
18001:2007 untuk Manajemen Kesehatan tanah, sedangkan function ID P6.3 terkait
dan Keselamatan pada tahun 2011, serta dengan sistem untuk menangani keluhan
Sertifikasi RSPO dan ISPO pada tahun dan ketidakpuasan dari pihak internal
2013 sebagai bentuk komitmen perusaha- maupun eksternal. Berdasarkan hasil
an untuk menghasilkan atau mempro- pengamatan dan wawancara, perusahaan
duksi minyak sawit berkelanjutan. masih mengalami beberapa kendala
dalam memenuhi kedua kriteria tersebut.
Pembahasan lebih lanjut pada kriteria ini
191
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
akan dilihat berdasarkan hasil analisa Artinya, kedua function ID tersebut harus
matriks kritikal. mendapat prioritas untuk evaluasi dan
Selanjutnya, seluruh 43 kriteria perbaikan dari perusahaan.
sustainability dipetakan dalam matriks Untuk mengetahui lebih lanjut
kritikal analisis untuk membantu evaluasi dan perbaikan terhadap kriteria
perusahaan dalam mengetahui tindakan sustainability yang termasuk kategori
koreksi dan evaluasi yang harus kritis pada PT.XYZ, peneliti melakukan
dilakukan pada masing-masing kriteria analisa titik kritis secara lebih spesifik
tersebut. Adapun hasil matriks kritikal pada masing-masing kriteria yang masuk
analisis untuk kriteria sustainability dalam kategori undesirable pada matriks
PT.XYZ dapat dilihat pada Lampiran 4. kritikal analisis. Analisa titik kritis
Hasil analisa pada matriks kritikal selanjutnya dilakukan untuk mengetahui
pada Lampiran 4 menunjukkan bahwa indikator sustainability kritis pada
kriteria sustainability berada pada 2 area, masing-masing kriteria yang akan
yaitu undesirable dan acceptable with menjadi titik fokus tindakan koreksi
revision. Berdasarkan hasil analisa perusahaan. Analisa titik kritis untuk
matriks kritikal, terdapat 5 function ID indikator sustainability juga dilakukan
yang harus mendapat perhatian dengan metode yang sama, yaitu metode
perusahaan, yaitu function ID P2.1 FMECA.
(kepatuhan terhadap semua hukum dan
peraturan yang berlaku), P4.3 (praktik- 2. Analisis Titik Kritis Indikator
praktik untuk meminimalkan dan Sustainability
mengendalikan erosi serta degradasi Indikator sustainability merupakan
tanah), P4.6 (penggunaan pestisida tidak item-item spesifik dari masing-masing
membahayakan kesehatan atau ling- kriteria sustainability dalam produksi
kungan), P6.3 (sistem dan dokumentasi minyak sawit berkelanjutan. Total indi-
untuk menangani keluhan dan ketidak- kator sustainability dari seluruh prinsip
puasan), dan P6.6 (pemberi kerja dan kriteria produksi minyak sawit
menghormati hak seluruh pekerja untuk berkelanjutan ada sebanyak 139 indi-
membentuk dan bergabung serikat kator. Pada penelitian ini, peneliti hanya
pekerja yang diinginkan serta untuk akan menilai indikator yang termasuk
berunding secara kolektif). dari kriteria kritis pada matriks kritikal
Hasil analisis FMECA untuk titik analisis, yaitu yang ada pada area
kritis kriteria produksi minyak sawit undesirable pada matriks kritikal. Hasil
berkelanjutan di PT.XYZ menjelaskan pengamatan dan wawancara kuesioner
bahwa nilai RPN tertinggi untuk titik terstruktur dengan pakar PT.XYZ,
kritis kriteria produksi minyak sawit diperoleh hasil analisis nilai RPN yang
berkelanjutan diperoleh 2 function ID, disajikan pada Lampiran 5.
yaitu ID 4.3 dan 4.6, dimana kedua Berdasarkan Lampiran 5, function
function ID tersebut berada pada area ID yang memperoleh nilai RPN tertinggi
undesirable pada matriks kritikal. adalah function ID P2.1.4 (sistem dan
192
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
193
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
kali berjalan lambat. Hal ini dikarenakan diatur dalam SOP Identifikasi dan
tingkat kesadaran dan pengetahuan Evaluasi Pemenuhan Peraturan. Sama
karyawan yang melakukan perubahan halnya dengan function ID P2.1.1,
aktifitas dilapangan atau di unit kerja function ID ini juga termasuk kategori
masih rendah. Selain itu, jadwal indikator kritis yang ada pada area
monitoring untu memastikan perubahan undesirable pada matrik kritikal dengan
hukum tersebut masih berjalan tidak baik. nilai RPN sebesar 42. Kendala yang
Akibatnya, aktifitas operasional di unit dihadapi oleh PT.XYZ dalam memenuhi
kerja tidak sesuai dengan perubahan indikator function ID 2.1.4 adalah im-
aturan yang baru. Perusahaan terkendala plementasi sistem yang telah ada berjalan
untuk membuktikan bahwa mereka telah kurang baik. Aktifitas identifikasi per-
melakukan dan mengaplikasikan per- aturan di PT.XYZ seringkali tidak
aturan baru di unit kerja. Kendala dalam update. Berdasarkan hasil wawancara
memenuhi function ID P2.1.1 juga terkait dengan pakar perusahaan, hal ini bisa
dengan implementasi function ID P2.1.4. diakibatkan oleh SDM perusahaan yang
Apabila P2.1.4 mengalami masalah, kurang kompeten dalam memahami dan
maka perusahaan juga akan terkendala melaksanakan tanggungjawab dan tugas-
untuk memenuhi function ID P2.1.1. nya sesuai dengan sistem yang telah
• Function ID P2.1.4 (Sistem untuk disepakati.
menelusuri setiap perubahan dalam Selanjutnya, kendala utama dalam
hukum dan peraturan yang berlaku memenuhi function ID ini adalah im-
dan implementasinya) plementasi perubahan hukum dan aturan
Peraturan dan hukum menjadi dasar di unit kerja. Kendala PT.XYZ paling
yang sangat penting bagi seluruh aktifitas utama terdapat pada pelaksanaan
perusahaan kelapa sawit. Peraturan dan perubahan aturan di setiap unit kerja yang
hukum yang ada dijadikan sebagai ada. Perubahan aktifitas dilapangan
pedoman untuk menjalankan seluruh seringkali berjalan lama dikarenakann
aktifitas perusahaan. Oleh karena itu, tingkat kesadaran dari para karyawan
perusahaan harus terus up to date juga masih rendah, monitoring perubahan
terhadap peraturan-peraturan yang ada. aktifitas di lapangan tidak direview
Hukum dan peraturan di Indonesia dengan baik, dan tingkat pengetahuan
sewaktu-waktu dapat mengalami per- para karyawan juga seringkali menjadi
ubahan, perbaikan, maupun tambahan. kendala. Akibatnya, kondisi perusahaan
Kondisi ini juga mewajibkan perusahaan yang tidak up to date terhadap peraturan
agar memiliki sistem untuk mengetahui tentu menyebabkan aktifitas manajemen
dan menelusuri setiap perubahan yang perusahaan tidak sesuai dengan aturan
ada dalam hukum dan peraturan yang yang ada. Apabila tidak cepat ditangani,
berlaku di Indonesia. perusahaan akan lebih sulit untuk
Sistem yang dibangun oleh PT.XYZ melakukan evaluasi dan perbaikan.
untuk menelusuri setiap perubahan dalam Kemudian, pada saat ada jadwal audit
hukum dan peraturan yang berlaku juga eksternal untuk memastikan aktifitas
194
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
195
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
adalah dalam melakukan aplikasi pes- bagian kriteria produksi minyak sawit
tisida di lapangan. Perusahaan sudah berkelanjutan yang terkait dengan sistem
memiliki metode yang dapat meminimal- penanganan keluhan dan ketidakpuasaan.
kan risiko dari penggunaan pestisida. Penyebab kegagalan tercapainya indi-
Metode tersebut diperoleh dari rekomen- kator ini di PT.XYZ adalah karena
dasi dari Departemen R&D. Namun, yang implementasi mekanisme keluhan di
menjadi kendalanya adalah pelaksanaan bagian internal karyawan) perusahaan
metode tersebut di lapangan. Hasil tidak berjalan dengan baik. Pelaksanaan
pengamatan menunjukkan bahwa para sosialisasi mekanisme penyampaian
pekerja masih belum mengikuti aplikasi keluhan kepada seluruh karyawan tidak
pestisida sesuai dengan metode yang dilakukan secara berkala atau kontinyu.
dianjurkan, salah satunya masih ada Akibatnya, karyawan tidak mengetahui
pekerja yang tidak menggunakan seluruh mekanisme-mekanisme penyampaian
APD yang diwajibkan pada saat aplikasi keluhan yang disediakan oleh per-
pestisida. Kondisi tersebut disebabkan usahaan.
oleh tingkat kesadaran dan kemauan para PT.XYZ menyediakan 3 mekanisme
pekerja yang rendah. penyampaian keluhan, yaitu penyam-
Function ID P4.6.7 harus menjadi paian keluhan melalui atasan langsung,
bahan evaluasi dan koreksi bagi per- penyampaian keluhan melalui email,
usahaan. Apabila tidak segera dilakukan penyampaian keluhan melalui Kotak
tindakan koreksi, hal tersebut dapat Saran menggunakan Surat Keluhan
menyebabkan potensi terjadinya tingkat Karyawan. Berdasarkan hasil wawancara
kecelakaan kerja, bahkan dapat di lapangan, diperoleh informasi bahwa
menyebabkan kematian pekerja. Tingkat mekanisme keluhan karyawan di
kesehatan dan keselamatan pekerja PT.XYZ belum berjalan dengan baik.
terancam tanpa mereka sadari. Namun Masih banyak karyawan yang tidak
berdasarkan data kecelakaan kerja merasa puas dan tidak mau menggunakan
beberapa tahun terakhir, belum ada mekanisme keluhan yang disediakan oleh
kecelakaan kerja yang berbahaya pada perusahaan. Ada rasa takut yang
aplikasi pestisida di PT.XYZ. dikhawatirkan oleh karyawan untuk
• Function ID P6.3.2 (Rekaman menggunakan mekanisme keluhan atasan
proses dan hasil penanganan langsung, sedangkan untuk mekanisme
perselisihan) keluhan melalui kotak saran juga tidak
Function ID P6.3.2 termasuk pada berjalan karena karyawan menyatakan
area kritis unacceptable, artinya indikator bahwa kotak saran di masing-masing unit
ini ada pada area yang memiliki nilai kerja tidak pernah di buka atau dipantau
kritis paling tinggi dan harus menjadi oleh pihak yang bertugas. Beberapa unit
fokus utama perusahaan dalam melaku- kerja di PT.XYZ juga menyediakan
kan evaluasi dan tindakan perbaikan. mekanisme penyampaian keluhan secara
Function ID P6.3.2 (rekaman proses dan lisan. Namun, implementasi penyam-
hasil penangan perselisihan) merupakan paian keluhan secara lisan dilakukan
196
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
197
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
untuk melakukan tindakan koreksi dan Delphi agar dapat mengurangi subyek-
perbaikan pada seluruh kegiatan tifitas serta bias pendapat pakar.
perusahaan, khususnya untuk kriteria dan
indikator yang menjadi titik kritis per- DAFTAR PUSTAKA
usahaan. Tindakan koreksi dan perbaikan
Bertolini M, Maurizio B dan Roberto M.
yang diajukan diharapkan dapat mengu-
2006. FMECA approach to product
rangi nilai RPN dan mengubah posisi titik tracebility in the food industry.
kritis agar berada pada area yang lebih Journal of Food Control, 17:137-
baik. Perbaikan manajemen perusahaan 145.
yang diajukan oleh peneliti bagi PT.XYZ
Bowles JB. 2004. An assesement of RPN
dapat dilihat pada Lampiran 8.
priorization in a Failure Mode,
Effects and Criticality Analysis.
SIMPULAN DAN SARAN Journal of the IEST 2004, 47:51-6.
Simpulan
Braglia M. 2000. MAFMA: Multi-
Titik kritis produksi minyak sawit
Attribute Failure Mode Analysis.
berkelanjutan di PT.XYZ terdiri atas, titik International Journal of Quality
kritis untuk kriteria sustainability dan and Reliability Management,
titik kritis untuk indikator sustainability. 17(9):1017-1033.
Terdapat 5 titik kritis kriteria sustain-
Carmignani G. 2009. An integrated
ability di PT.XYZ, yaitu function ID
structural framework to cost-based
P2.1, P4.3, P4.6, P6.3, dan P6.6 dan FMECA: The priority-cost
seluruh kriteria kritis tersebut berada pada FMECA. Journal of Reliability
area undesirable pada matriks kritikal Engineering and System Safety,
analisis. Sedangkan untuk indikator 94:861-871.
sustainability, terdapat 6 titik kritis yang Kwai-Sang C, Ying-Ming W, Gary KKP
ada di PT.XYZ, yaitu function ID P2.1.1, dan Jian-Bo Y. 2009. Failure mode
P2.1.4, P4.3.4, P4.6.7, P6.6.2 yang ada and effects using a group-based
pada area undesirable dan function ID evidential reasoning approach.
P6.3.2 di area unacceptable pada matriks Journal of Computers and
kritikal analisis. Operations Research, 36: 1768-
1779.
Saran Oil World. 2015. Oil World Statistic.
Saran bagi PT.XYZ, perusahaan ISTA Mielke GmBh. Hamburg.
dapat mempertimbangkan dan melak- [RSPO] Rountable on Sustainable Palm
sanakan perbaikan manajemen per- Oil. 2016. Certified Growers
usahaan yang diajukan oleh peneliti [internet]. Jakarta (ID): RSPO.
sebagai output dari penelitian ini. [diunduh 2017 Februari 7].
Kemudian saran bagi penelitian Tersedia pada
selanjutnya, perlu dilakukan penentuan https://www.rspo.org/certification/
titik kritis dengan menggunakan metode certified-growers.
198
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
199
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
200
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
201
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
202
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
Lampiran 7. Hasil Analisa Rata-Rata Tinggi Muka Air Parit dan Tanah di
PT.XYZ Periode Januari 2016-Februari 2017
400 400.0
350 350.0
300 300.0
250 250.0
200 200.0
150 150.0
100 100.0
50 50.0
0 -
-50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 (50.0)
-100 (100.0)
Bulan
Kedalaman Air Tanah (cm) Curah Hujan (cm) Kedalaman Air Parit (cm)
203
Winda Adelita Saragih, Bayu Krisnamurthi, dan Netti Tinaprilla
204
Titik Kritis Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan di PT.XYZ
205