PRAKTIKUM BIOKIMIA
OLEH
Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si
PRAKTIKUM BIOKIMIA
NAMA : ........................................................
NIM : .........................................................
KELAS : .........................................................
OLEH
Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si
PERATURAN UMUM
SANKSI-SANKSI
Didalam Biokimia kita mempelajari proses kimia yang terjadi dalam zat hidup.
Semua hukum kimia dan fisika berlaku dalam proses kimia juga berlaku dalam zat
hidup. Atau dengan kata lain proses biologi mengikuti prinsip kimia dan fisika.
Molekul kimia yang terdapat di dalam zat hidup tidak hanya bercampur dan
bereaksi membentuk Biomolekul dan berbagai komponen zat hidup lainnya.
Mata kuliah Praktikum Biokima diberikan sebagai mata kuliah keilmuan dan
keterampilan guna menunjang mata kuliah keahlian bekerja, terutama Kimia
Klinik, Mikrobiologi, Analisa Makanan serta Tranfusi darah.
Dalam Buku Modul Praktikum ini membahas beberapa materi beserta laporan
yang dikumpulkan, yaitu:
Pendahuluan
PERTEMUAN 1
PENGENALAN
SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK
1. DASAR TEORI
Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa organik atau di
sebut juga kimia karbon. Karena terdapat unsur karbon (C) dalam senyawa
organik tersebut sebagai unsur utama. Konsep klasik dari ilmu kimia karbon
memberi penjelasan ilmiah mengenai peristiwa molekuler pada system
kehidupan.
Karbon (C) merupakan atom kecil ( no.atom 6, berat atom 12 ) yang mampu
membentuk ikatan kovalen stabil dengan sejumlah unsur. Karbon di samping
membentuk ikatan tunggal, membentuk ikatan ganda dengan C,N,O dan S,
demikian pula ikatan triple C dan N.
Beberapa perbedaan senyawa organik dan anorganik :
1. Jumlah senyawa organik lebih banyak di banding senyawa onorganik.
2. Zat organik lebih stabil terhadap suhu, di karenakan adanya ikatan kovalen
yang energinya relative kecil.
Untuk mengetahui adanya unsur – unsur organik seperti C, H dan O dapat di
lakukan dengan :
a. Pembakaran tidak sempurna (adanya C terbentuk arang / kehitaman )
b. Dengan pemanasan , adanya unsur O dan H di lihat / di tandai dengan
adanya titik – titik air.
c. Adanya atom C dapat di lakukan dengan pemberian oksidator pada sampel
lalu di panaskan. Uap yang di kenakan pada air barit atau CaCl2 akan
terjadi kekeruhan → CaCO3 endapan putih.
Cara Kerja :
I. Cara Pemanasan
1. Masukan sample kedalam tabung reaksi
2. Tutup tabung tersebut dan panaskan di atas api
3. Amati perubahan baik warna, bentuk dan adanya titik – titik air.
Hasil : Adanya atom C dalam sampel di tandai perubahan sampel menjadi
hitam (+arang ) sedang adanya unsur O dan H di tandai adanya
titik– titik air
II. Cara Penguapan
1. Larutkan sampel + oksidator (glukosa + CuSO4 )
2. Hubungkan tabung sampel ke tabung yang berisi CaCL2 dengan
menggunakan selang atau pipa
3. Lalu tabung sampel tadi di panaskan hingga mendidih dan biarkan uap
dari tabung sampel masuk kedalam tabung CaCL2
4. Amati ada tidaknya kekeruhan pada tabung yang berisi CaCL2
5. Kekeruhan yang terjadi membuktikan adanya karbon dalam sampel
3
HASIL PENGAMATAN
DISKUSI/PEMBAHASAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
4
KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
5
PERETEMUAN 2
KARBOHIDRAT
1. DASAR TEORI
Karbohidrat adalah senyawa organik yang ditemukan dan tersebar luas di
seluruh mahluk hidup, dengan rumus umum Cn(H2O)n. Secara kimia ini
adalah turunan aldehid atau keton dari polialkohol, karbohidrat adalah bagian
dari zat gizi utama dan berperan sebagai sumber energi. Sebagai sumber
energi, terutama pada manusia, karbohidrat dikonsumsi sebagai polisakarida,
disakarida dan monosakarida. Polisakarida adalah polimer dari monosakarida
dan mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Polisakarida yang menjadi sumber
makanan manusia terpenting ialah pati (amylum) yang dijumpai pada biji– biji
seperti padi, gandum, jagung serta berbagai umbi seperti kentang, talas,
ketela, ubi jalar dan sebagainya. Disakarida (C12H22O11) adalah dimmer
(ikatan dari 2 unit monosakarida), dan yang lazim dikonsumsi adalah maltosa
dan sukrosa. Maltosa berasal dari pemecahan pati dan dijumpai dalam sirup
dan terdiri dari 2 molekul glukosa. Sukrosa atau sakarosa lebih dikenal
sebagai gula pasir. Secara kimia, sukrosa terdiri atas glukosa dan fruktosa.
Satu–satunya disakarida yang dihasilkan oleh mamalia ialah laktosa, yang
merupakan komponen karbohidrat dari susu. Laktosa terdiri atas glukosa dan
galaktosa, yang terikat satu dengan yang lain. Glukosa, galaktosa dan fruktosa
adalah monosakarida atau karbohidrat elementer yang mempunyai 6 atom C,
karena itu merupakan heksosa sehingga rumusnya C6H12O6. glukosa dan
galaktosa ,merupakan suatu aldosa (gula dengan gugus aldehid), sedangkan
fruktosa adalah ketosa (gula dengan gugus keton.)
Percobaan pada karbohidrat meliputi :
2. Pembentuk karamel
3. Ikatan amylum dengan Iodium
D. Percobaan Hydrolysa Terhadap
1. Sukrosa
2. Amylum
3. UJI MOLISCH
Tujuan : Membedakan karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat
Prinsip : Pembentukan Furfural atau turunannya karena penarikan molekul
air oleh asam sulfat pekat. Furfural yang terbentuk bereaksi
dengan -naftol membentuk senyawa yang berwarna ungu.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2 ml
- Lampu spritus
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
Bahan : - Larutan amylum 1%
- Larutan maltosa 1%
- Larutan sukrosa 1%
- Larutan glukosa 1%
- Larutan laktosa 1%
- Pereaksi molisch
- H2SO4 pekat
Cara Kerja :
1. Pipet 2 ml larutan karbohidrat ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch
3. Masukkan 2 ml H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi, melalui dinding
tabung yang dimiringkan
4. Lakukan uji molisch terhadap larutan pati, maltosa, surkosa, glukosa dan
laktosa
4. UJI BENEDICT
Tujuan : Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat
Prinsip : Ion cupri direduksi menjadi cupro oleh klarbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk
cuprooksida (Cu2O) yang berwarna merah bata.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2 ml
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Rak tabung reaksi
- Waterbath
Bahan : - Larutan benedict
- Larutan glukosa
- Larutan fruktosa
- Larutan sukrosa
- Larutan Laktosa
7
Cara Kerja :
1. Pipet 2 ml larutan benedict kedalam tabung reaksi
2. Teteskan 4 tetes larutan yang diperiksa
3. Panaskan dalam water bath selama 5 menit atau langsung pada api
selama 2 menit .Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
4. Lakukan uji benedict pada larutan glukosa, fruktosa, sukrosa dan
laktosa
Hasil : Positif bila terjadi endapan mulai hijau, kuning, sampai merah bata.
Keterangan :
• Sukrosa memberikan reaksi negatif karena tidak mempunyai lagi gugus
aktif (aldehid atau keton bebas)
5. UJI FEHLING
Tujuan : Memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidrat
Prinsip : Ion Cupri direduksi menjadi Cupro oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas membentuk cupro
Oksida ( Cu2O ) yang berwarna merah bata.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2 ml
- Pipet ukur 1 ml
- Rak tabung reaksi
- Water bath
Bahan :
- Larutan Glukosa
- Larutan Fruklosa
- Larutan Sukrosa
- Larutan Laktosa
- Larutan Fehling A dan Fehling B
Cara Kerja :
1. Campurkan larutan Fehling A dan Fehling B dengan perbandingan
1 : 1. dalam tabung reaksi, homogenkan
2. Tambahkan larutan sakar 0,5 ml
3. Panaskan dalam waterbath selama 5 menit, atau panaskan langsung
pada api selama 2 menit
4. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
5. Lakukan uji Fehling pada larutan Glukosa, Fruktosa, Sukrosa,
Laktosa.
Hasil : Positip, bila terjadi endapan mulai hijau, kuning sampai merh bata.
Keterangan :
• Semua larutan sakar yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas
akan memberikan reaksi Fehling positip.
• Larutan Fehling A sengaja dipisahkan dari Fehling B dan baru dicampur
pada waktu akan melakukan percobaan, karena akan terjadi reaksi antara
CuSO4 dan NaOH. ( Cu(OH)2 ) endapan putih.
• Reaksi Fehling positip hanya menunjukan bahwa di dalam larutan
didapatkan suatu zat reduktor, sehingga tidak khas untuk gula. Misalkan
vitamin C, Chloroform dapat memberikan hasil positip.
8
HASIL PENGAMATAN
Pereaksi
No Sampel Molisch Benedict Fehling
1
DISKUSI/PEMBAHASAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
9
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
10
PERETEMUAN 3
KARBOHIDRAT
1. UJI IODIUM
2. UJI SELIWANOF
Tujuan : Membedakan ketosa dan aldosa
Prinsip : Dengan adanya asam kuat ketosa membentuk 4 – hidroksimetil
furfural yang dengan resirsinol akan membentuk senyawa
komplek yang berwarna merah.
Alat : Tabung reaksi, Pipet ukur 5 ml, Pipet ukur 1 ml, Penjepit tabung
Rak tabung reaksi, Waterbath
Bahan : Pereaksi Seliwanoff, Larutan glukosa, Larutan fruktosa, Larutan
sukrosa
Cara Kerja :
1. Pipet 0,5 ml larutan glukosa kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 5 ml pereaksi seliwanoff
3. Panaskan dalam water bath selama 1 menit atau langsung pada api selama
30 detik.
4. Perhatikan warna yang terbentuk
5. Lakukan percobaan dengan fruktosa dan sukrosa
Hasil : Reaksi positif bila terbentuk warna merah anggu
Keterangan :
11
• Sukrosa bila dipanaskan lama juga positif karena dalam suasana asam
kuat sukrosa akan dihidrolisa menjadi fruktosa dan glukosa
• Fruktosa dalam HCl ½ pekat dapat membentuk hydromethyl furfural
sedang glukosa tidak
• Untuk glukosa dibutuhkan H2SO4 pekat
HASIL PENGAMATAN
Pereaksi
No Sampel Iodium Seliwanof Karamel/Moore
1
3
12
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
13
PERETEMUAN 4
KARBOHIDRAT
1. HIDROLISA SUKROSA
Keterangan :
• Hydrolisa Sukrosa oleh HCI menghasilkan gulkosa dan fruktosa hal ini
menyebabkan uji Benedict dan Seliwanoff positif.
• Reaksi Barfoed positip menyatakan bahwa hiydrolisa di sini
menghasilkan monosakarida.
14
HASIL PENGAMATAN
Hasil
No Pereaksi Hidrolisa Sukrosa Hidrolisa Amilum
1 Uji Benedict
2 Uji Benedict
3 Uji Seliwanof
DISKUSI/PEMBAHASAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
16
KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
17
PERTEMUAN 5
PROTEIN
1. DASAR TEORI
Protein (berasal dari bahasa Yunani proteos, artinya yang terutama, atau
terbanyak) adalah senyawa organik yang terbanyak dalarn sel makhluk hidup.
Separuh lebih dari berat kering makhluk hidup terdiri atas protein. Secara
kimia, protein adalah heterobiopolimer yang terdiri atas satuan–satuan
monomer yang disebut asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.
Protein ditemukan dalarn seluruh makhluk hidup mulai dari virus sampai
manusia. Ada puluhan ribu macam protein yang berbeda, yang tersebar di
berbagai, makhluk tersebut.
Asarn amino yang diperlukan tubuh dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1. Asam amino esensial, yaitu asam amino yang mutlak harus ada dalam
makanan, karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Asam amino tersebut
adalah triptofan, fenilalanin, lisin, treonin, valin, metionin, leusin,
isoleusin, arginin dan histidin.
2. Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh
tubuh.
2.Protein Terkonjugasi
Pada hidrolisis protein terkonjugasi akan menghasilkan asam amino dan
senyawa bukan asam amino, yang disebut gugus prostetik. Gugus prostetik
ini dapat berupa asam nukleat ( nukleoprotein, protein yang terdapat dalam
inti sel karbohidrat ( glikoprotein, protein yang terdapat antara lain dalam
musin), fosfor (fosto protein, protein yang terdapat dalarn susu yaitu
kasein), lipid (lipoprotein, protein yang terdapat dalam darah yaitu
kilomikroti, VLDL, LDL, HDL ), logam (seruloplasmin, yang mengandung
Cu, siderofilin yang mengandung Fe). Suatu gugus prostetik yang sangat
banyak ditemukan dan mempunyai peran yang sangat penting ialah hem.
Salah satu protein yang mengandung hem sebagai gugus prostetik ialah
hemoglobin, protein terbanyak dalarn tubuh.
Suatu protein dapat mempunyai struktur tersier yang berbeda - beda sesuai
dengan, kondisi lingkungan. Hanya dalam kondisi fisiologis struktur tersier
ini mengambil bentuk tertentu yang mendukung fungsi protein tersebut.
Dalam garis besar, struktur tersier ada 2 macam, yaitu yang lebih, kurang
berbentuk bola ( globuler ) dan yang berupa serat ( fibriler ).
Fungsi protein ditentukan oleh struktur tersier. yang tepat (fisiologis). Fungsi
tersebut sangat rentan akan perubahan lingkungan, seperti keasaman (pH )
dan suhu yang ekstrim. Selain itu, fungsi protein juga hilang oleh adanya
logam berat seperti Pb ( timah hitam ), Hg ( air raksa ), Cd (kadmium ).
Umumnya fungsi protein ialah :
1. Sebagai katalis dan dinamai enzim.
2. Sebagai alat pertahanan tubuh seperti imunoglobulin (antibodi)
3. Sebagai alat pembawa senyawa, lain ( transpor ), seperti Hb ( untuk
oksigen), transferin ( untuk besi ) atau, lipoprotein ( untuk lemak ).
4. Sebagai pembawa isyarat dari sel lain, seperti hormon FSH, LH, hCG.
5. Sebagai penggumpal darah pada luka, seperti fibrinogen.
6. Sebagai cadangan asam amino seperti albumin.
7. Sebagai penerima isyarat dari luar, seperti reseptor hormon dalam sel.
8. Sebagai pengatur kegiatan inti sel.
Di dalam air, protein akan larut dalam bentuk larutan koloid. Untuk itu sangat
diperlukan interaksi antara berbagai gugus R dari asam – asarn amino dalam
protein dengan molekul air. Semua keadaan yang menyebabkan tertariknya air
yang mengelilingi molekul protein ini sangat mengurangi kelarutan protein.
3. REAKSI BIURET
Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein mcngandung ikatan peptida.
Prinsip : Gugus CO dan NH dari ikatan peptida dalam molekul protein
membentuk warna lembayung bila direaksikan dengan ion Cu++
dalam suasana alkali.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2ml
- Pipet tetes
Bahan / Pereaksi : 1. NaOH 10%
2. Larutan CuSO4
3. Larutan putih telur
4. Larutan gelatin
20
Cara Kerja :
1. Campur 2 ml larutan protein dan 2 ml NaOH 10%
2. Tambahkan setetes larutan CuSO4, campur dengan baik sehingga terbentuk
warna lembayung. Bila belum terbentuk warna lembayung tambahkan lagi
larutan CuSO4 tetes demi tetes, maksimum 10 tetes.
3. Lakukan terhadap larutan putih telur dan gelatin
4. REAKSI MILLON
Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein mengandung asam amino dengan inti
fenol (tirosin).
Prinsip : Nitrasi derifat monofenol dari asam amino tirosin dalam protein.
Alat : Tabung reaks dan Pipet tetes
Bahan/Pereaksi : 1. Pereaksi Millon
2. Larutan putih telur
3. Larutan gelatin
Cara Kerja :
1. Tambahkan beberapa tetes pereaksi Millon pada 2 ml larutan protein.
2. Campur, akan terbentuk endapan putih.
3. Panaskan hati – hati, bila positif akan timbul warna merah.
4. Lakukan terhadap larutan putih telur, gelatin
5. REAKSI XANTOPROTEIN
Tujuan : Memperlihatkan bahwa protein tertentu mengandung asam amino
dengan inti benzen.
Prinsip : Nitrasi inti benzen dari asam amino dalam molekul protein ( tirosin,
fenilalanin, triptofan ).meniadi senyawa nitro yang berwarna kuning.
Dalam lingkungan alkalis teribnisasi dan warnanya berubah lebih tua
atau jingga.
Alat : Tabung reaksi dan Pipet ukur 1 ml
Bahan/Pereaksi : 1. HNO3 pekat
2. Larutan alkali pekat (NaOH/NH4OH).
3. Larutan putih telur
4. Larutan gelatin
Cara Kerja :
1. Campur 2 mL larutan protein dan 1 mL HNO3 pekat. Perhatikan
terbentuk endapan putih.
2. Panaskan hati-hati, endapan larut kembali dan larutan berubah mejadi
kuning.
3. Dinginkan di bawah kran dan tambahkan tetes demi tetes larutan alkali pekat.
4. Lakukan terhadap larutan putih telur dan gelatin.
21
HASIL PENGAMATAN
Hasil
No Sampel Biuret Millon Xantoprotein
(Tersedia)
1
DISKUSI/PEMBAHASAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
22
KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
23
PERTEMUAN 6
PROTEIN
Bahan-bahan :
- Larutan protein
- HNO3 pekat
Cara Kerja :
- Kedalam tabung yang dimiringkan yang berisi 2 ml larutan protein,
- Dimasukkan dengan hati-hati 2 ml HNO3 pekat sehingga terbentuk 2
lapisan.
Hasil :
Pada bidang perbatasan terlihat warna putih yang bila dibiarkan lama
kelamaan menjadi kuning.
Reaksi :
CH2 – CH – COOH + NaOH ---------→ CH2 – CH – COOH + H2O + Na2S
SH NH2 OH NH2
Bahan-bahan :
- Larutan protein
- NaOH 40% , Pb Asetat 1% / Pb NO3 3 ml, dihomogenkan
Cara Kerja :
- 1 ml larutan protein + 2 ml NaOH 40%.
- Panaskan kira-kira 2 menit.
- Kemudian tambahkan 2 tetes Pb Asetat. Maka terbentuk endapan yang
berwarna coklat kehitam-hitaman.
24
Prinsip :
Protein merupakan zat organik yag mengandung unsur Carbon,
Oksigen,Hidrogen dan unsur Nitrogen.
Cara Kerja :
- Masukkan albumin kering ke dalam tabung reaksi yang bersih.
- Panaskan sampai tercium bau rambut terbakar, yang karakterlistik untuk
Nitrogen.
- Arang yang terjadi pada dasar tabung adanya Carbon. Sedangkan embun
yang dijumpai pada mulut tabung menunjukan adanya Oxygen dan
Hydrogen.
- Ke dalam tabung reaksi yang kering masukan sedikit albumin ke Ring +
NaOH kering sebanyak dua kali jumlah albumin. Panaskan hati-hati.
Perhatikan bau amonia yang terjadi dan perhatikan pengaruh dari pada uap
terhadap kertas lakmus merah yang sebelumnya sudah dibasahi.
- Ini menunjukan adanya Nitrogen dan Hydrogen
HASIL PENGAMATAN
Hasil
No Sampel Cincin Heller Adanya Sulfur Sus Elementer
1
2
25
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
26
PERTEMUAN 7
PROTEIN
Tabung 1
Serum 3 ml
Larutan (NH4)2SO4 3 ml
Saring presipitat (filtrat ditampung untuk pengendapan albumin)
Larutkan presipitat dengan 2 ml
NaCI 1%
Uji dengan reaksi buret
Hasil :
27
Tabung 1
Filtrat Sampai Jenuh
Kristal (NH4)2SO4 2 ml
Timbul kekeruhan, saring dan
larutkan presipitat dengan air suling
Uji dengan reaksi biuret
Hasil :
Tabung 1
Filtrat II 2 ml
Uji dengan reaksi biuret
Hasil :
.
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
28
PERTEMUAN 8
PROTEIN
1. DENATURASI DENGAN PEMANASAN.
Bahan-bahan :
- Larutan putih telur, gelatin, Casein dan Pepyon.
- Asam acetat 0,1 M.
Cara Kerja :
- Ambil sedikit larutan protein dan periksa keasamannya dengan lakmus
merah.
- Ambil 4 ml larutan protein, tambahkan asam acetat 0,1 M tetes demi tetes
dan tiap kali dipanaskan. Setelah kira-kira 5 tetes akan tampak kekeruhan
dan bila dipanaskan akan terbentuk coagulasi. Ulangi percobaan ini
dengan : gelatin, casein dan pepton
Keterangan :
Setelah menambah kira-kira 5 tetes asam acetat pada larutan protein maka
tercapainya titik isoelektrik, larutan protein asli (native protein) tidak
mengendap pada titik isolektrik, tetapi mengendap dan bercoagulasi bila
dipanaskan.
Tujuan : Memperlihatkan bahwa sifat alamiah protein, Antara lain daya larut,
sangat dipengaruhi oleh suhu dan keasaman ( pH ) tertentu,. Perubahan
yang ekstrim dari salah satu dari kedua faktor ini akan merusak sifat
alamiah protein (denaturasi), yang tampak berupa hilangnya daya
larut.
Prinsip : Sifat alamiah protein, termasuk daya larut, tampak bila struktur tersier
protein tersebut dalam suhu dan pH tertentu dapat bernteraksi dengan
air. Bila salah satu dari kedua faktor ini berubah, struktur tersier juga
berubah dan molekul ptotein tidak dapat lagi dikelilingi air. Akibatnya,
sifat alamiah, termasuk daya larut hilang dan protein mengendap.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 2ml
Bahan/pereaksi : 1. Larutan putih telur
2. Asam sulfat pekat
Cara Kerja :
A. Kelarutan protein pada pemanasan
1. Pipetkan 2 ml larutan putih telur ke dalam suatu tabung reaksi
2. Panaskan tabung tersebut pada api atau penangas air mendidih
3. Perhatikan dan catat, apakah ada endapan.
29
HASIL PENGAMATAN
Hasil
No Sampel Pemanasan Asam Logam Berat
1
30
DISKUSI/PEMBAHASAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
31
KESIMPULAN :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)