Sebuah sistem saraf yang disebut sebagai sistem saraf simpatetik dapat meningkatkan irama
jantung, merelaksasikan otot perut, mendilatasi pupil mata, dan lain sebagainya
HISTORY
Seorang peneliti muda inggris bernama T.R Elliot pada tahun 1905, melaporkan fakta yang
ditemukannya , bahwa pemberian hormon adrenalin pada permukaan jantung, otot perut, dan pupil
mata,akan menghasilkan efek yang sama seperti sistem saraf simpetik,Elliot kemudian
menyimpulkan bahwa saraf simpatetik berkerja dengan cara mengeluarkan hormon adrenalin atau
senyawa kimia sejenis, namun bukti yang diajukan oleh Elliot kurang meyakinkan
seorang peneliti asal jerman bernama Otto Loewi, melihat adanya kemungkinan bahwa
implus memang berapa proses kimiawi, tetapi dia tidak dapat menemukan cara untuk
membuktikannya.
pada penelitiannya, loewi menstimulasi saraf vagus pada jantung kodok secara berulang-
ulang, sehingga detak jantungnya melambat . Selanjutnya, ia mengalirkan cairan pada jantung kodok
tersebut ke jantung kodok ke dua (yang tidak distimulasi). Ternyata jantung kodok kedua
menunjukkan penurunan detak jantung. Pada percobaan selanjutnya loewi menstimulasi saraf
akseloratorpada jantung kodok pertama sehingga dtak jantung kodok pertama meningkat. Ketika dia
mengumpulkan cairan dari jantung tersebut dan mengalirkannya ke jantung kodok ke dua , maka
detak jantung kodok kedua juga meningkat. Artinya stimulasi sraf tertentu akan menghasilkan
sesuatu yang menurunkan dtak jantuk dan stimulasi saraf akan melepaskan sesuatu yang akan
meningkatkan detak jantung. Loewi mengetahui dengan pasti bahwa yang dialirkan pada percobaan
adalah zat kimiawi bukan listrik, loewi menyimpulakna bahwa saraf mengirim pesan yang berupa zat
kimia
Urutan peristiwa kimiawai pada sinapsis
1. Neuron menyintesis zat kimia yang akan berfungsi sebagai neurontransmiter. Neuro
menyintesis neurontransmiter yang berukuran lebih kecil pada ujung ujung akson dam
menyintesis neurotransmiter yang berukuran lebih besar (peptida) pada badan sel
4. Molekul neurontransmiter yang telah dilepaskan, berdifusi lalu merekat dengan reseptor
sehingga mengubah aktivitas neuron postsinaptik .
7. Meskipun belum ada penelitian yang benar-benar memberi jawaban, tetapi neuron
postsinaptik mungkin melepaskan umpan umpan balik negatif yang akan memperlambat
pelepasan neurontranmiter baru oleh neuron prasinaptik
• Peptida : rantai asam amino( rantai asam amino yang panjang disebut dengan polipeptida,
apabila banyak polipeptida bergabung maka disebut protein. Tidak ada pembeda yang jelas
antara peptida, polipeptida, dan protein)
• Asetilkolin : sebuah kelompok yang hanya memiliki satu angota ( sebuah zat kimia yang mirip
dengan asam amino, perbedaan nya terletak pada pergantian gugus (NH2) dengan gugusa
N(CH3)
• Monoamina nurontranmiter yang memiliki satu gugus amina, terbentuk dari hasil hasil
metabolisme asam amino tertentu
• Purin sebuah kelompok zat kimia yang terdiri dari adenosin dan beberapa turunannya
Sintesis neurontransmiter
seperti sel sel lainnya, makanan merupakan bahan dasar sintesis bahan kimia yang dibutuhkan
oleh neuron.
setiap jalur sintesis dialawi oleh senyawa yang ditemukan pada makanan yang kita makan
contoh asam amino fenilalanim dan tirosin mudah sekali ditemukan dalam setiap sumber protein
yang kita makan, kedua asam amino tersebut merupakan prekursor dari dopamin, epinefrin, dan
norepinefrin.
asam amino tiptofan adalah prekusor serotonim. Asam amino tersebut melinta sawar darah otak
melalui sistem tranpor khusus yang juga digunakan beberapa asam amino lain yang ukuran
molekulnya besar. Jumlah konsumsi triptofan akan mengendalikan jumlah serotonin pada otak,
jumlah triptofan yang masuk pada otak juga dipengaruhi oleh faktor pembatas lainnya yaitu,
Kompetisi perlintasan sawar darah otak dengan asam amino yang ukuran molekulnya besar. Salah
satu cara untuk meningkatkan penyerapan trptofan adalah dengan mekonsumsi lebih banyak
karbonhidrat , karbonhidrat akan memicu eksresi hormon insulin, yaitu hormon yang akan
mengeluarkan beberapa kompetitor triptofan dari pembuluh darah serta memasukan mereka ke sel
sel tubuh.
Transpor neurontransmiter
terdapat banyak neurontransmiter yang disintesis di terminal prasinaptik dekat dengan titik
pelepasannya. Laju pengangkutan bervariasi mulai dari 1mm pada akson yang tipis, hingga 100mm
per hari pada akson yang lebih tebal. Transportasi neurotransmiter dari badan sel ke terminal
prasinaptik tetap memakan waktu berjam jam atau berhari hari didalam akson yang panjang.
Setelah melepaskan neurontranmiter golongan peptida, neuron membutuhkan waktu yang
cukuplama untuk membentuk neurontransmiter yang sama, suplai neuraontranmiter golongan
peptida pada neuron akan lebih cepat berkurang daripada neurontranmiter golongan lain
Pelepasan dan Difusi neurontransmiter
Proses Defusi
• Ketika potensial aksi mencapai akson, potensial aksi tidak melepaskan neurontransmiter,
karena yang melepaskan neurontransmiter adalah depolarisasi yang terjadi akibat potensial
aksi tersebut
• Depolarisasi dapat menyebabkan terbukanya kanal kanal ion kalsium pada terminal
prasinaptik.
• Setelah ionion kalsiummasuk kedalam kanal selama 1-2 milisekon, maka peristiwa tersebut
akan menimbulkan eksositasis, eksositasis dalam hal ini adalah lepasnya neurontransmiter
dalam bentuk ledakan ledakan kecil dari neuron prasipnatik kedalam celah sinaptik (celah
sinaptik adalah rongga yang memisahkan antara neuron prasinaptik dan neuron
postsinaptik. Hasil dari keseluruhan proses tersebut tidak selalu sama.)
• Setelah neurontransmiter dilepaskan oleh neuron prasinaptik kedalam selah sinaptik maka
neurontransmiter akan berdifusi ke dalam membran neuron postsinaptik