Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP UJI MATERIAL

DEMATTIA FLEX CRACKING TESTER


(PENGUJIAN RETAK LENTUR DEMATTIA)

Disusun Oleh :
1. Anggy Permatasari

061540411907

2. Dina Eka Pranata

061540411909

3. Idham Satriawan

061540411913

4. Muhammad Hidayat Reftalani

061540411917

5. Raden Ayu Septya Wulan

061540411920

6. Widya Dwijulianty

061540411927

Kelompok 1

KELAS : 2 EGD
Instruktur : Ir. Sahrul Effendy, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


TAHUN AKADEMIK 2015-2016

DEMATIA FLEX CRACKING TESTER


(PENGUJIAN RETAK LENTUR DEMATIA)

I . TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat dematia flex cracking
2. Mahasiswa dapat mengamati keadaan awal dan akhir sampel
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
1. Dematia flex cracking
Bahan yang digunakan :
1. Karet yang sudah divulkanisasi berbentuk persegi panjang
III . DASAR TEORI
Dematia flex cracking merupakan alat yang digunakan untuk pengujian
building banding sampel dengan kecepatan yang mantap melalui beban yang
digerakkan. Sampel pada bagian bergerak dan melentur dengan konstan yang digunakan
untuk mengetahui ketahanan retak (Resistance of cracking). Dengan perkataan lain,
dapat digunakan untuk mengukur ketahanan lentur (flexing endurance). Sampel yang
dapat diuji adalah karet, kulit, kulit sintetis sepatu karet, sol sepatu EVA dan lain lain.
Konsep dasar ilmu polimer
Makromolekul adalah molekul raksasa dimana paling sedikit seribu atom terikat
bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang atau
jaringan tiga dimensi.
1. Material biologis (makromolekul alam)
Contoh : karet alam, wod, selulosa, sutera, dan asbes.
2. Material non biologis (makromolekul sintetik)
Contoh : plastic, serat sintetik, elastomer sintetik.

Material biologis dapat menunjang tersedianya pangan dan dibahas dalam biokimia
sedangkan material non biologis mencakup bahan sintetik, banyak makromolekul
sintetik (unit structural) inlah sebabnya mereka disebut polimer. Polimer sangat penting
karena dapat menunjang tersedia pangan, sandang , transportasi dan komunikasi (serat
optic). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan kegunaannya polimer
digolongkan atas :
a. Polimer komersial (commodity polymer)
Polimer ini dihasilkan dinegara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC)
dan melamin formaldehid.
b. Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan dinegara berkembang dan sebagian lagi dinegara
maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan
daya tahan yang lebih baik . polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi
(mobil, truck, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), bahan bahan listrik dan
elektronik (mesin bisnis , computer). Mesin mesin industry dan barang barang
konsumsi.
c. Polimer fungssional (functional polymers)
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan dinegara maju dan dibuat untuk tujuan
khusus dengan produksinya dalam skala kecil.
Contoh :Kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus , polimer peka cahaya.
Sifat mekanik suatu bahan kompon atau suatu benda uji adalah khas dengan
kelakuan viskoelastiknya yang dominan, sebagai contoh, pemelaran (creep) dan
relaksasi mudah terjadi, dan pada pengujian tarik sifat-sifatnya sangat dipengaruhi
oleh laju tarikan. Sifat-sifatnya juga berubah karena temperatur, oleh karena itu
perlu diperhatikan beberapa hal sebelum bahan kompon digunakan .

Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat kompon yang dibuat,


baik sifat fisis, sifat mekanik maupun sifat termal. Sampel yang diuji akan diketahui
2

kelebihan dan kekurangannya, dan untuk mengetahui kadar kelayakan pemakaian serta
kualitasnya. Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian
kepegasan pantul dengan standar CNS 3560, kepegasan pantul/LUPKE (rebound
resilience ) ISO 4662 : 1983; ASTM D 1054 1991

Syarat utama yang harus dimiliki oleh kompon adalah ketahanan, kelenturan,
kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan

Berikut ini daftar standar uji kelayakan kompon yang ada pada Laboratorium
Analisis dan Pengujian Karet (LAP Karet), Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor
No
1.
2.

Jenis uji
Tegangan tarik
Perpanjangan
putus
3.
Kekerasan
4.
Kekuatan sobek
5.
Perpanjangan
tetap100%
6.
Bobot jenis
7.
Ketahanan kikis
Graseli
8.
Ketahanan retak
lentur 150 Kes
9.
Pengembangan
dalam benzoil
10.
Kepegasan Pantul
(Sumber : SNI 12-0172-1987)

Satuan
N/mm2
%

Syarat
Min 5
Min 100%

Shore A
N/mm2
%

55-75
Min 2,5
Maks 10%

gr/cm2
mm3 /Kg

Maks 1,5
Maks 2,5

Baik tidak retak

Maks 225%
volume
30%

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Sebelum melakukan percobaan, menyiapkan
ukuran sampel yang berbentuk
3
persegi panjang.
2. Melumasi dengan oli bagian mesin yang bergerak
3. Memutar pulley dengan tangan untuk melakukan posisi penjepit pada bagian
yang paling rendah.
4. Memastikan penjepit pada jarak pengujian dan sampel dijepit dan dikunci
5. Memantapkan ujung penjepit yang lain dan dikunci juga.

6. Menghitung (counter) harus menunjukan angka nol dan dihidupkan power untuk
memulai pengujian.
7. Mematikan power setelah waktu yang ditetapkan terpenuhi atau setelah
diperiksa terdapat retak atau cacat pada bagian tengah specimen pengujian.
8. Kecepatan putaran sesuai dengan perintah instruktur masing masing .

V. DATA PENGAMATAN

Banyak Putaran (rpm)


1000 rpm

Hasil Pengamatan
Pada percobaan awal ini belum ada
4
tanda-tanda kerusakan pada bahan uji,
bahan uji (karet vulkanisasi) masih
terlihat baik baik saja.
Masih sama seperti tadi belum ada

3000 rpm

tanda tanda kerusakan dari karet uji.


Sudah terlihat retakan retakan kecil

5000 rpm

pada bagian penampang karet uji.


Retakan

10000 rpm

bertambah

besar

dibandingkan dengan yang sebelumnya.


Retakan

20000 rpm

semakin

semakin

membesar

bagian tengah specimen pengujian

pada

Terdapat retakan yang jelas (mudah


30000 rpm

dilihat) pada bagian tengah specimen


pengujian
Retakan semakin jelas (sangat mudah

58884 rpm

terlihat) pada bagian tengah specimen


pengujian.

VI. ANALISA PERCOBAAN


Berdasarkan percobaan retak 5lentur yang telah dilakukan, maka dapat
dianalisa bahwa salah satu cara untuk menguji kualitas kompon karet adalah dengan
cara menguji ketahanannya terhadap suatu hentakan atau bekukan bekukan agar dapat
diketahui daya tahannya berupa ketahanan retak lentur. Pengujian retak lentur ini
dilakukan untuk mengetahui kualitas karet bagus atau tidak.
Kompon hasil vulkanisasi yaitu benda uji diuji retak lenturnya pada alat
Dematia Flex Cracking. Pengujian ketahanan retak lentur ini merupakan salah satu
pengujian fisika, dalam praktikum ini dalam uji ketahanan retak lentur sampel dibekuk
bekukan berulang ulang dengan kecepatan yang mantap melalui beban yang
digerakkan sampel pada bagian bergerak dan melentur dengan konstan yang digunakan
untuk mengetahui ketahanan retak (resistance of cracking) dan ketahanan lentur (flexing
edurance).
Pada percobaan ini, jumlah putaran yang diberikan pada sampel yaitu
sebesar 1000 rpm, 3000 rpm, 5000 rpm, 10000 rpm, 20000 rpm, 30000 rpm, dan 58884
rpm. setelah diuji pada sampel retak awal yang terjadi belum terlihat. Pada putaran
selanjutnya, retakan mulai terlihat pada putaran 5000 rpm. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas benda uji tidak layak, karena dengan putaran 10000 rpm. Retakan yang terjadi

sangatlah besar dan terlihat jelas dengan mata.Bila pengujian retak lentur dideskripsikan
kekehidupan sehari-hari, sebagai contoh adalah sepatu.
Bila sepatu dipergunakan untuk berjalan dan berlari, maka ketahanan sol
sepatu tersebut sampai terjadi retakan dapat diperkirakan melalui percobaan ini.
Semakin lama pengujian dan hasil sampel tidak mengalami keretakan, maka semakin
bagus kualitas karet atau sol tersebut. Pada praktikum ini, diketahui bahwa sampel yang
diujiterdapat sedikit retakan. Hal hal yang dapat menyebabkan keretakan pada karet
diantaranya adalah kadar kotoran, kadar abu dan kekuatan antar atom C-Nya.
Kadar kotoran menjadi dasar pokok dan kriterium terpenting dalam
spesifikasi, karena kadar kotoran sangat besar pengaruhnya terhadap ketahanan retak
dan kelenturan barang karet. Adanya kotoran yaitu benda asing yang tidak dapat melalui
saringan 325 mesh, didalam karet yang relative tinggi dapat mengurangi sifat dinamika
yang unggul dari vulkanisasi karet alam antara lain kalor timbul dan kethanan retak
lenturnya, serta menggangu pada pembuatan vulkanisasi tipis.
Selain kadar kotoran, kekuatan ikatan atom atom C juga mempengaruhi
yaitu jika ikatan atom C pada kompon karet tinggi, maka ketahanan retak lenturya akan
6 pada saat sampel diuji dengan diberikan
baik, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu,

bekukan dan hentakan, ikatan atom antar C pada karet akan merenggang dan akhirnya
terlepas sehingga menyebabkan retakan pada karet. Selain itu, daya elastisitas karet juga
mempengaruhi ketahanan retak lentur kompon karet. Semakin elastic maka akan
semakin baik begitupula sebaliknya.
Jadi, kompon atau benda uji yang tahan terhadap retak lentur yaitu karet
yang tidak mengandung kadar kotoran dan abu, memiliki ikatan antar atom C yang kuat,
dan memiliki sifat keelastisitasan yang baik.

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan :
7

1. Dematia Flex Cracking Tester merupakan alat yang digunakan untuk pengujian
retak lentur pada suatu sampel dengan memberikan hentakan dan bekukan yang
berulang secara konstan.
2. Pengujian sampel yang bisa dipakai adalah karet kulit, karet sintetis, sepatu
karet,sol sepatu EVA dan lainnya.
3. Semakin lama retakan yang muncul pada karet, maka dapat dikatakan kualitas
karet tersebut baik.
4. Factor factor yang menurunkan ketahanan retak lentur pada karet yaitu ikatan
antara atom C, kadar kotoran dan kadar abu yang dimilikinya .
5. Kadar kotoran dan abu bisa mengurangi sifat dinamika yang uggul dari
vulkanisasi karet.

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet praktikum uji material Pengujian Retak Lentur Dematia POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA , PALEMBANG 2016.
8
http://khusnulbravo.blogspot.co.id/2013/08/laporan-praktikum-uji-material.html

GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Dematia Flex Cracking

Kompon benda uji

Anda mungkin juga menyukai