Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ratu Amelia M

Kelas : 3B
NPM : 2003039
Matkul : Etika Bisnis

Studi Kasus Pelanggaran Etika Bisnis di PT Unilever


Profil Perusahaan
Unilever adalah perusahaan multinasional didirikan pada tahun 1930 sebagai hasil
penggabungan dari produsen margarin asal Belanda, Margarin Uni dan produsen sabun asal
Inggris. Saat ini berkantor pusat di Rotterdam, Belanda, London, dan Inggris. Unilever
memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan tubuh. Unilever adalah
produsen barang rumah tangga terbesar ketiga di dunia berdasarkan pada besarnya
pendapatan pada tahun 2012. Unilever juga merupakan produsen olesan makanan (seperti
margarin) terbesar di dunia. Unilever adalah salah satu perusahaan paling tuadi dunia yang
masih beroperasi, dan saat ini menjual lebih dari 190 negara.
Pada tahun 2015 memiliki pendapatan sebesar £53,3 Milyar atau setara Rp 852,8
Triliun. Unilever dibagi menjadi empat divisi utama, yakni makanan, minuman dan eskrim,
perawatan rumah tangga, dan perawatan tubuh. Unilever Belanda dan Inggirs beroperasi di
bawah satu nama dan dipimpin oleh dewan belakang yang sama. Unilever memiliki pusat
riset dan pengembangan di Inggris, Belanda, Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Unilever
Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken NV Lever dan berubah
nama menjadi PT Unilever Indonesia Tbk pada tanggal 30 Juni 1997.
Kasus Pencemaran Lingkungan Unilever
Greenpeace Indonesia melakukan audit sampah untuk mengetahui produsenutama
penyumbang sampah plastik di Indonesia. Kegiatan audit melalui survei kegitandi Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta dan 5 kota besar lain di Indonesia. Dari hasil audittersebut diperoleh
bahwa produsen utama penyumbang sampah plastik terbesar diIndonesia sebesar 7,05%. Info
grafik data penyumbang sampah plastik terbesar diIndonesia dapat dilihat pada gambar 1 di
bawah ini:

Sampah plastik berdampak buruk bagi lingkungan karena sifat plastik yang memang
susah diuraikan oleh tanah meskipun sudah tertimbun bertahun-tahun-tahun. plastik baru bisa
terurai oleh tanah setelah tertimbun selama 200 hingga 400 tahun. Sampah plastic bisa terurai
dalam waktu 1000 tahun aturan. Proses Terurai inilah yang kemudian berdampak buruk
sampah plastik buruk bagi kesehatan dan lingkungan tanah dan udara. Sampah plastik yang
terbuang ke dalam tanah dapat merusak tanah, air, dan juga makhluk hidup di bawah tanah.
Proses Terurai inilah yang mengakibatkan munculnya zat kimia yang dapat merusak tanah
sehingga berkurang tingkat manfaat dan kesuburannya.
Sampah plastik yang masuk ke dalam laut dapat menghancurkan lautan, membunuh
biota perairan dan lautan. Ketika hewan-hewan yang menelan sampah atau kantong plastik,
maka partikel sampah kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tersebut tidak akan
hancur dan tetap utuh sehingga akhirnya mengakibatkan kematian dan akan menjadi bangkai
yang dapat meracuni hewan lainnya, manusia yang berada disekitarnya sebagai salah satu
mata rantai makanan.
Plastik setidaknya telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut,
dan juga ikan-ikan yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya dalam setiap tahunnya. Banyak
hewan penyu di kepulauan Seribu yang mati hanya karena memakan plastik yang dikiranya
sebuah ubur-ubur, salah satu makanan kesukaan penyu. Sampah plastik yang masuk ke udara
akan mengakibatkan polusi udara. Jika udara telah tercemar maka akan menimbulkan
penyakit seperti sesak napas.
Komitmen Unilever dalam Mengatasi Masalah Sampah Plastik
Unilever menerapkan komitmen jangka panjang melalui langkah – langkah nyata dan
membantu untuk mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, terutama berkaitan
dengan sampah kemasan plastik sekali pakai yang umum digunakandi industri FMCG
(Customer Pindah Makanan Bagus) upaya – upaya tersebut dilakukan mulai dari hulu,
tengah, sampai hilir dari rantai bisnis Unilever. Upaya ini merupakan realisasi dari strategi
Unilever secara global yaitu USLP (Kehidupan Berkelanjutan Unilever Rencana) untuk terus
menumbuhkan bisnis seraya mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dalam operasi
bisnis tersebut serta meningkatkan manfaat sosial bagi masyarakat.
Etika Bisnis dalam Perusahaan Unilever
1. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran,
integritas, keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia, menjaga kepentingan para
karyawan kami dan menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.
2. Mematuhi Hukum
Seluruh perusahaan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.
3. Karyawan
Kami bertekad bekerjasama dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat
ketrampilan dan kemampuan setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu
untuk kebebasan berserikat dalam satu asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya
komunikasi yang baik dengan para karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses
konsultasi.
4. Pemegang Saham
Unilever melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik dan bertaraf internasional. Kami menyediakan informasi atas kegiatan kami, struktur dan
situasi serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan
benar.
5. Mitra Usaha
Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan
para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan para
mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami
Faktor Penyebab Perusahaan Melakukan Pelanggaran
a) Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud yang berkaitan dengan
perilaku dan hak tertentu)
b) Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan dengan memaksimumkan hal
terbaik bagi orang sebanyak mungkin)
c) Undang – undang atau peraturan yang mengatur perdagangan, bisnis dan ekonomi masih
kurang
d) Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak – hak konsumen
e) Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi mengenai bahan, material
berbahaya
f) Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama bisnis adalah mencari
keuntungan semata, bukan kegiatan social)
g) Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social Responsibility)
h) Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pelanggaran antara
lain:
1. Penegakkan budaya, berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.
Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk
menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada
keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
2. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas.
3. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik dan tepat.
KESIMPULAN
PT Unilever telah melakukan pelanggaran etika dalam melakukan bisnisnya.
Pelanggaran-pelanggaran seperti pencemaran lingkungan terjadi karena PT Unilever tidak
menggunakan etika bisnis secara tepat dan benar. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
penanggulangan yang bisa dilakukan oleh pihak PT Unilever.
SARAN
Dari hasil ini, diharapkan PT Unilever konsisten dalam menjalankan etika bisnisnya
agar menghindari segala pelanggaran yang dapat terjadi lagi demi mempertahankan serta
meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang positif
terhadap bisnisnya dan juga untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai