Oleh :
Naila Muna Hunaini Rangkuti
F3401201128
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk memberikan gambaran sifat fisik
beberapa jenis bahan kemasan kertas, yaitu gramatur dan densitas kertas, kekuatan
tarik dan regangan putus, ketahanan gesek, daya serap air dan sifat kapilaritas air
pada kertas.
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Bahan yang dipergunakan untuk praktikum bahan kemasan kertas adalah
beberapa jenis kertas (3 jenis kertas). Sedangkan perlatan yang diperlukan adalah
neraca analitik, mistar ukur, gunting, jangka sarong, mikrometer sekrup, gelas ukur,
stopwacth, tensile strength tester, abrasion resistance tester dan COBB tester (alat
pengukur daya serap air).
Metode
Pembahasan
Gramatur adalah nilai yang menunjukkan bobot kertas per satuan luas
2
(g/m ). Uji gramatur pada kertas bertujuan menentukan kekuatan fisik kertas
tersebut. Nilai gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air kertas pada udara relative
di sekitar kertas karena gramatur selalu dinyatakan sebagai total berat kertas
termasuk kadar air maka pengukuran harus dilakukan pada kondisi standar..
Semakin tinggi nilai berat kertas makin tinggi pula berat nilai gramaturnya. Nilai
gramatur ini juga ada hubungannya dengan ketebalan. Menurut Casey (1981),
Gramatur kertas mempengaruhi semua sifat-sifat kertas. Dari hasil percobaan
didapat gramatur percobaan pertama kertas kraft, duplex, manila dan buram, yaitu
76.75, 253.75, 156.5, 47.5. g/m2 . Kemudian hasil percobaan kedua yaitu 74.5,
255.5, 157, 46.5. Dari hasil percobaan dapat dilihat adanya nilai yang beragam
untuk gramatur pada masing-masing jenis kertas. Dengan nilai terbesar berada pada
kertas duplex. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indrianti et al. (2014), yaitu nilai
gramatur kertas duplex berkisar antara 225-500 g/m2.
Uji ketahanan gesek kertas diperlukan untuk menetukan bobot isi kemasan
serta penanganan produk terkemas yang sebaiknya dilakukan. Ketahanan gesek
menunjukkan seberapa kuat suatu kemasan digesek dengan beban tertentu sehingga
rusak atau seberapa besar penurunan bobotnya akibat bergesekan dengan beban
tertentu. Uji ini dilakukan dengan alat abrasion resistance tester. Berdasarkan hasil
yang diperoleh pada kertas kraft rusak pada gesekan ke-79, kertas duplex pada
gesekan ke-500, kertas manila pada gesekan ke-186 dan 178 serta pada kertas
buram rusak pada gesekan ke-10 dan 2. Sehingga, nilai ketahanan gesek tertinggi
diperoleh kertas duplex dan manila karena kertas memiliki ketebalan yang lebih
besar sehingga tidak mudah rusak.
Daya serap air merupakan kemampuan kertas untuk menyerap air dalam
waktu tertentu (Syamsu et al. 2012). Daya serap air kertas dapat ditentukan dengan
uji Cobb namun uji ini tidak berlaku untuk kertas dengan gramatur di bawah 50
g/m2 . Daya serap air pada kertas dipengaruhi oleh permukaan kertas tersebut, kertas
dengan permukaan yang halus (roll) akan memiliki daya serap yang lebih kecil
dibanding kertas dengan sisi kasar (felt) (Wowa dan Yuniwati 2021). Dari hasil
percobaan diperoleh nilai uji daya serap air pada sisi velt dan roll. Pada kertas kraft
memiliki daya serap air 0,000355 – 0,000395. Sesuai dengan Masriani et al. 2014
bahwa nilai daya serap air kertas kraft adalah 0,00030, kemudian kertas duplex
dengan rentang 0,00129-0,00168, yang mana bertentangan dengan Indriati et al.
(2014) bahwa daya serap air kertas duplex adalah 0,00180. Kertas manila 0,00099-
0,001055 sesuai dengan Irawan et al. (2013) nilai daya serap air kertas manila
berkisar di 0,000867-0,00105, dan kertas buram 0,00054-0,00059 sesuai dengan
Sukaryono dan Loupatty (2018) yang menyatakan densitas kertas buram ada di
kisaran 0,00051-0,00065 (g/cm2 .menit). Adanya perbedaan ini disebabkan ada
perbedaan metode sizing (sizer).
Daya serap air ini berfungsi agar produsen dapat memilih kemasan yang
tepat untuk membungkus produk dengan kadar air yang tinggi atau menentukan
masa simpan produk di dalam kemasan yang digunakan. Daya serap air perlu
diketahui untuk melindungi kepentingan konsumen juga untuk pengawasan proses
dan pengendalian mutu bagi produsen kertas maka diperlukan batas maksimum
berat air yang terserap selama 45 detik untuk kertas yang bergramatur 45 g/m2
standart pabrik sebesar 25 g/m2 dengan toleransi maksimum hingga 27 g/m2
(Nurminah 2012).
Kuat sobek adalah gaya yang dibutuhkan untuk menyobek selembar kertas
yang dinyatakan dalam gram gaya (gf) atau millinewton (mN) dan diukur dalam
kondisi standar. Kuat sobek ini dipengaruhi oleh Panjang serat, ikatan antar serat,
gramatur, dan fleksibilitas lembaran (Wowa dan Yuniwati 2021). Berdasarkan
percobaan, kertas seperti duplex memiliki ketahanan sobek yang tinggi. Dan kertas
minyak memiliki faktor sobek tertinggi karena dia memiliki struktur yang lemah.
Menurut Menurut Haygreen dan Bowyer (1986) bahwa kekuatan sobek dipengaruhi
oleh ikatan antar serat tetapi lebih sangat dipengaruhi oleh keterpaduan serat
masing-masing. Sedangkan menurut Paskawati (2010), kekuatan individual kertas,
ikatan antar serat, dan panjang serat mempengaruhi kekuatan kertas. Hal ini
dikarenakan perekat yang homogen akan mengisi ruang diantara serat sehingga
terjadi ikatan yang kuat. Menurut Wijana (2012), faktor yang mempengaruhi
ketahanan sobek kertas adalah jumlah selulosa yang terdapat pada bahan baku dan
penggunan perekat (Asngad 2018). Pada pengujian, diperoleh ketahanan sobek
dengan urutan kertas kraft, duplex, manila, dan buram yaitu 33.6, 424, 328, dan 48,
sehingga nilai terbesar berada pada kertas duplex dan nilai terkecil pada kertas kraft.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapat bahwa nilai gramatur
yang paling tinggi ada pada kertas duplex dan densitas paling tinggi ada pada kertas
kraft. Pada ketahanan tarik dan regangan putus, nilai tertinggi berada pada kertas
kraft bagian MD. Pada ketahanan gesek kertas, nilai tertinggi ada pada kertas
duplex dengan nilai 500. Pada penentuan daya serap air, kertas duplex lebih banyak
menyerap air. Sifat kapilaritas kertas kraft lebih stabil dibanding kertas duplex,
manila, dan buram dengan grafik yang linier. Ketahanan sobek serta ketahanan
retak kertas paling tinggi adalah kertas duplex.
Saran
Praktikum berjalan dengan baik, semoga dapat dilaksanakan dengan lebih
baik lagi ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Asngad A, Syalala Y. 2018. Kekuatan tarik dan kekutan sobek kertas dari alang-
alang melalui proses Organosolv dengan pelarut etanol dan lama pemasakan
yang berbeda [Seminar]. Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Casey JP. 1961. Pulp and Paper Vol. II Second Ed. NewYork (NY): International
Publisher Inc.
Casey JP. 1981. Pulp and Paper Vol. II Second Ed. NewYork (NY): International
Publisher Inc.
Hafandi L. 2010. Pengaruh Berbagai Jenis Kertas (Kertas Linen, Kertas HVS,
Kertas Glossy, Kertas Kayu dan Kertas Buffalo), terhadap Kecepatan
Kapilaritas Zat Cair.[diakses 2020 Feb
15].http://lindahaffandi.blogspot.com/2010/12/pengaruh-berbagai-jenis-
kertas-kertas.html
Haygreen JG, Bowyerr JL. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.
Masriani R, Hidayat T, Elyani N, Indriati L. 2014. Kajian kertas kraft untuk kantong
semen sebagai acuan pemberlakuan regulasi teknis dalam menghadapai
masyarakat ekonomi ASEAN [prosiding]. Bandung (ID): Balai Besar Pulp
dan Kertas.
Mukhtar S, Nurif M. 2015. Peranan packaging dalam meningkatkan hasil produksi
terhadap konsumen. Jurnal Sosial Humaniora. 8(2): 181-191.
Nurminah M. 2002. Penelitian Sifat berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
serta Pengaruhnya terhadap Bahan yang Dikemas. Medan (ID): Digituzed
by USU digital Library.
Prabowo ET, Muchtar E, Situngkir YY. 2021. Analysis of paper resistance two
product mattpaper. Jurnal Kreator: Politeknik Negeri Media Kreatif. 4(1): 1-
20.
Prasetyawati DP. 2015. Pemanfaatan kulit jagung dan tongkol jagung (Zea mays)
sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni dengan penambahan natrium
hidroksida (NaOH) dan pewarna alami [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sukaryono ID, Loupatty VD. 2018. Karakteristik kertas berbahan kertas bekas dan
limbah rumput laut Eucheuma cottonii. Jurnal Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia. 14(2): 81-85.
Syamsu K, Roliadi H, Candra PK, Hardiyanti SS. 2012. Produksi kertas mikroba
nata de coco dan analisis biokonversinya. Jurnal Teknologi Pertanian. 8(2):
60-68.
Wijana S, Febrianto A, Juwita. 2012. Pembuatan kertas seni dari campuran pulp
pelepah daun nipah dan pulp kertas koran bekas(kajian proporsi bahan baku
dan konsentrat perekat PVAc) [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
Wowa FAY, Yuniwati M. 2021. Pemanfaatan kulit jagung dan tongkol jagung (Zea
Mays) sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni dengan penambahan
natrium hidroksida (NaOH). Jurnal Inovasi Proses. 6(2): 50-58.
Paraf Nilai
LAMPIRAN
1
y = 0.0457x + 0.1233
0.5 R² = 0.6269
0
30 60 90 120 150 180