Anda di halaman 1dari 11

Alternatif Penggunaan Minyak Kelapa di Tengah Kelangkaan

Minyak Kelapa Sawit

Wulan Setiyowati, Enzelin Gintha R, Yessy Anggriani, Raya Anandita Puspaning A, Hesti
Dianawati, Roziana Nur Aini, Sandy Hana Widya Sims, Rafidah Sailarizka Nukman, Amanda
Gian Talitha, Tri Haryani, Ni Nyoman Nikunja Vasini

Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto

Jl. KH. Ahmad Dahlan, Dukuhwaluh, Kec. Kembaran, Kab. Banyumas, 53181

Abstrak

Kelangkaan minyak sawit berdampak bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan
untuk memaparkan efektivitas penggunaan minyak kelapa sebagai pengganti minyak sawit.
Adapun metode yg dilakukan yaitu metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa
literasi. Hal ini menunjukkan bahwa minyak kelapa efektif sebagai pengganti minyak sawit
dari segi pengolahan dan manfaat. Sebanyak 73% responden menjawab mereka menggunakan
minyak kelapa untuk menggantikan minyak goreng sawit. Lalu, 65% menjawab margarin
sebagai pengganti minyak sawit. Ada 42% responden yang menggunakan minyak zaitun
sebagai pengganti minyak goreng sawit, 29% menggunakan mentega, 27% menggunakan
minyak jagung, 24% menggunakan minyak wijen, dan 20% menggunakan minyak kanola.
Selanjutnya, 18% menggunakan minyak biji bunga matahari, 16% menggunakan ghee, dan
12% menggunakan minyak alpukat.
Minyak kelapa memiliki beberapa manfaat, salah satunya dapat meningkatkan pembakaran
lemak. Minyak kelapa menjadi sumber yang kaya akan Medium Chain Triglycerides (MCT)

(MCT) sejenis lemak jenuh. Beberapa bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi MCT dapat
meningkatkan jumlah kalori yang dibakar tubuh. lemak dalam minyak kelapa adalah 65%
MCT, minyak kelapa mungkin memiliki sifat pembakar lemak yang mirip dengan minyak
MCT murni.

Kandungan MCT dalam minyak kelapa membuatnya memiliki sifat antimikroba dan
antijamur. Penelitian menunjukkan, minyak kelapa mungkin memiliki efek antimikroba
terhadap mikroorganisme penyebab penyakit, seperti Stafilokokus aureus, Streptococcus
mutans, Streptococcus pyogenes, Escherichia coli, dan Helicobacter pylori.Studi
menunjukkan, asam laurat yang membentuk sekitar 50 % MCT dalam minyak kelapa dapat
bekerja sebagai agen bakteriostatik.

Kata Kunci: kelangkaan Minyak goreng, minyak sawit, minyak kelapa


1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak sawit menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat di Indonesia. Seperti yang
kita ketahui di Indonesia sedang mengalami kelangkaan minyak sawit. Kelangkaan yang
sedang terjadi telah menemukan solusi. Salah satu solusinya adalah minyak kelapa. Secara
harga, minyak kelapa yang dijual di pasaran memang lebih mahal daripada minyak sawit.
Meskipun minyak kelapa memiliki nilai yang mahal, tetapi minyak kelapa memiliki
keunggulan dibandingkan minyak sawit terutama bagi kesehatan.
Minyak kelapa (Inggris: coconut oil) adalah minyak nabati yang diekstrak dari daging
buah kelapa (spesies: Cocos nucifera). Berdasarkan teknik ekstraksinya, minyak kelapa bisa
dikelompokkan atas tiga jenis: Minyak Kelapa Virgin (Virgin Coconut Oil - VCO), Minyak
Kelapa Non-RBD, dan Minyak Kelapa RBD (Refine, Bleach, Deodorize). Minyak kelapa
virgin (VCO) adalah minyak kelapa yang diperoleh dengan ekstraksi atau pengempaan pada
suhu tidak lebih dari 60°C, sehingga minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti air dan
kandungan nutrisi, aroma, dan rasa kelapa tetap terjaga dengan baik. Minyak kelapa jenis ini
diproduksi dari proses pemanasan santan untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga,
kandungan air dalam santan menguap dan minyak kelapa muncul di permukaan wadah.
Selanjutnya minyak kelapa di permukaan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit sehingga
tersisa ampasnya yang biasa disebut: blondo, galendo, cirik minyak, dll. RBD adalah
singkatan dari Refine (pemurnian), Bleach (pemutihan), Deodorize (penghilangan bau).
Proses RBD diperlukan karena minyak kelapa jenis ini diperoleh dari pemerasan
kopra (kelapa kering) yang biasanya sudah hangus dan tengik dengan kandungan asam lemak
bebas (Free Fatty Acid) yang tinggi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih rinci tentang
kelangkaan minyak sawit yang terjadi di Indonesia.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyebab Langkanya Minyak Goreng

Kondisi ketersediaan minyak goreng yang langka di pasaran masih terus terjadi. Pakar
ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR), Rossanto Dwi Handoyo S.E., M.Si., Ph.D
menyebutkan bahwa faktor kelangkaan minyak goreng di pasaran tidak terlepas dari
mekanisme penawaran dan permintaan atau supply and demand.
Sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia, minyak goreng memiliki tingkat
kontribusi yang cukup signifikan menurut IHK (Indeks Harga Konsumen) Indonesia. Hal ini
karena minyak goreng adalah salah satu bahan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat setiap
harinya, dari segala lapisan. Rossanto juga menambahkan bahwa bobot terhadap
inflasinya juga cukup tinggi.

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini ditengarai karena adanya kenaikan dari
sisi permintaan (demand) dan penurunan dari sisi penawaran (supply). Beberapa faktor
penyebab kelangkaan minyak goreng tersebut, dipaparkan oleh Rossanto, antara lain adalah
sebagai berikut;

1. Naiknya Harga Minyak Nabati

Faktor penyebab kelangkaan minyak goreng yang pertama karena adanya kenaikan
dalam harga minyak nabati. CPO (Crude Palm Oil) merupakan salah satu jenis minyak nabati
yang paling banyak diminati oleh masyarakat dunia. Saat ini, harga CPO di pasar dunia
sedang mengalami kenaikan dari $1100 menjadi $1340.Akibatnya, para produsen minyak
goreng pun lebih memilih untuk menjual minyak gorengnya ke luar negeri dibandingkan ke
dalam negeri. “Produsen akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar apabila menjual
minyak goreng ke luar negeri,” jelas Rossanto.
2. Pemerintah Mencanangkan Program B30

Faktor penyebab kelangkaan minyak goreng yang kedua adalah kewajiban pemerintah
terkait dengan program B30. Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan
pencampuran 30% diesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar. “Ada peralihan menuju
ke produksi biodiesel,” ungkapnya. Saat ini, konsumsi yang seharusnya digunakan untuk
minyak goreng digunakan untuk produksi biodiesel. Hal tersebut terjadi karena adanya
kewajiban untuk pengusaha CPO agar memenuhi market produksi biodiesel sebesar 30%.
3. Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Faktor penyebab kelangkaan minyak goreng yang ketiga adalah kondisi pandemi
Covid-19 yang belum selesai hingga saat ini. Terdapat banyak negara di seluruh dunia yang
saat ini sedang mengalami gelombang ketiga Covid-19. Konsumen luar negeri yang selama
ini menggunakan minyak nabati juga mulai beralih ke CPO, sehingga ada kenaikan
permintaan di luar negeri terkait ekspor CPO.
4. Proses Distribusi dan Logistik

Sedangkan berkaitan dengan logistik, harga kontainer saat ini diketahui lebih mahal
daripada sebelumnya. Shipping atau perkapalan juga mengalami kenaikan harga. Faktor
tersebut mendorong harga kebutuhan minyak goreng mengalami kenaikan. Naiknya harga
minyak goreng juga akan mendorong inflasi secara umum. Dampak yang ditimbulkan dapat
memengaruhi beberapa sektor, di antaranya sektor industri makanan, rumah tangga, dan
semua produksi yang menggunakan bahan baku minyak goreng. Oleh karena itu, dampaknya
juga akan lebih terasa terhadap inflasi terutama dari segi IHK.

2.2 Kelapa Sebagai Alternatif Minyak Goreng

Kelangkaan minyak goreng sawit membuat beberapa masyarakat mencari alternatif


minyak lainnya. Hasil survei Jakpat menunjukkan minyak kelapa menjadi substitusi utama
minyak goreng sawit.
Sebanyak 73% responden menjawab mereka menggunakan minyak kelapa untuk
menggantikan minyak goreng sawit. Lalu, 65% menjawab margarin sebagai pengganti
minyak sawit. Ada 42% responden yang menggunakan minyak zaitun sebagai pengganti
minyak goreng sawit, 29% menggunakan mentega, 27% menggunakan minyak jagung, 24%
menggunakan minyak wijen, dan 20% menggunakan minyak kanola. Selanjutnya, 18%
menggunakan minyak biji bunga matahari, 16% menggunakan ghee, dan 12% menggunakan
minyak alpukat.

Jika dilihat dari kelas sosial ekonominya, kelas sosial ekonomi bawah paling banyak
menggunakan minyak kelapa (89%). Sementara, tidak ada kelas bawah yang menggunakan
minyak wijen, ghee, dan minyak alpukat.

Survei Jakpat melibatkan 1.004 responden perempuan dan dilakukan pada 7-8 Maret
2022. Pemilihan sampel disesuaikan dengan proporsi pengguna internet Indonesia dan
hasilnya memiliki margin kesalahan sebesar 3%.
Menurut David Allorerung (2008), daging buah kelapa mengandung lemak yang banyak.
Asam lemak yang terkandung dalam daging buah kelapa yaitu 90% asam lemak jenuh dan 10% asam
lemak tak jenuh. Meskipun tergolong minyak jenuh, minyak kelapa dikategorikan sebagai minyak
berantai karbon sedang (medium chain fatty acids, MCFA). Keunggulan asam lemak rantai sedang
dibandingkan dengan asam lemak rantai panjang yaitu asam lemak rantai sedang lebih mudah dicerna
dan diserap. Asam lemak rantai sedang saat dikonsumsi dapat langsung dicerna di dalam usus tanpa
proses hidrolisis dan enzimatis, langsung dipasok ke aliran darah dan diangkut ke hati untuk
dimetabolisir menjadi energi.
Sebagaimana kita ketahui, minyak yang memiliki asam lemak rantai panjang harus diproses
dulu di pencernaan sebelum diserap dinding usus melalui beberapa proses panjang untuk sampai ke
hati. Sedangkan keunggulan lain dari asam lemak rantai sedang yaitu di dalam tubuh tidak diubah
menjadi lemak atau kolesterol serta tidak mempengaruhi kolesterol darah. Asam lemak rantai sedang,
khususnya asam laurat, mempunyai kemampuan yang spesifik sebagai antivirus, antifungi,
antiprotozoa, dan antibakteri.

Minyak kelapa mengandung vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E,
dan K serta pro-vitamin A (karoten). Oleh sebab itu, minyak ini sangat penting bagi metabolisme
tubuh. Selain itu, minyak kelapa mengandung sejumlah asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
Menurut Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain

(Balitka) tahun 2007, telah menghasilkan empat varietas kelapa dalam unggul, yaitu Dalam
Tenga. Dalam Palu, Dalam Bali, dan Dalam Mapanget

Penelitian tersebut menganalisis tentang kopra. Kopra adalah bahan baku bagi pembuatan
minyak goreng dan turunannya. Komposisi asam-asam lemak yang dianalisis danı kopra keempat
varietas tersebut tertinggi, yaitu asam laurat 36.12-38.28% asam miristat 13,42-15 90%, asam kaprilat
878-11 10% asam kaprat 6,38-8.08% asam palmitat 6,48 7.95% asam olear 4.27-5.26% asam stearat 1
76-2.54% dan asam linoleat 1.44-166%

Dengan demikian, hasil analisis minyak murni dari keempat varietas tersebut diperoleh rata-
rata asam lemak rantai sedang 56-57% dengan kadar asam laurat 43%. Asam lemak rantai sedang
lainnya yang mempunyai khasiat untuk kesehatan adalah asam kaprat, asam oleat (Omega-9), dan
asam linoleat (Omega-6). Oleh sebab itu, penggunaan minyak kelapa sebagai minyak makan perlu
dilirik kembali oleh masyarakat umum. Hal ini karena kandungan minyak kelapa yang sehat dan
bermanfaat bagi tubuh. Apalagi, saat ini seban besar masyarakat cenderung mengonsumsi minyak
makan yang diolah dari minyak nabati lain. Hal ini wajar karena minyak goreng yang beredar di
pasaran adalah minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak bunga matahari.

Sementara itu, mengonsumsi produk pangan berbahan baku daging buah kelapa, seperti
minyak goreng, kelapa parut kering, santan, VCO (virgin coconut oil), permen kelapa, selai kelapa, es
kelapa muda, dan tart kelapa bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi virus,
bakteri, dan protozoa, serta sejumlah asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
2.3 Cara Mengolah Buah Kelapa Menjadi Minyak Goreng

Sebelum membuat minyak kelapa, siapkan terlebih dahulu bahan -bahan yang
diperlukan, yakni 5 butir kelapa tua dan 1,2-liter air matang. Selanjutnya, ikuti langkah-
langkah di bawah ini:
1. Parut kelapa sampai halus, bisa menggunakan parutan kelapa atau blender.
2. Campur hasil parutan dengan air matang. Peras dan saring hingga menghasilkan santan.
3. Tuang air santan ke dalam panci, dan panaskan dengan api kecil.
4. Aduk santan secara perlahan dan terus-menerus. Proses ini akan membuat santan menguap
dan menyisakan minyak beserta ampasnya.
5. Selanjutnya, ampas kelapa akan berubah warna keabu-abuan atau coklat dan tenggelam di
dasar panci. Selama pemanasan, minyak dan air santan akan terus terpisah. Gunakanlah
sendok untuk memisahkan keduanya.

6. Setelah minyak kelapa terkumpul, matikan api dan biarkan hingga dingin. Jika sudah dingin,
minyak kelapa siap digunakan.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Minyak Kelapa dibanding Minyak Kelapa Sawit

Melakukan perbandingan minyak kelapa sawit dan minyak kelapa dikaitkan dengan
seberapa besar manfaatnya bagi manusia. Ini tak lain karena, baik sawit maupun kelapa biasa
sama-sama memiliki manfaat, baik langsung atau pun tidak untuk manusia.

Berdasarkan catatan sejumlah jurnal ilmu pengetahuan, minyak kelapa yang didominasi
lemak jenuh alami memberikan sejumlah manfaat kesehatan yang mendalam, seperti,
meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan tiroid, meningkatkan metabolisme, dapat
menurunkan berat badan, mendukung sistem kekebalan tubuh Anda. Dan di dalam 50%
lemak yang ada dalam minyak kelapa ditemukan asam yang disebut dengan asam laurat.
Asam laurat ini di dalam tubuh akan diubah menjadi monolarium yang memiliki anti-virus,
anti-bakteri dan anti-protozoa. Dan zat ini tidak ditemukan pada minyak kelapa sawit.

Di dalam minyak kelapa juga merupakan sumber terkaya asam lemak rantai sedang
(MCFAs), juga disebut media-trigliserida rantai atau MCT. MCT ini mudah dicerna dan
langsung dibakar oleh hati untuk energi - seperti karbohidrat, tapi tanpa lonjakan insulin.
MCT sebenarnya meningkatkan metabolisme dan membantu tubuh menggunakan lemak
untuk energi, sebagai lawan menyimpannya, sehingga benar-benar dapat membantu kita
menjadi lebih ramping. Sedangkan pada minyak kelapa sawit, pamornya sedikit menurun
akibat kampanye negatif sejumlah negara Eropa yang secara agresif menyebut minyak sawit
tidak baik untuk kesehatan.

Tuduhan sawit mengandung kolesterol asam lemak trans dan menyebabkan penyakit-
penyakit degeneratif, telah lama digunakan untuk menghadang minyak sawit di pasar
internasional, dan semua tidak lebih dari sekadar kampanye hitam. Karena secara kajian
ilmiah tuduhan itu tak berdasar, baik dari segi nilai gizi maupun bukti-bukti ilmiah tentang
pengaruh konsumsi minyak sawit terhadap kesehatan. Bahkan, kandungan gizi yang dimiliki
minyak sawit justru berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung, kanker dan lain-lain.

Minyak sawit juga tidak mengandung asam lemak trans (trans fat free) dan mengandung
asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan proporsi seimbang. Minyak sawit mengandung
senyawa aktif seperti karotenoid (prekusor vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (vitamin E)
dan asam lemak esensial (oleat, linoleiat, linolenat) yang berperan penting sebagai
antioksidan dan mencegah berbagai penyakit degeneratif pada manusia.

Tidak hanya itu, Minyak sawit mengandung vitamin E yang paling tinggi dibandingkan
dengan minyak nabati lain. Kandungan vitamin E pada minyak sawit mencapai 1172 ppm,
lebih tinggi dari kandungan vitamin E minyak kedelai (958 ppm), minyak biji bunga matahari
(546 ppm), dan minyak jagung (782 ppm) dan seterusnya.

Selain mengandung vitamin E yang tinggi, minyak sawit juga mengandung vitamin A
yang juga relatif tinggi dibandingkan dengan bahan pangan lainnya. Kandungan vitamin A
minyak sawit merah lebih tinggi dari kandungan vitamin A dari bahan-bahan makanan yang
dianggap sebagai sumber vitamin A seperti jeruk, wortel, pisang dan lain-lain. Manfaat
vitamin E, vitamin A dan asam lemak esensial minyak sawit bagi kesehatan manusia telah
banyak dibuktikan melalui penelitian kesehatan/ kedokteran.

Diantaranya mencegah defisiensi vitamin A, pencegahan dan penanggulangan kebutaan,


pencegahan penyakit kanker/tumor, anti radikal bebas, mencegah penuan dini, menghambat
pembengkakan hati, peningkatan imunitas tubuh, penurunan kolesterol, pencegahan penyakit
atherosclerosis seperti penyakit jantung koroner dan pembulu darah dan lain-lain. Yang
penting juga untuk diketahui minyak sawit tidak mengandung kolesterol. Karena kolesterol
hanya dihasilkan dari minyak hewani.

“Minyak kelapa memang sedikit menyehatkan dibandingkan minyak kelapa sawit. Tetapi
konsumsi minyak kelapa juga tak baik untuk kesehatan.” ujar Penny Kris-Etherton, Ph.D.,
RD, FAHA, seorang profesor gizi di Pennsylvania State University.

2.5 Manfaat Minyak Goreng Kelapa Bagi Kesehatan

Manfaat yang bisa didapatkan jika memasak menggunakan minyak goreng kelapa:

1. Tidak menimbulkan tumpukan lemak di perut.


2. Mudah diserap menjadi energi.
3. Mengandung asam lemak yang baik untuk kesehatan.
4. Menurunkan resiko kanker.
5. Menurunkan resiko jantung koroner.

Memastikan dan memaksimalkan kesehatan makanan yang kita konsumsi akan


mendukung diri kita menjadi terbiasa menjalankan pola hidup sehat. Termasuk dalam hal
pemilihan minyak goreng sebagai bahan pengolah makanan itu sendiri, dengan menggunakan
minyak goreng kelapa makanan akan jauh lebih sehat dan terbebas dari berbagai resiko
penyakit setelah mengkonsumsinya. Semoga dengan menerapkan pola hidup sehat serta
didukung dengan pemakaian minyak goreng yang sehat keluarga menjadi lebih sehat dan
bebas dari resiko penyakit yang disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi setiap hari.

3. METODE PENELITIAN
Artikel ini bertujuan untuk memaparkan bahwa minyak kelapa dapat dijadikan sebagai
alternatif di tengah masalah kelangkaan minyak goreng sawit. Penelitian ini adalah kajian
pustaka dengan beberapa literatur baik dari jurnal maupun internet.
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa solusi untuk
menangani kelangkaan minyak sawit tersebut adalah dengan beralih menggunakan minyak
kelapa. selain mudah untuk diproduksi sendiri, minyak kelapa memiliki manfaat yang baik
bagi tubuh. kendati demikian, tidak dianjurkan bagi penggunaan minyak kelapa diluar batas
normal.
Hasil survei Jakpat menunjukkan minyak kelapa menjadi substitusi utama minyak goreng
sawit. Sebanyak 73% responden menjawab mereka menggunakan minyak kelapa untuk
menggantikan minyak goreng sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas.com (2022, 26 Februari) Cara Membuat Minyak Kelapa, Alternatif di Saat
Minyak Goreng Langka. Dikutip 24 Mei 2022 dari : Cara Membuat Minyak Kelapa,
Alternatif di Saat Minyak Goreng Langka : https://www.kompas.com
Putri, T. (2019). Keampuhan Air dan Minyak Kelapa bagi Kesehatan. LAKSANA
Steivie, K., Santosa B. (2015). MINYAK KELAPA SEBAGAI SUMBER ASAM
LEMAK RANTAI MEDIUM.
Wikipedia. Minyak Kelapa. Dikutip 24 Mei 2022 dari : minyak kelapa :
https://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai