Anda di halaman 1dari 44

SOSIALISAS RSPO

PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK


UNIT SUMBAR

Oleh :
Rozi Afrianto
Team Leader RSPO PT. Bakrie Sumatera Plantations, Tbk
Unit Sumbar
BSP terdaftar sebagai Ordinary Member RSPO
pada tanggal 23 Mei 2007,
Dengan nomor keanggotaan No : 045-07

Sejak awal 2007 BSP selalu aktif


Pada Indonesia National Interpretation Working Group (INANIWG)
Untuk merumuskan Prinsip dan Kriteria RSPO Indonesia

BSP juga selalu hadir pada Konferensi Internasional RoundTable Meeting


RSPO 2,3,4 sebagai peninjau dan pada RSPO meeting 5 di Kuala Lumpur
BSP terdaftar sebagai RSPO member
Adapun Sertifikat Internasional yang telah dimiliki oleh PT. BSP, Tbk
Unit Sumbar untuk mendukung Penerapan Sertifikasi RSPO yakni :
a. Quality Management System ISO 9001 : 2008
b. Enviromental Management System ISO 14001 : 2004
c. Occupotional Health & Safety Assesment ;OHSAS 18000 : 2007

Saat ini PT. BSP, Tbk Unit Sumut I telah memperoleh Sertifikat RSPO dan
PT. BSP, Tbk Unit Jambi sudah melakukan Gap Assesment P & C RSPO
Tentang RSPO
Siapakah RSPO?
Menjawab tantangan global yang mendesak minyak sawit diproduksi
secara berkelanjutan,
RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil ) Atau Assosiasi untuk minyak
sawit berkelanjutan dibentuk tahun 2004
Tujuan
Mempromosikan produksi dan pengunaan minyak sawit berkelanjutan
melalui standar global yang kredibel dan keikutsertaan para pemangku
Kepentingan
Kantor
Kantor pusat di Zurich, Swiss dan sekretariat di Kuala Lumpur
Sejak Desember 2006 telah dibentuk kantor perwakilan RSPO
( RSPO Indonesia Liaison Office, RILO) di Jakarta
RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil )
Merupakan assosiasi nirlaba yang mempersatukan pemangku
kepentingan dari tujuh sektor :
1. Pekebun Kelapa Sawit
2. Pengolah dan Penjual minyak sawit
3. Penghasil Produk Konsumen
4. Pengecer
5. Bank dan Investor
6. LSM Lingkungan Hidup
7. LSM Sosial
Untuk mengembangkan dan mengimplementasikan standar
global untuk minyak sawit berkelanjutan
Mengapa Minyak Sawit Berkelanjutan :
1. Minyak Nabati paling laris
Sumber dari Oil World:
Komoditas minyak nabati yang paling besar produksi (37 juta metrik ton )
dan porsi ekspornya (48% dari ekspor minyak dan lemak di dunia )
2. Deforestasi, Pembakaran ilegal dan Konflik tanah
Mengancam kekayaan biodiversitas di ekosistem, melepaskan karbon ke
atmosfir, dan ikut menyebabkan pemanasan global
3. Makanan vs Bahan Bakar
Didorong oleh agenda penurunan emisi gas rumah kaca dan
ketergantungan akan bahan bakar fosil
4. Kampanye LSM
Sebagai akibat berbagai isu, beberapa LSM lingkungan hidup dan sosial
melakukan kampanye aktif menentang minyak sawit yang diproduksi secara
berkelanjutan tersedia
Apa itu Minyak Sawit Berkelanjutan ?
RSPO menyusun serangkaian standar yang disebut Prinsip dan Kriteria (P & C ) Untuk
mendefinisikan produksi minyak sawit berkelanjutan.
Standar ini mengatur :
1) Isu Hukum 3) Lingkungan
2) Sosial 4) Ekonomi
Prinsip dan Kriteria (P&C) RSPO untuk produksi minyak sawit berkelanjutan :
1. Komitmen terhadap transparansi
2. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
3. Komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang
4. Penggunaan pratek terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik
5. Tanggung jawab lingkungan dan konservasi kekayaan alam dan keanekaragaman
hayati
6. Tanggung jawab kepada pekerja, individu-individu dan komunitas dari kebun dan
pabrik
7. Pengembangan perkebunan baru secara bertanggung jawab
8. Komitmen terhadap perbaikan terus menerus pada wilayah-wilayah utama
Interprestasi Nasional
Proses dimana wakil pemangku kepentingan disuatu negara
membentuk sebuah kelompok kerja untuk memastikan adanya
kesesuaian antara P & C dengan hukum, norma dan nilai di
negara tersebut.

Di Indonesia, Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria (P&C)


RSPO-INA-NI, disusun oleh Indonesia National Interpretation
Working Group (INA-NIWG) yang telah mendapat persetujuan
Dewan Eksekutif RSPO pada tanggal 27 Mei 2008

INA-NI menjadi referensi pelaksanaan audit dan sertifikasi RSPO


di Indonesia
Sistim Sertifikasi
P & C menjadi dasar bagi Sistim Sertifikasi RSPO global untuk secara
formal memeriksa dan memvalidasi minyak sawit yang diproduksi secara
berkelanjutan.
Produk akhir dipasar yang mengandung atau memakai minyak sawit
berkelanjutan akan bisa disertifikasi dengan syarat bahwa minyak sawit
yang dipakai bisa dilacak melalui mata rantai pasok (supply chain ) ke
sumber perkebunan yang telah disertifikasi
Tiga Jenis Klaim
Tiga jenis klaim bisa dibuat tergantung dari bagaimana minyak sawit itu
dilacak dan diperdagangkan dalam rantai pasok:
1. Pendekatan Segregasi
2. Pendekatan Campuran Terkendali
3. Pendekatan Sertifikat yang Dapat Diperdagangkan
1.1. Pendekatan Segregasi
Memisahkan minyak sawit bersertifikat dari minyak sawit yang tidak
disertifikat pada setiap tingkat rantai pasok. Klaim yang diusulkan
untuk pendekatan segregasi “Produk ini mengandung minyak sawit
bersertifikat RSPO”
1.2. Pendekatan Campuran Terkendali
Tidak memisahkan minyak sawit bersertifikat dari minyak yang tidak
disertifikat tetapi memperbolehkan campuran keduanya pada
persentase yang sudah diketahui. Klaim yang diusulkan untuk
pendekatan campuran terkendali,”Produk ini mengandung x% minyak
sawit bersertifikat RSPO,”
1.3. Pendekatan Sertifikasi yang Dapat Diperdagangkan
Produksi minyak sawit bersertifikat diwakili dengan kredit atau sertifikat
dagang yang diperdagangkan secara terpisah dari minyak sawit itu sendiri.
Klaim yang diusulkan untuk pendekatan sertifikasi yang dapat
diperdagangkan “ Produk ini mendukung perdagangkan minyak sawit
berkelanjutan,”

Anda mungkin juga menyukai