Anda di halaman 1dari 22

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Selasa, 8 Februari 2022

Teknologi Pengemasan Dosen : Dr. Indah Yuliasih, STP,


(TIN 242) Msi
Gol/Kel : P4/B
Asisten Praktikum :
1). Hanina Alfi Mawaddah (F34180003)
2). Wigo Ardhana (F34180037)

BAHAN KEMASAN KERTAS

Oleh :
Naila Muna Hunaini Rangkuti
F3401201128

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemasan atau packaging adalah suatu wadah yang menempati suatu barang
agar aman, menarik, dan mempunyai daya pikat pada konsumen untuk membeli
produk tersebut (Mukhtar dan Nurif 2015). Kemasan juga dapat menjadi media
komunikasi antara produsen dan konsumen sehingga biasanya di dalam kemasan
tercantum informasi-informasi yang harus diketahui konsumen. Semakin lengkap
informasi yang disertakan pada kemasan membuat konsumen lebih percaya pada
produk yang ia konsumsi.

Menurut Herman Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran, teknologi


telah membuat kemasan berubah fungsi. Dulu, kemasan berfungsi untuk
melindungi apa yang dijual. Sekarang kemasan menjual apa yang dilindungi.
Dengan kata lain, kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung, tetapi juga
harus dapat menjual produk yang dikemasnya.

Kemasan makanan dapat terbuat dari macam-macam bahan salah satuny


adalah kertas. Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum
ditemukannya plastic dan aluminium foil. Kemasan kertas ini banyak digunakan
untuk mengemas makanan bahkan hingga saat ini karena harganya yang murah dan
mudah digunakan, kemasan kertas juga mudah untuk mencetak tinta sehingga baik
digunakan sebagai alat komunikasi untuk konsumen. Namun kemasan kertas juga
memiliki kekurangan, yaitu sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh
kelembapan lingkungan di sekitarnya.

Kemasan kertas ini perlu dilakukan uji ketahanannya untuk memastikan


bahwa produk yang dikemas aka naman hingga ke tangan konsumen. Uji yang
harus dilakukan pada kemasan kertas pada umumnya adalah menghitung berat dan
ketebalannya, ketahanan Tarik dan regang, kehalusan dan kekasaran permukaan,
keporian, daya serap air dan minyak, ketahanan cabut, ketahanan sobek, ketahanan
lipat, ketahanan retak, kekakuan, serta pendebuan (Prabowo et.al 2021).

Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memberikan gambaran sifat fisik
beberapa jenis bahan kemasan kertas, yaitu gramatur dan densitas kertas, kekuatan
tarik dan regangan putus, ketahanan gesek, daya serap air dan sifat kapilaritas air
pada kertas.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Bahan yang dipergunakan untuk praktikum bahan kemasan kertas adalah
beberapa jenis kertas (3 jenis kertas). Sedangkan perlatan yang diperlukan adalah
neraca analitik, mistar ukur, gunting, jangka sarong, mikrometer sekrup, gelas ukur,
stopwacth, tensile strength tester, abrasion resistance tester dan COBB tester (alat
pengukur daya serap air).

Metode

a. Penentuan Gramatur dan Densitas Kertas


b. Penentuan Ketahanan Tarik dan Regangan Putus Kertas
c. Penentuan Ketahanan Gesek Kertas
d. Penentuan Daya Serap Kertas Terhadap Air
e. Sifat Kapilarisasi
f. Pengujian Ketahanan Sobek
g. Pengujian Ketahanan Retak
h. DDI Tester (Uji Ketahanan Jatuh)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
[Terlampir]

Pembahasan
Gramatur adalah nilai yang menunjukkan bobot kertas per satuan luas
2
(g/m ). Uji gramatur pada kertas bertujuan menentukan kekuatan fisik kertas
tersebut. Nilai gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air kertas pada udara relative
di sekitar kertas karena gramatur selalu dinyatakan sebagai total berat kertas
termasuk kadar air maka pengukuran harus dilakukan pada kondisi standar..
Semakin tinggi nilai berat kertas makin tinggi pula berat nilai gramaturnya. Nilai
gramatur ini juga ada hubungannya dengan ketebalan. Menurut Casey (1981),
Gramatur kertas mempengaruhi semua sifat-sifat kertas. Dari hasil percobaan
didapat gramatur percobaan pertama kertas kraft, duplex, manila dan buram, yaitu
76.75, 253.75, 156.5, 47.5. g/m2 . Kemudian hasil percobaan kedua yaitu 74.5,
255.5, 157, 46.5. Dari hasil percobaan dapat dilihat adanya nilai yang beragam
untuk gramatur pada masing-masing jenis kertas. Dengan nilai terbesar berada pada
kertas duplex. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indrianti et al. (2014), yaitu nilai
gramatur kertas duplex berkisar antara 225-500 g/m2.

Sebagai satuan ukuran kertas, ukuran gramatur lebih disukai dibandingkan


densitas. Hal ini disebabkan kertas pada umumnya diperdagangkan dalam ukuran
berat dengan satuan tonase, sedangkan pihak pemakai kertas menggunakan
berdasarkan ukuran luas kertas. Kertas dengan luas tertentu dapat dibuat dengan
berat yang berbeda-beda, biasanya makin berat lem baran kertas maka makin mahal
harganya. Berdasarkan hal tersebut diatas maka digunakan satuan gram atur yaitu
satuan massa kertas yang dinyatakan dalam gram di dalam satu meter persegi luas
kertas. besarnya gramatur dapat menentukan tinggi rendahnya sifat kertas atau
karton, misalnya dalam standar FEFCO untuk karton gelombang penekanan lebih
diutam akan pada sifat karton gelombang yang diperlukan (misalnya ketahanan
retak) sedangkan gramatur ditentukan kemudian berdasarkan nilai numerik sifat
karton gelombang yang diinginkan.

Densitas merupakan hasil pengukuran massa setiap satuan volume benda


atau zat (Warsiki dan Octaviasari 2017). Densitas kertas diperoleh dengan membagi
gramatur dengan tebal bahan. Dalam pengukuran densitas, pengukuran tebal
dilakukan pada beberapa titik yang berbeda dan dilakukan lebih dari satu kali
pengukuran. Hal ini disebabkan karena dalam satu lem bar kertas nilai ketebalannya
tidak merata, sehingga dilakukan pengukuran pada beberapa titik. Sedangkan
pengukuran dilakukan lebih dari satu kali (pada kertas yang berbeda) dimaksudkan
untuk mendapatkan nilai/data yang cukup valid, karena setiap lembar kertas yang
diproduksi memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Ketidakteraturan ketebalan
lembaran kertas sangat berhubungan dengan bahan baku dan proses produksi kertas
itu sendiri (Nurminah 2002).

Dari hasil percobaan didapat rataan densitas kertas berturut-turut pada


percobaan pertama kertas kraft, duplex, manila dan buram, yaitu 3336.96, 990,
5.732, dan 3.345 (g/cm3). Sedangkan percobaan kedua dengan urutan yang sama
diperoleh 3104.167, 960, 6.885, 3.109. Nilai densitas kertas dipengaruhi oleh nilai
gramatur dan tebal kertas. Menurut Casey (1961) secara teknis rapat massa
mempunyai hubungan erat dengan daya ikatan antar serat dan derajat fibrilisasi
serat pulp yang nantinya berpengaruh pada saat pencetakan (opasitas cetak). Dalam
prosesnya, peranan dan pengaruh filler Kaolin (clay) sangat berpengaruh pada sifat
fisik lembaran kertas khususnya rapat massa dan gram atur kertas (karton). Dari
hasil percobaan diperoleh adanya perbedaan ketebalan pada kertas percobaan. Hal
ini disebabkan adanya pengaruh perlakuan komposisi dan metoda pembuatan dan
juga dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan pada waktu pembuatan lembaran
kertas. Menurut Casey (1981) kertas bersifat comprissible. Perbedaan tekanan akan
menyebabkan perbedaan yang kecil pada ketebalan.

Ketahanan tarik dapat didefinisikan sebagai kemampuan kertas dalam


mempertahankan keadaannya agar tidak putus ketika dikenakan regangan. Uji
kekuatan tarik pada kertas kraft, duplex, manila dan buram secara berurut diperoleh,
226.95, 13.375, 87.157, dan 36.164. Sample yang digunakan menggunakan arah
serat MD, kecuali kertas duplex. Hasil yang berbeda-beda tersebut disebabkan
adanya perbedaan panjang serat yang menyusunnya. Menurut Casey (1981)
kekuatan tarik kertas sebanding dengan kuadrat akar rata-rata perbandingan
panjang serat dan berat. Perbedaan kekuatan tarik ini juga disebabkan adanya
pengaruh perbedaan metoda pembuatan kertas. Ketahanan tarik kertas juga
dipengaruhi oleh nilai gramatur dan densitas kertas. Semakin tinggi nilai densitas
dan gramatur sebuah kertas maka semakin rendah kekuatan tariknya begitu juga
sebaliknya, semakin rendah nilai gramatur dan densitas suatu kertas maka semakin
tinggi kekuatan tariknya.

Selain gramatur dan densitas, Panjang serat juga memengaruhi ketahanan


tarik kertas, kertas dengan arah MD memiliki nilai ketahanan tarik yang lebih tinggi
dibanding arah CD. Sehingga, terlihat perbedaaan pada data yang diperoleh antara
kertas duplex yang menggunakan arah cd memiliki nilai lebih kecil disbanding
kertas lain dengan arah MD. Indriati et.al (2014), juga menyatakan nilai kekuatan
tarik dan regangan putus kertas duplex adalah 13,3 yang mana sesuai dengan hasil
uji, yaitu 13,375. Hal ini dapat disebabkan karena pada MD serat-serat atau fiber
tersusun secara teratur dan terkumpul dalam satu arah tarikan sehingga kekuatan
yang dibutuhkan untuk memutuskan kertas tersebut lebih besar. Sedangkan pada
CD serat-serat fiber melintang terhadap arah tarikan, sehingga kekuatan antar serat
menjadi tidak terlalu kuat ketika ditarik.

Ikatan serat yang disebabkan karena proses penggilingan akan mepengaruhi


kekuatan serat. Penggilingan pada tingkat tertentu dapat meningkatkan kekuatan
kekuatan tarik. Tapi penggilingan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
penurunan kekuatan tarik, yang mungkin disebabkan terjadinya disintegrasi serat.
Kekuatan tarik yang dinyatakan dalam kgf/cm2, memiliki nilai yang berbeda-beda.
Hal ini dapat disebabkan karena setiap jenis kertas dihasilkan dengan penambahan
bahan-bahan tertentu untuk mendapatkan sifat tertentu sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Sedangkan kekuatan renggang putus (tensile strength) merupakan
gaya tarik maksimal yang hingga kertas bertahan tidak sobek atau putus
(Prasetyawati 2015). Pengukuran tensile strength berguna untuk mengetahui gaya
tarik maksimal kertas persatuan luas saat direnggangkan (Manasikana et al. 2019).

Uji ketahanan gesek kertas diperlukan untuk menetukan bobot isi kemasan
serta penanganan produk terkemas yang sebaiknya dilakukan. Ketahanan gesek
menunjukkan seberapa kuat suatu kemasan digesek dengan beban tertentu sehingga
rusak atau seberapa besar penurunan bobotnya akibat bergesekan dengan beban
tertentu. Uji ini dilakukan dengan alat abrasion resistance tester. Berdasarkan hasil
yang diperoleh pada kertas kraft rusak pada gesekan ke-79, kertas duplex pada
gesekan ke-500, kertas manila pada gesekan ke-186 dan 178 serta pada kertas
buram rusak pada gesekan ke-10 dan 2. Sehingga, nilai ketahanan gesek tertinggi
diperoleh kertas duplex dan manila karena kertas memiliki ketebalan yang lebih
besar sehingga tidak mudah rusak.

Pada penentuan ketahanan gesek diperlukan penghisap debu untuk


memisahkan debu hasil penggesekan. Hal ini disebabkan karena bila tidak ada
penghisap debu, maka debu hasil penggesekan akan menghalangi bidang gesekan,
sehingga dapat mengganggu hasil pengukuran. Selain itu, pada aplikasinya juga
bila kemasan kertas mengalami gesekan pada saat penanganannya, maka umumnya
debu hasil gesekan tidak akan tertinggal pada permukaan gesekan. Pengujian ini
dihentikan bila kertas tersebut rusak (lubang atau sobek), karena bila kertas telah
rusak maka pada aplikasinya kertas tidak berfungsi lagi sebagai kemasan yang
melindungi produk.

Jumlah gesekan pada saat kertas rusak mengindikasikan bahwa kertas


tersebut dapat rusak pada sejumlah gesekan dengan beban/bobot tertentu yang bisa
ditahan. Nilai ketahanan gesek pada sisi felt (sisi dalam) dan sisi roll (sisi luar)
berbeda. Ini dapat disebabkan karena permukaan sisi felt lebih kasar dibandingkan
dengan sisi roll, sehingga pada waktu bergesekan gaya geseknya besar dan
demikian juga dengan kehilangan bobot yang terjadi. Untuk keperluan kemasan,
perlu diketahui ketahanan gesek. Hal ini disebabkan sebagai suatu kemasan, maka
kertas harus dapat melindungi produk yang ada di dalamnya, antara lain dari
gesekan. Adanya gesekan selain dapat merusak kertas (kemasan), juga secara tidak
langsung nantinya akan merusak produk di dalamnya. Kegunaan dari uji ini, yaitu
berhubungan dengan aplikasinya terhadap ketahanan kemasan digeser selama
penggunaan dan transportasi, serta pada saat ditumpuk untuk penyimpanan
(Nurminah 2002).

Daya serap air merupakan kemampuan kertas untuk menyerap air dalam
waktu tertentu (Syamsu et al. 2012). Daya serap air kertas dapat ditentukan dengan
uji Cobb namun uji ini tidak berlaku untuk kertas dengan gramatur di bawah 50
g/m2 . Daya serap air pada kertas dipengaruhi oleh permukaan kertas tersebut, kertas
dengan permukaan yang halus (roll) akan memiliki daya serap yang lebih kecil
dibanding kertas dengan sisi kasar (felt) (Wowa dan Yuniwati 2021). Dari hasil
percobaan diperoleh nilai uji daya serap air pada sisi velt dan roll. Pada kertas kraft
memiliki daya serap air 0,000355 – 0,000395. Sesuai dengan Masriani et al. 2014
bahwa nilai daya serap air kertas kraft adalah 0,00030, kemudian kertas duplex
dengan rentang 0,00129-0,00168, yang mana bertentangan dengan Indriati et al.
(2014) bahwa daya serap air kertas duplex adalah 0,00180. Kertas manila 0,00099-
0,001055 sesuai dengan Irawan et al. (2013) nilai daya serap air kertas manila
berkisar di 0,000867-0,00105, dan kertas buram 0,00054-0,00059 sesuai dengan
Sukaryono dan Loupatty (2018) yang menyatakan densitas kertas buram ada di
kisaran 0,00051-0,00065 (g/cm2 .menit). Adanya perbedaan ini disebabkan ada
perbedaan metode sizing (sizer).

Daya serap air ini berfungsi agar produsen dapat memilih kemasan yang
tepat untuk membungkus produk dengan kadar air yang tinggi atau menentukan
masa simpan produk di dalam kemasan yang digunakan. Daya serap air perlu
diketahui untuk melindungi kepentingan konsumen juga untuk pengawasan proses
dan pengendalian mutu bagi produsen kertas maka diperlukan batas maksimum
berat air yang terserap selama 45 detik untuk kertas yang bergramatur 45 g/m2
standart pabrik sebesar 25 g/m2 dengan toleransi maksimum hingga 27 g/m2
(Nurminah 2012).

Kapilaritas adalah kemampuan cairan untuk menembus ke dalam pori-pori


halus dinding yang sudah dibasahi dan dipindahkan ke dinding yang belum dibasahi
(Chatterjee dan Singh 2014). Masing-masing kertas memiliki daya kapilaritas yang
berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kandungan selulosa pada kertas tersebut.
semakin banyak mengandung selulosa, maka semakin besar daya kapileritasnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan kapilaritas zat cair adalah besar
gravitasi bumi, kandungan selulosa yang terdapat pada kertas dan jenis serta
kekentalan zat cair (Hafandi 2010). Pada uji kapilaritas, diperoleh kapilaritas kertas
kraft, berjalan linier dengan waktu, tinggi serap air selalu meningkat seiring waktu
perendaman meningkat. kapilaritas kertas duplex tidak menentu seiring
meningkatnya lama waktu, kapilaritas kertas manila yang naik turun seiring
bertambahnya waktu, dan kapilaritas kertas buram dengan grafik naik turun mulai
naik di detik ke 60 hingga detik ke 150 dan turun hingga detik 180. Pada kemasan,
kapilaritas kertas perlu diketahui untuk menentukan kualitas kertas, semakin tinggi
kecepatan kertas dalam menyerap cairan, semakin kurang baik kualitas kertas untuk
digunakan sebagai kemasan, karena akan mudah basah.

Kuat sobek adalah gaya yang dibutuhkan untuk menyobek selembar kertas
yang dinyatakan dalam gram gaya (gf) atau millinewton (mN) dan diukur dalam
kondisi standar. Kuat sobek ini dipengaruhi oleh Panjang serat, ikatan antar serat,
gramatur, dan fleksibilitas lembaran (Wowa dan Yuniwati 2021). Berdasarkan
percobaan, kertas seperti duplex memiliki ketahanan sobek yang tinggi. Dan kertas
minyak memiliki faktor sobek tertinggi karena dia memiliki struktur yang lemah.
Menurut Menurut Haygreen dan Bowyer (1986) bahwa kekuatan sobek dipengaruhi
oleh ikatan antar serat tetapi lebih sangat dipengaruhi oleh keterpaduan serat
masing-masing. Sedangkan menurut Paskawati (2010), kekuatan individual kertas,
ikatan antar serat, dan panjang serat mempengaruhi kekuatan kertas. Hal ini
dikarenakan perekat yang homogen akan mengisi ruang diantara serat sehingga
terjadi ikatan yang kuat. Menurut Wijana (2012), faktor yang mempengaruhi
ketahanan sobek kertas adalah jumlah selulosa yang terdapat pada bahan baku dan
penggunan perekat (Asngad 2018). Pada pengujian, diperoleh ketahanan sobek
dengan urutan kertas kraft, duplex, manila, dan buram yaitu 33.6, 424, 328, dan 48,
sehingga nilai terbesar berada pada kertas duplex dan nilai terkecil pada kertas kraft.

Perbedaan konsep ketahanan retak dan ketahanan jatuh adalah cara


pemberian tekanan terhadap kertas. Uji ketahanan jatuh memberikan tekanan
berupa beban yang dijatuhkan secara spontan, sedangkan uji ketahanan retak
memberikan tekanan beban secara perlahan dan berangsur (Cassey 1981). Pada
percobaan yang dilakukan memiliki nilai ketahan jatuh berturut-turut, yaitu kertas
kraft, duplex, manila, dan buram sebesar 15, 60, 15, dan 15 (gram). Semakin tinggi
nilai gramatur makan akan semakin tinggi pula ketahanan jatuhnya. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyaknya serat-serat selulosa penyusun kertas. Kertas
dengan gramatur lebih tinggi memiliki berat yang lebih tinggi. Uji ketahanan retak
dan ketahanan jatuh perlu diketahui dalam membuat sebuah kemasan karena proses
distribusi membutuhkan kemasan yang kuat dan tahan terhadap goncangan maupun
tekanan.

Uji ketahanan jatuh ditujukan untuk mengukur kekuatan kemasan kertas


dalam pengemasan. Ketahanan retak kertas merupakan tindakan elektrostatik dalam
kPa yang akan meretakkan kertas apabila tekanan ditambah secara konstan
diberikan pada diafragma. Uji ketahanan retak dilakukan dengan meletakkan kertas
di antara clamp anular, lalu tekanan dinaikkan bertahap terhadap diafragma oleh
tekanan hidrolik pada keadaan konstan hingga sampel retak. Menurut standar UN
dalam Utami (2000), uji ketahanan jatuh ditujukan untuk mengukur kekuatan
kemasan kertas dalam pengemasan. Posisi uji ketahanan jatuh dilakukan pada
permukaan datar dan dilakukan dengan jumlah sebanyak satu kertas. Uji ketahanan
jatuh biasanya dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan.

PENUTUP
Simpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat bahwa nilai gramatur
yang paling tinggi ada pada kertas duplex dan densitas paling tinggi ada pada kertas
kraft. Pada ketahanan tarik dan regangan putus, nilai tertinggi berada pada kertas
kraft bagian MD. Pada ketahanan gesek kertas, nilai tertinggi ada pada kertas
duplex dengan nilai 500. Pada penentuan daya serap air, kertas duplex lebih banyak
menyerap air. Sifat kapilaritas kertas kraft lebih stabil dibanding kertas duplex,
manila, dan buram dengan grafik yang linier. Ketahanan sobek serta ketahanan
retak kertas paling tinggi adalah kertas duplex.

Saran
Praktikum berjalan dengan baik, semoga dapat dilaksanakan dengan lebih
baik lagi ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Asngad A, Syalala Y. 2018. Kekuatan tarik dan kekutan sobek kertas dari alang-
alang melalui proses Organosolv dengan pelarut etanol dan lama pemasakan
yang berbeda [Seminar]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Casey JP. 1961. Pulp and Paper Vol. II Second Ed. NewYork (NY): International
Publisher Inc.

Casey JP. 1981. Pulp and Paper Vol. II Second Ed. NewYork (NY): International
Publisher Inc.

Chatterjee A, Singh P. 2014. Studies on wicking behaviour of polyester fabric.


Journal of Textiles. 4(1): 1-11.

Hafandi L. 2010. Pengaruh Berbagai Jenis Kertas (Kertas Linen, Kertas HVS,
Kertas Glossy, Kertas Kayu dan Kertas Buffalo), terhadap Kecepatan
Kapilaritas Zat Cair.[diakses 2020 Feb
15].http://lindahaffandi.blogspot.com/2010/12/pengaruh-berbagai-jenis-
kertas-kertas.html

Haygreen JG, Bowyerr JL. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.

Indriati L, Rachmanasari H, Elyana N, Hidayat T, Wirawan SK. 2014. Kajian


karakteristik kertas untuk kemasan makanan [prosiding]. Bandung (ID): Balai
Besar Pulp dan Kertas.

Irawan C, Ariyanti D, Hernanda P. 2013. Pemanfaatan limbah batang pisang


(Musang sp.) sebagai alternatif bahan baku pembuatan kertas di Kalimantan
Selatan [prosiding]. Kalimantan Selatan (ID): Universitas Lambung
Mangkurat.

Manasikana OA, Mayasari A, Af’idah N. 2019. Pemanfaatan limbah kulit jagung


dan ampas tebu sebagai kertas kemasan ramah lingkungan. Jurnal Zarah.
7(2): 79-85.

Masriani R, Hidayat T, Elyani N, Indriati L. 2014. Kajian kertas kraft untuk kantong
semen sebagai acuan pemberlakuan regulasi teknis dalam menghadapai
masyarakat ekonomi ASEAN [prosiding]. Bandung (ID): Balai Besar Pulp
dan Kertas.
Mukhtar S, Nurif M. 2015. Peranan packaging dalam meningkatkan hasil produksi
terhadap konsumen. Jurnal Sosial Humaniora. 8(2): 181-191.

Nurminah M. 2002. Penelitian Sifat berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang Dikemas. Medan (ID): Digituzed
by USU digital Library.

Paskawati YA, Susyana, Antaresti ES, Retnoningtyas. 2010. Pemanfaatan sabut


kelapa sebagai bahan baku pembuatan kertasm komposit alternatif. Jurnal
Widya Teknik. 9(1): 12-21.

Prabowo ET, Muchtar E, Situngkir YY. 2021. Analysis of paper resistance two
product mattpaper. Jurnal Kreator: Politeknik Negeri Media Kreatif. 4(1): 1-
20.

Prasetyawati DP. 2015. Pemanfaatan kulit jagung dan tongkol jagung (Zea mays)
sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni dengan penambahan natrium
hidroksida (NaOH) dan pewarna alami [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Sukaryono ID, Loupatty VD. 2018. Karakteristik kertas berbahan kertas bekas dan
limbah rumput laut Eucheuma cottonii. Jurnal Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia. 14(2): 81-85.

Syamsu K, Roliadi H, Candra PK, Hardiyanti SS. 2012. Produksi kertas mikroba
nata de coco dan analisis biokonversinya. Jurnal Teknologi Pertanian. 8(2):
60-68.

Utami B. 2000. Sifat-sifat fisik kantong kertas multiwall untuk kemasan b3


golongan iii. Bulletin Penelitian. 22(2):34-44

Warsiki E, Octaviasari R. 2017. Identified of indicator and material for product


shelf life recorder smart label. Jurnal Indonesian Food Science and
Technology. 1(1): 41-51.

Wijana S, Febrianto A, Juwita. 2012. Pembuatan kertas seni dari campuran pulp
pelepah daun nipah dan pulp kertas koran bekas(kajian proporsi bahan baku
dan konsentrat perekat PVAc) [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
Wowa FAY, Yuniwati M. 2021. Pemanfaatan kulit jagung dan tongkol jagung (Zea
Mays) sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni dengan penambahan
natrium hidroksida (NaOH). Jurnal Inovasi Proses. 6(2): 50-58.

Paraf Nilai
LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil Uji Gramatur dan Densitas


Jenis Kertas Tebal Bobot Gramature Densitas
(𝑚) . 10−3 (𝑔) (𝑔⁄𝑚2 ) (𝑔⁄𝑚3 )
Kraft 0.0200 0.025 0.767 0.745 76.7 74.5 3336. 3104.1
0.0300 0.025 5 5 96 67
0.0300 0.030
0.0150 0.020
0.0200 0.020
Duplex 0.2600 0.260 25.37 2.555 253. 255. 990 960
0.2500 0.270 5 75 5
0.2600 0.260
0.2500 0.260
0.2600 0.270
Manila 0.0265 0.021 1.565 1.570 156. 157 5.732 6.885
0.0275 0.023 5
0.0275 0.025
0.0275 0.023
0.0275 0.022
Buram 0.0120 0.016 0.475 0.465 47.5 46.5 3.345 3.109
0.0150 0.015
0.0150 0.016
0.0150 0.015
0.0140 0.015

Tabel 2. Hasil Uji Kekuatan Tarik dan Regangan Putus


Jenis Kertas Contoh Nilai Tarik Kekuatan MD/CD
sampel Beban Tarik
(𝒌𝒈𝒇) (𝒌𝒈𝒇⁄𝒄𝒎𝟐 )
Kraft 1 50 226.95 MD
Duplex 1 50 13,375 CD
Manila 1 20.55 87,164 MD
Buram 1 4.95 36,164 MD

Tabel 3. Hasil Uji Ketahanan Gesek


Jenis Rusak/tdk Jumlah Bobot Bobot d. d. (𝒈⁄𝒄𝒎𝟐
Kertas Gesekan Awal Akhir Luar Dalam
Kraft Rusak 79 0.865 0.83 8 6 0.001500
Duplex Rusak 500 2.810 2.430 8 6 0.000110
Manila Rusak 186 1.720 1.693 8 6 0.000021
Buram Rusak 10 0.525 0.520 8 6 0.000071
Tabel 4. Penentuan daya serap
Jenis Velt/roll Bobot Bobot Daya Daya
Kertas awal akhir serap air serap air
rata - rata
Kraft Velt 1.100 1.625 0.00036 0.000395
Velt 1.095 1.715 0.00043
Roll 1.055 1.475 0.00029 0.000355
Roll 1.065 1.670 0.00042
Duplex Velt 3.555 5.985 0.00169 0.001680
Velt 3.590 6.000 0.00167
Roll 3.610 5.545 0.00134 0.001290
Roll 3.520 5.310 0.00124
Manila velt 2.230 3.655 0.00098 0.009900
Roll 2.250 3.690 0.00100
Velt 2.235 3.700 0.00101 0.001055
Roll 2.255 3.840 0.00110
Buram velt 0.675 1.585 0.00063 0.000590
Roll 0.690 1.495 0.00056
Velt 0.675 1.635 0.00060 0.000540
Roll 0.675 1.380 0.00049

Tabel 5. Sifat Kapilarisasi


Waktu (s) Jenis Kertas
Kraft (cm) Duplex (cm) Manila (cm) Buram (cm)
30 0.15 0.30 0.70 1.35
60 0.30 0.85 0.85 1.20
90 0.25 1.30 1.15 1.40
120 0.20 1.50 0.90 1.50
150 0.35 1.70 0.80 1.80
180 0.45 2.00 0.85 1.75
grafik tinggi serap air terhadap waktu
2.5
y = 0.3214x + 0.15
2 R² = 0.9573
1.5

1
y = 0.0457x + 0.1233
0.5 R² = 0.6269

0
30 60 90 120 150 180

Waktu Jenis Kertas Kraft Jenis Kertas Duplex


Linear (Jenis Kertas Kraft) Linear (Jenis Kertas Duplex)

Tabel 6. Penentuan Ketahanan Sobek


Jenis Kertas Jumlah MD/CD Nilai Ketahanan
Contoh Sobek
Kraft 10 MD 21 33.6
Duplex 2 MD 53 424
Manila 2 MD 41 328
Buram 10 MD 30 48

Tabel 7. Hasil Uji Ketahan Retak dan Ketahan Jatuh


Jenis Kertas Nilai Ketahanan Jatuh Lembar
(𝒈)
Kraft 15 1
Duplex 60 1
Manila 15 1
Buram 15 4

Anda mungkin juga menyukai