Kelas : 3B
NPM : 2003039
Matkul : Etika Bisnis
Sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik yang memang
susah diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun-tahun. plastik baru bisa
terurai oleh tanah setelah tertimbun selama 200 hingga 400 tahun. Sampah plastic bisa terurai
dalam waktu 1000 tahun aturan. Proses Terurai inilah yang kemudian berdampak buruk
sampah plastik buruk bagi kesehatan dan lingkungan tanah dan udara. Sampah plastik yang
terbuang ke dalam tanah dapat merusak tanah, air, dan juga makhluk hidup di bawah tanah.
Proses Terurai inilah yang mengakibatkan munculnya zat kimia yang dapat merusak tanah
sehingga berkurang tingkat manfaat dan kesuburannya.
Sampah plastik yang masuk ke dalam laut dapat menghancurkan lautan, membunuh
biota perairan dan lautan. Ketika hewan-hewan yang menelan sampah atau kantong plastik,
maka partikel sampah kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tersebut tidak akan
hancur dan tetap utuh sehingga akhirnya mengakibatkan kematian dan akan menjadi bangkai
yang dapat meracuni hewan lainnya, manusia yang berada disekitarnya sebagai salah satu
mata rantai makanan.
Plastik setidaknya telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut,
dan juga ikan-ikan yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya dalam setiap tahunnya. Banyak
hewan penyu di kepulauan Seribu yang mati hanya karena memakan plastik yang dikiranya
sebuah ubur-ubur, salah satu makanan kesukaan penyu. Sampah plastik yang masuk ke udara
akan mengakibatkan polusi udara. Jika udara telah tercemar maka akan menimbulkan
penyakit seperti sesak napas.
Komitmen Unilever dalam Mengatasi Masalah Sampah Plastik
Unilever menerapkan komitmen jangka panjang melalui langkah – langkah nyata dan
membantu untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, terutama berkaitan
dengan sampah kemasan plastik sekali pakai yang umum digunakandi industri FMCG
(Customer Pindah Makanan Bagus) upaya – upaya tersebut dilakukan mulai dari hulu,
tengah, sampai hilir dari rantai bisnis Unilever. Upaya ini merupakan realisasi dari strategi
Unilever secara global yaitu USLP (Kehidupan Berkelanjutan Unilever Rencana) untuk terus
menumbuhkan bisnis seraya mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dalam operasi
bisnis tersebut serta meningkatkan manfaat sosial bagi masyarakat.
Etika Bisnis dalam Perusahaan Unilever
1. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran,
integritas, keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia, menjaga kepentingan para
karyawan kami dan menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.
2. Mematuhi Hukum
Seluruh perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.
3. Karyawan
Kami bertekad bekerjasama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat
ketrampilan dan kemampuan setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu
untuk kebebasan berserikat dalam satu asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya
komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses
konsultasi.
4. Pemegang Saham
Unilever melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami, struktur dan
situasi serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan
benar.
5. Mitra Usaha
Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan
para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan para
mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami
Faktor Penyebab Perusahaan Melakukan Pelanggaran
a) Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud yang berkaitan dengan
perilaku dan hak tertentu)
b) Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan dengan memaksimumkan hal
terbaik bagi orang sebanyak mungkin)
c) Undang – undang atau peraturan yang mengatur perdagangan, bisnis dan ekonomi masih
kurang
d) Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak – hak konsumen
e) Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi mengenai bahan, material
berbahaya
f) Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama bisnis adalah mencari
keuntungan semata, bukan kegiatan social)
g) Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social Responsibility)
h) Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pelanggaran antara
lain:
1. Penegakkan budaya, berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.
Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk
menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada
keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
2. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas.
3. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik dan tepat.
KESIMPULAN
PT Unilever telah melakukan pelanggaran etika dalam melakukan bisnisnya.
Pelanggaran-pelanggaran seperti pencemaran lingkungan terjadi karena PT Unilever tidak
menggunakan etika bisnis secara tepat dan benar. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
penanggulangan yang bisa dilakukan oleh pihak PT Unilever.
SARAN
Dari hasil ini, diharapkan PT Unilever konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya
agar menghindari segala pelanggaran yang dapat terjadi lagi demi mempertahankan serta
meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif
terhadap bisnisnya dan juga untuk masyarakat.