Anda di halaman 1dari 5

4. Jelaskan persnsn sinaps serta jenis,sifat, dan efek neurotransmitter pada sistem saraf!

Gambar 45-6 menggambarkan struktur dasar sebuah sinaps, yang memperlihatkan sebuah terminal
prasinaptik pada permukaan membran neuron pascasinaptik. Terminal prasinaptik ini dipisahkan
dari soma neuron pascasinaptik oleh suatu celah sinaps yang lebarnya biasanya 200 sampai 300
angstrom. Terminal prasinaptik ini mempunyai dua struktur internal yang penting untuk fungsi
eksitatorik atau inhibitorik sinaps: vesikel transmiter dan mitokondria. Vesikel transmiter
mengandung zat transmiter, yang bila dilepaskan ke celah sinaps, dapat merangsang atau
menghambat neuron pascasinaptik akan merangsang bila membran neuronnya mengandung
reseptor perangsang, dan akan menghambat bila membran neuron tersebut mengandung reseptor
penghambat. Mitokondria menyediakan adenosin trifosfat (ATP), yang menyuplai energi untuk
sintesis zat transmiter baru. Bila suatu potensial aksi menyebar di sepanjang terminal prasinaptik,
depolarisasi pada membrannya menyebabkan sejumlah kecil vesikel mengeluarkan isinya ke celah
sinaps. Zat transmiter yang dikeluarkan kemudian segera menyebabkan perubahan pada sifat
permeabilitas membran neuron pascasinaptik, dan hal tersebut mempermudah terjadinya
perangsangan atau penghambatan pada neuron pascasinaptik tersebut, bergantung kepada sifat
reseptor neuronnya.

Jenis-Jenis Sinaps

Terdapat dua macam sinaps:

(1) sinaps kimiawi


Hampir semua sinaps yang digunakan untuk menghantarkan sinyal pada sistem saraf
pusat manusia adalah sinaps kimiawi. Pada sinaps kimia ini, neuron pertama menyekresi
suatu bahan kimia yang disebut neurotransmiter (atau sering disebut zat transmiter)
pada sinaps ujung sarafnya, dan zat transmiter ini kemudian bekerja pada protein
reseptor pada membran neuron berikutnya untuk merangsang neuron tersebut,
menghambatnya, atau mengubah sensitivitasnya dengan berbagai cara. Sampai saat ini
telah ditemukan lebih dari 40 zat transmiter penting. Beberapa di antaranya adalah
asetilkolin, norepinefrin, epinefrin, histamin, asam gamma aminobutirat (GABA), glisin,
serotonin, dan glutamat.
(2) Sinaps listrik ditandai oleh adanya kanal cairan terbuka yang langsung, yang
menghantarkan listrik dari satu sel ke sel berikutnya. Kebanyakan saluran ini terdiri atas
struktur tubular protein kecil yang disebut taut imbas (gap junctions) yang memudahkan
pergerakan ion-ion dengan bebas dari bagian dalam suatu sel ke bagian dalam sel
berikutnya. Hanya sedikit contoh taut imbas yang ditemukan di sistem saraf pusat.
Namun, melalui taut imbas dan taut-taut serupa lainnyalah potensial aksi dihantarkan
dari satu serat otot polos ke serat otot polos berikutnya pada otot polos visceral dan dari
satu sel otot jantung ke sel otot jantung berikutnya pada otot jantung.

Neurotransmitter
Lebih dari 50 substansi kimia telah dibuktikan atau dinyatakan berfungsi sebagai transmiter
sinaptik. Substansi tersebut terbagi dalam dua kelompok transmiter sinaptik. Satu
kelompok merupakan transmiter molekul-kecil yang bekerja cepat. Kelompok yang lain
terdiri atas banyak neuropeptida yang memiliki ukuran molekul jauh lebih besar dan
biasanya bekerja jauh lebih lambat.
Transmiter Molekul-Kecil yang Bekerja Cepat

Pada sebagian besar kasus, transmiter jenis molekul kecil disintesis dalam sitosol terminal
prasinaptik dan diabsorpsi dengan cara transpor aktif ke dalam banyak vesikel transmiter diterminal
sinaps. Kemudian, setiap kali potensial aksi mencapai terminal prasinaptik, beberapa vesikel segera
melepaskan transmiternya ke dalam celah sinaptik. Hal ini biasanya terjadi dalam waktu semilidetik
atau kurang melalui mekanisme yang telah dijelaskan sebelumnya. Kerja selanjutnya transmiter jenis
molekul kecil ini pada reseptor membran neuron pascasinaptik biasanya juga terjadi dalam waktu
milidetik lagi atau kurang. Efek yang paling sering adalah meningkatkan atau menurunkan hantaran
melalui kanal ion; contohnya adalah meningkatkan hantaran natrium, yang menyebabkan eksitasi,
atau meningkatkan hantaran kalium atau klorida, yang menyebabkan inhibisi.

Transmiter-transmiter molekul kecil yang paling penting adalah sebagai berikut:


Asetilkolin

disekresi oleh neuron-neuron di banyak daerah sistem saraf, namun khususnya oleh (1) ujung-ujung
sel-sel piramid besar korteks motorik, (2) beberapa jenis neuron dalam ganglia basalis, (3) neuron
motorik yang menginervasi otot-otot rangka, (4) neuron preganglion sistem saraf otonom, (5)
neuron postganglion sistem saraf parasimpatik, dan (6) beberapa neuron postganglion sistem saraf
simpatik. Pada sebagian besar keadaan, asetilkolin menyebabkan efek eksitasi; namun, asetilkolin
telah diketahui juga menyebabkan efek inhibisi pada beberapa ujung saraf parasimpatik perifer,
misalnya inhibisi jantung oleh nervus vagus.

Norepinefrin

disekresi oleh ujung neuron-neuron yang badan selnya terletak dalam batang otak dan hipotalamus.
Secara khas, neuron-neuron penyekresi norepinefrin yang terletak di dalam lokus seruleus di pons
mengirimkan serabut-serabut saraf ke daerah yang luas di dalam otak dan membantu mengatur
keseluruhan aktivitas dan suasana pikiran (mood), seperti peningkatan kesadaran. Pada sebagian
besar daerah ini, norepinefrin mungkin mengaktivasi reseptor eksitatorik, namun pada daerah yang
lain mengaktivasi reseptor inhibitorik. Norepinefrin juga disekresi oleh sebagian besar neuron
postganglion sistem saraf simpatik, yang merangsang beberapa organ tetapi menghambat organ
yang lain.

Dopamin disekresi oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra. Neuron-neuron ini
terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya bersifat inhibisi.

Glisin terutama disekresi pada sinaps di dalam medula spinalis. Glisin ini diyakini selalu bekerja
sebagai transmiter inhibitorik.

GABA (asam gamma-aminobutirat) disekresi oleh ujung saraf yang terdapat dalam medula spinalis,
serebelum, ganglia basalis, dan banyak area korteks. Bahan ini dianggap menyebabkan inhibisi.

Glutamat disekresi oleh terminal prasinaptik pada banyak jaras saraf sensorik yang memasuki sistem
saraf di sebagian besar daerah korteks serebri. Transmiter ini kemungkinan selalu menyebabkan
eksitasi.

Serotonin disekresi oleh nukleus yang berasal dari rafe median batang otak dan berproyeksi ke
berbagai daerah otak dan medula spinalis, khususnya yang menuju radiks dorsalis medula spinalis
dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai penghambat jaras rasa sakit dalam medula
spinalis, dan kerjanya sebagai penghambat di daerah sistem saraf yang lebih tinggi diduga untuk
membantu pengaturan suasana hati seseorang, bahkan mungkin juga menyebabkan tidur.

Nitrat oksida terutama disekresi oleh ujung saraf di daerah otak yang bertanggung jawab terhadap
tingkah laku jangka panjang dan untuk memori. Oleh karena itu, di masa depan sistem transmiter ini
mungkin dapat menjelaskan mengenai beberapa tingkah laku dan fungsi memori yang selama ini
sangat menantang untuk dimengerti. Nitrat oksida berbeda dari transmiter molekul kecil lainnya
dalam hal mekanisme pembentukan di terminal prasinaptik dan kerjanya di neuron pascasinaptik.
Zat ini tidak dibentuk sebelumnya dan disimpan dalam vesikel di terminal prasinaptik seperti
transmiter yang lain. Sebaliknya, zat ini disintesis hampir seketika saat diperlukan, dan kemudian
berdifusi keluar dari terminal prasinaptik dalam waktu beberapa detik dan tidak dilepaskan dalam
paket-paket vesikel. Selanjutnya, zat ini berdifusi ke dalam neuron pascasinaptik di dekatnya. Di
neuron pascasinaptik, zat ini biasanya tidak terlalu memengaruhi membran potensial tetapi
mengubah fungsi metabolik intrasel yang kemudian memengaruhi eksitabilitas neuron dalam
beberapa detik, menit, atau mungkin lebih lama lagi.
Neuropeptida

Neuropeptida disintesis secara berbeda dan biasanya bekerja lambat dan dalam hal lain berbeda
dengan transmiter molekulkecil. Neuropeptida tidak disintesis dalam sitosol terminal prasinaptik.
Melainkan, zat inidisintesis sebagai bagian integral molekul protein besar oleh ribosom-ribosom
dalam badan sel neuron Molekul protein selanjutnya memasuki ruangan di dalam retikulum
endoplasma badan sel dan kemudian ke dalam aparatus Golgi, yaitu tempat terjadinya dua
perubahan berikut: Pertama, protein pembentuk neuropeptida secara enzimatik memecah protein
menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil, beberapa di antaranya adalah neuropeptidanya sendiri
atau prekursornya. Kedua, aparatus Golgi mengemas neuropeptida menjadi vesikel-vesikel
transmiter berukuran kecil yang dilepaskan ke dalam sitoplasma. Selanjutnya, vesikel transmiter ini
dibawa ke ujung serabut saraf melalui aliran akson sitoplasma akson, berjalan dengan kecepatan
lambat, hanya beberapa sentimeter per hari. Akhirnya, vesikel ini melepaskan transmiternya pada
terminal neuron sebagai respons terhadap potensial aksi dengan cara yang sama seperti transmiter
molekul-kecil. Namun, vesikel diautolisis dan tidak digunakan kembali.

Oleh karena metode pembentukan neuropeptida yang sulit ini, jumlah neuropeptida yang
dilepaskan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan transmiter molekul-kecil. Hal ini dikompensasi
sebagian dengan kenyataan bahwa neuropeptida umumnya lebih kuat seribu kali atau lebih
daripada transmiter molekul-kecil. Ciri penting lain neuropeptida adalah bahwa zat ini sering
menyebabkan kerja yang jauh lebih lama. Beberapa dari kerja yang dimaksud ini mencakup
penutupan kanal-kanal kalsium yang lebih lama, perubahan perangkat metabolik sel yang lebih lama,
perubahan aktivasi atau deaktivasi gen-gen spesifik pada nukleus sel yang lebih lama, dan/atau
perubahan jumlah reseptor eksitatorik atau inhibitorik yang lebih lama. Beberapa efek ini
berlangsung selama berhari-hari, namun yang lainnya mungkin sampai berbulan-bulan atau
bertahun-tahun. Pengetahuan kita mengenai fungsi neuropeptida baru mulai berkembang.

Anda mungkin juga menyukai