Oleh :
KHAIDIR ALI
2110516210005
2023
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
Tujuan ................................................................................................................... 2
METODOLOGI ............................................................................................................... 3
Hasil ...................................................................................................................... 5
Pembahasan .......................................................................................................... 7
Kesimpulan ........................................................................................................ 10
Saran ................................................................................................................... 10
ii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemasan berasal dari kata kemas yang bearti teratur (terbungkus) rapi dan
bersih. Pengertian kemasan lainya merupakan kemasan atau bungkus pelindung
dagang (niaga). Kemasan adalah wadah atau pembungkus, bagi produk pangan,
kemasan mempunyai peranan dalam upaya mempertahankan mutu dan keamanan
pangan serta meningkatkan daya tarik produk. Agar bahan pangan yang akan di
kaonsumsi bisa sampai kepada yang membutuhkannya dengan baik dan menarik,
maka diperlukan pengemasan yang tepat. Pengemasan dalam hal ini ditunjukkan
untuk melindungi bahan pangan olahan dari penyebab kerusakan, baik fisik,
kimia, maupun mekanis (Benny, 2014).
Plastik merupakan salah satu jenis bahan kemas yang sering digunakan
selain bahan kemas lain seperti: kaleng, gelas, kertas, dan styrofoam. Plastik,
bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Selain
untuk mengemas langsung bahan makanan, seringkali digunakan sebagai pelapis
kertas. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu rantai panjang dan satuan-
satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer ini dapat masuk dalam
tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila terjadi akumulasi dalam
tubuh aka menyebabkan kanker. Masing-masing jenis plastik mempunyai tingkat
bahaya yang berbeda tergantung dan bahan kimia penyusunnya, jenis makanan
yang dibungkus (asam, berlemak), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan.
Semakin tinggi suhu makanan yang dimasukkan dalam plastik ini maka semakin
cepat terjadinya perpindahannya (Mareta, 2011).
Plastik termoplastik adalah polimer linear yang terbentuk dari rantai
karbon panjang diikat oleh ikatan kovalen. Termoplastik dapat diperoleh dalam
bentuk potongan, tabung, lembaran tipis dan batang. Pembentukan bisa dibuat di
suhu di atas suhu titik didih air dan perlu tekanan untuk mengubah bentuknya.
Fakta keadaan demikian sehingga plastik termoplastik dapat di daur ulang. (Bon,
A.T. 2012) Plastik Termoset, bahan plastik termoset akan mencair selama
pemanasan pertama kali dan kemudian kembali untuk menjadi keras dan kaku.
1
Tetapi pada pemansan kedua tidak akan kembali lagi karena telah merusak
molekul -molekulnya. Plastik termoset biasanya lebih keras dan lebih kuat
daripada termoplastik dan memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik. Karena
akan rusak karena pemanasan maka jenis plastik termoset tidak dapat di daur
ulang (Bon, A.T. 2012).
Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap
barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi
palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer
hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan
dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang
yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan
minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air
mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan
makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai
makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung
Bisphenol-A. Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan
tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita
(Mareta, 2011).
Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah mengenal berbagai jenis kemasan plastik
dan dapat mengetahui sifat-sifat dan bahan resin pembuat kemasan.
2
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Maret 2023 pukul 14.50-
16.30 WITA di Laboratorium Analisis Kimia dan Lingkungan Industri, Fakultas
Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, korek api, kain, gunting,
dan pisau.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Plastik polietilen, PVC,
PET, PS, kemasa botol, air mendidih, larutan asam, larutan basa, Pelarut polar,
Pelarut non polar, plastik es (cap bawang), plastic mika, plastic tempat kue kering,
plastic PVC(pipa yang sudah dipotong kecil-kecil 2 cm 5 buah), plastic toples
bekas.
Prosedur Kerja
Hasil
Hasil
3
Percobaan 3 Pengujian Hot filled :
Dipanaskan air sampai mendidih
Hasil
Hasil
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
5
Chloride
6
Tabel 4. Uji ketahanan asam basa dan pelarut
No Nama Basa Asam
produk Warna Aroma Tekstur Lendir Warna Aroma Tekstur Lendir
Pembahasan
7
mika, Plastik toples juga berbahaya jika dibakar karena pada umum nya
pembakaran plastik melepaskan logam berat dan bahan kimia beracun, seperti
dioksin. Bahan kimia lain yang dilepaskan saat membakar plastik termasuk
benzo(a)pyrene (BAP) dan polyaromatic hydrocarbon (PAH), yang keduanya
terbukti menyebabkan kanker.
Prosedur kedua pada praktikum kali ini merupakan identifikasi produk
yang bertujuan mengetahui bahan apa yang dikemas oleh sampel, bahan plastik,
dan simbol yang terdapat pada sampel. Sampel pertama yaitu kemasan Cocobit
berbahan plastik PET dimana bahan tersebut dapat didaur ulang dengan mudah
yang mana memiliki simbol 1. Sampel kedua adalah Kemasan Mybaby berbahan
plastik HDPE yang memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi dan memiliki simbol 2. Jenis plastik ini termasuk
golongan plastik yang cukup aman digunakan berulang kali karena paling sering
didaur ulang dengan nilai ekonomi dan proses daur ulang yand sederhana. Pada
sampel ketiga yaitu kemasan Shinzui berbahan dasar V dan bersimbol 3. Barang-
barang plastik yang terbuat dari plastik polyvinyl chloride ini sering juga disebut
dengan “plastik beracun” karena mengandung berbagai macam bahan kimia
beracun yang dapat larut dan berbahaya bagi kesehatan. Sehingga perlu dihindari
menggunakan jenis plastik ini untuk kemasan makanan dan minuman. Sampel
keempat kemasan Lifebouy yang berbahan dasar plastik LDPE dan memiliki
simbol 4. Jenis plastik ini terbuat dari bahan low density polyethylene yang
bersifat elastis, memiliki daya tahan yang lama dan dapat digunakan untuk
berulang kali. Biasanya terdapat pada kantong plastik (kresek), kantong plastik
sampah, tas belanja, hingga bungkus makanan. Sampel kelima adalah kemasan
Nata de coco berbahan plastik PP dan memiliki simbol 5. Simbol ini digunakan
untuk plastik yang terbuat dari polypropylene. Barang plastik dengan simbol ini
baik digunakan sebagai tempat makanan maupun minuman karena terbuat dari
polypropylene yang sangat kuat dan cukup aman digunakan meski pada suhu yang
panas. Sampel keenam adalah kemasan Styrofoam yang berbahan plastik ps dan
memiliki simbol 6. Plastik jenis ini terbuat dari polystyrene yang banyak
digunakan sebagai tempat makan styrofoam, tempat telur, sendok/garpu plastik,
foam packaging hingga bahan bangunan (bahan flooring). Plastik ini dapat
8
mengeluarkan styrene yang merupakan zat karsinogen yang dapat menyebabkan
kanker. Dan sampel ketujuh adalah kemasan Citratone up body lotion berbahan
plastik o dan memiliki simbol 7. Penggunaan jenis plastik ini untuk makanan atau
minuman sangat berbahaya karena bisa menghasilkan racun Bisphenol-A (BPA)
yang bisa menimbulkan kerusakan pada beberapa organ dan menggangu hormone
tubuh. Simbol ini biasanya digunakan pada plastic untuk botol minum bayi, botol
minum olahraga, smartphone cases, dan compact disk.
Prosedur ketiga pengujian hot filled pada kemasan Cocobit, My baby,
lulur, Shampo, Wongcoco, Sterofom, Handbody citra terjadi perubahan pada
kemasan tersebut menjadi lunak dan tidak lunak. Pada sterofom tidak terjadi
perubahan atau tidak melunak karena berbahan plastik yang memiliki sifat khusus
dengan struktur yang tersusun dari butiran berisi udara dengan kerapatan rendah.
Terdapat ruang-ruang di antara butirannya yang tidak dapat menghantarkan panas,
hal ini membuat styrofoam menjadi isolasi termal yang baik. Sedangkan pada
produk kemasan Cocobit, My baby, lulur, Shampo, Wongcoco, Handbody citra
terjadi perubahan melunak karena sifatnya tidak tahan panas dan memiliki titik
leleh rendah. Uniknya, ketika sudah dibentuk dan didinginkan, polimer itu bakal
mengeras. Bila dipanaskan lagi, maka polimer termoplastik akan meleleh kembali.
Pada uji tahan asam yang dilakukan pada kemasan plastik. Terlihat pada
tabel 4 hasil uji ketahanan asam basa dan pelarut terdapat perbedaan pada tekstur
pada plastik mika dan plastik es yang menjadi mengerut. Sedangkan pada
kemasan tutup toples dan pipa mengeras.
Pada uji tahan basa yang dilakukan pada kemasan plastik. Terlihat pada
tabel 4 hasil uji ketahanan asam basa dan pelarut terdapat perbedaan tekstur pada
plastik tutup toples dan pipa menjadi keras sedangkan plastik tetap seperti awal
dan plastik mika menjadi hancur (terurai).
9
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Beni R,N. 2014. Desain Kemasan Tradisional Dalam Konteks Kekinian. Jurnal
Fakultas Desain. IKADO Surabaya.
Bon, A.T, Asri. M. 2012. Deffect in the Process of Injection Moulding : Plastic
Manufacturing Factory And Solutions. Journal of Novel Applied
Science. 1 (1): 1 – 7 : 1-3
Mareta, D.T dan S. Nur.A . 2011. Pengemasan Produk Sayuran Dengan Bahan
Kemas Plastik Pada Penyimpanan Suhu Ruang Dan Suhu Dingin.
Jurnal Ilmu – ilmu Pertanian. Vol 7: 38-39. (1).
Nurmiah, M. 2013. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
serta Pengaruhnya terhadap Bhan yang Dikemas. Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian.USU.
11