Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fatma N.

Utina
Kelas : A/Pendidikan Biologi
NIM : 431417063

NEUROFISIOLOGI
a. Neuron
Neuron (sel saraf) merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan
menghantarkan impuls listrik. Sel saraf merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf
yang mempunyai sifat eksitabilitas, artinya siap member respon apabila terstimulasi. Satu sel
saraf mempunyai badan sel (soma) yang mempunyai satu atau lebih tonjolan (dendrit).
Tonjolan-tonjolan ini keluar dari sitoplasma sel saraf. Satu atau dua ekspansi yang sangat
panjang disebut akson. Serat saraf adalah akson dari satu sel saraf.
Dendrite dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson
berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dan
perifer ke pusat dan sebaliknya. Dengan demikian impuls di hantarkan secara berantai dari
satu neuron ke neuron lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antara satu neuron dengan
neuron lainnya disebut sinaps. Penghantaran impuls dari satu neuron ke lainnya berlangsung
dengan perantaraan zat kimia.
b. Saraf aferen dan saraf eferen
1. Saraf aferen adalah saraf yang menghantarkan informasi sensorik dari reseptor
(somatik dan viseral) di jaringan atau organ perifer ke sistem saraf pusat (neuron
sensorik). Resptor; struktur sensorik yag mendeteksi adanya perubahan lingkungan
internal atau yang menerima rangsang tertentu. Reseptor dapat berupa neuron
(biasanya berupa dendrit atau sel khusus dari jaringan lain (missal sel markel di
epidermis)
2. Membawa perintah motorik ke otot dan kelenjar (neuron motorik). Dibagi menjadi
sistem saraf motorik somatic yang mengontrol kontraksi otot rangka secara
volunteer/sadar dan involunter berupa respons yang sederhana dan otomatis atau
gerakan kompleks diluar kesadaran (refleks) dan sistem saraf motorik otonom/viseral
yang mengontrol kontraksi otomatis otot polos, otot jantung dan skresi kelenjar tanpa
disadari.
c. Potensial aksi
Potensial aksi adalah perubahan yang menghasilkan impuls tegangan.
Mekanisme potensial aksi
1. Tahap polarisasi, merupakan tahapan potensial membran istrahat sebelum adanya
potensial aksi. Pada membrane negative sebesar -900 mV. Pada sebuah sel
meskipun dalam keadaan istrahat masih terdapat beda potensial diantara kedua sisi
membran.
2. Tahap depolarisasi, bila sel yang istrahat diberi rangsangan dengan level yang
cukup maka sel tersebut akan berubah ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif
potensial membran sel akan mengalami perubahan dari negative menjadi positif di
sisi dalam. Kejadian inilah yang dinamakan depolarisasi. Kejadian ini dimulai dari
satu titik di permukaan membran dan akan merambat ke seluruh permukaan
membran. Pada tahap ini membransangat permeabel sangat reaktif dengan ion Na+
sehingga kanal Na+ terbuka sehingga Na+ akan masuk ke dalam sehingga
potensial membran meningkat sehingga terjadi overshoot jika potensial berada dia
tas 0.
3. Tahap repolarisasi, dalam keadaan ini potensial membran berubah dari positif di
sisi dalam menuju kembali ke negative di sisi dalam. Tahapan repolarisasi di awali
dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan membran sel. Bila seluruh
membrane sel sudah bermuatan negative di sisi dalam, maka dikatakaan sel dalam
keadaan istrahat atau dalam keadaan polarisasi kembali dan siap untuk menerima
rangasangan berikutnya. Pada tahap ini kanal Na+ mulai tertutup kanal ion K+
terbuka dan ion K+ keluar sehingga membranpotensial kembali k fase istahat.
4. Tahap hiperpolarisasi, jika repolarisasi berlebihan, keadaan potensial membrane
berada dibawah nilai normal sehingga ion Na+ dan K+, kemabali pada keadaan
normal dan membrane sudah selesai melakukan transport zat.
d. Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah bola-bola kecil yang terdapat pada ujung-ujung akson. Ketika
sel saraf mendapat rangsangan, neurotransmitter ini akan dilepaskan ke dalam ruang antar
sel saraf tersebut dengan sel saraf tetangganya. Hal ini akan merangsang dendrite di sel
saraf tetangga. Selanjutnya neuron akan melepaskan neurotransmitternya, sehingga akan
merangsang sel saraf tetangga berikuntya dan demikian seterusnya. Dengan cara itulah
jutaan pesan dikirimkan dari satu neuron ke neuron lainnya setiap menit.
Neurotransmiter merupakan suatu mediator kimiawi yang dilepaskan ke dalam celah
sinaps sebagai respon terhadap potensial aksi yang telah mencapai ujung saraf. Pelepasan
neurotransmiter bergantung pada kekuatan impuls dan membutuhkan influks ion kalsium
pada terminal pre-sinaps. Vesikel-vesikel pada sinaps yang berasal dari badan sel ataupun
dendrit merupakan tempat sintesis serta penyimpanan neurotransmiter lebih lanjut.
Vesikel tersebut dapat mengandung lebih dari satu jenis neurotransmiter. Neurotransmiter
di dalamnya dapat bersifat eksitatorik ataupun inhibitorik, bergantung pada reseptor
proteinnya. Reseptor post-sinaps tersebut dapat bersifat eksitatorik ataupun inhibitorik,
dan hal ini menunjukkan bahwa pada neuron post-sinaps memang terdapat dua jenis
reseptor yang berbeda fungsinya. Disamping itu, jenis neurotransmiter yang sama bahkan
dapat bersifat eksitatorik di suatu tempat akan tetapi bersifat inhibitorik di tempat lain. Hal
ini bergantung pada aktivitas Gprotein couple receptor dimana reseptor ini dikaitkan
dengan keberadaan suatu Gprotein yang akan menentukan polaritas respon dari suatu
impuls.
Reseptor terhadap suatu neurotransmiter pada sistem saraf diklasifikasikan
berdasarkan letak reseptor tersebut pada sel. Reseptor yang terletak pada membrane sel
berperan sebagai tranduser sinyal dimana ia bekerja dengan cara mengikat molekul
pesinyalan ekstraseluler dan mengubah informasi tersebut menjadi suatu sinyal
intraseluler yang akan mempengaruhi fungsi molekul targetnya di dalam sel. Sebagian
besar molekul-molekul pensinyalan sel ini bersifat hidrofobik dan bereaksi dengan
reseptor pada permukaan sel yang selanjutnya diubah menjadi molekul efektor baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Terdapat tiga kelas reseptor permukaan sel yang
diklasifikasikan berdasarkan mekanisme transduksi sinyal yaitu: guanine nucleotide-
binding Protein (G protein) coupled receptors, ligand-gated ion channels, dan enzyme-
linked transmembrane receptors.
e. Sinaps

Sinaps berfungsi sebagai suatu dioda yang mentransmisikan potensial aksi dari membran
pre-sinaps menuju ke memran post-sinaps melewati suatu celah sinaps. Membran pre-sinaps
mengandung vesikel-vesikel yang berisi neurotransmiter serta memiliki mekanisme pompa
re-uptake untuk mengembalikan neurotransmiter ke dalam aksoplasma pre-sinaps. Membran
presinaps juga mengandung voltage-gated ion channels. Transmisi sinyal apda sinaps dimulai
ketika potensial aksi mencapai voltage-gated ion channels ini.
Neurotransmiter pada celah sinaps akan berikatan dengan reseptor yang ada pada
membran post-sinaps. Area pengikatan ini merupakan bagian eferen dari suatu potensial aksi
yang selanjutnya akan diteruskan ke sel neuron lainnya. Pada membran post-sinaps terdapat
berbagai jenis reseptor dan protein struktural yang berperan dalam mempertahankan
homeostasis sinaps.
TUGAS
1. Apa yang di maksud dengan neuron?
Neuron (sel saraf) merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan
menghantarkan impuls listrik. Sel saraf merupakan unit dasar dan fungsional sistem
saraf yang mempunyai sifat eksitabilitas, artinya siap member respon apabila
terstimulasi.
2. Sebutkan bagian-bagian dari sel saraf

a. Dendrite
b. Nukleus
c. Axon
d. Badan sel
e. Selubung myelin
f. Sel schwan
g. Terminal axon
h. Nodus ranvier
3. Sebutkan jenis-jenis sel saraf berdasarkan fungsinya
a. Neuron sensoris (aferen)
b. Neuron motorik (eferen)
c. Interneuron
4. Polarisasi adalah
Polarisasi merupakan tahapan potensial membran istrahat sebelum adanya
potensial aksi. Pada membrane negative sebesar -900 mV. Pada sebuah sel meskipun
dalam keadaan istrahat masih terdapat beda potensial diantara kedua sisi membran.
5. Impuls adalah
Impuls saraf atau rangsang saraf adalah pesan saraf yang dialirkan sepanjang akson
dalam bentuk gelombang listrik.
6. Apa yang dimaksud dengan neurotransmitter?
Neurotransmiter merupakan suatu mediator kimiawi yang dilepaskan ke dalam celah
sinaps sebagai respon terhadap potensial aksi yang telah mencapai ujung saraf.
7. Jelaskan penjalaran impuls melalui transmisi sinaps
Transmisi sinyal apda sinaps dimulai ketika potensial aksi mencapai voltage-gated ion
channels ini. Depolarisasi menimbulkan masuknya ion kalsium melewati saluran
ionnya. Ion kalsium ini akan berikatan dengan suatu protein khusus yang disebut
release apparatus pada akson dan vesikel di membran pre-sinaps. Kalsium akan
memicu terjadinya fusi vesikel ke dalam membran dan pelepasan neurotransmitter
pada celah sinaps melalui proses eksositosis. Kalsium yang terdapat pada cairan
ekstraseluler merupakan suatu syarat penting dalam proses pelepasan neurotransmiter
sebagai respon adanya suatu potensial aksi. Efek kerja kalsium dapat dihambat oleh
magnesium. Neurotransmiter pada celah sinaps akan berikatan dengan reseptor yang
ada pada membran post-sinaps. Area pengikatan ini merupakan bagian eferen dari
suatu potensial aksi yang selanjutnya akan diteruskan ke sel neuron lainnya. Pada
membran post-sinaps terdapat berbagai jenis reseptor dan protein struktural yang
berperan dalam mempertahankan homeostasis sinaps. Terdapat beberapa mikrokonsep
mengenai bagaimana suatu sinap tersebut. Pertama, sinaps dikatakan terdiri atas dua
struktur yang saling berhubungan membentuk sinaps. Seringkali, neuron pre-sinaps
berupa pelebaran dari akson akibat adanya suatu vesikel-vesikel yang mengandung
neurotransmiter pada struktur ini. Kedua, sinaps biasanya terlihat sebagai suatu celah
yang melebar. Akan tetapi, sinaps biasanya cukup sempit, berukuran tidak lebih dari
20 nm. Ketika vesikel melepaskan isinya ke dalam celah sinaps, konsentrasi
neurotransmiter akan meningkat cukup tinggi pada waktu yang singkat. Terakhir, baik
dendrit ataupun akson memiliki penjalaran yang meluas. Penjalaran-penjalaran ini
dapat berhubungan dengan milyaran sel-sel otak membentuk suatu sirkuit yang sangat
kompleks.
8. Sebutkan perbedaan saraf aferen dan saraf eferen?
Saraf aferen adalah saraf yang menghantarkan informasi sensorik dari reseptor
(somatik dan viseral) di jaringan atau organ perifer ke sistem saraf pusat (neuron
sensorik). Saraf eferen membawa perintah motorik ke otot dan kelenjar (neuron
motorik).

Anda mungkin juga menyukai