Anda di halaman 1dari 2

RSPO adalah organisasi nirlaba yang menyatukan pemangku kepentingan (stakeholder) dari 7 sektor

industri kelapa sawit: produsen, pengolah atau pedagang kelapa sawit, produsen barang konsumsi,
pengecer, bank/investor, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan dan sosial,, untuk
mengembangkan dan menerapkan standar global untuk minyak sawit berkelanjutan.

RSPO telah mengembangkan serangkaian kriteria lingkungan dan sosial yang harus dipatuhi oleh
perusahaan untuk menghasilkan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO). Bila diterapkan
dengan benar, kriteria ini dapat membantu meminimalkan dampak negatif budidaya kelapa sawit
terhadap lingkungan dan masyarakat di daerah penghasil kelapa sawit.

7 prinsip RSPO meliputi:

1. Berperilaku secara etnis dan transparan.


2. Beroperasi secara legal
3. Mengoptimalkan produktivitas, efisiensi, dan dampak positif.
4. Menghormati komunitas dan hak manusia dan memberikan keuntungan.
5. Mendukung keterlibatan petani kecil.
6. Menghormati hak dan kondisi pekerja.
7. Melindungi, mengonservasi, dan memperbaiki ekosistem serta lingkungan.

5 kriteria RSPO meliputi:

1. Melarang penggundulan hutan.


2. Melarang penanaman baru di lahan gambut.
3. Melarang penggunaan api.
4. Perlindungan tenaga kerja dan hak manusia.
5. Upah yang layak.

Visi dan Misi RSPO:

RSPO akan mengubah pasar untuk menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma

 Memajukan produksi, pengadaan, keuangan, dan penggunaan produk minyak sawit


berkelanjutan
 Mengembangkan, menerapkan, memverifikasi, memastikan, dan secara berkala meninjau
standar global yang kredibel untuk seluruh rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan
 Memantau dan mengevaluasi dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari penyerapan minyak
sawit berkelanjutan di pasar
 Melibatkan semua pemangku kepentingan di seluruh rantai pasokan, termasuk pemerintah dan
konsumen.

Pada tahun 2008, RSPO mengembangkan serangkaian kriteria lingkungan dan sosial yang harus dipatuhi
oleh perusahaan untuk menghasilkan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO). Ketika
diterapkan dengan benar, criteria ini dapat membantu meminimalkan dampak negatif.

Salah satu kriteria RSPO yang paling penting menyatakan tidak ada hutan primer atau kawasan yang
mengandung konsentrasi keanekaragaman hayati yang signifikan (misalnya spesies yang terancam
punah) atau ekosistem yang rapuh, atau kawasan yang mendasar untuk memenuhi kebutuhan budaya
dasar atau tradisional masyarakat lokal (kawasan bernilai konservasi tinggi), dapat dibersihkan.
Prinsip RSPO lainnya menetapkan pengurangan penggunaan pestisida dan kebakaran secara signifikan;
perlakuan adil terhadap pekerja sesuai dengan standar hak-hak buruh lokal dan internasional, dan
kebutuhan untuk menginformasikan dan berkonsultasi dengan masyarakat lokal sebelum
pengembangan perkebunan baru di tanah mereka.

Hanya dengan disertifikasi RSPO oleh auditor independen yang disetujui oleh RSPO, produsen dapat
mengklaim bahwa mereka memproduksi, menggunakan dan/atau menjual minyak sawit berkelanjutan.

Bagaimana RSPO mendukung petani kecil

Jutaan petani kecil di dunia mencari nafkah melalui produksi minyak kelapa sawit. Di Indonesia dan
Malaysia, petani lokal memproduksi sekitar 40% dari minyak sawit dunia. Namun, mereka mereka terus
menderita karena panen yang rendah dan isu-isu lainnya. RSPO telah mendukung petani-petani kecil
melalui berbagai cara untuk mendapatkan sertifikasi dengan tujuan mengoptimalkan produksi kelapa
sawit, memperbaiki mata pencaharian, dan mengurangi resiko dampak konversi lahan.

1. Standar petani swadaya


Untuk meningkatkan keterlibatan petani melalui pendekatan sertifikasi yang disederhanakan.

2. Akademi pelatihan petani


Untuk meningkatkan kapasitas petani melalui akses pelatihan dan sumber daya yang berkualitas.

3. Dana dukungan petani


Untuk membantu petani mendapatkan sertifikasi tanpa biaya

4. Platform untuk petani


Untuk menghubungkan petani kepada pihak-pihak yang berpotensi menjadi mitra kerja.

Anda mungkin juga menyukai