Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antropolog-antropolog telah lama tertarik pada tulang-tulang. Tulang
dapat bertahan berabad-abad dan dalam beberapa kasus selama berjuta-juta tahun.
Karena kekuatannya, tulang digunakan oleh manusia sebagai alat-alat yang
beragam, senjata, dan objek seni. Tulang memudahkan antropolog menjajaki
perkembangan manusia, baik fisik maupun kebudayaan.
Karena keistimewaan tulang untuk fungsi-fungsi tertentu dalam tubuh,
beberapa spesialis kedokteran bergelut dengan masalah-masalah tulang. Dua dari
spesialisasi kedokteran, kedokteran gigi dan bedah ortopedi, secara total
mengabdi dalam bidang ini. Spesialis kedokteran lainnya yang memiliki minat
pada tulang ialah rheumatolog, (M.D yang mengkhususkan diri dalam masalah-
masalah reumatisme dan arthris, dan radiolog, yang mendasar banyak keputusan
diagnosa pada photo sinar X dan struktur tulang.
Tulang-tulang juga merupakan hal yang menarik dalam bidang fisika dan
tehnik. Mungkin system organ tubuh ini berhubungan langsung dengan ilmuan
fisika karena hal ini memiliki masalah-masalah tipe tehnik dan lain-lain. Alam
telah memecahkan masalah ini dengan menvariasikan bentuk-bentuk tulang pada
tengkorak dan tipe-tipe jaringan yang membentuk tulang tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sistem rangka?
1.2.2 Apa saja struktur tulang pada manusia?
1.2.3 Apa saja terminologi dan pengelompokkan tulang pada manusia?
1.2.4 Apa saja artikulasi pada tulang manusia?
1.2.5 Bagaimana kelainan dan integritas dengan sistem yang lain?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu sistem rangka
1.3.2 Untuk mengetahui struktur tulang pada manusia

1
1.3.3 Untuk mengetahui terminologi dan pengelompokkan tulang pada
manusia
1.3.4 Untuk mengetahui artikulasi pada tulang manusia
1.3.5 Untuk mengetahui kelainan dan integritas dengan sistem yang lain

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Rangka


Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan
bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang
rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang
pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh
membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun
kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua
organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkvc andung dalam
tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. The 206
tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh
sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh
(Irawan, 2013).
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik
dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak
adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau
gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen,
tendon, otot, dan organ lainnya (Irawan, 2013).
2.2 Struktur Tulang Pada Manusia
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Rangka manusia
terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka
tubuh. Secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut
dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler
(anggota tubuh). Menurut Suryani (2004) Perhitungan Jumlah Keseluruhan
Tulang Manusia :
1. Tulang Kepala yang membentuk tengkorak : 8 buah
2. Tulang Muka : 14 buah

3
3. Tulang telinga dalam : 6 Buah
4. Tulang lidah : 1 buah
5. Tulang Kerangka dada : 25 buah
6. Tulang pembentuk tulang belakang dan gelang panggul : 26 buah
7. Tulang anggota gerak atas : 64 buah
8. Tulang anggota gerak bawah : 62 buah

Gambar 1. Rangka manusia (Suryani, 2004).

a. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.
Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat mlekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dn berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang (Setiadi, 2007).

4
b. Tulang Kompak (Compact bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang
ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga
dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phospat dan Calsium
Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia
dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak
maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak
mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak
ditemui pada tulang kaki dan tulang tangan (Setiadi, 2007).
c. Tulang Spongiosa (Spongy bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan
namanya tulang Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi
oleh sumsum tulang merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang
spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula (Setiadi,
2007).
d. Sumsum tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum
tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang
dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang
spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena
berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh (Setiadi, 2007).

5
2.3 Terminologi Dan Pengelompokkan Tulang Pada Manusia

Gambar 2. Terminologi tulang pada manusia (Syarifuddin, 2006).

a. Terminologi tulang pada manusia


1. Cranium (tengkorak)
2. Mandibula (tulang rahang)
3. Clavicula (tulang selangka)
4. Scapula (tulang belikat)
5. Sternum (tulang dada)
6. Rib (tulang rusuk)
7. Humerus (tulang pangkal lengan)
8. Vertebra (tulang punggung)
9. Radius (tulang lengan)
10. Ulna (tulang hasta)
11. Carpal (tulang pergelangan tangan)
12. Metacarpal (tulang telapak tangan)
13. Phalanges (ruas jari tangan dan jari kaki)
14. Pelvis (tulang panggul)

6
15. Femur (tulang paha)
16. Patella (tulang lutut)
17. Tibia (tulang kering)
18. Fibula (tulang betis)
19. Tarsal (tulang pergelangan kaki)
20. Metatarsal (tulang telapak kaki)

Gambar 3. Bagian-bagian tulang pada manusia (Syarifuddin, 2006).


- Foramen : suatu lubang tempat dilaluinya pembuluh darah, saraf dan
ligamentum
- Fosa : suatu lekukan pada tulang
- Processus : Tonjolan
- Kondilus : Tonjolan yang berbentuk bundar
- Tuberculum : tonjolan kecil
- Tuborositas : tonjolan besar
- Trokanter : tonjolan besar (pada femur/paha)

7
- Krista : pinggiran atau tepi tulang
- Spina : tonjolan yang berbentuk runcing
- Kaput : kepala tulang
- Kollum : Leher tulang
- Korpus : badan tulang
b. Pengelompokkan tulang pada manusia
Menurut Syarifuddin (2006) Secara garis besar, rangka (skeleton)
manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (tumbu tubuh) dan rangka
apendikuler (anggota tubuh).
1. Rangka Aksial
Rangka aksral terdiri dari tulang belakang (vertebra), tulang tengkorak,
dan tulang rusuk. Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di
sumbu tubuh. Rangka aksial berjumlah 80 tulang. Rangka aksial terdiri atas:
1) Tulang Tengkorak (skull)

Gambar 4. Tulang Tengkorak (Syarifuddin, 2006).


Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang. Tulang ini
merupakan kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan.
Tulang tengkorak manusia terdiri atas 22 tulang. Tulang tersebut terbagai
menjadi tulang bagian kepala (kranial) dan bagian wajah (fasial). Tulang

8
kranial membentuk tempurung dan berfungsi melindungi organ di
dalamnya, yaitu otak. Tulang fasial membentuk rongga mata, rongga
hidung, wajah seseorang. Tulangini berfungsi melindungi mata serta organ
mulut dan bagian dalam hidung.
Tulang bagian kepala terdiri atas:
a. Tulang kepala belakang (osipital) merupakan tulang kepala bagian
belakang. Tulang ini hanya berjumlah 1.
b. Tulang ubun-ubun (parietal) terletak dibagian atas sampai kesamping
kepala. Tulang ini berjumlah 2 buah.
c. Tulang dahi (frontal) terletak di bagian depan (muka atas). Tulang
ini berjumlah 1 buah.
d. Tulang pelipis (temporal) ulang pelipis terletak di bagian kepala
samping belakang. Tulang ini berjumlah 2 buah.
e. Tulang baji (sphenoid) terletak di bagian kepala samping depang.
Tulang ini berjumlah 1 buah.
f. Tulang tapis (ethmoid) terletak di bagian dalam rongga kepala.
Tulang ini berjumlah 1 buah.
Tengkorak manusia jika dilihat dari bagian bawah akan terlihat tonjolan
mastoid dan foramen magnum (suatu rongga tempat sumsum tulang belakang
berhubungan dengan otak). Tulang bagian kepala (kranial) tidak dapat digerakkan
karena merupakan sendi mati (tidak dapat bergeser). Pada bayi, tulang tengkorak
belum bersatu sepenuhnya dan memiliki daerah lunak (soft spot) atau fontanela.
Daerah lunak ini tersusun atas jaringan penghubung fibrosa. Pada kelahiran
normal, tengkorak bayi dapat saling tumpang tindih sehingga dapat menelusup
keluar dari lubang sempit. Seiring dengan pertumbuhannya, tengkorak bayi akan
bersatu dan fontanela akan hilang perlahan seiring dengan mengerasnya jaringan
penghubung fibrosa.

9
Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas atas:

Gambar 5. Tulang wajah manusia (Syarifuddin, 2006).


a. Tulang rahang atas (maksila) merupakan tempat terdapatnya gusi dan gigi

bagian atas. Tulang ini berjumlah 2 buah.

b. Tulang rahang bawah (mandibula) berjumlah 1 buah. Dengan adanya otot


rahang, tulang ini dapat bergerak sehingga mulut kita dapat terbuka dan
tertutup.
c. Tulang hidung (nasal) terdapat di rongga hidung dan berjumlah 2 buah.
d. Tulang pipi (zigomatik) membentuk pipi seseorang. Tulang ini berjumlah
2 buah.
e. Tulang air mata (lakrimal) terdapat di dalam rongga mata.Tulang ini
berjumlah 2 buah.
f. Tulang (vomer) berjumlah 1 buah.
g. Tulang langit-langit rongga mulut (palatin) berjumlah 2 buah.
h. Tulang konka inferior (inferior nasal cocha) terletak di dalam rongga
hidung. Tulang ini berjumlah 2 buah.

10
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat
pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat digerakkan hanya
tulang rahang bawah terhadap tulang rahang atas, misalnya ketika kita
berbicara atau makan. Beberapa 10 tulang yang terdapat di tengkorak bagian
dalam dan berhubungan dengan indera pendengaran yaitu:

Gambar 6. Tulang tengkorak bagian dalam pada manusia (Syarifuddin, 2006).


a. Tulang martil (maleus) berlekatan dengan gendang telinga dan tulang
landasan. Dalam setiap telinga terdapat 1 tulang martil.
b. Tulang landasan (inkus) terletak diantara tulang martil dan tulang
sanggurdi. Terdapat 1 tulang landasan di setiap telinga.
c. Tulang sanggurdi (stapes) berbentuk seperti garputala dan berfungsi
menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam (koklea). Terdapat 1
tulang sanggurdi pada setiap telinga.
Ketiga tulang tersebut termasuk dalam bagian telinga tengah
2) Tulang Belakang
Pada tulang belakang terjadi pelengkungan–pelengkungan yang
berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan
berbagai jenis posisi dan gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari.

11
Gambar 7. Tulang Belakang Pada Manusia (Syarifuddin, 2006).
Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang
(vertebra). Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia. Tulang ini
berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya
tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang
sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga
merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Tulang belakang terdiri
atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:
a. Ruas tulang leher (vertebra servik).
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang
atlas. Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak. Ruas kedua
adalah tulang pemutar (aksis). Adanya tulang atlas dan aksis
memungkinkan kepala untuk berputar. Ruas ketiga sampai ruas ketujuh
memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk.
b. Ruas tulang punggung (vertebra torak).
Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir
serupa. Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan
tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan

12
tulang-tulang rusuk (ribs). Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung
vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang. Diantara ruas
tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago).
c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).
Berjumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang
belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang
lainnya. Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung,
namun tidak bersendian dengan tulang rusuk.
d. Ruas tulang kelangkang (sakrum).
Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu. Tulang
ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang
terakhir dan tulang ekor.
e. Ruas tulang ekor (coccyx).
12 Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau
coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini
bersendian dengan tulang kelangkang.
Diantara tulang-tulang vertebra terdapat cakram invertebra.
Cakram invertebra merupakan tulang rawan yang keras di luar namun
lunak di dalam. Tulang ini berfungsi sebagai peredam getaran dan
pelindung vertebra.

13
3) Tulang rusuk (ribs)

Gambar 8. Tulang rusuk pada manusia (Syarifuddin, 2006).


Tulang rusuk berbentuk pipih dan panjang melengkung. Bagian
belakang tulang rusuk berhubungan langsung dengan ruas tulang
punggung (vertebra torak). Tulang rusuk berjumlah 12 pasang tulang,
terdiri atas 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk
melayang.
Bagian depan tulang rusuk sejati melekat pada tulang dada
(sternum). Tulang rusuk palsu pada bagian belakang melekat pada tulang
punggung (vertebra torak), sedangkan di bagian depan melekat pada
tulang rusuk diatasnya. Tulang rusuk yang paling melengkung adalah
tulang rusuk kesembilan. Tulang rusuk tersusun teratur sesuai dengan
perlekatannya dengan tulang belakang. Ruangan diantara tulang rusuk
disebut intercostal spaces.
Tulang rusuk melayang hanya bersendian dengan tulang punggung
dan tidak bersendian dengan tulang dada, oleh karena itu seperti tampak
melayang. Ukuran tulang rusuk melayang lebih pendek dibandingkan
dengan rusuk yang lain.

14
4) Tulang dada (sternum)

Gambar 9. Tulang dada pada manusia (Syarifuddin, 2006).


Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan berjumlah 1 ruas
tulang. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan dan taju pedang.
Tulang ini merupakan perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk
sejati. Tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk membentuk rongga
dada (ribs cage) dan berfungsi melindungi organ-organ didalamnya serta
membantu dalam pernafasan.
2. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan, tulang-
tulang lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler
menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan atas rangka
bagian atas dan rangka bagian bawah. Tulang rangka apendikuler bagian atas
terdiri atas beberapa tulang sebagai berikut:
1) Tulang Selangka (klavikula). Tulang selangka atau tulang leher
membentuk bagian depan bahu.
2) Tulang Belikat (skapula). Tulang belikat terdapat di atas sendi bahu
dan merupakan bagian pembentuk bahu.

15
3) Tulang Pangkal Lengan, Pengumpil, Hasta. Tulang pangkal lengan
bersama dengan tulang pengumpil dan tulang hasta menyusun alat
gerak, yaitu tangan.
4) Tangan. Tulang tangan tersusun atas tulang-tulang pergelangan tangan,
telapak tangan, dan jari tangan. Tangan disusun oleh karpal skafoid,
lunate, triquetrum, pisiform, trapesium, trapesoid, kapitatum, hamate.
Telapak tangan (metakarpal) terdiri dari bagian dasar, batang, dan
kepala. Jari tangan terdiri dari tiga ruas, kecuali ibu jari yang
mempunyai dua ruas.
5) Kaki Tulang apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang
yang menyusun kaki (alat gerak bagian bawah). Kaki terdiri atas
tulang kaki dan telapak kaki. Tulang kaki disusun oleh tulang paha ,
tempurung lutut, tulang kering dan tulang betis. Pergelangan kaki
disusun oleh tulang tumit, kalkaneus, talus, kuboid, navikular,
kuneiformis, dan jari–jari.

Gambar 10. Rangka Apendikuler (Syarifuddin, 2006).

16
Menurut Pearce (2004) Tulang pada manusia memiliki bentuk yang
beragam, tergantung letaknya di dalam tubuh. Berdasarkan uluran dan bentuk,
tulang dibagi atas :
Berdasarkan Bentuk dan Ukuran Contoh
Tulang
Tulang panjang (Ossa longa) Femur, humerus, radius, ulna, tibia,
- Bentuk seperti tabung, kedua fibula, metacarpals dan metatarsa
ujung bulat, dan ditengahnya
slindris (diafisis)
- Terdiri dari 3 bagian: bagian
ujung disebut epifisis, bagian
tengah diafisis tersusun atas
tulang keras. Bagian antara
epifisis dan diafisis disebut
cakraepifisis atau metafisis
yang terdiri atas tulang rawan
dan mengandung osteoblas.
- Berfungsi untuk sebagai alat
pengumpil atau alat penunjang
tubuh
Tulang pendek (Ossa brevia) Carpus dan tarsus
- Berbentuk seperti kubus atau
pendek tidak beraturan.
Panjang, tinggi dan lebarnya
hampir sama
- Tidak memiliki sumsum
rongga, pada bagian dalam
terdiri atas tulang spons
(spongy bone) diisi oleh ruang
sumsum
- Pada bagian luar dikelilingi
lapisan tipis tulang kompak
- Fungsinya adalah untuk
penahan benturan
Tulang pipih (ossa plana) Scapula, tulang rusuk, tulang
- Tulang pipih berbentuk gepeng tengkorak
memipih
- Mempunyai dua lapisan tulang
kompak, yaitu lamina eksterna

17
dan interna ossis karnii. Kedua
lapisan dipisahkan oleh satu
lapisan tulang spongiosa
disebut diploe
- Fungsinya adalah untuk
melindungi bagian tubuh yang
lunak seperti otak, jantung dan
paru-paru.
Tulang tidak beraturan (irregular) Tulang veterbrae
- Memiliki bentuk tidak
beraturan
- Struktur tulang ini
menunjukkan daya tahan yang
besar terhadap tenaga tekan
Tulang sesamoid Patella (tempurung lutut) and
- Mirip dengan biji wijen fabellae
- Berfungsi untuk mengurangi
pergeseran dan perubahan arah
dari tendo (ossa sesamoidea)
Tulang pneumatic Frontal and maxillary (tulang rahang
- Memiliki ruang atau sinus yang atas),
menghubungkan dengan udara
(atmosphere)
Tulang splanchnic Os Penis
- Tulang yang berkembang dalam
organ-organ lunak

Gambar 11. Jenis tulang : a. Tulang panjang (os humerus), b. Tulang pendek (os
tarsus), c. Tulang pipih (tulang rusuk). d. Tulang irregular (lumbal vetebrae)
(Pearce, 2004).

18
Gambar 12. Jenis tulang : a. Tulang pneumatic, dan b. Tulang sesamoid (Pearce,
2004).
2.4 Artikulasi Tulang Pada Manusia
Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Hubungan antar tulang yang
memungkinkan pergerakan disebut persendian. Berdasarkan dapat tidaknya
digerakkan hubungan antar tulang dibedakan atas Diartrosis (Hubungan antar
tulang yang dapat digerakkan), Amfiartrosis (hubungan antar tulang yang
gerakkannya terbatas), Sinartrosis (Hubungan antar tulang yang tidak dapat
digerakkan sama sekali) (Satra, 2006).
menurut Satra (2006) Berdasarkan arah geraknya, Diartrosis terdiri dari
5 macam, yaitu:
a. Sendi peluru. Sendi peluru merupakan bentuk hubungan dua tulang
yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah (gerakan bebas).
Contohnya sendi peluru hubungan antara tulang paha dengan tuang
pinggul.

Gambar 13. Sendi pekuru (Satra, 2006).

19
b. Sendi engsel. Sendi engsel merupakan hubungan yang
memungkinkan terjadinya gerakan dua arah. Contohnya hubungan
antar tulang pada siku, ruas antar jari dan lutut.

Gambar 14. Sendi engsel (Satra, 2006).


3. Sendi putar. Sendi putar merupakan hubungan dua tulang yang
memungkinkan tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang
yang lain. Contoh dari sendi putar hubungan antar tulang atlas
dengan tulang tengkorak.

Gambar 15. Sendi putar (Satra, 2006).


4. Sendi pelana. Sendi pelana karena pada hubungan dua tulang tersebut,
tulang yang satu dapat bergerak ke dua arah seperti orang naik pelana.
Contohnya, hubungan antar tulang telapak tangan dengan ibu jari.

20
Gambar 16. Sendi pelana (Satra, 2006).
5. Sendi Geser. Sendi geser merupakan persendian yang memungkinkan
terjadinya gerakan bergeser, kedua ujung tulang permukaannya datar atau
rata. Contohnya persendian yang terdapat pada tulang-tulang pergelangan
tangan dan ruas-ruas tulang belakang.

Gambar 17. Sendi geser (Satra, 2006).


2.5 Kelainan Dan Integritas Dengan Sistem Lainnya
2.5.1 Kelainan Atau Gangguan Tulang
1. Penyakit yang Merusak Rangka Tulang
a. Osteoporosis
Penyakit osteoporosis adalah gangguan pada kesehatan tulang yang
disebabkan oleh kurangannya zat kapur (kalsium) di dalam tubuh.
Penyakit ini menyebabkan tulang mudah patah ataupun retak. Biasanya
penyakit ini menyerang kaum wanita yang berusia lanjut.Untuk mencegah

21
penyakit osteoporosis, dianjurkan untuk memakan makanan yang baik
untuk tulang seperti makanan yang mengandung 47 vitamin D dan juga
kalsium. Bahan makanan yang mengandung vitamin D dan kalsium
terdapat pada susu dan ikan (Trotora, dkk, 2012).
b. Polio
Penderita pada polio akan mengalami kelumpuhan yang
menyebabkan tulang mengecil, penyakit ini dapat dicegah dengan
memberikan vaksin polio pada saat masih berusia di bawah lima tahun
(Trotora, dkk, 2012).
c. Rematik
Penyakit rematik adalah penyakit yang menyebabkan nyeri pada
persendian. Penyakit ini biasanya menyerang pada pergelangan tangan,
kaki, maupun siku (Trotora, dkk, 2012).
d. TBC Tulang
Kuman tuberculosis (TBC) dapat juga menyerang tulang, sehingga
tulang akan menjadi lemah hingga bernanah yang menimbulkan rasa sakit
yang luar biasa (Trotora, dkk, 2012).
2. Sikap Tubuh
Menurut Trotora, dkk (2012) Sikap tubuh yang salah
mengakibatkan dampak yang buruk terhadap bentuk rangka tulang. Ada
rangka yang mudah mengalami gangguan yaitu tulang belakang atau
tulang punggung. Berikut ini gangguan yang ada pada tulang belakang :
a. Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan.
b. Kifosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang.
c. Skoliosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke kanan atau ke kiri.
3. Kelainan atau gangguan pada tulang akibat dari kecelakaan
a. Fraktur (patah tulang), terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan
sesuai jenis dan luas retak atau patah pada tulang yang utuh.
b. Urai sendi, terlepasnya ujung-ujung tulang dari sendi
4. Infeksi Gangguan pada tulang yang diakibatkan oleh infeksi yaitu :
a. Artritis eksudatif. Akibat peradangan pada selaput sendi.

22
b. Artritis sika. Akibat kekurangan minyak synovial (pelumas sendi)
2.5.2 Integritas Sistem Rangka Dengan Sistem Lainnya
2.5.2.1 Hubungan Sistem Rangka Dengan Sistem Otot
Tubuh manusia, pada dasarnya terdiri atas rangka tulang, otot, dan kulit.
Ketiga hal tersebut merupakan bangunan yang kuat dan lentur. Tulang adalah alat
gerak pasif. Hal tersebut disebabkan hanya dapat bergerak jika digerakkan oleh
otot.
Sedangkan otot merupakan alat gerak aktif. Hal ini disebabkan otot dapat
berkontraksi dan berelaksasi. Kemampuan dari otot untuk berkontraksi dan
relaksasi akhirnya mampu menggerakkan tulang disebabkan otot memiliki serabut
otot yang dinamakan miofibril.
Kemudian, di dalam miofibril terdapat protein kontraksi yang terdiri dari
aktin dan miosin. Ada 206 tulang manusia yang membentuk rangka, sekaligus
sebagai penopang tubuh. Selain digunakan sebagai alat gerak, tulang juga
berfungsi sebagai pelindung organ dalam (Setiadi, 2007).

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpuan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan
mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka,
melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Tulang-tulang dalam tubuh
membentuk sistem rangka. Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Berdasarkan
dapat tidaknya digerakkan hubungan antar tulang dibedakan atas Diartrosis
(Hubungan antar tulang yang dapat digerakkan), Amfiartrosis (hubungan
antar tulang yang gerakkannya terbatas), Sinartrosis (Hubungan antar tulang
yang tidak dapat digerakkan sama sekali). Tulang dapat mengalami kelainan
atau penyakit diantaranya osteoporosis, polio, rematik dll. Sistem rangka memiliki
hubungan dengan sistem otot, dimana rangka hanya dapat digerakan karena otot
dapat berkontraksi dan berelaksasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Yrama Widya

Irawan, bobby A. 2013. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia.


Semarang. Universitas Sebelas Maret. Volume 2 No 1.

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Satra, Lyndon dkk. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Jakarta: Erlangga

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: Penerbit JICA

Syarifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran

Trotora, Grerard J and Bryan Derrickson. 2012. Principles of Aanatomy and


Physiology . USA: John Wiley and Sons Inc

25

Anda mungkin juga menyukai