Anda di halaman 1dari 6

Nama: Jesica Avindryani Pratama Udin

Nim: 1909010022

1. Apa saja dampak dari infestasi caplak pada anjing?

 Kerusakan mekanis pada integumen yang diakibatkan iritasi oleh gigitan caplak yang
menyebabkan peradangan. Hal ini menyebabkan kegatalan sehingga hewan akan
menggaruk, menggigit atau menjilat tempat yang gatal, sehingga kulit menjadi lecet,
luka, bengkak, ulserasi dan infeksi sekunder.
 Kerusakan sistemik akibat pemasukan air liur caplak yang mengandung bahan-bahan
toksik pada saat menggigit atau menghisap darah. Saliva merupakan faktor transmisi
penyakit dari caplak ke induk semang. Beberapa jenis caplak juga menghasilkan toksin
(ixovotoxin) yang mempengaruhi susunan syaraf pusat dan neuromuscular junction
sehingga menimbulkan kelumpuhan (tick paralyze). Bahan-bahan toksik yang
kemungkinan dihasilkan oleh ovarium atau ovum menyebabkan paralisa motor ringan
yang mengarah ke atas dengan cepat. Gejala yang teramati yaitu peningkatan suhu tubuh,
kesulitan bernafas, berbicara (menggonggong) serta menelan, dan kadang-kadang
kematian akibat paralisa pernafasan atau jantung.
 Anemia, dapat terjadi pada kasus infestasi caplak yang hebat, karena caplak merupakan
penghisap darah yang ganas. Seekor caplak betina dapat menghisap 1-2 mililiter darah
selama berada pada tubuh inangnya. Selain itu anemia juga dapat terjadi akibat adanya
parasit darah yang ditularkan melalui gigitan caplak.
 Othematoma atau otitis eksterna. Othematoma atau otitis eksterna adalah peradangan
pada daun telinga. Hal ini dapat terjadi apabila caplak menyerang bagian interna daun
telinga atau pada bagian eksterna telinga anjing, sehingga menimbulkan rasa gatal dan
sakit. Karena anjing sering menggaruk telinganya, kadang-kadang ada pembuluh darah di
telinga yang pecah sehingga darah terbendung dalam telinga.
 Vektor penyakit Boutonneuse fever, Rocky mountain spotted fever, Siberian tick typhus,
Q fever, Tularemia, Babesiosis, dan Canine piroplasmosis. Rhipicephalus sanguineus
juga menularkan Babesia canis, Babesia gibsoni, Erlichia risticii, Haemobartonella canis,
Hepatozoon canis, Erlichia canis, dan Erlichia platys. Gejala klinis yang nampak terbagi
tiga yaitu stadium hiperakut, akut, dan kronis. Gejala hiperakut yang nampak adalah
hewan akan mengalami shock, anoreksia, kelemahan umum, demam, hemolitik anemia,
dan hematuria serta muntah-muntah.

2. Apakah infestasi caplak dapat berakibat fatal?

Infestasi caplak dapat berakibat fatal apabila tidak segera ditangani karena menderita
anemia yang dapt menyebabkan kematian karena caplak merupakan penghisap darah yang
ganas. Seekor caplak betina dapat menghisap 1-2 mililiter darah selama berada pada tubuh
inangnya.

3. Bagaimana biologi dan siklus hidup caplak?

Tubuh caplak terbagi atas dua bagian, yaitu gnatosoma dan idiosoma. Pada bagian gnatosoma
atau kapitulum terdapat bagian-bagian mulut dan basis kapituli Bagian mulut terdiri dari
kelisera,hipostom dan pedipalpus. Kelisera terdiri dari dua ruas yang ujungnya terdapat kait yang
dapat digerakkan. Kait tersebut untuk membuat sayatan pada kulit inang. Hipostom memiliki
barisan gigi yang mengarah ke basis kapituli. Fungsi organ ini untuk memperkokoh pertautan
antara caplak pada inang. Pedipalpus terdiri atas 4 segmen yang terletak di sisi hipostom.
Segmen ke empat berukuran kecil dan memiliki sensori untuk membantu proses makan caplak.
Pedipalpus akan direntangkan di permukaan kulit inang saat kelisera dan hipostom melakukan
penetrasi. Bagian dasar gnatosoma adalah basis kapituli yang berhubungan dengan bagian
idosoma. diosoma adalah bagian posterior tubuh caplak setelah cephalothorax/ gnatosoma.
Idiosoma dibagi menjadi podosoma (daerah tempat melekatnya tungkai) dan opistosoma (daerah
di belakang pasangan tungkai ke empat). Jumlah tungkai pada nimfa dan caplak dewasa
sebanyak 4 pasang sedangkan larva 3 pasang. Pasangan tungkai pertama caplak terdapat sebuah
organ Haller yang berfungsi sebagai reseptor kelembaban, kimia dan mekanis. Organ ini
membantu caplak mendeteksi adanya inang yang sesuai dan feromon yang dihasilkan caplak
lain. Seluruh permukaan dorsal idiosoma caplak jantan tertutup skutum, sedangkan pada betina
skutum hanya menutupi sepertiga bagian anterior idiosoma Pada batas posterior tubuh caplak
dapat ditemukan legokan-legokan yang dinamakan festoon. Lubang kelamin caplak jantan
maupun betina terletak pada bidang ventral diantara koksa I dan II. Adapun lubang anus terdapat
di ventral dibagian subterminal.Keping adanal dan keping adanal tambahan berada dekat lubang
anus caplak jantan. Spirakel R.sanguineusjantan dan betina berbentuk seperti koma.
R.sanguineusbersifat endofilik (beradaptasi hidup dalam ruangan) dan monotropik (semua
stadium perkembangan caplak mengisap darah pada spesies inang yang sama). R.
sanguineustermasuk caplak berumah tiga
(three-host tick), yang menunjukkan bahwa caplak membutuhkan tiga inang untuk
menyelesaikan siklus hidupnya. Setiap stadium caplak membutuhkan inang, baik anjing yang
sama (jika pada tempat tersebut hanya terdapat satu atau sedikit anjing), maupun anjing yang
berbeda Proses caplak menempel pada tubuh inang diawali dengan caplak menunggu datangnya
inang di ujung vegetasi atau dengan berburu (host-seeking behaviour). Saat caplak telah melekat
di inang, caplak akan menggunakan kelisera untuk menyayat kulit lalu menusukkan kelisera dan
hipostom. Kelisera juga digunakan untuk merobek pembuluh darah kapiler, yang kemudian
terjadi hemoragi
dan menghisap darah .Caplak mudah dikenali karena ukurannya yang besar hingga 30 milimeter
dengan bentuknya yang memiliki tiga pasang kaki (tahap belum dewasa) dan empat pasang kaki
(tahap dewasa) serta berwarna coklat gelap.[3] Caplak betina bagian punggungnya berbentuk
heksagonal Parasit ini paling sering ditemukan di kepala, leher, telinga dan telapak kaki anjing.
Caplak jantan memiliki lempeng adanal yang menyolok.[4]

siklus hidup caplak :

caplak memiliki 4 tahapan siklus hidup mulai dari telur, larva, nimfa dan dewasa. Keduanya juga
hidup dengan menghisap darah inang. Caplak memiliki siklus hidup kurang lebih 3 bulan.
Caplak betina bertelur sampai 5.000 butir telur, selanjutnya telur akan menetas dalam 17-30 hari
dan kemudian larva menempel pada inang ke-1 (rambut panjang belakang leher anjing). Larva
menghisap darah 2—6 hari, jatuh, dan berubah menjadi nimfa 5—23 hari. Lalu nimfa menempel
pada inang ke-2, terutama di belakang leher, menghisap darah 4—9 hari, jatuh, dan berubah
menjadi dewasa 11-73 hari. Caplak dewasa kemudian menempel pada inang ke-3 yang sering
pada hospes telinga dan sela-sela jari kaki anjing, menghisap darah pada 6—21 hari dan lalu
jatuh untuk bertelur.Larva tidak makan dapat hidup sampai dengan 8,5 bulan; sedangkan caplak
dewasa dapat bertahan 19 bulan.

4. Bagaimana cara pengendalian caplak anjing yang Anda sarankan?

 Dengan vaksinasi

 Sanitasi rumah

 Perawatan pada hewan peliharaan untuk mencegah infeksi

5. Sebutkan ektoparasit lainnya yang mungkin menginfestasi anjing/kucing!

 Kutu (lice)

kutu termasuk kelas insekta. kutu yang sering menginfeksi anjing, berasal dari  2 ordo (bangsa),
yaitu Mallophaga (kutu penggigit) dan Anoplura (kutu penghisap).
Kutu penggigit contohnya Trichodectes canis, sedangkan kutu penghisap contohnya Linognatus
setosus.

   

    Trichodectes canis        Linignatus setosus

 Pinjal (flea)

Pinjal juga termasuk kelas insecta. Pinjal yang sering menginfeksi anjing dan kucing berasal dari
ordo Siphonaptera.

Pinjal pada anjing yaitu Ctenocephalides canis, sedangkan pinjal pada kucing yaitu
Ctenocephalides felis.

  

    Ctenocephalides canis                       Ctenocephalides felis

 Tungau (mites)

Tungau termasuk kelas arachnida. Tungau yang sering menginfeksi anjing dan kucing adalah
Demodex canis dan Sarcoptes scabiei.
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Sedangkan
Demodex canis menyebabkan demodectic mange atau red mange.

        

 Sarcoptes scabiei            Demodex canis

6. Sebutkan ektoparasit hewan kecil yang juga zoonosis!

berupa kutu, tungau, dan pinjal

Anda mungkin juga menyukai