Anda di halaman 1dari 3

I.

TUJUAN
1. Mengetahui kualitas dari sepatu meliputi upper, lem dan sol sepatu pantofel
setelah dilakukan pengujian dengan shoe bending tester.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui proses penggunaan mesin
shoe bending tester.
II. Tinjauan Pustaka
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan
untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan.
Salah satu bentuk pegujian lengkung adalah pengujian lengkung untuk sepatu
dengan menggunakan Shoe Bending Tester. Uji lengkung ini dapat digunakan
untuk mengetahui ketahanan produk sepatu terhadap bengkukan yang diberikan
berulang kali terhadap sepatu. Dari hasil bengkukan tersebut kita dapat
menganalisa ketahanan sepatu terhadap keretakan kulit, kerekatan lem dan
ketahanan sol
Macam- macam pengujian yang dilakukan adalah pengujian organoleptis, fisis
dan kimia . Pengujian organoleptis dilakukan dengan pemeriksaan menggunakan
indra manusia dengan dibantu peralatan sederhana seperti penggaris dan alat
tulis, keuntunganya adalah waktu pengujian cepat dan biaya murah . Pengujian
fisis dilakukan dengan alat uji fisis contohnya mesin tensile strenght tester dan
shoe bending tester, keuntunganya adalah data yang bersifat akurat dan
kuantitatif sedang kerugianya memerlukan waktu lama dan biaya mahal ,
pengujian kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang berpengaruh
terhadap mutu produk contohnya kadar air dan kadar lemak, keuntungan dan
kerugianya sama seperti pengujian fisis.
III. Alat dan bahan
I. Alat
Shoe bending tester
II. Bahan
Sepatu Pantofel
IV. Cara Kerja
1. Mesin dihubungkan dengan listrik
2. Memasang sepatu pada mesin
3. Mengatur bungkukan 2000 kali atau dengan waktu 20 menit
4. Menghidupkan mesin
5. Melakukan pengujian
6. Memeriksa kondisi sepatu
V. Hasil pengamatan
1. Kulit tidak retak
2. Lem tidak membuka
3. Sol tidak pecah

VI. Pembahasan
Setelah dilakukan pengujian bending tester dengan waktu 20 menit dan 2000
kali bengkukan pada sepatu pantofel diperoleh hasil bahwa kulit yang digunakan
sebagai atasan sepatu (upper) tidak mengalami keretakan, hal tersebut
menandakan bahwa dengan bengkukan sebanyak 2000 kali belum mampu
merusak kulit atau dapat dikatakan bahwa kulit yang digunakan memiliki kualitas
yang bagus. Sol sepatu yang berbahan karet juga tidak pecah setelah dilakukan
pengujian dengan shoe bending tester, hal tersebut menandakan formulasi
kompon yang digunakan untuk membuat sol sepatu pantofel tersebut sudah
bagus atau memenuhi standart untuk sepatu pantofel. Sementara untuk
pengeleman sepatu mengalami sedikit pengelupasan yang artinya pengeleman
belum sempurna, pengeleman yang belum sempurna ini dapat diakibatkan oleh
beberapa faktor seperti faktor manusia, peralatan yang digunakan, metode
pengeleman ,dan juga bahan yang digunakan untuk mengelem atau merekatkan
antara sol dengan upper.
Faktor manusia yang dimaksud merupakan kemampuan atau pengalaman
dari manusianya itu sendiri. Sedangkan faktor peralatan dapat mempengaruhi
apabila peralatan tersebut tepat guna untuk pembuatan sepatu tersebut.
Metode pengeleman juga akan mempengaruhi karena setiap metode memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing diantaranya flowing, wetting,
transfering, penetrating dan solidifying. Flowing yaitu peristiwa saat perekat
diulaskan pada permukaan adheren maka perekat harus mengalir secara lateral
membentuk lapisan film pada permukaan adheren. Wetting adalah saat perekat
membasahi permukaan adheren yang merupakan awal dari terjadinya ikatan
kimia dan kemudin perekat pindah dari permukaan adheren yang diulasi perekat
ke permukaan lainnya disebut transfering. Selanjutnya perekat menembus
kedalam dua permukaan adheren yang berhubungan dan perekat memadat
menjadi bahan yang keras karena pendinginan, penguapan, pelarut dan reaksi
kimia. Selain itu bahan yang digunakan dalam pembuatan adhesive atau lem
juga mempengaruhi karena setiap formulasi dari suatu bahan dengan yang
lainnya akan memberikan hasil yang berbeda pula.

VII. Kesimpulan
Dari percobaan shoe bending tester yang telah di lakukan dapat disimpulkan
bahwa
1. Sepatu pantofel yang di uji belum memenuhi kriteria yang baik karena masih
terdapat cacat setelah dilakukan pengujian dengan alat uji shoe bending
tester sebanyak 2000 bengkukuan atau selama 20 menit.
2. Alat uji shoe bending tester digunakan untuk menguji ketahanan suatu
produk sepatu terhadap bengkukan yang hasilnya dapat dianalisis secara
organoleptis.

VIII. Daftar Pustaka


Rattanasom, N. Saowapark, T. And C Deeprasertkul, 2007. Reinforment of
Natural Rubber with silica Carbon Black Hybrid Filler N. Polymer Testing(2007).
Volume: 26, issue:3, Pages: 369-377
Layer, R.W, 1990. Introduction to Rubber Coumpounding The Vanderbilt Rubber
Hand Book Thirteenth Edition tirinto.

Anda mungkin juga menyukai