Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : 27 Februari 2024

Teknologi Pengemasan Dosen :Dr. Indah Yuliasih STP, M.Si


(TIN 1242) Gol/Kel : P1/1
Asisten Praktikum :
1). Dzulkifli Rasyid (F3401201036)
2). Mirsa Armana (F3401201064)

BAHAN KEMASAN PLASTIK

Oleh :
SITI TOYIBAH
F3401221001

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2024
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Plastik adalah material yang terbentuk dari polimerisasi sintetik atau semi-
sintetik dengan rantai panjang atom yang mengikat satu sama lain. Plastik dapat
dibentuk menjadi film atau fiber sintetik dan memiliki variasi yang sangat banyak
dalam properti, seperti toleransi terhadap panas, keras, ketahanan, dan lain-lain.
Saat ini banyak barang-barang yang bahan pembuatannya diubah menjadi bahan
plastik. Contohnya pallet, pallet yang digunakan sebagai alas beban biasanya
terbuat dari kayu namun untuk menunjang ke efektifan maka dibuat pallet dari
plastik. Kelebihan plastik dalam pembuatan pallet yaitu untuk menghemat biaya
operasional, tahan lama, tidak mudah rusak, mudah dibersihkan &
penyimpanan untuk harga yang di tawarkan cukup beragam (Arifin et.al 2023).
Penggunaan bahan baku plastik sudah melebar ke berbagai sector salah
satunya dalam industry kemasan. kemasan plastik digunakan untuk melindungi
produk dari berbagai risiko kerusakan dan mempertahankan kualitasnya. Kemasan
plastik sangat fleksibel, praktis, dan terjangkau. Selain itu, kemasan plastik juga
mampu meningkatkan nilai jual produk dan daya beli konsumen sekaligus menjaga
keamanan serta mempermudah dalam penggunaan produk. Kemasan plastik dibagi
menjadi beberapa kelompok yang dilambangkan dengan nomor, seperti 1 ( PET), 2
(HDPE), 3 (PVC), 4 (LDPE), 5( PP), 6 (PS), 7 (lainnya) ( Sulaiman 2021). Macam-
macam plastik ini dikelompokkan menurut karakteristik yang dimilikinya.

Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah mengenalkan beberapa jenis plastik dengan


memperhatikan sifat fisiknya, antara lain: kekuatan tarik, elongasi, dan kekuatan
gesek lembaran plastik, sifat permeabilitas uap air, serta sifat plastik pada saat atau
setelah dibakar.
METODOLOGI

Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah beberapa jenis plastik
kemasan, diantaranya plastik polietilen (densitas rendah/LDPE dan densitas
tinggi/HDPE), poli- propilen (terorientasi satu arah/OPP dan terorientasi dua
arah/BOPP), polivinil klorida (PVC), dan Cling Film (plastik wrap), serta garam
dapur. Sedangkan peralatan yang diperlukan mistar ukur, gunting atau pisau
pemotong (cutter), neraca analitik, mikrometer sekrup tipe jarum, paper tensile
strength tester, abrasion tester, dan korek api, serta gelas kaca dan karet gelang.

Metode

1. Penentuan gramatur dan densitas plastik

Mulai

Sampel Uji

Dipotong plastik 10x10 cm, plastik ditimbang, diukur


ketebalanya menggunakan mikrometer sekrup

Nilai gramatur dan densitas

Selesai

2. Penentuan kekuatan Tarik dan perpanjangan putus plastik

Mulai

Sampel Uji

Plastik dipotong 22x1,5cm sebanyak 16 lembar, dimasukkan ke


alat tensile strenght tester, dibiarkan sampai plastik terputus
Dilihat angka pada jarum penunjuk dan skala piringan

Nilai kekuatan Tarik dan


perpanjangan putus

Selesai

3. Penentuan ketahanan gesek plastik

Mulai

Sampel Uji

Dipotong plastik berbentuk lingkaran dengan diameter 10 cm,


ditimbang, dimasukkan ke dalam alat smpai plastik rusak

Nilai ketahanan gesek

Selesai

4. Uji permeabilitas uap air

Mulai

Sampel Uji

Gelas kosong diisi garam sebanyak 2g, tutup gelas dengan


plastik, gelas ditimbang selama 5 hari
Nilai permeabilitas plastik

Selesai

5. Uji bakar plastik

Mulai

Sampel Uji

Plastik digulung, dibakar dan diamati

Nilai uji bakar

Selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
[Terlampir]

Pembahasan

Praktikum bahan kemasan plastik terhadap plastik HDPE menghasilkan


nilai gramatur 25 g/m2.. nilai gramatur HDPE lebih kecil disbandingkan plastik
LDPE yaitu 43,5 g/m2. Hal ini menujukkan bahwa plastik LDPE lebih lembut
dan fleksibel dibandingkan plastik HDPE. Nilai densitas pada plastik HDPE
sebesar 312,5 g/m3 . nilai densitas dapat dibandingkn dengan literatur yaitu
pada plastik HDPE memiliki densitas 0,94-0,97 g/cm3 (Rochmadi dan Permono
2018). Nilai densitas pada literatur lebih besar dibandingkan pada praktikum
karena perbedaan pengaplikasian plastik HDPE. Praktikum menggunakan
plastik HDPE kemasan sedangkan pada literatur menggunakan plastik untuk
isolator kabel.
Pengujian kekuatan tarik pada plastik HDPE didapatkan nilai pada CD 0,6
dan pada MD 1,1. Uji tarik adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang
bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik
(Nugroho dan Setiawan 2018). Kekuatan tarik HDPE lebih besar dibandingkan
dengan plastik LDPE yang sebesar 0,8 dan 0,9. Pengujian regangan putus pada
plastik HDPE memiliki nilai CD 1,1 dan MD 2,9. Pada penujian Diana et.al
(2020) terhadap plastik HDPE menghasilkan nilai regagan 1,53%. Nilai yang
didapatkan pada praktikum hamper mirip dengan literatur.
Uji ketahanan gesek dilakukan untuk mengetahui kualitas plastik pada saat
terjadi gesekan. Praktikum uji gesek pada plastik HDPE menghasilkan nilai
kehilangan bobot 2,54 x 10-6 pada permukaan roll dan 6,46 x 10-6 pada
permukaan felt. Pengujian ketahanan gesek terjadi pada luas permukaan 29,75
cm2. Kehilangan bobot pada plastik HDPE lebih kecil dibandingkan dengan
plastik sampul yang memiliki nilai 2,8 x 10-6 dan 3,73 x 10-6. Hal tersebut terjadi
karena sifat umum HDPE lebih keras dan bisa bertahan pada temperatur tinggi
(Irwan et. al 2021).
Uji permeabilitas adalah kemampuan plastik yang digunakan untuk
mempertahankan kadar air dalam produk. Plastik HDPE daam praktikum
menghasilkan nilai permeabilitas 0,042. Nilai permeabilitas pada plastik PP
lebih besar dibandingkan denan plastik HDPE yaitu 0,067. Hal ini bertolak
belakang dengan uji yang dilakukan Johansyah et.al (2014) yang mana plastik
polipropilen memiliki permeabilitas uap air lebih rendah dibandingkan jenis
plastik LDPE dan HDPE. Nilai permeabilitas yang tinggi mka semakin tinggi
juga kemampuan air untuk mengalir.
Setiap jenis plastik memiliki karakteristik yang berbeda saat dibakar. Plastik
HDPE termasuk jenis yang mudah terbakar, kecepatan rambat api 0,007 saat
api dekat dan 0,001 saat api dekat. Plastik HDPE mudah terbakar karena
memiliki atom yang terkandung seperti karbon, hydrogen dan lainya mudah
terbakar (Azis dan Rante 2021). Selain itu, plastik terbuat dari polimer yang
memiliki rantai panjang sehingga plastik rentan terhadap pembakaran. Saat
pembakaran plastik HDPE api yang timbul berwarna oranye kebiruan dengan
asap berwarna abu. Bau yang timbul akibat pembakaran yaitu bau seperti lilin.

1. Penentuan Gramatur dan Densitas Plastik


a. Mengapa ukuran densitas lebih disukai daripada gramatur sebagai salah satu
ukuran plastik?
Jawab:
Ukuran gramatur lebih disukai daripada densitas sebagai satuan ukuran plastik
karena gramatur merupakan nilai yang menunjukkan bobot bahan per satuan
luas bahan. Hal ini berarti gramatur dapat memberikan gambaran yang lebih
langsung tentang berapa banyak bahan yang digunakan per meter persegi
plastik. Gramatur juga memiliki hubungan langsung dengan ketebalan plastik,
di mana semakin tinggi nilai gramatur berarti plastik memiliki ketebalan yang
tinggi. Hal ini penting dalam penggunaan plastik untuk menentukan bagaimana
plastiktersebut akan digunakan.

b. Bagaimana pengaruh perlakuan terhadap nilai gramatus dan densitas plastik?


Jawab :
Nilai gramatur dan densitas plastik dapat dipengaruhi oleh perlakuan yang
diterapkan pada plastik. Penambahan bahan tambahan ke dalam plastik dapat
mengubah struktur molekul plastik, yang dapat mempengaruhi densitas dan
gramatur plastik. Bahan tambahan dapat meningkatkan densitas plastik dengan
menambahkan massa ke dalam plastik, sehingga mengurangi gramatur.
Sehingga nilai gramatur dipengaruhi dari jenis dan komposisi bahan dalam
proses pembuatan.

2. Penentuan Kekuatan Tarik dan Perpanjangan Putus Plastik


a. Dalam penentuan kekuatan tarik dan tegangan putus plastik, apakah posisi
MD dan CD (seperti pada kertas) dapat ditentukan ?
jawab:
Penentuan kekuatan tarik dan tegangan putus plastik dapat menentukan posisi
MD (Machine Direction) dan CD (Cross Direction). Pengujian tarik dilakukan
dengan menarik sampel plastik pada arah MD dan CD. Kekuatan tarik MD
biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan tarik CD, karena MD
adalah arah utama pengolahan plastik, seperti dalam proses extrusi atau
pengemasan. Tegangan putus menunjukkan seberapa tinggi plastik dapat
menahan gaya tarik sebelum putus. Plastik yang lebih orientasi (high-clarity)
biasanya memiliki tegangan putus yang lebih tinggi dibandingkan dengan
plastik yang kurang orientasi.

b. Bagaimana nilai perpanjangan putus (%) plastik? Mengapa? (jelaskan


alasannya)
Jawab :
Nilai perpanjangan putus (%) adalah ukuran seberapa jauh suatu bahan dapat
meregang sebelum patah atau putus saat diuji dengan tegangan. Perpanjangan
putus merupakan indikator dari kekuatan dan keelastisan material. Nilai
perpanjangan putus yang tinggi menunjukkan bahwa material memiliki
kemampuan untuk meregang lebih jauh sebelum putus, sehingga dapat
mengurangi risiko kegagalan struktural dalam aplikasi tertentu.

c. Bagaimana pengaruh perlakuan terhadap kekuatan tarik dan perpanjangan


putus plastik?
Jawab:
Kekuatan tarik dan perpanjangan putus dilakukan untuk menentukan kualitas
plastik. Dalam pengemasan sebuah produk dierlukan kekuatan tarik yang sesuai
dengan karakteristik produk supaya dapat melindungi produk dari kerusakan.
Plastik dengan perpanjangan putus yang tinggi lebih fleksibel dan dapat
menahan gaya tarik lebih lama sebelum putus. Peningkatan nilai kekuatan tari
dan perpanjangan putus yaitu dengn penambahan plastikizer yaitu berupa
gliserol. Gliserol merupakan plastikizer yang efektif karena memiliki
kemampuan untuk mengurangi ikatan hidrogen internal pada ikatan
intermolecular (Sinaga et. al 2014).

3. Penetuan Ketahanan Gesek


a. Bagaimana ketahanan gesek bahan kemasan plastik secara umum? mengapa?
(jelaskan alasannya)
jawab:
Ketahanan gesek bahan kemasan plastik secara umum bervariasi tergantung
pada jenis plastiknya. Plastik dengan struktur kristal yang lebih tinggi memiliki
ketahanan gesek yang lebih baik, seperti HDPE dan PET. Plastik dengan
struktur amorf memiliki ketahanan gesek yang lebih rendah, seperti LDPE dan
PP. Selain itu, penambahan zat aditif seperti penguat dan pelumas dapat
meningkatkan ketahanan gesek plastik.

b. Apakah isi felt dan roll pada plastik dapat ditentukan? mengapa? (jelaskan
alasannya)
jawab:
Felt dan roll adalah metode pengemasan yang umum digunakan untuk plastik,
terutama dalam industri pengemasan makanan dan minuman, konstruksi, dan
industri lainnya. Nilai ketahanan gesek pada sisi felt (sisi dalam) dan sisi roll
(sisi luar) berbeda karena permukaan sisi felt lebih halus dibandingkan dengan
sisi roll. Sisi felt memiliki kekasaran yang lebih rendah, sehingga gaya geseknya
lebih kecil dan menyebabkan perbedaan nilai ketahanan gesek.

c. Bagaimana pengaruh perlakuan terhadap ketahanan gesek plastik?


Jawab:
Perlakuan terhadap plastik sebelum dan selama penggunaannya dapat
memberikan pengaruh signifikan pada ketahanan geseknya. Kelembaban dan
temperatur penyimpanan yang ekstrim dapat menurunkan ketahanan gesek.
Selain itu, Beban gesek yang tinggi dapat mempercepat keausan dan
menurunkan ketahanan gesek.

4. Uji Permeabilitas Uap Air


a. Mengapa pertambahan berat garam setiap jenis plastik berbeda? Faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi sifat permeabilitas plastik terhadap uap air?
Jawab:
Pertambahan berat garam pada setiap jenis plastik berbeda tergantung
permeabilitas uap yang dimiliki oleh setiap jenis plastik. Permeabilitas ini
adalah kemampuan plastik yang digunakan untuk mempertahankan kadar air
dalam produk. Faktor yang mempengaruhi sifat permeabilitas plastik tentunya
komposisi plastik tersebut. Selain itu, suhu dan kelebaban juga mempengaruhi
sifat permeabilitas plastik (Rahman et.al 2016). Suhu dan kelembaban yng tidak
stabil sehingga meningkatkan kadar air produk.

b. Bagaimana pengaruh sifat permeabilitas gas dan uap air pada plastik terhadap
produk yang dikemas?
Jawab:
Pengaruh sifat permeabilitas gas dan uap air pada plastik terhadap produk yang
dikemas dapat memengaruhi kualitas, kesegaran, dan masa simpan produk.
Plastik dengan permeabilitas gas yang rendah dapat membantu mengisolasi
produk dari oksigen, nitrogen, atau gas lain yang dapat mempengaruhi rasa,
warna, atau aroma produk. Produk segar seperti buah, sayuran, atau produk
daging membutuhkan pengemasan yang mampu mengatur tingkat kelembaban
dan mengurangi laju respirasi untuk memperpanjang kesegarannya.
penggunaan plastik dengan sifat barrier yang baik dapat memperpanjang masa
simpan produk dengan mengurangi tingkat degradasi.

c. Bagaimana pengaruh perlakuan terhadap nilai permeabilitas uap air plastik?


Jawab:
Perlakuan terhadap plastik dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
permeabilitas uap airnya. Permeabilitas uap air adalah kemampuan suatu
material untuk membiarkan uap air melewati permukaannya. Komposisi bahan
dasar plastik akan sangat memengaruhi seberapa mudah uap air dapat melewati
permukaan plastik tersebut. Nilai permeabilitas juga dapat dipengaruhi oleh
keadaan suhu dan kelembaban.

5. Uji bakar Plastik


a. Mengapa kecepatan perambatan api untuk setiap jenis plastik berbeda?
Jawab:
Kecepatan perambatan api untuk setiap jenis plastik berbeda karena beberapa
factor seperti ketebalan dan komposisi plastik. Ketebalan plastik mempengaruhi
seberapa cepat api dapat merambat melalui material tersebut. Plastik yang tebal
lebh sulit terbakar dibandingkan plastik yang tipis. Komposisi plastik
menentukan seberapa mudah api dapat terbakar dan seberapa cepat asap dapat
dihasilkan. Selain itu, tekanan awal juga mempengaruhi cepat rambat api dalam
pembakaran (Wahyudi 2013).

b. Mengapa bau asap untuk setiap jenis plastik berbeda ?


Jawab:
Bau asap untuk setiap jenis plastik berbeda karena perbedaan dalam komposisi
kimia dan sifat fisik-kimia dari plastik tersebut. Plastik adalah polimer yang
terdiri dari rantai molekul besar yang saling terhubung. Saat plastik terbakar,
molekul-molekul plastik tersebut akan terurai menjadi molekul-molekul kecil
yang lebih ringan dan mudah terbakar. Rantai karbon yang seperti C1 , C2
dan C3 dalam suhu ruangan Ketika dilakukan pembakaran maka komponen
rantai karbon kecil ini menyebar ke udara sekitar sehingga menghasilkan bau
yang kurang sedap (Wicaksono dan Arijanto 2017). Bahan-bahan kimia yang
terlibat dalam pembakaran plastik akan menghasilkan asap dengan bau yang
berbeda, tergantung pada komposisi kimia dari plastik tersebut.

c. Mengapa warna api untuk setiap jenis plastik berbeda?


Jawab:
Setiap jenis plastik memiliki struktur molekul dan unsur-unsur penyusun
yang berbeda, sehingga saat dibakar plastik menghasilkan emisi cahaya yang
berbeda. Warna api yang dapat terbentuk seperti warna merah, biru, putih, dan
kuning (Riupassa dan Baharuddin 2018). Warna-warna yang dihasilkan
memiliki temperature yng berbeda sesuai dengan jenis plastiknya. Selain
struktur molekul, kondisi yang terjadi pada plastik juga dapat mempengaruhi
warna pembakaran plastik.

d. Bagaimana pengaruh perlakuan terhadap nilai uji bakar plastik?


Jawab:
Perlakuan terhadap plastik dapat mempengaruhi nilai uji bakar plastik. Uji
bakar adalah metode untuk mengidentifikasi jenis plastik berdasarkan reaksi
terhadap api. Nilai uji bakar plastik menunjukkan bagaimana plastik tersebut
bereaksi dengan api, yang dapat mencakup warna asap yang dihasilkan, seperti
api biru, api merah, atau api putih. Perlakuan yang biasanya dilakukan pada
pembakaran plastik yaitu pada proses pirolisis dengan mengubah variabel suhu
dan juga waktu tunggu (Azis dan Rante 2021). Perlakuan tersebut digunakan
untuk memperoleh yield minyak yang nantinya digunakan sebagai alternatif
bahan bakar minyak.

PENUTUP
Simpulan

Plastik HDPE memiliki karakteristik yang khas, sehingga dapat dibedakan


dengan jenis plastik lainya. Plastik HDPE memiliki kekuatan tarik dan regangan
putus 0,6 dan 1,1 pada CD serta 1,1 dan 2,9 pada MD. Dalam permukaan gesek
29,75 cm2 plastik HDPE kehilngan bobot pada sisi roll 2,54 x 10-6 dan pada sisi felt
6,46 x 10-6. Plastik HDPE memiliki nilai permeabilitas 0,042. Serta pada uji bakar
plastik HDPE termasuk plastik yang mudah terbakar dengan kecepatan rambat
nyala api 0,007.

Saran
Sebelum praktikum praktikan harus membaca panduan terlebih dahulu agar
nilai yang didapatkan hasil praktikum sesuai dengan panduan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin S, Mantovani MR, Novrian J, Yuliana RA, Early AN. 2023. Analisis kegunaan
dan penggunaan pallet plastik. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Sosial.
3(2): 128-132.
Azis HA, Rante HB. 2021. Produksi bahan bakar cair dari limbah plastik
polypropylene (PP) metode pirolisis. Journal of Chemical Proses Engineering.
6(1):18-23.
Diana L, Safitra AG, Ariansyah MN. 2020. Analisis kekuatan tarik pada material
kompsit dengan serat penguat polimer. Jurnal Engine: Energi, Manufaktur,
dan Material. 4(2): 59-67.
Irwan, Mangalla LK, Kadir A. 2021. Analisa kekutan tekan, daya serp air dan densitas
pada material komposit berbahan dasar fly ash batu bara, arag sekam padi dan
plastik HDPE. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin. 6(1): 1-6.
Johansyah A, Prihastanti E, Kusdiyantini E. 2021. Pengaruh plastik LDPE, HDPE, PP
terhadap penundaan kematangan buah tomat. (Lycopersicon esculentum.Mill).
Jurnal Buletin Anatomi dan Fisiologi. 22(1): 46-57.
Rahman A, Maflahah I, Furqon A. 2016. Pengaruh jenis pengemas dan lama
penyimpanan terhadap mutu produk nugget gembus. Jurnal Agrointek. 10(2):
70-75.
Riupassa H, Baharuddin MN. 2018. Pemanfaatan limbah plastik mellui proses pirolisis
sebagai bahan bakar alternatif. Jurnal Teknik Mesin. 7(1): 43-52.
Rochmadi, Permono A. 2018. Mengenal Polimer dan Polimerisasi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Sinaga RF, Ginting GM, Ginting MHS, Hasibuan R. 2014. Pengaruh penambahan
glserol terhadap sifat kekuatan tarik dan pemanjangan saat putus bioplastik dari
pati umbi talas. Jurnal Teknik Kimia. 3(2): 19-24.
Sulaiman I. 2021. Pengemasan dan Penyimpanan Produk Bahan Pangan. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Wahyudi D. 2013. Kecepatanapi premix penyalaan atas campuran stoikiometri dan
nitrogen. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik. 3(2):35-41.
Wicaksono MA, Arijanto. 2017. Pengolahan sampah plastik jenis PET ( Polyethilene
perepthalathe) menggunakan metode pirolis menjadi bahan bakar alternatf.
Jurnal Teknik Mesin. 5(1):9-15.

Anda mungkin juga menyukai