Disusun Oleh :
1. Anggy Permatasari
061540411907
061540411909
3. Idham Satriawan
061540411913
061540411917
061540411920
6. Widya Dwijulianty
061540411927
Kelompok 1
KELAS : 2 EGD
Instruktur : Ir. Sahrul Effendy, M.T.
I . TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat dematia flex cracking
2. Mahasiswa dapat mengamati keadaan awal dan akhir sampel
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
1. Dematia flex cracking
Bahan yang digunakan :
1. Karet yang sudah divulkanisasi berbentuk persegi panjang
III . DASAR TEORI
Dematia flex cracking merupakan alat yang digunakan untuk pengujian
building banding sampel dengan kecepatan yang mantap melalui beban yang
digerakkan. Sampel pada bagian bergerak dan melentur dengan konstan yang digunakan
untuk mengetahui ketahanan retak (Resistance of cracking). Dengan perkataan lain,
dapat digunakan untuk mengukur ketahanan lentur (flexing endurance). Sampel yang
dapat diuji adalah karet, kulit, kulit sintetis sepatu karet, sol sepatu EVA dan lain lain.
Konsep dasar ilmu polimer
Makromolekul adalah molekul raksasa dimana paling sedikit seribu atom terikat
bersama oleh ikatan kovalen. Makromolekul ini mungkin rantai linear, bercabang atau
jaringan tiga dimensi.
1. Material biologis (makromolekul alam)
Contoh : karet alam, wod, selulosa, sutera, dan asbes.
2. Material non biologis (makromolekul sintetik)
Contoh : plastic, serat sintetik, elastomer sintetik.
Material biologis dapat menunjang tersedianya pangan dan dibahas dalam biokimia
sedangkan material non biologis mencakup bahan sintetik, banyak makromolekul
sintetik (unit structural) inlah sebabnya mereka disebut polimer. Polimer sangat penting
karena dapat menunjang tersedia pangan, sandang , transportasi dan komunikasi (serat
optic). Saat ini polimer telah berkembang pesat. Berdasarkan kegunaannya polimer
digolongkan atas :
a. Polimer komersial (commodity polymer)
Polimer ini dihasilkan dinegara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh : polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC)
dan melamin formaldehid.
b. Polimer teknik (engineering polymers)
Polimer ini sebagian dihasilkan dinegara berkembang dan sebagian lagi dinegara
maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan
daya tahan yang lebih baik . polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi
(mobil, truck, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), bahan bahan listrik dan
elektronik (mesin bisnis , computer). Mesin mesin industry dan barang barang
konsumsi.
c. Polimer fungssional (functional polymers)
Polimer ini dihasilkan dan dikembangkan dinegara maju dan dibuat untuk tujuan
khusus dengan produksinya dalam skala kecil.
Contoh :Kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus , polimer peka cahaya.
Sifat mekanik suatu bahan kompon atau suatu benda uji adalah khas dengan
kelakuan viskoelastiknya yang dominan, sebagai contoh, pemelaran (creep) dan
relaksasi mudah terjadi, dan pada pengujian tarik sifat-sifatnya sangat dipengaruhi
oleh laju tarikan. Sifat-sifatnya juga berubah karena temperatur, oleh karena itu
perlu diperhatikan beberapa hal sebelum bahan kompon digunakan .
kelebihan dan kekurangannya, dan untuk mengetahui kadar kelayakan pemakaian serta
kualitasnya. Adapun pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian
kepegasan pantul dengan standar CNS 3560, kepegasan pantul/LUPKE (rebound
resilience ) ISO 4662 : 1983; ASTM D 1054 1991
Syarat utama yang harus dimiliki oleh kompon adalah ketahanan, kelenturan,
kekerasan, daya tarik, kondisi penyimpanan
Berikut ini daftar standar uji kelayakan kompon yang ada pada Laboratorium
Analisis dan Pengujian Karet (LAP Karet), Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor
No
1.
2.
Jenis uji
Tegangan tarik
Perpanjangan
putus
3.
Kekerasan
4.
Kekuatan sobek
5.
Perpanjangan
tetap100%
6.
Bobot jenis
7.
Ketahanan kikis
Graseli
8.
Ketahanan retak
lentur 150 Kes
9.
Pengembangan
dalam benzoil
10.
Kepegasan Pantul
(Sumber : SNI 12-0172-1987)
Satuan
N/mm2
%
Syarat
Min 5
Min 100%
Shore A
N/mm2
%
55-75
Min 2,5
Maks 10%
gr/cm2
mm3 /Kg
Maks 1,5
Maks 2,5
Maks 225%
volume
30%
6. Menghitung (counter) harus menunjukan angka nol dan dihidupkan power untuk
memulai pengujian.
7. Mematikan power setelah waktu yang ditetapkan terpenuhi atau setelah
diperiksa terdapat retak atau cacat pada bagian tengah specimen pengujian.
8. Kecepatan putaran sesuai dengan perintah instruktur masing masing .
V. DATA PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Pada percobaan awal ini belum ada
4
tanda-tanda kerusakan pada bahan uji,
bahan uji (karet vulkanisasi) masih
terlihat baik baik saja.
Masih sama seperti tadi belum ada
3000 rpm
5000 rpm
10000 rpm
bertambah
besar
20000 rpm
semakin
semakin
membesar
pada
58884 rpm
sangatlah besar dan terlihat jelas dengan mata.Bila pengujian retak lentur dideskripsikan
kekehidupan sehari-hari, sebagai contoh adalah sepatu.
Bila sepatu dipergunakan untuk berjalan dan berlari, maka ketahanan sol
sepatu tersebut sampai terjadi retakan dapat diperkirakan melalui percobaan ini.
Semakin lama pengujian dan hasil sampel tidak mengalami keretakan, maka semakin
bagus kualitas karet atau sol tersebut. Pada praktikum ini, diketahui bahwa sampel yang
diujiterdapat sedikit retakan. Hal hal yang dapat menyebabkan keretakan pada karet
diantaranya adalah kadar kotoran, kadar abu dan kekuatan antar atom C-Nya.
Kadar kotoran menjadi dasar pokok dan kriterium terpenting dalam
spesifikasi, karena kadar kotoran sangat besar pengaruhnya terhadap ketahanan retak
dan kelenturan barang karet. Adanya kotoran yaitu benda asing yang tidak dapat melalui
saringan 325 mesh, didalam karet yang relative tinggi dapat mengurangi sifat dinamika
yang unggul dari vulkanisasi karet alam antara lain kalor timbul dan kethanan retak
lenturnya, serta menggangu pada pembuatan vulkanisasi tipis.
Selain kadar kotoran, kekuatan ikatan atom atom C juga mempengaruhi
yaitu jika ikatan atom C pada kompon karet tinggi, maka ketahanan retak lenturya akan
6 pada saat sampel diuji dengan diberikan
baik, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu,
bekukan dan hentakan, ikatan atom antar C pada karet akan merenggang dan akhirnya
terlepas sehingga menyebabkan retakan pada karet. Selain itu, daya elastisitas karet juga
mempengaruhi ketahanan retak lentur kompon karet. Semakin elastic maka akan
semakin baik begitupula sebaliknya.
Jadi, kompon atau benda uji yang tahan terhadap retak lentur yaitu karet
yang tidak mengandung kadar kotoran dan abu, memiliki ikatan antar atom C yang kuat,
dan memiliki sifat keelastisitasan yang baik.
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan :
7
1. Dematia Flex Cracking Tester merupakan alat yang digunakan untuk pengujian
retak lentur pada suatu sampel dengan memberikan hentakan dan bekukan yang
berulang secara konstan.
2. Pengujian sampel yang bisa dipakai adalah karet kulit, karet sintetis, sepatu
karet,sol sepatu EVA dan lainnya.
3. Semakin lama retakan yang muncul pada karet, maka dapat dikatakan kualitas
karet tersebut baik.
4. Factor factor yang menurunkan ketahanan retak lentur pada karet yaitu ikatan
antara atom C, kadar kotoran dan kadar abu yang dimilikinya .
5. Kadar kotoran dan abu bisa mengurangi sifat dinamika yang uggul dari
vulkanisasi karet.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet praktikum uji material Pengujian Retak Lentur Dematia POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA , PALEMBANG 2016.
8
http://khusnulbravo.blogspot.co.id/2013/08/laporan-praktikum-uji-material.html