Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Usaha peternakan domba merupakan usaha yang berbasis pada potensi lokal Indonesia.
Usaha ini cukup menguntungkan karena ditunjang dengan faktor-faktor pendukung: (1)
permintaan pasar yang tinggi, (2) ketersediaan domba yang baik, dan (3) kondisi alam yang
mendukung. Dengan melihat celah permintaan pasar yang masih terbuka lebar, kami beritikad
untuk membuat usaha peternakan domba. Lokasi peternakan ada di Rote kecamatan Lobalain.
Kami terdiri dari 8 orang dengan kontribusi Rp.5.000.000 /orang . Kami menamai peternakan ini
dengan nama Reba Molas Farm. Kegiatan utama usaha peternakan ini adalah penggemukan
domba. Domba dibeli dan digemukkan selama 2 bulan, untuk kemudian dijual. Ada dua
keuntungan yang didapat, yaitu keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual domba serta
keuntungan dari penambahan berat badan domba. Untuk pasar, kami sudah memiliki mitra
pedagang daging di pasar Inpres yang ingin membeli domba dari kami serta kami juga menjual
domba ke luar daerah yaitu ke ke Kabupaten Kuningan, Cirebon. Permintaannya tinggi dengan
pembayaran yang tunai. Pengadaan domba diprioritaskan dari dengan pertimbangan kualitas
domba dan performa penggemukan yang baik. Dana yang kami gunakan merupakan dana
Bersama .Rincian lengkap tentang penggunaan dana bisa dilihat di bagian keuangan. Bagi hasil
yang kami berikan adalah 40% dari laba bersih, Bagi hasil akan terus diberikan selama uang
investasi masih diputar dalam usaha ini.

Deskripsi Usaha

Usaha peternakan domba merupakan salah satu usaha berbasis potensi lokal yang
menguntungkan. Faktor pendukungnya adalah permintaan pasar yang tinggi, ketersediaan supply
domba yang baik dan kondisi alam yang mendukung. Usaha peternakan domba biasanya
dilakukan oleh orang desa secara perorangan atau berkelompok. Permodalan mereka biasanya
sangat terbatas, dilakukan secara tradisional dan pendampingan tenaga ahli peternakan untuk
memaksimalkan hasil juga terbatas. Hal ini menyebabkan tingginya permintaan daging domba
belum bisa terpenuhi dengan baik. Untuk mengisi celah permintaan daging domba tersebut, kami
membuat usaha peternakan domba. Lokasi peternakan ada di Rote kecamatan Lobalain. Kegiatan
usahanya adalah penggemukan domba. Kami menamakan peternakan domba ini dengan nama
‘Reba Molas Farm’. Pada peternakan ini, domba dibeli kemudian digemukkan selama 2 bulan.
Harga domba ditentukan oleh berat badannya sehingga keuntungan diperoleh dari dua hal yaitu
(1) selisih harga jual dan harga beli serta (2) penambahan berat badan domba. Harga beli domba
adalah Rp 600.0000/ekor sedangkan harga jualnya adalah Rp 1.500.000/ekor. Dari selisih antara
harga jual dan harga beli inilah keuntungan pertama diperoleh. Keuntungan kedua diperoleh dari
penambahan berat badan domba selama digemukkan selama 2 bulan. Sepuluh hari pertama sejak
domba didatangkan adalah masa-masa penyesuaian domba dari perjalanan dan perpindahan
tempat sehingga pada masa 10 hari pertama ini penambahan berat badan domba tidak efektif.
Dengan demikian, penggemukan 3 bulan mempunyai waktu efektif selama 90 hari. Untuk tujuan
penggemukan domba ini, kami akan memberikan probiotik pada domba yang digemukkan.
Probiotik merupakan mikroorganisme yang berpengaruh positif terhadap nafsu makan domba
dan meningkatkan penyerapan makanan sehingga konversi pakan menjadi daging menjadi lebih
tinggi. Probiotik ini merupakan hasil penelitian Balitnak (Badan Penelitian Ternak) Bogor dan
sudah terbukti memberikan hasil yang memuaskan. Prinsip kerja probiotik sangat alamiah, bukan
merupakan produk yang memberikan efek samping negatif. Dengan penggunaan probiotik yang
disertai dengan perawatan yang baik, berat badan domba bertambah menjadi 300 gram per hari
(tanpa probiotik, penambahan berat domba rata-rata adalah 125 gram per hari). Penambahan
berat badan ini berasal dari naiknya nafsu makan domba dan meningkatnya konversi makanan
menjadi daging.

Pasar

Untuk pasar, kami telah mempunyai partner pembeli daging domba yang mempunyai
permintaan sangat tinggi dan kontinyu. Partner kami merupakan pedagang daging domba di
pasar inpres di kecamatan Lobalain Rote Ndao dan juga ke daerah Kabupaten Kuningan, Cirebon
. Pembayaran dilakukan tunai, jadi resiko keterlambatan pembayaran dari pembeli bisa dihindari.
Permintaan domba akan semakin tinggi ketika tiba waktu kurban. Pada waktu kurban,
penyaluran domba nantinya melalui beberapa saluran, yaitu secara personal dan membuka lapak
(tempat jualan) domba di bebrapa titik di Rote.

Supply
Supply domba terutama didapat dari peternak -peternak domba yang ada di rote . Domba
yang dimilikki oleh peternak domba di rote adalah domba gembel atau yang sering disebut
domba ekor tipis yang merupakan hewan asli Indonesia. Domba ini memiliki bulu wol gembel
berwarna putih dan dominan hitam di sekeliling mata, hidung, serta beberapa bagian tubuh lain.
Selain itu seperti namanya, hewan ini berekor tipis. Kualitas dombanya juga sangat bagus dalam
hal kecepatan gemuk dan daya tahan.

Rencana Pengembangan

Dalam usaha peternakan domba ini, ada hal-hal yang belum termanfaatkan secara
maksimal. Salah satunya adalah pemanfaatan kotoran domba. Kotoran domba yang padat untuk
sementara dijual langsung. Yang belum termanfaatkan adalah kotoran cairnya (urine). Kotoran
cair ini sebenarnya bisa diubah menjadi pupuk cair yang harganya lebih mahal dari kotoran
padat. Untuk membuatnya, perlu dilakukan penelitian dan percobaan-percobaan. Penilitan-
penilitan dan percobaan-percobaan ini akan dilakukan sejalan dengan berjalannya usaha.

Resiko

Beberapa resiko terkait dengan pelaksanaan usaha ini adalah sebagai berikut :

1. Ketersediaan pakan Pakan domba terdiri dari rumput dan ampas tahu.

Rumput bisa diperoleh di daerah sekitar peternakan dengan mengarit di padang rumput.
Ketersediaan rumput juga bisa terganggu ketika musim kemarau. Untuk mengatasi masalah ini,
silase (rumput yang diawetkan) akan dibuat sehingga pakan rumput masih tersedia tanpa
mengarit. Ampas tahu merupakan pakan supplemen domba dan supplynya didapat dari
perusahaan tahu. Untuk menghindari resiko kekurangan ketersediaan ampas tahu, jumlah
perusahaan tahu yang dijadikan partner akan terus ditambah. Pemberian pakan yang tidak baik
berakibat pada berkurangnya penambahan berat domba.

2. Transportasi

Resiko ini berupa kecelakaan ketika mengirim domba ke tujuan. Hal ini dihindari dengan
melakukan maintenance mobil secara teratur dan pengecekan mobil sebelum berangkat.

3. Domba sakit
Berdasar statistik, kejadian domba sakit sangat jarang. Domba merupakan hewan yang
kuat dalam berbagai cuaca dan dalam perjalanan. Resiko domba yang sakit ini juga dihindari
dengan melalukan pemilihan domba pada saat pembelian.

4. Kematian domba

Kasus kematian domba sangatlah jarang terjadi. Asalkan diberi pakan yang mencukupi
dan perawatan yang baik, kemungkinan domba mati sangat kecil. Domba merupakan hewan
yang kuat, tidak gampang mati dan tahan dalam perjalanan. Resiko kematian domba lebih besar
terjadi pada domba betina yang melahirkan dan domba kecil. Untuk usaha ini, domba yang
digemukkan adalah domba dewasa dan tidak mengandung. Pemilihan domba pada saat
pembelian juga dilakukan dengan maksimal untuk menghindari resiko ini.

Rencana Keuangan

Asumsi Usaha penggemukan domba:


·         penggemukan per unit kandang berisi 15 ekor

·         masa penggemukan 90 hari (1 periode)

·         berat awal rata-rata 17 kg/ekor

·         berat akhir pemeliharaan rata-rata 35 kg/ekor dengan persentase karkas 45% harga karkas
(disembelih) Rp. 60.000,-,

·         harga jual hasil penggemukan Rp. 1.500.000,-/ekor

·         harga bibit Rp. 600.000/ekor

·         umur ekonomis kandang dan peralatan selama 30 periode

·         harga kotoran (pupuk) bernilai Rp. 300.000/ periode pemeliharaan

1. BIAYA

Uraian Jumlah (Rp)


. Biaya Investasi
1. Kandang            10,000,000
2. Peralatan            1,000,000
Total Biaya Investasi            11,000,000
. Biaya Tetap
1. Penyusutan Kandang (Rp 6.000.000,- / 30)                200,000
2. Penyusutan Peralatan (Rp 1.000.000,- / 30)                  33,000
Total Biaya Tetap                233,000

. Biaya Variabel
1. Biaya Bibit Bakalan (40 ekor x Rp 600.000)            24,000,000
2. Hijauan Pakan Ternak (90 hr x 40 ekor x 4 kg x
           7,200,000
Rp 500)
3. Pakan Konsentrat (90 hr x 40 ekor x 0.25 kg x
              1.800.000
Rp 2000)
4. Obat-obatan (40 ekor x Rp 5.000)                  200,000
5. Upah Tenaga Kerja (1 orgx0.5 HKx3 blnxRp
           1,500,000
1.000.000)
6. Listrik                 150,000
7. Air                100,000
8. Transportasi dalam kota                400,000
Total Biaya Variabel          35,350,000

. Biaya Total (Biaya Tetap + Biaya Variabel)          35,583,000

. Modal Usaha (Biaya Investasi + Biaya Total)          46,583,000

2. PENERIMAAN

No Uraian Jumlah
1 40 ekor x Rp 1.500.000,- 60,000,000
2 Kotoran (Pupuk kandang) 300,000
Total  60,300,000

3. ANALISA LABA - RUGI (bila dijual hidup)

Keuntungan = Hasil Penerimaan - Biaya Total (60.300.000 - 35.583.000) = Rp. 24.717.000,-


4. KEUNTUNGAN (bila dijual dalam bentuk karkas / daging) - Tambahan biaya
pemotongan (40 ekor x Rp. 50.000,-)            = Rp     2.000.000
 - Penerimaan:
   a. nilai karkas (40 ekor x 0,45 x 35kg x Rp.60.000)                 = Rp 37.800.000
   b. kulit dan jeroan (40ekor x Rp. 200.000)                              = Rp   8.000.000
   c. nilai kotoran (pupuk)                                                             = Rp      300.000

       Total                                                                              Rp. 46.100.000

Keuntungan Rp. 46.100.000-2.000.000-35.583.000= 8.517.000

BAB II

Manajemen Pemeliharaan Ternak Domba

Manajemen Pemeliharaan dan Pemberian Pakan Yang Baik Dalam Bisnis Peternakan
a. Kandang
Di habitat aslinya, domba hidup di alam secara bebas. Aktivitas makan, minum, dan
istirahat dilakukan tanpa kontrol manusia. Dalam hal ini, kandang memiliki fungsi sebagai
berikut :
 Melindungi domba dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan pengganggu.
 Sebagai tindakan perventif agar domba tidak merusak tanaman dan fasilitas lain di lokasi
peternakan, serta menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi kehidupan kambing.
 Tempat berteduh dari panas matahari dan hujan, serta sebagai tempat untuk beristirahat pada
siang hari dan tidur pada malam hari.
 Mempermudah peternak melakukan kontrol atau pengawasan terhadap kesehatan domba.
 Tempat makan, minum, dan melakukan aktivitas lain bagi domba.
 Kotoran domba lebih mudah dikumpulkan untuk pengolahan atau pemakaian lebih lanjut.
 Domba-domba tidak mudah hilang atau terpisah dari kawanannya.
 Membatasi gerak domba yang banyak menyita energi, seperti aktivitas berlari.
 Memberikan kondisi iklim mikro yang sesuai dengan kebutuhan domba, sehingga mampu
mencapai tingkat produksi optimal .
Kandang domba/kambing untuk digembalakan maupun kandang penggemukan dibedakan
menjadi kandang yang langsung ketanah dan kandang yang memiliki tangga atau disebut kandang
panggung. Pada kandang yang langsung ketanah dindingnya dibuat dari bambu atau dari kayu.
Ukuran kandang untuk 2 (dua) ekor domba dewasa yaitu 1 m2 . Dinding dibuat dari bambu yang
dibelah, atau bambu bulat utuh yang barjarak 10-15 xvi cm. Tergantung pada jenis kambing,
misalnya pada kambing kacang jarak antara bambu yang satu dengan yang lainnya 10 cm. Atau
dapat juga dibuat dari kayu sebagai pengganti bambu. Tetapi untuk domba ekor gemuk/kambing
Etawa dapat berjarak 15 cm. Apabila menggunakan kandang panggung maka diperlukan tangga
untuk masuk kedalam kandang. Goat behavior (kebiasaan kambing) adalah memiliki sifat untuk
pergi ke tempat yang lebih tinggi dari tanah. Sehingga kandang panggung adalah yang sesuai
untuk kehidupan kambing .Konstruksi harus diusahakan yang kuat, terutama tiang-tiangnya
meskipun menggunakan bahan bangunan sederhana:
 Atap diusahakan dari bahan atap yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif
kecil. Untuk lokasi kandang di daerah panas dapat menggunakan atap rumbia atau ilalang,
sedangkan di daerah dingin dapat menggunakan atap seng.
 Dinding diusahakan dari bahan bangunan seperti bambu yang dianyam dan ventilasinya
harus diperhitungkan supaya pertukaran/sirkulasi udara berlangsung dengan baik tanpa
mengganggu kenyamanan dan kesehatan ternak. Sesuai dengan fungsinya kandang harus
menjamin ternak domba agar nyaman serta hidup sehat. Kandang juga harus memenuhi
persyaratan tidak mengganggu lingkungan, terutama masyarakat sekitar, oleh karena itu
kandang domba harus direncanakan dapat memenuhi syarat, seperti :
a. Kandang dibuat di daerah yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya, tidak lembab,
lebih jauh dari kebisingan.
b. Aliran/sirkulasi udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang;
c. Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke
dalam kandang.
d. Agak jauh dari lokasi pemukiman, serta masyarakat tidak merasa terganggu (utamanya
untuk yang sudah masuk kategori perusahaan), tergantung kesepakatan dengan lingkungan
masyarakat.
e. Lokasi jauh dari sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat sekitar, sehingga
kotoran domba tidak mencemari, baik secara langsung maupun lewat rembesan.
f.Lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti : jalan raya, pasar, pabrik agar
ketenangan ternak domba terjaga
b. Pakan
Rumen adalah alat pencernaan yang khas, terdiri atas 4 segmen, yakni rumen, reticulum,
omasum, dan abomasum. Keempat segmen ini memilik aktivitas yang berbeda-beda, tetapi
bekerja dalam satu kesatuan yang utuh dan saling menunjang. Berbeda dengan ternak
monogastrik (yang memiliki perut tunggal), ruminansia tidak tergantung pada kadar zat-zat gizi
pakan yang dikonsumsinya, karena proses-proses di dalam rumen mampu menghasilkan zat-zat
gizi yang mudah diserap tubuh. Ada kalanya pemberian pakan berkadar protein tinggi tidak
efisien, karena protein tersebut mudah terurai dan terfermentasi oleh mikroba di dalam rumen.
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah
yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Bahan pakan untuk
domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
 Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko dan
rumput alam.
 Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal, daun kacang tanah, daun
kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro.
 Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu,
daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat dan daun beringin. \
 Golongan Makanan Penguat (konsentrat), seperti dedak, jagung kering, garam dapur, bungkil
kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas
 Hijauan segar yang dicari oleh pemilik atau pemelihara ternak berupa : daun lamtoro, daun
nangka, daun turi, daun pisang, rumput liar atau rumput ditanam secara penanaman organik.
Misal: rumput gajah, rumput kolonjono, dan lain-lain. Dari sisa hasil pertanian. Misal :
jagung, terutama jagung baby corn atau sweet corn masih berumur muda, padi di sawah paska
panen yang sudah tumbuh, sisa tanaman sayuran di daerah dingin, daun kentang, daun ubi
rambat, daun ubi kayu (harus dilayukan dahulu banyak mengandung cianiada), daun tebu
(pucuk tebu), daun kacang tanah, daun kacang kedelai, daun enceng gondok, daun pepaya,
daun semangka, dan berbagai jenis daun lainnya.
 Pemberian telur dan madu ini khusus dilakukan pada domba pejantan pemacek, dengan tujuan
untuk meningkatkan stamina, menjaga kesehatan dan memperbanyak sel telur yang
dihasilkan. Pemberian telur ini biasanya  diberikan setelah jantan melakukan perkawinan atau
pada saat menjelang pejantan tersebut akan turun lapang (diadukan).  Dosis pemberian yaitu 1
telur dicampur dengan madu sebanyajk 3 sendok teh, dan pemberiannya dengan cara
dicekokkan.
Pemberian pakan harus diatur sedemikian rupa sehingga domba tidak kelaparan atau

kekenyangan. Pengaturan pakan domba dapat dilakukan sesuai dengan tahap-tahap berikut:
a Minggu pertama, yaitu pada saat domba datang beri konsentrat 1-2 ons per hari/ekor domba
tambahkan 7 ons ampas tahu dan 3 kg rumput sampai, berikan pada waktu-waktu berikut:
- Jam 05.00 beri makan ampas tahu dan konsentrat
- Jam 09.30 beri makan rumput
- Jam 15.00 beri makan rumput kembali dalam kadar/jumlah yang sama
- Beri air minum setiapkali domba habis makan rumput
Pada fase ini, 2-3 hari domba akan terlihat kurang napsu makan, namun hal itu dikarenakan 
domba belum terbiasa, hari berikutnya pakan yng diberikan akan dimakan sampai habis. 
b. Minggu kedua, tambah dosis konsentrat menjadi 2-3 ons. Pakan dan waktu pemberiannya tetap
c. Minggu ketiga, tambah dosis konsentrat menjadi 4 ons. Pakan dan waktu pemberiannya tetap
d. Minggu berikutnya sampai masa penggemukkan berakhir (panen), tambah dosis konsentrat
menjadi 5 ons. Pakan dan waktu pemberiannya tetap.
c. Kesehatan Ternak
Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan usaha ternak domba. Lemahnya
kesehatan domba juga menyebabkan akan timbulnya penyakit. Untuk itu, menjaga kesehatan
domba lebih penting dilakukan daripada harus mengobati. Secara umum pengendalian dan
pencegahan penyakit yang terjadi pada domba dapat dilakukan dengan:
 Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
 Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
 Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan mangan
(Mn)
 Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya. Pakan yang berupa hijauan diberikan
setelah dipotong dan dilayukan terlebih dahulu .
 Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan
sebelum diberikan sebaiknya dicuci dulu.
 Sanitasi yang baik, memandikan domba dan mencukur bulu.
 Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
 Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit

Pemeliharaan domba dapat berupa sebagai berikut :


 Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi lingkungan dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang
serangga dan hama. tempat pakan dan tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap
hari.Dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan
seminggu sekali.
 Pengontrolan Penyakit
Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat.
Pencegahan dilakukan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat.
 Perawatan Ternak
Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan dipisahkan
dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan makanan hijauan yang
telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba dimandikan.
Anak domba (cempe) yang baru dilahirkan, dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi.
Pakan yang berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Ternak domba potong memiliki manfaat yang cukup besar dalam kehidupan salah
satunya adalah sebagai sumber protein hewani. Oleh karena itu perlu diadakan upaya untuk
mengembangkan ternak domba potong dengan baik, yaitu dengan memilih domba potong yang
memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan. Perawatan merupakan salah satu bagian
daripada pemeliharaan ternak yang tidak dapat diabaikan begitu saja
Uang akan bisa lebih bermanfaat lebih ketika diputar. Bisnis utama lembaga keuangan
seperti bank adalah memutar uang yang disimpan oleh nasabah. Namun, nasabah tidak begitu
mengetahui kemana dan bagaimana uang itu diputar. Investasi pada usaha nyata adalah salah
satu cara untuk lebih memanfaatkan uang. Kelebihannya adalah investor lebih jelas kemana dan
bagaimana uangnya diputar. Selain itu, bagi hasil bisa lebih besar daripada bunga bank. Terlebih
lagi, memutarkan uang di sektor real dapat menggalakkan perekonomian rakyat dan menambah
lapangan pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai