Anda di halaman 1dari 37

MODUL 1

PRAKTIKUM BIOKIMIA

OLEH
Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2020
MODUL 1

PRAKTIKUM BIOKIMIA

NAMA : ........................................................

NIM : .........................................................

KELAS : .........................................................

OLEH
Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2020
TATA TERTIB PRAKTIKUM

PERATURAN UMUM

1. Sepuluh menit sebelum waktu praktikum dimulai, mahasiswa sudah berada


ditempatpraktikum untukabsensi danmempersiapkanperalatanyang diperlukan.
2. Mahasiswa harusmengenakanalat pelindung diri ( jas lab, handskun, masker)
3. Setiap melaksanakan praktikum mahasiswa membawa lap, tissue, sabun cuci
tangan.
4. Sebelum praktikum diadakan responsi/test mengenai percobaan-percobaan
yang akan dilakukan, baik lisan atau tulisan
5. Mahasiswaharus mendengarkandan mengikutipetunjukyangdiberikanoleh
pembimbing.
6. Mahasiswamenjalankanpraktikum dengantenang,hati-hati,danpenuhperhatian.
7. Mahasiswatidakmeninggalkan praktikumtanpaseijinpembimbing.
8. Dilarang makandanminum di dalamlaboratorium
9. Tidak mengobrol selain membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan materi
praktikum
10. Praktikum ulangan karena percobaan gagal atau karena tak dapat melakukan
praktikum dengan alasan yang syah, hanya dapat dilakukan setelah
mendaftarkan terlebih dahulu kepada koordinator praktikum sesudah seluruh
praktikum selesai
11. Setelah praktikum selesai, mahasiswa harus membersihkan peralatan
yang digunakandanmengembalikanketempat semula
12. Hasil-hasil pekerjaan praktikum, laporan-laporan, responsi-responsi, test-test,
akan diperhitungkan nanti dalam menentukan nilai akhir praktikum Biokimia.
PERATURAN KHUSUS

1. Jangan membuang sampah/kotoran kedalam bak pencuci, buanglah ke tempat


yang telah disediakan
2. Jangan memindahkan/membawa botol-botol reagens dari tempatnya
3. Pergunakan zat-zat seminimal mungkin sesuai dengan buku petunkuk
praktikum dan jagalah supaya reagen tidak tercampur satu dengan yang lain
4. Hati-hatilah dengan zat yang mudah terbakar seperti: ether, benzen, alkohol.
Jauhkan dari api
5. Pemakaian bahan-bahan kimia yang uapnya beracun/berbau tidak enak
hendaknya dilakukan dalam lemari asam, misalnya: HNO3, HCl pekat, H2S,
NH3, H2SO4 pekat, dll
6. Membuang asam dan basa kuat harus dengan mengalirkan air yang banyak
7. Semua alat harus bersih, jika perlu cucilah dengan larutan K2CrO4 dan H2SO4
pekat
8. Setiap kali sebelum dan sesudah praktikum alat-alat harus diperiksa dahulu,
bila ada yang rusak atau hilang segera laporkan
9. Alat-alat yang hilang atau rusak diganti oleh Mahasiswa yang bersangkutan
10. Peminjaman alat selalu harus memakai bon peminjaman, dan bila
mengembalikan alat, bon peminjaman harus diminta kembali.

SANKSI-SANKSI

Mahasiswa yang dianggap melanggar peraturan diatas akan dikenakan sanksi


sesuai berat ringannya pelanggaran, dari tidak diperkenankan mengikuti
praktikum sampai tidak diperkenankan mengikuti ujian.
PENDAHULUAN

Biokimia merupakan Ilmu Pengetahuan yang berkenan dengan berbagai molekul


di dalam sel serta organisme yang hidup dan dengan reaksi kimianya.

Didalam Biokimia kita mempelajari proses kimia yang terjadi dalam zat hidup.
Semua hukum kimia dan fisika berlaku dalam proses kimia juga berlaku dalam zat
hidup. Atau dengan kata lain proses biologi mengikuti prinsip kimia dan fisika.
Molekul kimia yang terdapat di dalam zat hidup tidak hanya bercampur dan
bereaksi membentuk Biomolekul dan berbagai komponen zat hidup lainnya.

Karbohidrat dan lipid merupakan dua biomolekul lain merupakan komponen


utama dalam sel hidup. Protein berfungsi sebagai enzim yang berperan dalam
mengkatalis berbagai proses reaksi Biokima.

Mata kuliah Praktikum Biokima diberikan sebagai mata kuliah keilmuan dan
keterampilan guna menunjang mata kuliah keahlian bekerja, terutama Kimia
Klinik, Mikrobiologi, Analisa Makanan serta Tranfusi darah.

Dalam Buku Modul Praktikum ini membahas beberapa materi beserta laporan
yang dikumpulkan, yaitu:

1. Pengenalan Senyawa organik dan anorganik


2. Identifikasi Karbohidrat
3. Identifikasi Protein
4. Identifikasi Lemak
5. Identifikasi Enzim, dan
6. Identifikasi Vitamin

Modul tersebut akan dibagi menjadi 2 modul


DAFTAR ISI

Lembar Judul luar

Lembar Judul dalam

Tata Tertib Praktikum

Pendahuluan

Pertemuan 1 Pengenalan senyawa organik anorganik ................ 1


Pertemuan 2 Karbohidrat 1 ................................................... 5
Dasar Teori ................................................... 5
Uji Molich ................................................... 5
Uji benedict ............................................................... 6
Uji Fehling ................................................... 7
Pertemuan 3 Karbohidrat 2 ................................................... 10
Uji Iodium ................................................... 10
Uji Seliwanof ............................................................... 10
Pembentukan Karamel menurut Moore ............... 11
Pertemuan 4 Karbohidrat 3 ................................................... 13
Hidrolisa Sukrosa ................................................... 13
Hidrolisa amilum dengan asam ........................... 14
Pertemuan 5 Protein 1 .................................................. 17
Dasar Teori .................................................. 17
Reaksi Biuret .................................................. 19
Reaksi Millon ................................................. 20
Reaksi Xantoprotein .................................................. 20
Pertemuan 6 Protein 2 ................................................... 23
Percobaan Cincin Heller................................................ 23
Sulfur dalam protein ................................................... 23
Susunan Elementer ....................................................... 24
Pertemuan 7 Protein 3 ................................................... 26
Pengendapan dengan garam jenuh................................ 26
Pertemuan 8 Protein 4 ................................................... 28
Denaturasi dengan Pemanasan....................................... 28
Kelarutan Protein dalam lingkunganekstrim.................. 28
Pengendapan dengan logam berat ........................... 29
1

PERTEMUAN 1

PENGENALAN
SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

1. DASAR TEORI

Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa organik atau di
sebut juga kimia karbon. Karena terdapat unsur karbon (C) dalam senyawa
organik tersebut sebagai unsur utama. Konsep klasik dari ilmu kimia karbon
memberi penjelasan ilmiah mengenai peristiwa molekuler pada system
kehidupan.
Karbon (C) merupakan atom kecil ( no.atom 6, berat atom 12 ) yang mampu
membentuk ikatan kovalen stabil dengan sejumlah unsur. Karbon di samping
membentuk ikatan tunggal, membentuk ikatan ganda dengan C,N,O dan S,
demikian pula ikatan triple C dan N.
Beberapa perbedaan senyawa organik dan anorganik :
1. Jumlah senyawa organik lebih banyak di banding senyawa onorganik.
2. Zat organik lebih stabil terhadap suhu, di karenakan adanya ikatan kovalen
yang energinya relative kecil.
Untuk mengetahui adanya unsur – unsur organik seperti C, H dan O dapat di
lakukan dengan :
a. Pembakaran tidak sempurna (adanya C terbentuk arang / kehitaman )
b. Dengan pemanasan , adanya unsur O dan H di lihat / di tandai dengan
adanya titik – titik air.
c. Adanya atom C dapat di lakukan dengan pemberian oksidator pada sampel
lalu di panaskan. Uap yang di kenakan pada air barit atau CaCl2 akan
terjadi kekeruhan → CaCO3 endapan putih.

Beberapa Perbedaan senyawa Organik dan Organik


Senyawa organik Senyawa anorganik
Umumnya berasal dari makhuk Umumnya berasal dari meterial alam
hidup, walaupun ada beberapa
yang merupakan hasil sintesis
Senyawa ini memiliki struktur Senyawa ini memiliki struktur yang
yang rumit sederhana
Senyawa organik mengandung Tidak semua senyawa anorganik
karbon mengandung unsur karbon
Lebih mudah terbakar Tidak mudah terbakar
Reaksi berlangsung lambat Reaksi berlangsung cepat
Titik didih dan titik leleh rendah Titik didih dan titik leleh tinggi
Mempunyai rar yang relatif besar Mempunyai rar yang relatif kecil
2

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa mampu dan dapat membedakan senyawa organik dan anorganik
Metode : Cara pemanasan dan cara penguapan
Prinsip : Sampel di masukan dalam tabung reaksi, dilakukan pemanasan
dan penguapan amati perubahan yang terjadi.
Tujuan : Untuk membedakan senyawa organik dan anorganik, dengan
membuktikan adanya unsur, ( C, O dan H) pada sampel.
Alat : - Tabung reaksi
- Lampu spritus
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Beaker glass
- Selang
Bahan : - Glukosa
- Air barit
- CuSO4
- CuSO4 5H2O

Cara Kerja :
I. Cara Pemanasan
1. Masukan sample kedalam tabung reaksi
2. Tutup tabung tersebut dan panaskan di atas api
3. Amati perubahan baik warna, bentuk dan adanya titik – titik air.
Hasil : Adanya atom C dalam sampel di tandai perubahan sampel menjadi
hitam (+arang ) sedang adanya unsur O dan H di tandai adanya
titik– titik air
II. Cara Penguapan
1. Larutkan sampel + oksidator (glukosa + CuSO4 )
2. Hubungkan tabung sampel ke tabung yang berisi CaCL2 dengan
menggunakan selang atau pipa
3. Lalu tabung sampel tadi di panaskan hingga mendidih dan biarkan uap
dari tabung sampel masuk kedalam tabung CaCL2
4. Amati ada tidaknya kekeruhan pada tabung yang berisi CaCL2
5. Kekeruhan yang terjadi membuktikan adanya karbon dalam sampel
3

HASIL PENGAMATAN

Sebelum Setelah pemanasan


NO SAMPEL Pemanasan Kesimpulan
Gambar Gambar Adanya Adanya
C H2O
1

DISKUSI/PEMBAHASAN :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4

KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
5

PERETEMUAN 2

KARBOHIDRAT
1. DASAR TEORI
Karbohidrat adalah senyawa organik yang ditemukan dan tersebar luas di
seluruh mahluk hidup, dengan rumus umum Cn(H2O)n. Secara kimia ini
adalah turunan aldehid atau keton dari polialkohol, karbohidrat adalah bagian
dari zat gizi utama dan berperan sebagai sumber energi. Sebagai sumber
energi, terutama pada manusia, karbohidrat dikonsumsi sebagai polisakarida,
disakarida dan monosakarida. Polisakarida adalah polimer dari monosakarida
dan mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Polisakarida yang menjadi sumber
makanan manusia terpenting ialah pati (amylum) yang dijumpai pada biji– biji
seperti padi, gandum, jagung serta berbagai umbi seperti kentang, talas,
ketela, ubi jalar dan sebagainya. Disakarida (C12H22O11) adalah dimmer
(ikatan dari 2 unit monosakarida), dan yang lazim dikonsumsi adalah maltosa
dan sukrosa. Maltosa berasal dari pemecahan pati dan dijumpai dalam sirup
dan terdiri dari 2 molekul glukosa. Sukrosa atau sakarosa lebih dikenal
sebagai gula pasir. Secara kimia, sukrosa terdiri atas glukosa dan fruktosa.
Satu–satunya disakarida yang dihasilkan oleh mamalia ialah laktosa, yang
merupakan komponen karbohidrat dari susu. Laktosa terdiri atas glukosa dan
galaktosa, yang terikat satu dengan yang lain. Glukosa, galaktosa dan fruktosa
adalah monosakarida atau karbohidrat elementer yang mempunyai 6 atom C,
karena itu merupakan heksosa sehingga rumusnya C6H12O6. glukosa dan
galaktosa ,merupakan suatu aldosa (gula dengan gugus aldehid), sedangkan
fruktosa adalah ketosa (gula dengan gugus keton.)
Percobaan pada karbohidrat meliputi :

A. Test Umum : Uji Molish


B. Test Khusus : - Uji Seliwanoff : untuk menentukan ketosa
- Benzedin tauber : untuk menentukan
suatu aldo – pentosa
C. Uji Tentang Sifat – sifat
1. Percobaan reduksi : - Uji Fehling
- Uji Benedict
- Uji Barfoed

2. Pembentuk karamel
3. Ikatan amylum dengan Iodium
D. Percobaan Hydrolysa Terhadap
1. Sukrosa
2. Amylum

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karbohidrat didalam sampel
b. Mahasiswa mampu membedakan karbohidrat dengan senyawa lain
c. Mahasiswa mampu membedakan monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
6

3. UJI MOLISCH
Tujuan : Membedakan karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat
Prinsip : Pembentukan Furfural atau turunannya karena penarikan molekul
air oleh asam sulfat pekat. Furfural yang terbentuk bereaksi
dengan -naftol membentuk senyawa yang berwarna ungu.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2 ml
- Lampu spritus
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
Bahan : - Larutan amylum 1%
- Larutan maltosa 1%
- Larutan sukrosa 1%
- Larutan glukosa 1%
- Larutan laktosa 1%
- Pereaksi molisch
- H2SO4 pekat
Cara Kerja :
1. Pipet 2 ml larutan karbohidrat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch
3. Masukkan 2 ml H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi, melalui dinding
tabung yang dimiringkan
4. Lakukan uji molisch terhadap larutan pati, maltosa, surkosa, glukosa dan
laktosa

Hasil : Terlihat bahwa H2SO4 terdapat dibagian bawah tabung reaksi.


positif bila pada bagian perbatasan ke – 2 lapisan tampak cincin yang
berwarna ungu.

4. UJI BENEDICT
Tujuan : Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat
Prinsip : Ion cupri direduksi menjadi cupro oleh klarbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk
cuprooksida (Cu2O) yang berwarna merah bata.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2 ml
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Rak tabung reaksi
- Waterbath
Bahan : - Larutan benedict
- Larutan glukosa
- Larutan fruktosa
- Larutan sukrosa
- Larutan Laktosa
7

Cara Kerja :
1. Pipet 2 ml larutan benedict kedalam tabung reaksi
2. Teteskan 4 tetes larutan yang diperiksa
3. Panaskan dalam water bath selama 5 menit atau langsung pada api
selama 2 menit .Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
4. Lakukan uji benedict pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa dan
laktosa

Hasil : Positif bila terjadi endapan mulai hijau, kuning, sampai merah bata.
Keterangan :
• Sukrosa memberikan reaksi negatif karena tidak mempunyai lagi gugus
aktif (aldehid atau keton bebas)

5. UJI FEHLING
Tujuan : Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat
Prinsip : Ion Cupri direduksi menjadi Cupro oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk cupro
Oksida ( Cu2O ) yang berwarna merah bata.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2 ml
- Pipet ukur 1 ml
- Rak tabung reaksi
- Water bath
Bahan :
- Larutan Glukosa
- Larutan Fruklosa
- Larutan Sukrosa
- Larutan Laktosa
- Larutan Fehling A dan Fehling B
Cara Kerja :
1. Campurkan larutan Fehling A dan Fehling B dengan perbandingan
1 : 1. dalam tabung reaksi, homogenkan
2. Tambahkan larutan sakar 0,5 ml
3. Panaskan dalam waterbath selama 5 menit, atau panaskan langsung
pada api selama 2 menit
4. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
5. Lakukan uji Fehling pada larutan Glukosa, Fruktosa, Sukrosa,
Laktosa.
Hasil : Positip, bila terjadi endapan mulai hijau, kuning sampai merh bata.
Keterangan :
• Semua larutan sakar yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan memberikan reaksi Fehling positip.
• Larutan Fehling A sengaja dipisahkan dari Fehling B dan baru dicampur
pada waktu akan melakukan percobaan, karena akan terjadi reaksi antara
CuSO4 dan NaOH. ( Cu(OH)2 ) endapan putih.
• Reaksi Fehling positip hanya menunjukan bahwa di dalam larutan
didapatkan suatu zat reduktor, sehingga tidak khas untuk gula. Misalkan
vitamin C, Chloroform dapat memberikan hasil positip.
8

HASIL PENGAMATAN

Pereaksi
No Sampel Molisch Benedict Fehling
1

DISKUSI/PEMBAHASAN :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
9

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
10

PERETEMUAN 3
KARBOHIDRAT
1. UJI IODIUM

Tujuan : Membedakan pati dari disakarida dan monosakarida


Prinsip : Molekul pati mempunyai struktur tiga dimensi yang berupa spiral.
Dalam struktur ini molekul pati dapat mengikat molekul iodium
secara fisik, dengan cara menempatkan iodium tersebut dalam
spiral, sehingga kompleks tersebut berwarna biru. Bila larutan
pati dipanaskan structur sepiral akan hilang sehingga molekul
pati tidak dapat lagi mengikat iodium. Akibatnya warna biru juga
akan hilang. Monosakarida dan disakarida tidak memberikan
warna biru dengan iodium
Alat : - Tabung reaksi
a. Pipet ukur 2 ml
b.Lampu spritus
c. Pipet tetes
d.Rak tabung reaksi
Bahan : - Larutan lugol
e. Larutan pati (amylum)
f. Larutan sukrosa, laktosa dan glukosa
Cara Kerja :
1. Pipet 2 ml larutan karbohidrat kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 tetes larutan lugol
3. perhatikan warna yang terbentuk
4. Lakukan percobaan terhadap sukrosa, laktosa dan glukosa
Hasil : Amylum dengan iodium akan berwarna biru

2. UJI SELIWANOF
Tujuan : Membedakan ketosa dan aldosa
Prinsip : Dengan adanya asam kuat ketosa membentuk 4 – hidroksimetil
furfural yang dengan resirsinol akan membentuk senyawa
komplek yang berwarna merah.
Alat : Tabung reaksi, Pipet ukur 5 ml, Pipet ukur 1 ml, Penjepit tabung
Rak tabung reaksi, Waterbath
Bahan : Pereaksi Seliwanoff, Larutan glukosa, Larutan fruktosa, Larutan
sukrosa

Cara Kerja :
1. Pipet 0,5 ml larutan glukosa kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 ml pereaksi seliwanoff
3. Panaskan dalam water bath selama 1 menit atau langsung pada api selama
30 detik.
4. Perhatikan warna yang terbentuk
5. Lakukan percobaan dengan fruktosa dan sukrosa
Hasil : Reaksi positif bila terbentuk warna merah anggu
Keterangan :
11

• Sukrosa bila dipanaskan lama juga positif karena dalam suasana asam
kuat sukrosa akan dihidrolisa menjadi fruktosa dan glukosa
• Fruktosa dalam HCl ½ pekat dapat membentuk hydromethyl furfural
sedang glukosa tidak
• Untuk glukosa dibutuhkan H2SO4 pekat

3. PEMBENTUKAN KARAMEL MENURUT MOORE


Tujuan : Untuk mengetahui salah satu sifat dari karbohidrat
Prinsip : Dengan adanya basa kuat, karbohidrat yang mempunyai gugus
aldehid atau keton bebas pada saat pemanasan akan pecah
menjadi fragmen–fragmen yang terdiri dari rantai atom C2–3–4
yang reaktif.
Alat : Tabung reaksi, Pipet ukur 5 ml, Pipet ukur 1 ml, Penjepit tabung
Rak tabung reaksi, Waterbath, Lampu Spritus
Bahan : Larutan NaOH 2 N dan Larutan Glukosa
Cara Kerja :
1. Pipet larutan glukosa 3 ml masukan dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml larutan NaOH 2 N
3. Kemudian panaskan
Hasil : Terjadi kuning coklat dengan bau spesifik (bau gula gosong)

HASIL PENGAMATAN

Pereaksi
No Sampel Iodium Seliwanof Karamel/Moore
1

3
12

Diskusi/Pembahsan :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
13

PERETEMUAN 4
KARBOHIDRAT

1. HIDROLISA SUKROSA

Tujuan : Untuk menghidrolisa disakarida menjadi monosakarida.


Prinsip : Dengan adanya HCI pekat akan menghidrolisa disakarida
menjadi monosakarida.
Alat : - Tabung Reaksi
- Pipet ukur 10 ml
- Pipet ukur 5 ml
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung
- Penangas air / waterbath
Bahan :
- Larutan Sukrosa 1 %
- HCI Pekat
- Larutan Na2CO3 5 %
Cara Kerja :
1. Pipet sebanyak 10 ml larutan sukrosa, masukan kedalam tabung
reaksi.
2. Tambahkan 2 tetes HCI Pekat.
3. Panaskan dalam penangas air mendidih selama 45 menit lalu
dinginkan.
4. Dengan kertas lakmus, netralkan larutan tersebut dengan
penambahan larutan Na2 CO3 5 %.
5. Kemudian lakukan percobaan Benedict, Barfoed dan Seliwanoff.
Hasil :
- Hasil Hydrolisa dengan uji Benedict . . . . . . . . . . positip.
- Hasil Hydrolisa dengan uji Barfoed . . . . . . . . . . .positip.
- Hasil Hydrolisa dengan uji Seliwanoff . . . . . . . . . positip.

Keterangan :
• Hydrolisa Sukrosa oleh HCI menghasilkan gulkosa dan fruktosa hal ini
menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff positif.
• Reaksi Barfoed positip menyatakan bahwa hiydrolisa di sini
menghasilkan monosakarida.
14

2. HIDROLISA AMYLUM DENGAN ASAM

Tujuan : Untuk menghidrolisa polisakarida menjadi monosakarida.


Prinsip : Dengan penambahan larutan asam pada sampel akan
menghidrolisa polisakarida menjadi monosakarida.
Alat : - Tabung ukur 10 ml
- Pipet ukur 5 ml
- Pipet ukur 5 ml
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit tabung reaksi
- Plate tetes
Bahan :
- Larutan Amylum 1 %
- Larutan Yodium
- HCI 2 N
- Na2 CO3 2 %
Cara Kerja :
a. Pipet sebanyak 10 ml larutan Amylum masukan ke dalam tabung
reaksi
b. Tambahkan 4,5 ml HCL 2N, kocok
c. Masukkan tabung reaksi kedalam waterbath
d. Setiap 3 menit teteskan 1 tetes larutan kedalam iodium pada plat
tetes dan teteskan1 tetss larutan iodium.
e. Ulangi setiap 3 menit sampai tidak memberi warna lagi.
f. Hydrolisa kemudian dilanjutkan selama 5 menit.
g. Dari hasil hydrolisa diambil 5 ml, kemudian netralkan dengan
Na2CO3 dengan menggunakan lakmus
h. Kemudian lakukan uji benedict dan fehling.
Catatan :
• Permulaan dengan iodium……………………. Biru
• Setelah 3 Menit dengan Iodium………………. Ungu
• Setelah 6 Menit dengan Iodium………………. Ungu
• Setelah 9 Menit dengan Iodium………………. Ungu
• Setelah 12 Menit dengan Iodium……………… Merah anggur
• Setelah 15 Menit dengan Iodium……………… Kuning coklat
• Setelah 18 Menit dengan Iodium……………… Tidak berwarna
Hasil :
- Uji Benedict terhadap hydrolisa : positif
- Uji fehling terhadap hydrolisa : positif
15

HASIL PENGAMATAN

Hasil
No Pereaksi Hidrolisa Sukrosa Hidrolisa Amilum
1 Uji Benedict

2 Uji Benedict

3 Uji Seliwanof

DISKUSI/PEMBAHASAN :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
16

KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
17

PERTEMUAN 5

PROTEIN

1. DASAR TEORI
Protein (berasal dari bahasa Yunani proteos, artinya yang terutama, atau
terbanyak) adalah senyawa organik yang terbanyak dalarn sel makhluk hidup.
Separuh lebih dari berat kering makhluk hidup terdiri atas protein. Secara
kimia, protein adalah heterobiopolimer yang terdiri atas satuan–satuan
monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.
Protein ditemukan dalarn seluruh makhluk hidup mulai dari virus sampai
manusia. Ada puluhan ribu macam protein yang berbeda, yang tersebar di
berbagai, makhluk tersebut.

Meskipun demikian. diperlukan hanya 20 jenis asam amino saja untuk


menyusun berbagai macam protein tersebut. Tumbuh – tumbuhan dan bakteri
dapat membuat sendiri bahan penyusun protein, yaitu asam amino, dari
senyawa nitrogen organik, akan tetapi binatang dan manusia memerluka
sebagian asam amino yang sudah jadi untuk membentuk proteinnya.

Asarn amino yang diperlukan tubuh dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Asam amino esensial, yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam
makanan, karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino tersebut
adalah triptofan, fenilalanin, lisin, treonin, valin, metionin, leusin,
isoleusin, arginin dan histidin.
2. Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh
tubuh.

Rumus umum protein, adalah:


18

R1, R2, Rn : rantai samping asam – asam amino pembentuk protein

Secara kimia protein dibagi menjadi 2 jenis


1. Protein sederhana
Protein sederhana bila dihidrolisis hanya menghasilkan asam amino alfa
atau turunannya. Contohnya antara lain ialah albumin dan globulin.

2.Protein Terkonjugasi
Pada hidrolisis protein terkonjugasi akan menghasilkan asam amino dan
senyawa bukan asam amino, yang disebut gugus prostetik. Gugus prostetik
ini dapat berupa asam nukleat ( nukleoprotein, protein yang terdapat dalam
inti sel karbohidrat ( glikoprotein, protein yang terdapat antara lain dalam
musin), fosfor (fosto protein, protein yang terdapat dalarn susu yaitu
kasein), lipid (lipoprotein, protein yang terdapat dalam darah yaitu
kilomikroti, VLDL, LDL, HDL ), logam (seruloplasmin, yang mengandung
Cu, siderofilin yang mengandung Fe). Suatu gugus prostetik yang sangat
banyak ditemukan dan mempunyai peran yang sangat penting ialah hem.
Salah satu protein yang mengandung hem sebagai gugus prostetik ialah
hemoglobin, protein terbanyak dalarn tubuh.

Protein dapat dihidrolisis menjadi asam – asam amino


1. Dengan asam kuat, misal HCI atau H2SO4, disertai dengan pemanasan, atau
2. Dengan basa, atau
3. Dengan enzim proteolitik, seperti pepsin, tripsin atau papain.

Struktur protein asam–asam amino dalam molekul protein dihubungkan oleh


ikatan peptida menjadi polipeptida yang membentuk struktur primer.
Rangkaian asam–asam amino dalam polipeptida berinteraksi satu sama lain,
sehingga rangkaian tersebut mengambil bentuk tertentu yang dapat berupa
kumparan (heliks), gelomnbang atau sulur tidak beraturan. Struktur tersebut
dinamai struktur sekunder. Secara keseluruhan suatu protein atau polipeptida
mempunyai bentuk tiga dimensi tertentu yang dinamai struktur tersier.
19

Suatu protein dapat mempunyai struktur tersier yang berbeda - beda sesuai
dengan, kondisi lingkungan. Hanya dalam kondisi fisiologis struktur tersier
ini mengambil bentuk tertentu yang mendukung fungsi protein tersebut.
Dalam garis besar, struktur tersier ada 2 macam, yaitu yang lebih, kurang
berbentuk bola ( globuler ) dan yang berupa serat ( fibriler ).
Fungsi protein ditentukan oleh struktur tersier. yang tepat (fisiologis). Fungsi
tersebut sangat rentan akan perubahan lingkungan, seperti keasaman (pH )
dan suhu yang ekstrim. Selain itu, fungsi protein juga hilang oleh adanya
logam berat seperti Pb ( timah hitam ), Hg ( air raksa ), Cd (kadmium ).
Umumnya fungsi protein ialah :
1. Sebagai katalis dan dinamai enzim.
2. Sebagai alat pertahanan tubuh seperti imunoglobulin (antibodi)
3. Sebagai alat pembawa senyawa, lain ( transpor ), seperti Hb ( untuk
oksigen), transferin ( untuk besi ) atau, lipoprotein ( untuk lemak ).
4. Sebagai pembawa isyarat dari sel lain, seperti hormon FSH, LH, hCG.
5. Sebagai penggumpal darah pada luka, seperti fibrinogen.
6. Sebagai cadangan asam amino seperti albumin.
7. Sebagai penerima isyarat dari luar, seperti reseptor hormon dalam sel.
8. Sebagai pengatur kegiatan inti sel.

Di dalam air, protein akan larut dalam bentuk larutan koloid. Untuk itu sangat
diperlukan interaksi antara berbagai gugus R dari asam – asarn amino dalam
protein dengan molekul air. Semua keadaan yang menyebabkan tertariknya air
yang mengelilingi molekul protein ini sangat mengurangi kelarutan protein.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


1. Mahasiswa dapat dan mampu melakukan identifikasi adanya ikatan
peptida dalam protein
2. Mahasiswa dapat dan mampu melakukan identifikasi adanya gugus fenol
dan gugus benzen dalam protein
3. Mahasiswa dapat dan mampu melakukan identifikasi adanya sulfur dalam
protein
4. Mahasiswa dapat dan mampu melakukan pengendapan protein dengan
garam konsentrasi tinggi dan logam berat

3. REAKSI BIURET
Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein mcngandung ikatan peptida.
Prinsip : Gugus CO dan NH dari ikatan peptida dalam molekul protein
membentuk warna lembayung bila direaksikan dengan ion Cu++
dalam suasana alkali.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2ml
- Pipet tetes
Bahan / Pereaksi : 1. NaOH 10%
2. Larutan CuSO4
3. Larutan putih telur
4. Larutan gelatin
20

Cara Kerja :
1. Campur 2 ml larutan protein dan 2 ml NaOH 10%
2. Tambahkan setetes larutan CuSO4, campur dengan baik sehingga terbentuk
warna lembayung. Bila belum terbentuk warna lembayung tambahkan lagi
larutan CuSO4 tetes demi tetes, maksimum 10 tetes.
3. Lakukan terhadap larutan putih telur dan gelatin

4. REAKSI MILLON
Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein mengandung asam amino dengan inti
fenol (tirosin).
Prinsip : Nitrasi derifat monofenol dari asam amino tirosin dalam protein.
Alat : Tabung reaks dan Pipet tetes
Bahan/Pereaksi : 1. Pereaksi Millon
2. Larutan putih telur
3. Larutan gelatin
Cara Kerja :
1. Tambahkan beberapa tetes pereaksi Millon pada 2 ml larutan protein.
2. Campur, akan terbentuk endapan putih.
3. Panaskan hati – hati, bila positif akan timbul warna merah.
4. Lakukan terhadap larutan putih telur, gelatin

5. REAKSI XANTOPROTEIN
Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein tertentu mengandung asam amino
dengan inti benzen.
Prinsip : Nitrasi inti benzen dari asam amino dalam molekul protein ( tirosin,
fenilalanin, triptofan ).meniadi senyawa nitro yang berwarna kuning.
Dalam lingkungan alkalis teribnisasi dan warnanya berubah lebih tua
atau jingga.
Alat : Tabung reaksi dan Pipet ukur 1 ml
Bahan/Pereaksi : 1. HNO3 pekat
2. Larutan alkali pekat (NaOH/NH4OH).
3. Larutan putih telur
4. Larutan gelatin

Cara Kerja :
1. Campur 2 mL larutan protein dan 1 mL HNO3 pekat. Perhatikan
terbentuk endapan putih.
2. Panaskan hati-hati, endapan larut kembali dan larutan berubah mejadi
kuning.
3. Dinginkan di bawah kran dan tambahkan tetes demi tetes larutan alkali pekat.
4. Lakukan terhadap larutan putih telur dan gelatin.
21

HASIL PENGAMATAN

Hasil
No Sampel Biuret Millon Xantoprotein
(Tersedia)
1

DISKUSI/PEMBAHASAN :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
22

KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
23

PERTEMUAN 6

PROTEIN

1. PERCOBAAN CINCIN DARI HELLER


Prinsip :
Terbentuknya warna putih timbul karena terjadinya denaturasi protein yang
kemudian diikuti dengan koagulasi. Warna kuning terjadi, disebabkan karena
nitrasi dari pada protein.

Bahan-bahan :
- Larutan protein
- HNO3 pekat
Cara Kerja :
- Kedalam tabung yang dimiringkan yang berisi 2 ml larutan protein,
- Dimasukkan dengan hati-hati 2 ml HNO3 pekat sehingga terbentuk 2
lapisan.
Hasil :
Pada bidang perbatasan terlihat warna putih yang bila dibiarkan lama
kelamaan menjadi kuning.

2. SULFUR DALAM PROTEIN (dari Cystin dan Cystein)


Prinsip :
Adanya Sulfur dalam protein dengan penambahan Pb Asetat membentuk
endapan PbS yang berwarna coklat kehitaman

Reaksi :
CH2 – CH – COOH + NaOH ---------→ CH2 – CH – COOH + H2O + Na2S

SH NH2 OH NH2

Na2S + Pb (CH3COO)2 ---------→ 2CH3COONa + PbS endapan coklat

Bahan-bahan :
- Larutan protein
- NaOH 40% , Pb Asetat 1% / Pb NO3 3 ml, dihomogenkan

Cara Kerja :
- 1 ml larutan protein + 2 ml NaOH 40%.
- Panaskan kira-kira 2 menit.
- Kemudian tambahkan 2 tetes Pb Asetat. Maka terbentuk endapan yang
berwarna coklat kehitam-hitaman.
24

3. SUSUNAN ELEMENTER PROTEIN

Prinsip :
Protein merupakan zat organik yag mengandung unsur Carbon,
Oksigen,Hidrogen dan unsur Nitrogen.

Cara Kerja :
- Masukkan albumin kering ke dalam tabung reaksi yang bersih.
- Panaskan sampai tercium bau rambut terbakar, yang karakterlistik untuk
Nitrogen.
- Arang yang terjadi pada dasar tabung adanya Carbon. Sedangkan embun
yang dijumpai pada mulut tabung menunjukan adanya Oxygen dan
Hydrogen.
- Ke dalam tabung reaksi yang kering masukan sedikit albumin ke Ring +
NaOH kering sebanyak dua kali jumlah albumin. Panaskan hati-hati.
Perhatikan bau amonia yang terjadi dan perhatikan pengaruh dari pada uap
terhadap kertas lakmus merah yang sebelumnya sudah dibasahi.
- Ini menunjukan adanya Nitrogen dan Hydrogen

HASIL PENGAMATAN

Hasil
No Sampel Cincin Heller Adanya Sulfur Sus Elementer
1

2
25

Diskusi/Pembahsan :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
26

PERTEMUAN 7

PROTEIN

Pengendapan Protein dengan garam konsentrasi tinggi (Salting Out).

Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein dapat dipisahkan dengan cara,


diendapkan dengan menggunakan larutan garam dengan konsentrasi
yang berbeda.
Prinsip : Protein larut dalam air sebagai larutan koloid. Bila molekul air yang
mengelilinginya ditarik, misalnya dengan larutan gararn konsentrsi
tinggi atau dengan alkohol, maka protein akan mengendap. Beberapa
jenis protein dalam suatu larutan akan diendapkan oleh garam dalam
konsentrasi tinggi yang berbeda.
Alat : Tabung reaksi
Pipet ukur 2 ml dan 3 ml
Bahan/Pereaksi : 1. Kristal (NH4)2SO4
2. Larutan (NH4)2SO4 jenuh
3. Larutan NaCl
4. Serum
5. Kertas saring
Cara Kerja :
a. Pada 3 ml serum ditambahkan 3 ml larutan (NH4 )2SO4 jenuh.
Endapan (presipitat) yang terbentuk adalah globulin serum.
Saring, masukkan presipitat ke dalarn larutan NaCl 1 %, kocok.
Globulin akan larut dan ujilah dengan reaksi biuret.
b. Pada filtrat tambahkan kristal (NH4)2SO4 sampai jenuh. Kekeruhan
menyatakan adanya albumin. Saring dan masukkan presipitat ke
dalam air, presipitat akan larut. Ujilah dengan reaksi biuret Apakah
pada filtrat yang kedua masih terdapat protein ? Ujilah dengan
reaksi biuret.

Tabung 1
Serum 3 ml
Larutan (NH4)2SO4 3 ml
Saring presipitat (filtrat ditampung untuk pengendapan albumin)
Larutkan presipitat dengan 2 ml
NaCI 1%
Uji dengan reaksi buret
Hasil :
27

Tabung 1
Filtrat Sampai Jenuh
Kristal (NH4)2SO4 2 ml
Timbul kekeruhan, saring dan
larutkan presipitat dengan air suling
Uji dengan reaksi biuret
Hasil :

Tabung 1
Filtrat II 2 ml
Uji dengan reaksi biuret
Hasil :

.
Diskusi/Pembahsan :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.

Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)
28

PERTEMUAN 8

PROTEIN
1. DENATURASI DENGAN PEMANASAN.

Bahan-bahan :
- Larutan putih telur, gelatin, Casein dan Pepyon.
- Asam acetat 0,1 M.
Cara Kerja :
- Ambil sedikit larutan protein dan periksa keasamannya dengan lakmus
merah.
- Ambil 4 ml larutan protein, tambahkan asam acetat 0,1 M tetes demi tetes
dan tiap kali dipanaskan. Setelah kira-kira 5 tetes akan tampak kekeruhan
dan bila dipanaskan akan terbentuk coagulasi. Ulangi percobaan ini
dengan : gelatin, casein dan pepton
Keterangan :
Setelah menambah kira-kira 5 tetes asam acetat pada larutan protein maka
tercapainya titik isoelektrik, larutan protein asli (native protein) tidak
mengendap pada titik isolektrik, tetapi mengendap dan bercoagulasi bila
dipanaskan.

2. KELARUTAN PROTEIN PADA LINGKUNGAN EKSTRIM.

Tujuan : Memperlihatkan bahwa sifat alamiah protein, Antara lain daya larut,
sangat dipengaruhi oleh suhu dan keasaman ( pH ) tertentu,. Perubahan
yang ekstrim dari salah satu dari kedua faktor ini akan merusak sifat
alamiah protein (denaturasi), yang tampak berupa hilangnya daya
larut.
Prinsip : Sifat alamiah protein, termasuk daya larut, tampak bila struktur tersier
protein tersebut dalam suhu dan pH tertentu dapat bernteraksi dengan
air. Bila salah satu dari kedua faktor ini berubah, struktur tersier juga
berubah dan molekul ptotein tidak dapat lagi dikelilingi air. Akibatnya,
sifat alamiah, termasuk daya larut hilang dan protein mengendap.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2ml
Bahan/pereaksi : 1. Larutan putih telur
2. Asam sulfat pekat
Cara Kerja :
A. Kelarutan protein pada pemanasan
1. Pipetkan 2 ml larutan putih telur ke dalam suatu tabung reaksi
2. Panaskan tabung tersebut pada api atau penangas air mendidih
3. Perhatikan dan catat, apakah ada endapan.
29

3. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH LOGAM BERAT

Tujuan : Untuk memperelihatkan bahwa logam berat seperti timah hitam ( Pb )


dan air raksa (Hg) dapat mengganggu sifat protein, antara lain
kelarutannya, sehingga tidak berfungsi lagi dan mengendap. Di satu.
pihak logam berat sebagai pencemar lingkungan.sangat berbahaya
sedangkan di pihak lain sifat ini, dipakai sebagai antiseptik pembunuh
kuman, seperti yang. tampak pada penggunaan sublimat ( HgCl2 ).
Keracunan logam berat yang akut maupun kronis dapat dikurangi
dengan mengkonsumsi protein dalam jumlah yang lebih banyak seperti
susu atau telur. Pada keracunan akut, pemherian susu atau putih telur
akan mengendapkan logam berat dalam bentuk garam protein,
sehingga penyerapan logam berkurang. Pada keracunan kronis, fungsi
protein sel yang telah rusak oleh ikatan dengan logam berat, dapat
diimbangi dengan sintesis protein baru, yang asam aminonya berasal
dari protein makanan ekstra tersebut.

Prinsip : Logam berat termasuk Pb dan Hg dengan protein membentuk garam


proteinat yang tidak dapat larut, sehingg fungsi protein tersebut hilang.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 1 ml
- Pipet tetes
Bahan/pereaksi : 1.Larutan putih telur
2. Larutan PbC12 2%
3. Larutan HgCl2 2%
Cara Kerja :
1. Pipetkan 1 ml larutan putih telur ke dalam suatu tabung reaksi
2. Tambahkan larutan PbC12 tetes demi tetes.
Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi pada penambahan tiap tetes
pereaksi.
3. Ulangi percobaan dengan larutan HgC12.

HASIL PENGAMATAN

Hasil
No Sampel Pemanasan Asam Logam Berat
1
30

DISKUSI/PEMBAHASAN :

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
31

KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan

(................................................) (..............................................)

Anda mungkin juga menyukai