Anda di halaman 1dari 1

Eksperimen di laboratorium

Pengukuran erosi di laboratorium biasanya melibatkan penggunaan peralatan khusus untuk


mensimulasikan gaya erosif pada sampel material dalam kondisi yang terkendali. Tujuan dari
pengukuran ini adalah untuk menentukan ketahanan material terhadap erosi dan untuk
mengevaluasi daya tahannya dalam menghadapi gaya abrasif atau benturan.
Metode laboratorium yang paling umum untuk pengukuran erosi meliputi:
1. Pengujian abrasi: Pengujian abrasi melibatkan penggunaan roda abrasif yang berputar atau
kertas amplas untuk mengikis sebagian kecil sampel material. Jumlah kehilangan material
kemudian diukur dan digunakan untuk menghitung ketahanan abrasi.
2. Pengujian pelampiasan: Pengujian pelampiasan melibatkan penggunaan semburan partikel
atau cairan abrasif berkecepatan tinggi untuk memengaruhi sampel material. Jumlah kehilangan
material kemudian diukur dan digunakan untuk menghitung ketahanan erosi.
3. Pengujian kavitasi: Pengujian kavitasi melibatkan penggunaan probe bergetar atau impeller
untuk membuat fluktuasi tekanan frekuensi tinggi dalam cairan, menyebabkan gelembung
kavitasi terbentuk dan runtuh pada permukaan material. Erosi yang dihasilkan kemudian diukur
dan digunakan untuk menghitung ketahanan erosi kavitasi.
4. Pengujian erosi lumpur: Pengujian erosi lumpur melibatkan penggunaan campuran partikel
abrasif dan cairan untuk mensimulasikan aksi erosi dari campuran aliran padatan dan cairan.
Jumlah kehilangan material kemudian diukur dan digunakan untuk menghitung ketahanan erosi
lumpur. Selama pengukuran erosi, berbagai parameter seperti jenis dan ukuran partikel abrasif,
sudut pelampiasan, dan durasi pemaparan dapat disesuaikan untuk mensimulasikan berbagai
kondisi erosi. Kerugian material yang dihasilkan kemudian digunakan untuk mengevaluasi
ketahanan erosi material dan mengoptimalkan kinerjanya dalam aplikasi dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai