Anda di halaman 1dari 16

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

DARAH DAN SISTEM SIRKULASI


(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah anatomi fisiologi manusia
diampu oleh Dr. Djuna Lamondo,M.Si)

Oleh
kelompok 2
Amelia E. Puluhulawa
Anis Safitri
Citra Ningrum Yasin
Rizaldi Mokodompit

PRODI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Darah
Menurut Syaifuddin (2011) bahwa darah adalah cairan dalam pembuluh
darah yang mempunyai fungsi transportasi oksigen, karbohidrat dan metabolit,
mengatur keseimbangan asam dan basa, mengatur suhu tubuh dengan cara
konduksi (hantaran), membawa panas pusat dari pusat produksi panas (hepar dan
otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, pengaturan hormon dengan
membawa dan menghantarkan dari kelenjar dan sistem saraf.
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna
merah ini keadaannya tidak tetap, bergantung pada banyaknya oksigen dan
karbondioksida di dalamnya. Darah berada dalam tubuh karena adanya kerja
pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh, Darah akan tetap encer.
Tetapi bila berada diluar pembuluh darah akan membeku. Pembekuan ini dapat
dicegah dengan mencampurkan sedikit sitras natrikus atau anti pembeku darah.
Keadaan ini sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi
darah (Syaifuddin, 2011).
Adapun fungsi darah yaitu:
1. Sebagai sistem transpor dari tubuh, yaitu menghantarkan bahan kimia,
oksigen, dan nutrien ke seluruh tubuh.
2. Mengangkut sisa metabolit ke organ pembuangan.
3. Mengantarkan hormon-hormon ke organ sasaran.
4. Mengangkut enzim, zat bufer, elektrolit ke seluruh tubuh.
5. Mengatur keseimbangan suhu.
Darah terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen padat yang terdiri dari sel
darah (sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), sel pembeku darah
(trombosit) dan komponen cair yaitu plasma darah.

2
B. Sel-Sel Darah ( Darah Padat)
Lapisan atas berupa cairan darah atau plasma darah. Lapisan bawah
merupakan sel-sel darah yang terdiri dari eritrosit (sel-sel darah merah), leukosit
(sel-sel darah putih), trombosit (keping-keping darah atau sel pembeku darah).
1. Eritrosit (Sel Darah Merah)
a) Eritrosit merupakan komponen utama sel darah yaitu sekitas 99%.
b) Setiap mm3 darah pada seorang laki-laki mengandung ±5 juta sel darah
merah pada seorang perempuan ±4 juta sel darah merah.
c) Berbentuk bikonkaf sehingga memiliki permukaan yang lebar.
d) tidak berinti sehingga tidak dapat hidup lama.
e) Berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin yaitu
molekul kompleks dari protein dan molekul besi hemin. Hemoglobin
berperan mengikat oksigen dan karbon dioksida.
f) Saat dalam rahim ibu, eritrosit dibentuk dalam hati dan limfa. Setelah
dilahirkan, eritrosit dibentuk di sumsum tulang, missal di tulang dada,
tulang lengan atas, tulang kaki atas, dan tulang pinggul.
g) Umur eritrosit sekitar 120 hari. Setelah mati akan dirombak di hati
menjadi bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu). Zan besi hasil
perombakan tersebut kemudian dikirim ke hati dan limfa untuk
digunakan membentuk eritrosit baru (Ethel, 2004)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Karakteristik sel darah putih sebagai berikut :
a) Leokosit memiliki bermacam - macam inti sel sehingga dapat bertahan
hidup berbulan- bulan.
b) Tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna merah.
c) Ukurannya lebih besar daripada eritrosit.
d) Leukosit dibentuk di dalam sumsum merah, limfa, dan kelenjar getah
bening.
e) Dapat berubah dan bergerak dengan pengantaran kaki palsu (seudopodia).
f) Banyaknya antara 6000 – 9000 mm3.

3
g) Fungsi sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara
menghancurkan anti gen (kuman, virus dan toksin) (Ethel, 2004).

Gambar 1. Komponen Darah Manusia


3. Keping Darah (Trombosit)
Trombosit berbentuk oval tidak berinti, berukuran kecil, yaitu sekitar 3–4
mm. Pada umumnya setiap mm3 darah terdapat 150.000 sampai 350.000
trombosit. Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang dan mempunyai umur lebih
kurang 10 hari. Trombosit mudah pecah dan akan mengeluarkan enzim trombosit
atau tromboplastin. Enzim ini berperan dalam proses pembekuan darah.
Proses Pembekuan Darah :

Gambar 2. Proses Pembekuan Darah


Jika terjadi luka, darah keluar sehingga darah berhubungan dengan udara.
Trombosit yang keluar bersama darah akan pecah karena bergesekan dengan luka

4
dan mengeluarkan trombokinase atau tromboplastin. Dengan bantuan ion-ion Ca
2+ tromboplastin mengubah protrombin dalam darah menjadi trombin. Trombin
akan mengubah fibrinogen yang ada dalam darah menjadi benang-benang fibrin,
yaitu berupa benang-benang halus yang menutup luka sehingga darah tidak keluar
lagi (Ethel, 2004).
c. Komponen Darah Cair
Plasma darah adalah cairan berwarna kuning yang dalam reaksinya bersifat
alkali. Susunan plasma darah terdiri atas air 90%, protein 8% (albumin, globulin,
protrombin, dan fibrinogen), mineral 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat,
garam kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, dst), sisanya terdiri dari bahan
organik (glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolestrol, asam amino) (Danil,
2008).
Plasma berfungsi sebagai medium (perantara) untuk menyalurkan makanan,
mineral, lemak, glukosa, dan asam amino ke jaringan. Juga merupakan medium
untuk mengangkut bahan buangan seperti urea, asam urat, dan karbon dioksida
(Danil, 2008).
Komponen cair darah (plasma) merupakan bagian dari 5% berat badan
Plasma merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel
darah merah, dan sel pembeku darah. Disamping ir juga sebagai media
transportasi bahan-bahan organik dan an-organik dari suatu organ atau jaringan ke
organ atau jaringan lain (Danil, 2008).

Gambar 3. Plasma darah

5
C. Organ Peredaran Darah
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui suatu pembuluh. Darah bisa
sampai ke pembuluh karena dimpompa oleh organ bernama jantung. Berikut ini
organ-organ peredaran darah, yakni:
a. Jantung
Jantung merupakan organ peredaran darah yang berbentuk seperti kerucut
tumpul dan ujung bawahnya agar miring ke bagian kiri. Jantung terletak di antara
paru-paru dan di atas diafrgma di dalam rongga dada. Ukuran jantung hampir
sama dengan kepalan tangan orang dewasa dengan berat 220-260 gram (untuk
orang dewasa). Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh
atau merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh (Syaifuddin, 2011).
Berikut ini struktrur anatomi organ jantung

Gambar 4. Anatomi Jantung Manusia (Marieb, 2001)


a) Arteri pulmonalis berfungsi untuk membawa darah tanpa oksigen ke paru-
paru.
b) Arteri koroner adalah arteri pada sirkulasi koroner (jantung), yang
mengantarkan darah menuju otot jantung.
c) Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas yang
terdiri dari serambi kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk
menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah.

6
Serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru-paru.
Serambi memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot karena
tugasnya hanya sebagai ruangan penerima darah.
d) Bilik atau disebut juga ventrikel merupakan bagian jantung bawah yang
terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa
darah kotor dari jantung ke paru-paru. Sementara itu, bilik kiri berfungsi
untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh tubuh. Dinding bilik
jauh lebih tebal dan berotot dibandingkan dengan serambi karena bekerja
lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru-paru maupun
ke seluruh tubuh.
e) Katup Jantung memiliki empat katup yang menjaga aliran darah mengalir
ke satu arah, yaitu:
1. Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan
bilik kanan.
2. Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri
pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru untuk mengambil
oksigen.
3. Katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru
mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.
4. Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen
untuk dilewati dari bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di tubuh)
(Syaifuddin, 2011)..
f) Pembuluh darah
Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:
1. Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke
bagian tubuh lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis
sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten.
2. Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin
oksigen dari seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan
dengan arteri, vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.

7
3. Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri
terkecil dengan vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga
memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa dengan
jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah,
dan nutrisi.
g) Pembuluh darah balik kava atas : menerima darah dari kepala dan ke dua
tangan pembuluh darah balik kava bawah : menerima darah dari badan dan
kedua kaki
b. Pembuluh darah
Pembuluh darah merupakan saluran tertutup yang bercabang-cabang. Fungsi
pembuluh darah adalah mengalirkan darah keluar jantung lalu kembali lagi ke
jantung. Terdapat tiga pembuluh darah utama, yaitu artieri, vena, dan kapilera
(Syaifuddin, 2011).
Pembuluh arteri adalah pembuluh yang pangkalnya ada di bilik jantung.
Pembuluh ini berfungsi untuk membawa darah keluar jantung. ciri arteri sebagia
berikut :
1) Dindingnya tebal dan elastis.
2) Jika diraba, denyutnya dapat dirasakan.
3) Tekanan darah yang melewati arteri umumnya kuat.
4) Memiliki sebuah katup tepat di luar bilik, yaitu valvula semilunaris.
Arteri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Aorta adalah arteri yang ukurannya paling besar dan berpangkal di bilik
kiri.
2) Arteri pulmonalis adalah arteri yang membawa darah jaya
karbondioksida dari jantung ke paru-paru.
3) Arteri koroner adalah arteri yang berfungsi untuk memberi makanan dan
oksigen untuk sel-sel jantung.
a) Pembuluh vena adalah pembuluh yang berfungsi untuk membawa darah
kembali ke jantung. Ujung pembuluh ini berada di serambi jantung.
Adapun ciri-ciri pembuluh vena adalah sebagai berikut.
1) Memiliki dinding yang tipis dan kurang elastis.

8
2) Dapat menampung 75% darah.
3) Terletak di dekat permukaan tubuh.
4) Memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh.
Pembuluh vena dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut.
1) Vena kava adalah vena terbesar yang ujungnya di serambi kanan.
Pembuluh ini berfungsi untuk membawa darah kaya
karbondioksida kembali ke jantung. Vena kava dibagi menjadi dua,
yaitu vena kava superior dan inferior.
2) Vena pulmonalis adalah vena yang membawa darah kaya oksigen
dari paru-paru ke jantung.
3) Vena porta hepatika adalah vena yang berfungsi membawa darah
dari berbagai organ pencernaan dan masuk ke hati.
D. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia

Gambar 5. Mekanisme peredaran Darah Manusia


sistem peredaran darah manusia dikendalikan oleh organ jantung yang
berguna untuk memompa darah agar mampu mengalir ke semua tubuh. Saat otot
jantung berelaksasi, jantung dalam keadaan mengembang, volumenya besar, dan
tekanannya kecil.

9
Sehingga menyebabkan darah dari vena kava (darah kotor dari tubuh),
masuk ke dalam serambi kanan, katup AV terbuka dan darah terus masuk ke
dalam bilik kanan. Sementara itu di belahan jantung sebelah kiri, darah dari vena
pulmonalis (darah bersih dari paru-paru) masuk ke dalam bilik kiri (Syaifuddin,
2011).
Saat otot jantung berkontraksi jantung dalam keadaan mengerut. Darah yang
telah ada dalam bilik kanan dipompa masuk ke arteri pulmonalis. Waktu itu
katup AV menutup sedang katup ke arteri pulmonalis membuka. Di bagian
jantung sebelah kiri, darah di dalam bilik kiri dipompa masuk ke aorta.
Sementara itu, katup AV menutup, sedang katup ke aorta membuka. Pada sistem
peredaran darah manusia terkandung dua lintasan peredaran darah, yakni
peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Kedua peredaran darah ini
disebut peredaran darah ganda (Syaifuddin, 2011).
1. Peredaran Darah Besar/Panjang/Sistemik
Peredaran darah besar merupakan peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari bilik kiri jantung lalu diedarkan ke semua
jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbon dioksida di jaringan tubuh.
Lalu darah yang banyak mengandung karbon dioksida melalui vena dibawa
menuju serambi kanan jantung.

2. Peredaran Darah Kecil/Pendek/Pulmonal


Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang mengalirkan
darah dari jantung ke paru-paru dan lagi lagi ke jantung. Darah yang kaya
karbon dioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, di alveolus paru-paru darah selanjutnya bertukar dengan darah
yang kaya akan oksigen yang lantas akan dialirkan ke serambi kiri jantung
melalui vena pulmonalis.

10
E. Kelainan dan Integritas Pada Sistem Sirkulasi
1. Gangguan yang Berhubungan dengan Darah
a. Anemia
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar
Hb normal adalah 12 –16 % dari sel darah merah. Jumlah sel darah
merah normal 5 juta/mm3. Pada penderita anemia, kadar Hb kurang dari
normal.

Gambar 6. Penyakit Anemia


b. Leukemia
Leukemia adalah pertumbuhan sel-sel darah putih yang tidak
normal. Jaringan yang seharusnya membentuk sel darah merah justru
membentuk sel-sel darah putih. Akibatnya, jumlah sel darah putih
melebihi normal sedangkan jumlah sel darah merah menurun.

Gambar. 7 penyakit Leukimia


Leukemia disebut juga kanker darah. Banyaknya sel darah putih
ini, menyebabkan sel darah putih menjadi “ganas”. Sel darah putih ini

11
dapat memakan sel-sel darah merah sehingga penderita dapat mengalami
anemia akut.
c. Thalasemia
Penyakit keturunan di mana tubuh tidak mampu memproduksi
hemoglobin dan sel darah merah. Akibatnya penderita mengalami
anemia.
d. AIDS (Acquired Immunodefciency Syndrome)
Penyakit AIDS disebabkan oleh virus, yaitu HIV (Human
Immunodefciency Virus) yang menyerang sel darah putih manusia. Pada
pengidap penyakit AIDS, sel darah putihnya lebih cepat mati dan tidak
berfungsi. Hal tersebut terjadi karena penyakit AIDS merupakan penyakit
yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga kekebalan tubuh tidak
berfungsi. Jika terkena infeksi atau suatu penyakit yang ringan sekalipun,
sistem kekebalan tubuhnya tidak akan bekerja. Akhirnya penderita dapat
mengalami kematian.

Gambar 8. Penyakit AIDS/ HIV


2. Gangguan yang Berhubungan dengan Jantung dan Pembuluh Darah
a. Penyakit Jantung
Penyakit jantung biasanya terjadi karena terganggunya kerja jantung
ketika memompa darah. Penyebabnya, antara lain kelebihan kolesterol.
Kolesterol yang berlebihan akan menyumbat pembuluh nadi sehingga
menghambat aliran darah.
Penyebab lain adalah kegemukan (obesitas). Tubuh orang gemuk
memiliki banyak lemak dan darahnya banyak mengandung kolesterol sehingga

12
rawan penyumbatan pembuluh darah. Oleh sebab itu, kerja jantung menjadi
lebih berat dalam memompa darah. Pada kasus gagal jantung terjadi penurunan
kerja atau kontraksi jantung.Akibatnya, volume darah dalam jaringan tubuh
kurang karena jantung tidak bisa memompa darah dalam jumlah yang
semestinya. Gejala umum orang yang berpenyakit jantung adalah nyeri di
bagian dada, sesak, dan cepat lelah.

Gambar 9. Gangguan pada jantung


b. Tekanan Darah Rendah
Penderita tekanan darah rendah memiliki tekanan darah yang berada di
bawah batas normal. Sehingga pengembalian darah ke jantung menjadi
berkurang akibat kerja jantung yang menurun.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti saat kita melakukan
perubahan posisi tubuh dari jongkok menjadi berdiri. Saat jongkok darah akan
tertimbun di pembuluh balik pada kaki sehingga membuat pengembalian darah
ke jantung menjadi lambat.
Selain itu, gangguan ini juga bisa disebabkan oleh berkurangnya volume
darah karena terjadi pendarahan atau muntaber. Gejala yang biasa dirasakan
oleh penderita adalah pusing, lesu, penglihatan berkunang-kunang, dan sering
pingsan.
c. Tekanan Darah Tinggi
Gejala penyakit ini adalah tekanan darah di atas normal. Jantung
penderita bekerja lebih keras bahkan dapat memecahkan pembuluh darah.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hal itu,

13
namun diduga berhubungan dengan kelebihan kolesterol yang mengakibatkan
menyempitnya pembuluh nadi.
Penyebab lain adalah faktor keturunan, stres, usia, kebiasaan merokok,
dan minuman yang mengandung alkohol.
d. Varises
Gejala varises berupa pembuluh balik yang melebar atau berkelok-kelok
terutama pada kaki. Penyebabnya adalah kaki terlalu berat menahan beban
misalnya karena hamil atau terlalu lama berdiri. Varises yang terjadi di daerah
anus dinamakan ambeien.
3. Integritas Sistem Sirkulasi dengan Sistem lainnya
a. Hubungan antara Sistem Pernapasan dan Sistem Peredaran Darah
Keterkaitan antara sistem respirasi (pernapasan) dan sistem sirkulasi
(peredaran darah) bisa dikatakan cukup erat. Sederhananya sistem pernapasan
berperan dalam proses masuknya oksigen ke dalam tubuh dan keluarnya
karbon dioksida dari tubuh. Sementara sistem peredaran darah berperan
dalam mengedarkan oksigen di dalam tubuh dan mengangkut karbon dioksida
ke sistem pernapasan untuk dilepas keluar dari tubuh (Henke and Dempsey,
1988).
b. Hubungan antara Sistem Pencernaan dan Sistem Peredaran Darah
Sistem pencernaan dan peredaran darah berhubungan dalam penyaluran
nutrisi ke seluruh tubuh. Dimana Sistem pencernaan memecah nutrisi
menjadi bentuk yang paling sederhana sehingga dapat diserap oleh pembuluh
darah di usus. Setelah nutrisi masuk ke pembuluh darah, nutrisi diedarkan
sistem peredaran darah ke seluruh tubuh.
c. Hubungan antara Sistem Ekskresi dan Sistem Peredaran Darah
Bahan-bahan yang diperlkan tubuh seperti makanan, oksigen, hasil
metabolisme dan sisanya diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui
sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan
diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh. Sementara zat-zat sisa yang
tidak terpakai harus dibuang, agar tidak menjadi racun bagi tubuh. Proses
pengeluaran zat sisa itu disebut ekskresi.

14
Sehingga hubungan antara sistem peredaran darah dengan sistem
ekskresi sendiri yaitu dapat dilihat, dimana pada sistem peredaran darah akan
diedarkan zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Zat-zat makanan tersebut
mengandung segala bentuk senyawa-senyawa kimia yang diperlukan oleh
tubuh ataupun yang tidak diperlukan oleh tubuh. Oleh sebab itu zat-zat
makanan yang mengandung senyawa-senyawa kimia ini akan difilter atau
disaring oleh organ-organ yang bekerja dalam sistem ekskresi untuk
memisahkan senyawa-senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh dengan senyawa-
senyawa lain yang tidak dibutuhkan (senyawa yang mengandung racun). Zat-
zat yang tidak dibuthkan oleh tubuh inilah yang nantinya akan dissaring dan
kemudian dikeluarkan oleh tubuh melalui sistem eksresi.

15
DAFTAR PUSTAKA
Danil, S Wibowo. 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia

Ethel, Sloane. 2004. Anatomi Dan Fisiologi Dan Pemula. Alih Bahasa James
Veldman. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

K.H. Henke, M. Sharatt, D. Pegelow, and J.A. Dempsey. 1998. Regulation og end
expiratory lung volume during exercise. Journal of Applied Physiology.
Vol. 64. No. 1. Hal: 135-146

Marieb, E. N. 2001. Human Anatomy and Physiology Fifth Edition. Benjamin


Cummings.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4.


Jakarta: EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai