1 :
Pasca keluarnya Indonesia dari RSPO, maka isu negative terus dihembuskan
oleh negara-negara maju pada pengembangan kelapa sawit Indonesia. Timbul
pertanyaan tentang tujuannya untuk melindungi dunia dari ancaman perubahan
iklim atau sekadar untuk mempertahankan kepentingan negara-negara maju
tersebut. Sehingga Indonesia memilih keluar dan menerapkan Indonesia
Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai sebuah aturan yang terus dikampanyekan
untuk menepis tekanan negative dan desakan dari negara maju.
d. Pada ppt yang 4 ada artikel tentang MCPD. Uraikan apa yang anda ketahui
dengan MPCD
yaitu:
Pemerintah diminta menyelesaikan isu kontaminan 3-monochlorpro-
pandiol ester (3-MCPD Ester) dan glycidol esters (GE). Ini dapat menghambat
perdagangan minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa.
Berdasarkan hasil penelitian di Eropa menyebutkan bahwa minyak sawit
mengandung 3-MCPD Ester dan GE yang tertinggi diantara minyak nabati
lainnya, yakni masing-masing sebesar 3-7 ppm sebesar 3-11 ppm.
Senyawa 3-MCPD merupakan senyawa hasil hidrolisis 3-MCPD ester
yang memiliki efek negatif terhadap ginjal, sistem syaraf pusat, dan sistem
reproduksi pada hewan percobaan. Menurut International Agency for Research
on Cancer (IARC), senyawa 3-MCPD kemungkinan juga dapat menyebabkan
kanker bagi manusia.
e. Jelaskan solusi alternative apakah yang bisa di gunakan untuk mengembangkan
bisnis sawit Indonesia yang sustain
Yaitu:
Penyelenggaraan Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia
(Indonesian Sustainable Palm Oil Certification System/ISPO), selanjutnya
disebut Sistem Sertifikasi ISPO telah berjalan sejak tahun 2011 melalui
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/3/2011 tentang
Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian
Sustainable Palm Oil/ISPO), kemudian diganti dengan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 11/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Sistem Sertifikasi
Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil
Certification System/ISPO).
Untuk menjaga dan mengembangkan bisnis sawit di Indonesia, maka pertama,
memperbaiki tata kelola Sertifikasi ISPO dengan membuka ruang partisipasi,
akuntabilitas, dan transparansi. Kedua, menata ulang kelembagaan Komisi
ISPO dari sisi keanggotaan, tugas, fungsi, dan integritas. Ketiga, meletakkan
fungsi Komite Akreditasi Nasional (KAN) dalam sistem Sertifikasi
ISPO. Keempat, menyempurnakan standar dan persyaratan sertifikasi
ISPO. Kelima, meningkatkan perhatian terhadap persoalan deforestasi,
konversi lahan gambut, dan emisi gas rumah kaca. Keenam, membangun
mekanisme pemantauan independen yang lebih kredibel.
Berdasarkan keunggulan yang dimiliki Indonesia dalam komoditas kelapa sawit
maka tentu Indonesia mampu untuk terus melakukan ekspansi ekspor ke
berbagai belahan dunia, dengan tidak hanya mengandalkan bahan mentah
yang nilai jualnya rendah, namun hasil olahan yang memiliki nilai jual yang
lebih tinggi.
Jawaban no. 2 :
Pada Mei 2012, WTO memutuskan bahwa label “Dolphine Save Tuna”, seperti
yang digunakan di AS, berfokus terlalu sempit pada metode penangkapan ikan, dan
terlalu sempit di Pasifik Tropis Timur . Label AS tidak membahas kematian lumba-
lumba di bagian lain dunia. AS kemudian memperluas prosedur pelaporan dan verifikasi
ke semua samudera di dunia, sambil mempertahankan standar yang kuat untuk label
Dolphin Safe, agar sesuai dengan keputusan WTO. Pada 2013, Kampanye Tuna
Ramah Lingkungan meluncurkan kampanye formal untuk mengakhiri penggunaan label
“Dolphine Save Tuna” di AS. Kelompok aktivis akar rumput mengadvokasi
pengadopsian label Program Lumba-lumba Konservasi Internasional (AIDCP) sebagai
pengganti Departemen AS saat ini label Perdagangan. Kampanye Tuna Ramah
Lingkungan mewakili industri perikanan tuna dan lembaga pemerintah Amerika Latin
yang terus mengadvokasi mengejar dan menjaring lumba-lumba untuk menangkap
tuna.
Hal berbeda dengan dibebaskannya label “Turtle Extruder Device (TED)” terkait
ekspor udang ke Amerika. Label “Turtle Extruder Device (TED)” merupakan alat khusus
yang memungkinkan kura-kura laut yang ditangkap untuk melarikan diri ketika
tertangkap di jaring nelayan. Jika dengan alasan ramah lingkungan dan kelestarian
lingkungan seharusnya label ini juga dijadikan syarat bahwa produknya telah
dibudidayakan secara ramah lingkungan, sehingga tidak menyebabkan tertangkapnya
penyu.
Beberapa hal yang menjadi perhatian yang berhubungan dengan proses expor
perikanan adalah kualitas, keamanan pangan dan ketertelusuran (traceability).
Masalah kualitas dan kebijakan penerapan ini lebih menitikberatkan pada keamanan
pangan untuk konsumen. Analisis lain penerapan dan pembebasan regulasi yang tidak
konsisten terhadap kelestarian lingkungan mengarahkan pada upaya market control
sebagai proses pengendalin pasar di negara tujuan ekspor.
Hal utama adalah keamanan pangan dan ketertelusuran, pasar Amerika Serikat,
menuntut perikanan berkelanjutan dan keterlacakan ikan dari asal sampai ke pasar.
Dalam menerima tuna dari Indonesia, Amerika Serikat, sangat selektif terutama soal
kualitas dan penangkapan berkelanjutan termasuk kerlacakan sumber ikan. Amerika
Serikat memerlukan informasi dari daerah asal. Saat final export ke Amerika Serikat,
semua informasi harus didapatkan, misalnya kapal yang digunakan dan identitas
nelayan, selanjutnya di-cross check dokumen legal.
Manusia bisa sanagt inovatif dalam mencari solusi untuk menghindari atau melampaui
batas minimum kemampuan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya
(Abdoellah, 2017).
Setelah sekian lama berkembang berbagai penemuan dan merubah banyak hal seperti
pada Revolusi Industri dimana inovasi yang dihasilkan di berbagai bidang yang
mengubah banyak hal maka dunia terus berubah dengan era Revolusi IT dengan salah
satu cirinya adalah disrupsi. Maka muncul juga inovasi yang sesuai dengan era
disrupsi ini disebut inovasi disrupsi.
Salah satunya fenomena inovasi, nterjadi dalam cara berpikir yang akan berubah dari
cara berfikir linier ke cara berfikir eksponensial.
Jawaban no. 4 :
Nilai – nilai Laten Bawaan Transisi
Setiap perubahan yang terjadi akan selalu mambawa nilai – nilai baru, baik yang berasal
dari dalam organisasi maupun yang masuk dari luar organisasi, baik yang dikehendaki
maupun tidak dikehendaki oleh organisasi. Nilai – nilai baru tersebut akan masuk dan
mempengaruhi organisasi tanpa disadari oleh siapapun. Oleh karena itu, bisa dikatakan
bahwa nilai-nilai yang dianut oleh suatu organisasi akan selalu mengalami evolusi.
Manajemen perubahan yang dilakukan harus menyentuh transformasi nilai – nilai. Jadi,
organisasi yang melakukan perubahan tetap bisa berada pada koridor nilai – nilai yang
dikehendaki dan meminimalisir nilai – nilai yang tidak dikehendaki. Selain itu, manjemen
perubahan yang tidak menyentuh transformasi nilai akan tetap melakukan hal yang
sama dengan cara yang sama pula (statis).
Disebut nilai laten bawaan transisi karena pada masa perubahan sebuah organisasi
terjadi pengelompokan nilai dan budaya dalam internal organisasi. Dimana nilai dan
budaya baru secara tidak langsung memberikan perubahan dan mempengaruhi nilai
yang sudah ada dalam sebuah organisasi.
Dalam mengelola 7 budaya tersebut perlu adanya kebijakan yang harus diterapkan pada
internal maupun eksternal organisasi. Konsep kebijakan berupa budaya disiplin (culture
of discipline) dimaksudkan agar individu/kelompok mematuhi segala ketentuan yang
berlaku. Konsep budaya disiplin dalam hal ini, menyeleksi dan menempatkan individu
dengan baik, mengimplementasikan stategi dengan benar dan tepat sasaran, serta
mengikat kerja bukan hanya dengan disiplin melainkan budaya disiplin. Upaya lain yang
perlu dilakukan seperti peningkatan kepercayaan (trust), keterbukaan terhadap masalah-
masalah yang dihadapi, pemberdayaan dan partisipasi, berbagi informasi dan
pengetahuan, desain pekerjaan yang mudah dipahami, serta kolaborasi antar kelompok.
dari 7 budaya diatas, yang paling parah atau sulit di manage adalah Budaya Ketakutan
(cultute of fear) dikarenakan ketakutan dapat menimbulkan rasa kecemasan yang
berlebih oleh individu/kelompok terhadap perubahan atau pencapaian yang diraih oleh
individu/kelompok lain dalam suatu organisasi. ketakutan tidak hanya dapat
mempengaruhi individu/kelompok dalam suatu organisasi, juga bisa menghambat
pencapaian tujuan organisasi. faktor ketakutan individu/kelompok yang tidak dapat
menerima perubahan, membuat mereka membentuk kelompok kecil dan meperkuat
kelompoknya, sehingga dapat lepas dari kesatuan organisasi dan mencoba
menghentikan perubahan tersebut. Misalnya dalam sebuah perusahaan terdapat
seseorang atau tim yang diberikan penghargaan berupa jabatan baru karena kinerja
dianggap baik dan pantas untuk diberikan penghargaan. Kemudian ada kelompok lain
yang tidak terima dengan kebijakan tersebut, Maka mereka berusaha agar kebijakan
tersebut tidak diberikan kepada yang bersangkutan. Sehingga terjadi benturan antar
kelompok yang dapat mepengaruhi kelangsungan perusahaan.
Budaya ketakutan dalam organisasi juga terjadi akibat nilai lama yang dianggap baik
diganti dengan nilai baru yang cenderung berbeda, Misalnya kerendahan (nilai lama)
dan materialism (nilai baru). Dua hal yang dianggap bertentangan menyatu dalam
sebuah corporate, sehingga muncul ego sektoral antar kelompok yang menganggap
bahwa nilai yang dimilikinya lebih baik dari yang lainnya. Hal ini sangat berpengaruh
pada keberlangsungan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Jawaban. No 5 :
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi Indonesia, mulai dari sisi
perekonomian, pemerintahan, perdagangan, perumahan dan terutama kesehatan. Di
bidang kesehatan, dengan adanya wabah virus covid 19 yang bermula dari wuhan, cina,
sejak Desember 2019 yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia menyebabkan
beberapa negara mengalami kelumpuhan dari berbagai sektor.
Indonesia tidak luput dari hal ini di awal memasuki tahun 2020, virus covid-19 ini
juga mewabah di Indonesia, yang pada awalnya penduduk yang terkena segelintir saja,
perlahan-lahan semakin meningkat jumlahnya, dan sudah tersebar di berbagia daerah di
Indonesia, dengan jumlah penyebaran yang bervariasi. Saat ini, Indonesia tercatat
jumlah penduduk yang terpapar sudah mencapai 2092 orang dengan jumlah positif
berdasarkan hasil pemeriksaan swab. Berbagai kebijakan telah di lakukan, pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah, sesuai aturan dan budaya di daerah masing-masing
dengan mengedepankan kearifan lokal.
Dalam hal penanganan terhadap penyebaran virus covid-19 ini, metodologi yang
harus dilakukan dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman atau
pengembangan strategi untuk mengelolah dan mitigasi resiko dengan menggunakan
sumber daya yang ada.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada
pihak lain (transfer risk) menghindari resiko, (avoid risk), mengurangi efek negatif resiko
(mitigate risk), dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu
(accept risk). Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko yang timbul oleh karena
bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum. Manajemen resiko
keuangan, di sisi lain terfokus pada resiko yang dapat dikelola menggunakan instrumen
keuangan sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat di terima oleh masyarakat.
Salah satu usaha juga untuk pencegahan penularan covid 19 ini adalah dengan
melakukan social safety net atau karantinah wilaya, (isolasi kewilayahan). Isolasi
kewilayahan ini sudah berjalan di beberapa daerah, dan isolasi daerah tertentu
berdasarakan hasi tracking yang sudah terkonfirmasi.
1. Tingkat pendidikan.
2. Jenis pekerjaan.
3. Tingkat pendapatan.
4. Keadaan rumah tangga.
5. Tempat tinggal.
6. Kepemilikan kekayaan.
7. Jabatan dalam Organisasi.
8. Aktivitas ekonomi
Dilihat sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa. Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal dengan
penduduk pribumi pada masa kolonial mendapat kesempatan untuk menyekolahkan
anak-anaknya, meskipun masih banyak keterbatasan karena adanya pembedaan
perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan jenjang pendidikan pada masa kolonial
pada umumnya membuat peluang masyarakat untuk memperoleh pekerjaan lebih sedikit
sehingga berdampak pada pandapatan yang mempengaruhi kesejahteraan.
Dengan adanya virus covid 19 ini orang semakin sadar banyak hal positif yang
bias di ambil dalam wabah ini antara lain:
Apakah ada kemungkinan virus corona 2019 ini merupakan senjata biologis?
Untuk menjawab hal ini maka kita dapat membandingkannya dengan beberapa
fenomena sebelumnya. Salah satunya adalah serangan terhadap Aramco, perusahaan
terbesar di Saudi tidak dengan serangan senjata seperti yang dikenal tapi melalui
serangan virus computer. Searangan ini tidak hanya menyerang Aramco tetapi juga
tetapi juga menyerang kantor-kantor di AS dan Belanda. Inilah yang disebut Serangan
Siber. Banyak negara termasuk AS yang terlibat dalam aktivitas siber yang membuat
negar lain gusar. Namun china melakukan serangan siber yang tak ada bandinganya,
dengan kemampuan itu China terlibat dalam pencurian massal proferti intelektual.
Namun china tak pernah mengakui tudingan tersebut padahal menurut Direktur NSA,
Keith Alexander memperkirakan total nilai propertiintelektual AS 5 Trilyun dollar, enam
persen diantaranya dicuri China setiap tahun.
Perang siber adalah bentuk konflik khas abad 21. Norma dan peraturanyang
dibentuk dalam abad sebelumnyatidak berlaku disini. Meskipun sebagian negara
berupaya mencari jalan untuk menciptakan peraturan yang ditaati komunitas global.
Namun kesepakatan sekecil apapun sulit tercapai. Pakar Kemananan Siber Finlandia,
Mikko Hypponen, Saya percaya aka nada pergeseran besar untuk industry pertahanan
dan militer dunia, sebagaiamana pergeseran teknologiyang kita saksikan sejak perang
dunia II. Yang akann berkembang operasi ciber, persenjataan virtual, persenjataan yang
tidak bisa disentuh. Jumlah negara yang memilki nuklir tidak sampai sepuluh. Tapi
secara teori, masing-masing negara bisa memiliki senjata.