Anda di halaman 1dari 4

5.

Jelaskan aktivitas Neurotransmitter :

Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di


antara neuron. Neurotransmiter disintesis pada terminal akson maupun badan sel
dibantu oleh enzim dan dibungkus oleh vesikel sinaps, sebelum dilepaskan bertepatan
dengan datangnya potensial aksi. Enzim yang diperlukan untuk sintesis
neurotransmitter dibuat di dalam badan sel dan dilepas ke sitosol. Beberapa
neurotransmiter antara lain : Acetylcholine, epinefrin, norepinefrin, Gamma
Aminobutyric Acid (GABA). Reseptor neurotransmitter terbagi menjadi dua yaitu
Ligand-gated receptor (reseptor bergerbang ligand) dan G-Protein-coupled receptor.
(Reseptor bergandeng-protein G) Mekanisme pelepasan neurotransmitter adalah

Gambar 1. Mekanisme Pelepasan Neurotransmitter


(Sumber : Sherwood, 2012)

sebagai berikut :

1. Aksi Potensial menjalar ke akson terminal pra-sinaps memicu terbukanya


saluran Ca2+ bergerbang voltase di terminal akson presinaps
2. Ca2+ masuk ke terminal akson pra-sinaps melalui saluran Ca2+ bergerbang
voltase memicu pelepasan neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke
dalam celah sinaps secara eksositosis.

3. Neurotransmitter berikatan dengan reseptor di neuron pascasinaps

4. Pengikatan neurotransmitter pada receptor memicu terbukanya saluran-


saluran ion spesifik di membran sub-sinaps, mengubah permeabilitas neuron
pasca-sinaps terhadap ion.

Setelah neurotransmitter sampai ke membran pasca-sinaps, neurotransmitter akan


mengalami deaktivasi. Terdapat beberapa cara penghentian aktivitas
neurotransmitter. Beberapa molekul berdifusi secara sederhana menjauhi sinaps agar
terpisah dari reseptornya. Kemudian ada juga yang memerlukan bantuan enzim,
seperti contoh pada neurotransmitter acetylcholine. Enzym acetylcholinesterase
yang terdapat pada celah sinaps membran pasca-sinaps akan mendeaktivasi
acetylcholine dengan cara memecah pelepasan Acetylcholine menjadi komponen
molekulnya yaitu Acetyl CoA dan Choline agar tidak terjadi depolarisasi berlebih dari
satu kali pelepasan Acetylcholine. Cara yang ketiga yaitu dengan transpor kembali
neurotransmitter dari cairan ekstraseluler ke dalam sel pra-sinaps, neuron atau sel glia
yang berdekatan. Misalnya norepinefrin yang dideaktivasi ketika neurotransmitter
diangkut kembali ke terminal akson pra-sinaps.

5. Jelaskan peran Neurotransmitter Acetylcholine :

Acetylcholine (Ach) adalah neurotransmitter yang terletak di sistem saraf pusat


dan sistem saraf tepi, disintesis secara enzimatis di akson terminal pra-sinaps dari
Acetyl Coenzym A (CoA) dan choline oleh enzim choline acetyltransferase. ACh
berperan sebagai neurotransmitter pada neuromuscular junction. Neuromuscular
junction adalah penghubung axon terminal dengan sel otot yang membentuk
keseluruhan otot. Neuron yang mensekresi ACh dan reseptor yang mengikat ACh
disebut kolinergik. Reseptor kolinergik dibagi menjadi dua yaitu : muskarinik dan
kolinergik

Secara fenotif, ACh dibagi menjadi dua berdasarkan letak, fungsi dan
receptornya, yaitu:

Pada otot lurik, ACh adalah excitatory neurotransmitter yang berikatan langsung
dengan gerbang ligand Na+ (reseptor nikotinik) dan kanal ion K+ yang membuat
kanal terbuka. Reseptor nikotinik merupakan kanal monovalen yang melewatkan Na+
dan K+. Reseptor ini ditemukan pada otot lurik, divisi otonom susunan saraf pusat dan
saraf tepi

Pada otot jantung, ACh adalah inhibitory neurotransmitter yang berikatan


langsung dengan reseptor bergandeng-protein G (reseptor muskarinik) yang
berkaitan dengan sistem second messenger yang memfasilitasi terbukanya kanal ion
K+. Receptor ini bervariasi dan terdapat di susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi.

Enzym acetylcholinesterase terdapat pada celah sinaps pada membran


postsinaps. Enzym ini memecah pelepasan ACh menjadi komponen molekulnya yaitu
Acetyl CoA dan Choline agar tidak terjadi depolarisasi berlebih dari satu kali
pelepasan ACh.

Bhr, M., Frotscher, M., Duus, P., Spitzer, G., & Gay, B. (2012). Duus' topical

diagnosis in neurology: Anatomy, physiology, signs, symptoms.

Stuttgart: Thieme. Pp 10-11

Patestas, M. A., & Gartner, L. P. (2016). A textbook of neuroanatomy. Hoboken

(N.J.: John Wiley & Sons Inc. Pp 49-50


Sherwood, L. (2012). Fundamentals of human physiology. Belmont, CA:

Brooks/Cole Cengage Learning. P 105

Anda mungkin juga menyukai