PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung
jawab sosial yang baik. Kata “etika” berasal dari kata Yunani ethos yang
mengandung arti yang cukup luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kebiasaan,
adaptasi, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Kata “moralitas” dari
kata lain “moralis” dan merupakan kata abstrak dari “moral” yang menunjuk
kepada baik dan buruknya suatu perbuatan. Sedangkan definisi dari etika bisnis
adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial,
dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan
bisnis. Dalam menjalankan usahanya suatu perusahaan sering kali melakukan
berbagai hal agar mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi
beberapa hal yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan seringkali dapat
merugikan pihak lain. Oleh karena itu dibuatlah suatu etika bisnis dalam
menjalankan usaha mereka.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis dan pelanggaran etika bisnis ?
2. Apa saja macam pelanggaran etika bisnis yang dilakukan PT. FRISIAN
FLAG ?
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Etika dan Komunikasi Bisnis, selain itu bertujuan untuk :
1. Mengetahui definisi dari pelanggaran etika bisnis
2. Mengetahui macam-macam pelanggaran etika bisnis yang dilakukan
PT.FRISIAN FLAG
3. menganalisis kasus PT. Frisian Flag?
BAB II
PEMBAHASAN
PT. Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan atau produsen yang
menghasilkan berbagai macam produk susu. Hingga kini PT. Frisian Flag Indonesia
masih terus melanjutkan komitmennya untuk membantu memperbaiki status gizi
bangsa Indonesia melalui produk-produk inovatifnya.
Profil Perusahaan PT Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah produsen produk-produk
nutrisi berbasis susu untuk anak-anak di Indonesia dengan merek Frisian Flag, yang
juga dikenal sebagai Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari
pertumbuhan keluarga Indonesia selama lebih dari 90 tahun. Selama itu pula, Frisian
Flag selalu memberikan komitmennya untuk terus berkontribusi membantu anak-anak
Indonesia meraih potensinya yang tertinggi, melalui produk-produk bernutrisi tepat.
PT. Frisian Flag telah memproduksi dan memasarkan aneka produk yaitu susububuk,
susu cair siap minum, dan susu kental manis dengan merek-merek Frisian Flag,
Yes!,dan Omela.tetapi terdapat masalah pada produk susu kental manis/ SKM.
Nyatanya SKM memiliki kandungan susu hanya 1 gram atau sebesar 2 Kkal per
sajian, dengan jumlah gula yang melebihi 50 persen. Ini artinya, susu tersebut tidak
memenuhi standar aturan yang sudah ditetapkan WHO. Jenis susu yang beredar di
Indonesia lebih pas disebut sebagai krim kental manis. Krim ini
bersifat topping untuk makanan lain. Krim tidak boleh disajikan secara tunggal
seperti saran penyajian yang selama ini ada di dalam iklan dan kemasan.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang, berisiko diabetes. “SKM itu
sebenarnya susu yang dikentalkan. SKM itu ada, tapi benar-benar susu. Yang banyak
beredar di Indonesia itu krimer, yang penyajiannya harus dicampur, dan tidak boleh
tunggal, setiap orang memiliki hak atas kesehatan. Banyak ketentuan yang mengatur
hak atas kesehatan antara lain Pasal 28H ayat (1) dan Pasal 34 ayat (3) UUD 1945,
Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
Dalam kasus SKM, kata dia, ada hal yang harus diperbaiki oleh pemerintah terutama
dari sisi regulasi. Lahirnya Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label
Pangan Olahan, tidak memberikan dampak signifikan terhadap peredaran dan
penggunaan SKM pada masyarakat. Peraturan BPOM ini mengatur susu kental
manis. Pasal 54 memuat kewajiban produsen untuk mencantumkan tulisan pada label
yang berbunyi: “Perhatikan! Tidak untuk menggantikan Air Susu Ibu. Tidak Cocok
untuk Bayi sampai usia 12 bulan. Tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber
gizi.
Pasal 67 huruf w memuat larangan berupa pernyataan/visualisasi yang
menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan sebagai hidangan tunggal
berupa minuman susu dan sebagai satu-satunya sumber gizi. Huruf x pasal yang sama
memuat larangan pernyataan/visualisasi yang semata-mata menampilkan anak di
bawah usia lima tahun pada susu kental dan analognya.
Karakteristik dasar SKM adalah kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen, dan
kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen. SKM masuk ke dalam bagian susu kental
dan analognya, termasuk di dalamnya susu evaporasi, susu skim evaporasi, susu
lemak nabati evaporasi, SKM, susu kental manis lemak nabati, susu skim kental
manis, krim kental manis, krimer kental manis, dan khoa.
Dalam konteks perlindungan konsumen, iklan yang secara massif dilakukan oleh
produsen SKM jelas melanggar UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. Pasalnya, produsen SKM memberikan informasi yang tidak benar
terhadap kandungan SKM.
(2) Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan yang telah
melanggar ketentuan pada ayat (1).
PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Pasal 19(1) PP 69/99 berbunyi:
“Keterangan tentang bahan yang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi
pangan dicantumkan pada Label sebagai daftar bahan secara berurutan dimulai
dari bagian yang terbanyak, kecuali vitamin, mineral dan zat penambah gizi
lainnya”.
Dengan demikian:
Berdasarkan pasal di atas, seharusnya yang dicantumkan di urutan paling atas
adalah kandungnan Karbohidrat Total (23gr), di mana kandungan gulanya
merupakan komposisi terbesar (19 gr).
Pasal 44 (1)
Setiap Iklan tentang pangan yang diperdagangkan wajib memuat keterangan
mengenai pangan secara benar dan tidak menyesatkan, baik dalam bentuk gambar
dan atau suara, pernyataan, dan atau bentuk apapun lainnya.
ETIKA PARIWARA
1.27 Khalayak Anak-anak
1.27.1 Iklan yang ditujukan kepada khalayak anak-anak tidak boleh menampilkan
hal-hal yang dapat mengganggu atau merusak jasmani dan rohani mereka,
memanfaatkan kemudahpercayaan, kekurangpengalaman, atau kepolosan mereka.
(Lihat juga
Penjelasan)
3. Pemeran Iklan
3.1 Anak-anak
3.1.3 Iklan tidak boleh menampilkan anak-anak sebagai penganjur bagi
penggunaan suatu produk yang bukan untuk anak-anak.
3.1.4 Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengeksploitasi Daya rengek
(pester power) anak-anak dengan maksud memaksa para orang tua untuk
mengabulkan permintaan anak anak mereka akan produk terkait.
Jika dilihat dari prinsip kejujuran , PT. Frisian Flag telah melakukan kebohohan
tentang kadar susu yang ada di SKM yang dimana susu tersebut lebih pas disebut
sebagai krim kental manis.
Jika dilihat dari etika iklan, PT Frisian Flag telah melakukan pelanggaran dikarenakan
telah membuat iklan yang menyesatkan dan memanipulasi bagi masyarakat karena
gambar dan informasi yang tidak benar adanya.
Jika dilihat dari prinsip Utilitarianisme, tindakan dari PT. Frisian Flag dinilai tidak
etis dikarenakan telah merugikan masyarakat dimana perusahaan yang seharusnya
komposisi SKM harus setengah dari susu tersebut malah digantiikan dengan gula.
Hal ini justru sangan mengguntungkan bagi perusahaan.
Selain itu, ada beberapa manipulasi dan kebohongan lainnya dilakukan PT.
Frisian Flag :
KESIMPULAN
Dari wacana diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Frisian Flag telah melakukan
tindakan penipuan , yang menyebabkan kerugian pada masyarakat. Tindakan PT.
Frisian Flag ini telah melanggar banyak UU yang ada.
SARAN
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pendekatan-dan-prinsip-etika-bisnis-dalam-
perusahaan/
https://news.detik.com/berita/d-4098212/bpom-diminta-hapus-kata-susu-di-susu-
kental-manis
http://manajemeninspiring.blogspot.com/2017/10/rangkuman-etika-bisnis-bab-1-7-
velasquez_28.html
http://riantopurba.blogspot.com/2013/10/teori-etika-bisnis.html