Oleh :
KHAIDIRI ALI
2110516210005
Latar Belakang
Lateks adalah cairan berwarna putih menyerupai susu yang keluar dari tanaman
Hevea brasiliensis. Lateks mengandung 25 – 40% bahan mentah dan 60 – 70%
serum yang terdiri dari air dan zat terlarut (Sulasri dkk, 2014). Lateks dapat diolah
menjadi karet karena memiliki kandungan partikel karet berupa hidrokarbon poli
isopropena yang merupakan komponen utama karet (Ali et al., 2010).
Menurut Tanaka (1998), partikel karet tersusun atas hidrokarbon yang dilapisi
oleh fosfolipida dan protein dengan diameter 0,1 μm - 1,0 μm. Partikel karet
tersebar secara merata (tersuspensi) dalam serum lateks sebanyak 0,2 milyar per
mililiter lateks. Bobot jenis lateks 0,045 pada suhu 70F, serum 1,02 dan karet 0,91.
Perbedaan bobot jenis dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada permukaan
lateks.
Proses pengolahan lateks menjadi RSS melalui beberapa tahap utama yaitu,
penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan, dan pengasapan (Sucahyo,
2010). Proses pembekuan bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-butir
karet yang terdapat dalam cairan lateks agar menjadi suatu gumpalan atau
koagulum. Perubahan lateks menjadi suatu koagulum membutuhkan bahan
pembeku (koagulan). Lateks akan menggumpal jika muatan listrik diturunkan
(dehidratasi), pH lateks diturunkan (penambahan asam H+) dan penambahan
elektrolit. Selama ini pabrik karet umumnya menggunakan bahan pembeku
(koagulan) seperti asam semut atau asam cuka dengan konsentrasi 1-2%. Tujuan
dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik
isoelektriknya antara 4.5 – 4.7, sehingga lateks dapat membeku (Zuhrah, 2006).
Proses penggilingan karet bertujuan untuk membentuk koagulum menjadi
lembaran serta mengeluarkan air dan serum (Sucahyo, 2010). Air limbah yang
keluar dari proses ini cukup banyak jumlahnya dan belum banyak termanfaatkan,
bahkan sering kali menjadi masalah bagi lingkungan jika penanganannya tidak
optimal. Air limbah ini dikenal sebagai serum. Limbah serum lateks ini memiliki
pH 4,9 dan mengandung senyawa nitrogen, asam nukleat, nukleotida, senyawa
organik, ion anorganik dan ion logam (Zuhrah, 2006).
Dilihat dari nilai pH yang rendah dan komponen yang dikandungnya terutama
kandungan ion logam, limbah serum lateks ini dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif koagulan pada proses pembekuan lateks. pH limbah serum lateks yang
cukup rendah dapat menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya dan kation dari
logam alkali akan menurunkan potensial elektro kinetik lateks, sehingga lateks
menjadi membeku (Ali dkk, 2010).
Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah dapat melakukan uji titik isoelektrik latek.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 07 Maret 2023 pukul 09.50 –
Selesai di Laboratorium Analisis Kimia dan Lingkungan Industri Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Uniersitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.
Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan pada ini adalah 1 set buret, gelas ukur, beaker
gelas dan pH meter.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah latek dan asam format 1%
Prosedur Kerja
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kesimpulan
Saran
Saran untuk praktikum ini adalah menggunakan sampel lebik baik lagi,
melakukan pratikum dengan teliti dan hati hari untuk mendapatkan hasil yang baik
dan memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, F., S. Arta, dan F. Ahmad. 2010. Koagulasi lateks dengan ekstrak gadung
(Dioscorea hispida Dennts). Jurnal Teknik Kimia 17(3): 8-16.
Fukushima, Y., Kawahara, S., & Tanaka, Y. (1998). Synthesis of graft copolymers
from highly deproteinised natural rubber. Journal of Rubber Research
(Malaysia).
Kumar, R.R, Hussain, S.N., and Philip, J. 2007. “Measurement of dry rubber
content of natural rubber latex with a capacitive transducer.” Journal of
Rubber Research 10 (1): 17–25.
Leoli, S., I. Magdalena, dan F. Ali. 2013. Pengaruh asam askorbat dari ekstrak
nanas terhadap koagulasi lateks (studi pengaruh volume dan waktu
pencampuran). Jurnal Teknik Kimia 19(2): 49-58
Sucahyo, L. 2010. Kajian Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Sebagai
Bahan Koagulasi Lateks Dalam Pengolahan Ribbed Smoked Sheet (RSS)
dan Pengurangan Bau Busuk Bahan Olah Karet. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Zuhrah, C. F. 2006. Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara.
Medan.