PRAKTIKUM BIOKIMIA
OLEH
Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si
NAMA : ........................................................
NIM : .........................................................
KELAS : .........................................................
OLEH
Iwan Sariyanto, S.ST, M.Si
PERATURAN UMUM
SANKSI-SANKSI
Didalam Biokimia kita mempelajari proses kimia yang terjadi dalam zat hidup.
Semua hukum kimia dan fisika berlaku dalam proses kimia juga berlaku dalam zat
hidup. Atau dengan kata lain proses biologi mengikuti prinsip kimia dan fisika.
Molekul kimia yang terdapat di dalam zat hidup tidak hanya bercampur dan
bereaksi membentuk Biomolekul dan berbagai komponen zat hidup lainnya.
Mata kuliah Praktikum Biokima diberikan sebagai mata kuliah keilmuan dan
keterampilan guna menunjang mata kuliah keahlian bekerja, terutama Kimia
Klinik, Mikrobiologi, Analisa Makanan serta Tranfusi darah.
Dalam Buku Modul Praktikum ini membahas beberapa materi beserta laporan
yang dikumpulkan, yaitu:
Pendahuluan
PERTEMUAN 9
LEMAK
1 DASAR TEORI
Lemak adalah senyawa organik alamiah yang tidak terlarutkan oleh air, tetapi
larut dalam pelarut organik seperti etanol panas, eter, aseton, kloroform, karbon
tetrakforida, benzen,. Toluen dan lain – lain. Lemak dibuat dan digunakan oleh
mahluk hidup.
Fungsi utama lemak pada mahluk hidup ialah sebagai penyekat, bantalan dan
cadangan energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel
mahluk hidup dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri atas molekul –
molekul lemak yang tersusun demikian rupa, sehingga isi sel terpisah dari dunia
luar. Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel–sel saraf. Baik sel saraf
maupun serat saraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut mielin, yang
terutama terdiri atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tarnpak misalnya pada
jaringan lemak bawah kulit, yang menebal di tempat–tempat tertentu dan juga
di sekitar berbagai alat dalam di rongga tubuh, serta di belakang bola mata.
Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh. Senyawa ini
dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan
energi yang secara kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau
dalam bentuk gemuk dan kurus.
Secara kimia, lemak terbagi tiga :
a. Lemak Sederhana
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan suatu alkohol, biasanya
berupa gliserol, serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banyak
ditemukan ialah triasil gliserol yang disebut juga, trigliserida (TG), yang
ditemukan antara lain dalam serum, dalam minyak kelapa dan dalam berbagai
minyak lain yang berasal dari mahluk hidup. Yang dimaksud dengan minyak
ialah lemak yang dalam suhu biasa berada dalam bentuk cair.
Lemak yang dalam suhu biasa berada dalam bentuk padat disebut sebagai
lemak saja. Biasanya minyak berasal dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak
padat dari hewan. Konsistensi cair atau padat dalam suhu ruang ini ditentukan
oleh jumlah atom C yang menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang rantai
C, biasanya makin padat. Selain itu juga ditentukan oleh jumlah ikatan rangkap
antar atom C. Makin banyak ikatan rangkap tersebut, konsistensi makin cair.
Lemak yang banyak, mengandung ikatan rangkap ini disebut asam lemak
esensial, yang harus ada dalam makanan. Pada umumnya lemak tumbuh –
tumbuhan berupa minyak karena raintai C penyusun asam lemaknya agak lebih,
pendek dan jumlah ikatan rangkapnya relatif lebih banyak. Asam lemak pada
manusia umumnya mempunyai atom C genap (6 - 20) yang dapat berupa asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh dapat berupa
asam lemak tidak jenuh tunggal dan asam lemak tidak jenuh jamak.
b. Lemak Majemuk
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan suatu alkohol, suatu asam
lemak dan senyawa lain yang bukan alkohol maupun asam lemak. Senyawa
2
yang ketiga ini dapat berupa asam fosfat, asam amino, basa organik seperti kolin
atau betain. Pada umumnya lemak majemuk ini bermuatan listrik atau paling
tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga menjadi
lebih mudah berinteraksi dengan air. Lemak majemuk ini ikut menyusun
membran sel dan juga selubung sel dan serat saraf
c. Turunan Lemak
Yang dimaksud dengan turunan lemak yaitu berbagai senyawa yang diperoleh
dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu. Jadi, termasuk
dalam kelompok ini ialah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun
lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh dan asam
lemak tanpa ikatan rangkap atau asam lemak jenuh, kolesterol dan berbagai
macam senyawa steroid seperti hormon steroid (kortisol, prednison, estrogen,
progesteron, testosteron dan aldosteron).
Selain itu perlu diketahui bahwa vitamin–vitamin A, D, E dan K sangat
memerlukan lemak untuk dapat diserap dan digunakan tubuh, karena vitamin ini
tidak larut dalam air dan hanya larut dalam lemak, atau pelarut lemak
3. Uji kelarutan
Tujuan : Memperlihatkan bahwa lemak tidak larut dalam air dan hanya larut
dalam pelarut organik.
Prinsip : Molekul lemak berinteraksi dengan molekul pelarut organik dalam
bentuk interaksi hidrofobik, sehingga lemak tersebar merata di antara
pelarut organik dan dikelilingi oleh senyawa tersebut. Interaksi
tersebut tidak terjadi dengan molekul air.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 5 ml
Bahan/pereaksi : 1 . Gajih
2. Air suling
3. Eter
4. Kertas saring
5. Kloroform
6. Aseton
7. Toluen
Cara Kerja :
Percobaan A.
1. Tempatkan sejumlah kecil lemak dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan air, kernudian kocok kuat-kuat. Lihat dan laporkan, larut
atau tidak dan apakah kedua bahan tersebut terpisah kembali bila
didiamkan.
3. Ulangi percobaan dengan air mendidih, aseton, eter, kloroform dan toluen.
3
Tabung 1 2 3 4 5 6
Gajih 1g 1g 1g 1g 1g 1g
Air suling 5 ml
Air mendidih 5 ml
Eter 5 ml
Kloroform 5 ml
Aseton 5 ml
Toluen 5 ml
Kocok kuat-kuat
lihat kelarutan
Diamkan 5 menit
lihat kelarutan
Percobaan B.
1. Siapkan 6 carik kertas saring.
2. Teteskan setetes campuran dari masing – masing tabung dalam percobaan
A pada kertas saring yang terpisah.
3. Anginkan dan biarkan tetesan tersebut menguap. Lihat dan laporkan,
campuran yang mana yang meninggalkan bercak lemak pada kertas saring
Keterangan
Uji bercak lemak ( "spot test" ) ini sangat berguna untuk melacak secara cepat
ada tidaknya lemak dalam suatu contoh uji, misalnya cairan biologis berupa
darah dan cairan tubuh lain.
Kertas saring 1 2 3 4 5 6
Larutan tab. 1 1 tetes
Larutan tab. 2 1 tetes
Larutan'tab. 3 1 tetes
Larutan tab. 4 1 tetes
Larutan tab. 5 1 tetes
Larutan tab. 6 1 tetes
Anginkan
Hasil : + / -
Bercak lemak
4
HASIL PENGAMATAN
Tabung 1 2
Air suling 2 ml 2 ml
Minyak kelapa 0,5 ml 0,5 ml
Sabun seujung sendok
Kocok dengan kuat, kemudian diamkan
Hasil :
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
6
PERTEMUAN 10
LEMAK
-C = C- + I2 -C - C-
coklat
I I
warna coklat hilang
Tabung 1 2
Minyak kelapa 0,5 ml
Minyak jagung 0,5 ml
Minyak jagung yang telah dipanaskan/telah dipakai 0,5 ml
menggoreng
Klorofrom 2 ml 2 ml 2 ml
Larutan Iodium tetes dei tetes sampai warna coklat tidak hilang
Hasil :
Jumlah tetesan larutan Iodium
7
2. Pembentukan Sabun
Gelas Kimia 50 ml 1
Mentega 2 gram
Air suling panas 25 mL
HCl 1 N 1 mL
Didihkan beberapa menit sampai volume menjadi separuh
Dinginkan pada suhu ruang. Adakah minyak beku di lapisan atas
Tambahkan NaOH 1 N tetes demi tetes sampai uji kertas lakmus :
biru/basa
Hasil :
Apa masih ada bidang batas ?
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
9
PERTEMUAN 11
ENZIM
1. DASAR TEORI
Asal kata ENZYME yang berarti dalam ragi. Di hubungkan dengan aktivitas
dalam ragi, misalnya dalam pembuatan tape dengan menggunakan ragi roti.
Aktifitas enzim umumnya bersifat spesifik, di dalam ragi di dapatkan invertase
yang dapat menghidrolisa sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Liur atau saliva adalah getah pencernaan yang berada di rongga mulut dan
berasal dari tiga kelenjar. Ketiga kelenjar itu adalah kelenjar parotis, yang
terletak dipangkal tulang rahang bawah di depan telinga Kelenjar
submandibularis didasar mulut dan kelenjar sublingualis di pangkal lidah.
Fungsi liur yang utama adalah sebagai bahan pelincir, sehingga makanan
mudah dikunyah dan ditelan. Selain itu liur juga mempunyai fungsi
pencernaan. Enzim pencernaan terpenting dalam liur adalah amylase yang
memecah pati dalam makanan maenjadi maltosa. Oleh karena pH optimum
untuk aktifitas amylase liur adalah 6,8 maka didalam lambung aktivitas
amylase di hambat karena pH lambung adalah 1, fungsi lain dari liur adalah
pertahanan tubuh, baik spesifik maupun tidak spesifik.
Liur juga mengandung senyawa anorganik antara lain ion sulfat, fosfat,
bikarbonat, dan klorida.
3. PERCOBAAN INVERTASE
Prinsip : Enzim invertase yang terdapat pada ragi dapat menghidrolisa
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
Tujuan : Untuk mengetahui adanya enzim invertase di dalam ragi
10
HASIL PENGAMATAN
Tabung
I II III
Keterangan :
di dalam ragi terdapat enzim invertase yang menghidrolisa sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa. Sehingga pada percobaan – percobaan
reduksi positif
apabila raginya di masak ( di didihkan ) maka enzimnya menjadi rusak,
sehingga tidak dapat menghidrolisa sucrosa lagi dan menyebabkan reaksi
reduksi negative
dengan maltosa tidak selalu mendapatkan hasil yang positif, apabila
menggunakan ragi yang telah lama kadang – kadang hasilnya negative.
11
Cara Kerja :
1. Siapkan tiga tabung reaksi dan masing – masing tabung reaksi di isi :
tabung I :1 ml larutan NaCl 1%
II : 1 ml larutan HCl
III : 1 ml aquadest
2. Tambahkan pada masing tabung larutan iodium 1 % sebanyak 1 tetes
3. Masukan secara bersamaan pada ketiga tabung tersebut larutan liur
sebanyak 1 ml
Hasil : pada tabung I : Kurang dari 5 menit atau lebih, larutan
menjadi tidak berwarna
II : Larutan tetap biru
III : Setelah 15 menit larutan menjadi tidak
berwarna.
HASIL PENGAMATAN
Tabung
I II III
Keterangan :
* Oleh ptyalin (amylase) yang ada di dalam liur, amilum akan di hidrolisa
menjadi amilodextrin, erythrodextrin dan achroodextrin kemudian maltose
12
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
13
PERTEMUAN 12
ENZIM
1. ENZIM UREASE
Prinsip :-
Tujuan : Mengidentifikasi adanya enzim urase di dalam kacang –
kacangan.
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 1 ml
- Pipet ukur 5 ml
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Corong gelas
- Mortir
- Rak tabung reaksi
- Water bath
Bahan : Kacang kedelai
Hasil :
I. Akan terjadi warna merah
II. Tetap berwarna putih
III. Tetap berwarna putih
IV. Tetap berwarna putih
Catatan :
* Fitrat suspensi kedelai bereaksi asam karena didalam kedelai selain urease
masih di dapatkan banyak zat – zat lain
* Agar tidak terlalu lama pada saat pemanasan pada ke 4 tabung tersebut di
tambahkan beberapa tetes NaOH 0,1 N sehingga indicator pp tepat akan
berubah pada saat suasana larutan menjadi basa. Yang di tunjukan dengan
perubahan warna menjadi merah.
14
Keterangan :
Oleh urease yang ada di dalam kedelai, ureum di ubah menjadi CO2 dan
NH3
NH2 Urease
C=O CO2 + 2NH3
NH2 H2O
Dengan adanya NH3 yang bersifat sebagai basa lemah maka pH akan naik
dan menyebabkan indicator pp berubah menjadi merah.
Pada tabung ke 2 urease rusak oleh pemanasan
Pada tabung ke 3 adanya Hg merupakan inhibitor/racun bagi urease
menyebabkan enzim tersebut tidak dapat bekerja
Pada tabung ke 4 norit akan menyerap urease sehingga urease tidak dapat
bekerja
2. ENZIM DIASTASE
Metode : WOHLGEMUTH
Prinsip : Diastase yang terdapat dalam urine dapat memecah
amilum menjadi erythrodextrin yang dengan iodium akan
berwarna merah.
Tujuan : Untuk mengetahui kadar diastase yg terdapat dalam urine
Alat : - Tabung reaksi
- Pipet ukur 1 ml
- Pipet ukur 5 ml
- Penjepit tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Water bath
Bahan : Urine
Reagansia : - Larutan NaCl 0,9 %
- Larutan amilum 1 % dalam Buffer phospat pH 6,8
- Larutan iodium 0,1 N
Cara kerja :
1. Siapkan 12 tabung reaksi dan berilah nomor
2. Ke dalam tabung reaksi 1 dan 2 di masukkan masing- masing 1 ml urine
3. Ke dalam tabung reaksi 2 s/d 12 masing-masing di masukkan 1 ml larutan
NaCl 0,9 %
4. Lakukan pengenceran, mulai dari tabung no 2 yang isinya telah homogen
ambil 1 ml dan masukkan ke dalam tabung 3. Kemudian dari tabung no 3
yang telah homogen di ambil 1 ml dan masukkan kedalam tabung 4, dst,
sampai dengan tabung no 12 dari tabung tersebut di ambil 1 ml dan di
buang.
5. Ke dalam tabung reaksi masukkan masing- masing 2 ml larutan amylum 1
% dalam larutan buffer, kemudian campur sampai homogen.
15
Perhitungan :
Pada tabung 5 jumlah urine = 1/23 = 1/8 ml
Amylum yang ditambahkan pada tiap tabung = 2 ml dari 1% (=2 mg amylum )
Jadi tiap tabung mengandung 2 U diastase
1
Jadi kadar diastase pada tabung A = ___________ = 24 U = 16 U
1/2 x 1/23
HASIL PENGAMATAN
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
16
PERTEMUAN 13
VITAMIN
DASAR TEORI
Vitamin merupakan senyawa organik yang tidak dapat di sintesis dalam tubuh
manusia tetapi di perlukan untuk pertumbuhan yang normal tetapi harus selalu
tersedia dalam makanan Vitamin di perlukan hanya dalam jumlah kecil dan bila
asupan dalam diet kurang dapat menimbulkan gejala defisiensi. Gejala
defisisensi terjadi tergantung asupan sehari – hari dan cadangan dalam tubuh.
Vitamin dan turunannya berfungsi sebagai kofaktor suatu enzim dan di sebut
Koenzim. Vitamin sebagai koenzim berfungsi untuk mengaktifkan enzim.
Vitamin juga dapat berikatan erat dengan enzim yang merupakan gugus
prostetik enzim tersebut.
Defiensi vitamin juga dapat menimbulkan gangguan seperti anemia, gangguan
kulit, gangguan mata dan gangguan neurologist.
PERCOBAAN VITAMIN A
Metode : Carr Price
Prinsip : Vit A dalam minyak ikan akan bereaksi dengan pereaksi
Carr Price ( Sbcl 3 dalam cloroform ) membentuk senyawa
biru.
Tujuan : Memperlihatkan bahwa vitamin A larut dalam lemak dan
terdapat dalam minyak ikan.
Alat : - Tabung reaksi
- Rak tabung
- Pipet ukur 5 ml
17
PERCOBAAN VITAMIN D
Metode : Carr Price
Prinsip : Untuk uji vit D, vit A harus di rusak terlebih dahulu
dengan di oksidasi dengan penambahan H2O2 dan
pemanasan. Pada penambahan pereaksi carr price
terbentuk warna jingga kuning.
Tujuan : Memperhatikan bahwa vit D larut dalam lemak dan
terdapat dalam minyak ikan
Alat : - Minyak ikan
- Rak tabung
- Pipet ukur 1 ml
Bahan dan Pereaksi : - Pereaksi Carr price
- H202 5%
- Larutan vit D dalam minyak
- Minyak ikan
Cara kerja :
1. Pipetkan 1 ml vit D dalam minyak kedalam tabung reaksi yang bersih dan
kering
2. Tambahkan beberapa tetes pereaksi carr price akan timbul warna jingga
kuning
3. Ulangi percobaan dengan menggunakan minyak ikan dengan terlebih
dahulu mengoksidasi vit A yang juga di temukan dalam minyak ikan.
Caranya :
a. pipet 1 ml minyak ikan
b. tambahkan 1 ml H202 5%
c. kocok + selama I menit, panaslan perlahan – lahan ( jangan
sampai mendidih ) sampai tidak ada lagai gelembung –
gelembung gas yang keluar. Dinginkan di bawah air kran.
d. Tambah beberapa tetes pereaksi carr price, akan timbul warna
jingga kuning.
18
HASIL PENGAMATAN
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.........................................................................................................................
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)
19
PERTEMUAN 14
VITAMIN
PERCOBAAN VITAMIN C
1. Uji Benedict
Metode : Benedict
Prinsip : Gugus aldehid atau keton bebas dapat mereduksi cu2+
menjadi Cu+ yang tidak larut dalam suasana basa
Tujuan : Memperlihatkan sifat mereduksi vit. C yang sama dengan
beberapa karbohidarat
Bahan dan Pereaksi : 1. Larutan benedict
2. Larutan vit. C
Cara Kerja :
1. Pipet 2 ml larutan benedict, masukkan dalam tebung reaksi
2. Tambahkan 4 tetes sample yang akan di periksa
3. Panaskan dalam pemanas air mendidih selama 5 menit atau panaskan
lansung pada api selama 2 menit
4. Perhatikan dan catat perubahan yang terjadi
Hasil : Reaksi positif terjadi bila terjadi endapan yang berwarna hijau atau
merah bata.
Cara Kerja :
1. Masukan 2,5 ml larutan vit B1 kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml NaoH 20 % dan 0,5 ml K3Fe ( CN )6 10% dan 5 ml
isobuthanol, kocok selama 1-2 menit
3.Biarkan larutan memisah, ambil bagian larutan atas ( larutan isobuthanol
dan campur dengan 1-2 ml ethanol
4. Buat control dengan menggunakan aquades sebagai pengganti larutan
vit B1
5. Periksa fluorensi larutan vit B1 dan larutan control dengan sinar UV
dengan dasar gelap / hitam.
HASIL PENGAMATAN
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
.......................................................................................................................
21
Diskusi/Pembahsan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
........................................................................................................................
Kesimpulan :
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
Hari/Tanggal : ...................................
Pembimbing Praktikan
(................................................) (..............................................)