ABSTRAK
Limbah merkuri merupakan suatu limbah berbahaya yang sering digunakan sebagai
proses amalgamasi dalam penambangan emas. Dampak dari merkuri akan semakin mening-
kat terlebih para penambang tidak pernah mengolah limbah merkuri tersebut sebelum dibuang
ke lingkungan, sehingga diperlukan suatu metode untuk menjadikan limbah merkuri tersebut
tidak beracun atau bahkan hilang. Salah satu metode yang dapat dilakukan yaitu melakukan
proses bioremediasi. Pada penelitian ini, proses bioremediasi dilakukan dengan menggunakan
bakteri indigenous yang diisolasi dari limbah penambangan emas Tumpang Pitu, Banyuwangi.
Bakteri indigenous tersebut didapatkan dengan mengambil sampel berupa sedimen dan sampel
cair dari penambangan emas, dan kemudian dilakukan proses isolasi dan seleksi menggunakan
merkuri dengan kadar 0-130 ppm. Proses ini untuk mendapatkan bakteri yang resisten terhadap
kadar merkuri tertinggi dan mampu untuk melakukan proses degradasi merkuri terbaik. Se-
lanjutnya, dilakukan proses identifikasi bakteri yang terbukti mampu untuk melakukan proses
bioremediasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bakteri indigenous dari limbah
penambangan emas pada proses bioremediasi limbah merkuri di suatu lingkungan sehingga
tidak berbahaya bagi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri jenis Morganella
morganii yang resisten terhadap merkuri dan mampu melakukan bioremediasi merkuri hingga
mencapai 92.46%
ABSTRACT
Mercury waste is a hazardous waste that often used as an amalgamation process in gold mining. Im-
pact from mercury will increase, especially a miner never to process mercury waste before it is discharged
into the environment, so the method is needed to make the mercury waste can non-toxic or even lost . One
method that can be done is doing bioremediation process. In this research, bioremediation process was done
by using indigenous bacteria isolated from Tumpang Pitu gold mining waste, Banyuwangi. To get the bac-
teria Indigenous samples taken in the form of sediment samples and liquid samples from gold mining and
then processed isolation and selection using mercury with levels of 0-130 ppm. This process is to obtain bac-
teria that are resistant to the highest mercury levels and are able to perform the best mercury degradation
process. Then carried out the identification process of bacteria that proved able to perform bioremediation
process. This study aims to obtain indigenous bacteria from gold mining waste for bioremediation process
of mercury waste in an environment so as not to be harmful to the environment. It was found that Mor-
ganella morganii bacteria were resistant to mercury and able to do mercury bioremediation up to 92.46%
15
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
16
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
yang diambil terletak di Tumpang Pitu, dan HgCl2 sebelum dan sesudah dilakukan
Banyuwangi. Prosedur dan teknik pengam- inokulasi dengan 0.1 ml suspensi limbah.
bilan sampel berdasarkan Mahbub et al.
(2016), yaitu Ditentukan tiga lokasi yang Karakterisasi dan Identifikasi Isolat Bakteri
akan diambil sampelnya, kemudian diambil Langkah selanjutnya adalah mel-
sampel cair yang diambil berjumlah masing- akukan karakterisasi dan identifikasi isolat
masing 0.5 liter dan sampel sedimen 250 g bakteri seperti yang dilakukan oleh Neneng
dan dimasukkan ke dalam plastik tebal ber- (2007), untuk mengetahui jenis bakteri maka
perekat, dilakukan analisis kadar pH, kadar dilakukan identifikasi menggunakan micro-
merkuri, serta pengamatan warna dan bau, bact kit. Microbact kit adalah suatu alat yang
dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin digunakan unuk mengidentifikasi bakteri
selama penelitian berlangsung. dengan melihat hasil parameter-parameter
yang ada dan dimasukkan dalam sistem un-
Isolasi Bakteri tuk mengetahui jenis bakteri yang diidenti-
Isolasi bakteri berdasarkan Pepi et al. fikasi.
(2011) yang pertama dilakukan yaitu meny- Tahapan dalam penggunaan microbact
iapkan sampel sedimen dan sampel cair dari kit adalah isolat murni yang telah didapat,
limbah tambang emas. Kedua jenis sampel ditanam, disiapkan, kemudian ditumbuhkan
tersebut kemudian ditimbang dengan berat pada media Luria Agar dan diinkubasi sela-
sampel sedimen 1 g dan sampel cair 1 ml. Se- ma 24 jam pada suhu 37 °C. Setelah diinkuba-
lanjutnya, dilakukan pengenceran menggu- si, sebanyak 1-5 koloni murni diambil dari
nakan aquades dengan faktor pengenceran media agar. Selanjutnya, ditambahkan laru-
sebesar 10-3. Diambil sebanyak 0.1 ml dari tan 5 ml NaCl fisiologis 0.85%. Larutan NaCl
pengenceran 10-3, kemudian sebanyak 0.1 ml yang berisi sel bakteri tersebut kemudian
yang diambil dari pengenceran tersebut di- dimasukkan dalam sumur Microbact Kit di-
masukkan dalam media Luria Bertani yang mana setiap sumuran diisi 200 µl. Lempeng
telah ditambahkan merkuri yang diambil microbact kit selanjutnya diinkubasi dalam
dari persediaan merkuri yang telah dibuat waktu 12-18 jam dengan suhu 37 °C. Setelah
sebelumnya. Adapun kadar merkuri awal dilakukan inkubasi, dilakukan pembacaan
yang digunakan untuk proses isolasi adalah hasil reaksi yang tampak pada lempeng mi-
merkuri tertinggi di sedimen pembuangan crobact kit.
tambang emas Tumpang Pitu. Setelah itu di-
lakukan inkubasi selama 2 x 24 jam dengan
suhu 26 °C. Apabila bakteri dapat tumbuh
pada kadar tersebut, konsentrasi merkuri HASIL DAN PEMBAHASAN
ditingkatkan terus hingga kadar tertinggi
merkuri yang dapat ditumbuhi bakteri.
Hasil Isolasi Bakteri
Seleksi Bakteri Pereduksi Merkuri Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
Setelah dilakukan proses isolasi, ke- bahwa karakteristik limbah penambangan
mudian bakteri resisten merkuri diuji ke- emas memiliki karakteristik yang berbeda
mampuannya dalam melakukan reduksi satu dengan yang lain. Berdasarkan Tabel 1,
merkuri. Tahapan yang dilakukan yaitu me- pada parameter hasil analisis kadar merkuri
nyiapkan media LB yang dicampur dengan yang ada pada limbah penambangan emas
HgCl2 dalam 2 tabung yang berbeda. Salah Tumpang pitu, Banyuwangi, kadarnya mel-
satu dari 2 tabung tersebut dicampur dengan ebihi ambang batas standar mutu yang telah
0.1 ml suspensi limbah yang telah dibuat se- ditetapkan oleh pemerintah dimana kadar
belumnya. Campuran dari media LB, HgCl2 terendah adalah 0.031 ppm pada limbah cair
dan suspensi limbah tersebut kemudian 1 dan yang tertinggi adalah 0.063 ppm pada
diinkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 26 limbah sedimen 2. Limbah sedimen memiliki
°C, Kemudian kedua tabung tersebut diana- kadar merkuri yang lebih tinggi bila diband-
lisis menggunakan AAS (Atomic Absorption ingkan dengan limbah cair karena pada lim-
Spectrophotmeter). Hasil akhirnya diketahui bah sedimen logam merkuri yang digunakan
perbandingan antara media LB dan HgCl2 akan terakumulasi di dalam tanah dan tidak
dengan media LB + HgCl2 + 0.1 ml suspensi mampu untuk didegradasi oleh lingkungan
atau mengetahui perbandingan media LB sehingga kadarnya akan tinggi. Kadar yang
17
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
Mannitol
Glucose
ONPG
Urease
Citrate
Lysine
Xylose
Indole
TDA
H 2S
V-P
Hasil + + - + - + - + + - + +
4 2 1 4 2 1 4 2 1 4 2 1
Jumlah 6 5 3 3
Identifikasi Morganella morganii (94,44%)
18
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
tinggi dan melebihi ambang batas buangan pH sedimen yang ada di sekitar tambang
limbah yang mengandung merkuri oleh akan cenderung rendah dibanding dengan
Menteri Lingkungan Hidup (2004) ini san- sampel cair yang menyebabkan kondisi yang
gatlah berbahaya bagi lingkungan. Menu- kurang baik bagi tanaman sehingga me-
rut Mieiro et al. (2011), merkuri merupakan nyebabkan ketidaksuburan tanah di wilayah
salah satu penyebab masalah lingkungan pertambangan emas. Menurut Selayar et al.
secara global, karena kadar racunnya yang (2015), semakin kecilnya nilai pH disebabkan
tinggi me nyebabkan beberapa dampak semakin besar konsentrasi senyawa yang
yang berbahaya bagi kesehatan manusia, he- bersifat asam. Meningkatnya nilai pH di
wan, serta lingkungan. Berdasarkan Tabel 1, suatu wilayah ditunjukkan dengan semakin
pada parameter hasil analisis kadar merkuri kecilnya kelarutan dari merkuri, sedangkan
yang ada pada limbah penambangan emas pH yang menurun menyebabkan pening-
Tumpang pitu, Banyuwangi, kadarnya mel- katan kelarutan merkuri yang ada di suatu
ebihi ambang batas standar mutu yang telah lingkungan yang menjadikan merkuri akan
ditetapkan oleh pemerintah dimana kadar berubah bentuk menjadi metal merkuri yang
terendah adalah 0.031 ppm pada limbah cair memiliki tingkat racun yang lebih tinggi.
1 dan yang tertinggi adalah 0.063 ppm pada Pada parameter warna menunjukkan
limbah sedimen 2. hasil dimana pada sampel sedimen berwarna
Limbah sedimen memiliki kadar coklat sedangkan sampel cair berwarna agak
merkuri yang lebih tinggi bila dibanding- keruh. Warna coklat pada sampel sedimen
kan dengan limbah cair karena pada limbah disebabkan karena limbah sudah bercampur
sedimen logam merkuri yang digunakan dengan tanah karena mengendap di permu-
akan terakumulasi di dalam tanah dan tidak kaan tanah, sedangkan sampel cair berwarna
mampu untuk didegradasi oleh lingkun- agak keruh karena hasil pembuangan limbah
gan sehingga kadarnya akan tinggi. Faktor emas sudah bercampur dengan beberapa
lainnya yaitu kemampuan mikroorganisme macam bahan yang digunakan dalam proses
khususnya bakteri yang ada di dalam sedi- penambangan emas salah satunya merkuri.
men dalam mendegradasi logam merkuri Hal ini sesuai dengan Rondonuwu (2012),
yang mempengaruhi tinggi rendahnya ka- yang mengatakan bahwa aliran air yang
dar merkuri. Kadar yang tinggi dan melebihi bercampur dengan bahan lain salah sa-
ambang batas buangan limbah yang men- tunya merkuri akan diambil sebagai sampel
gandung merkuri oleh Menteri Lingkungan cair, sedangkan limbah air yang telah ber-
Hidup (2004) ini sangatlah berbahaya bagi campur dengan bahan lain, seperti merkuri
lingkungan. Menurut Mieiro et al. (2011), akan dialirkan ke dalam penampungan.
merkuri merupakan salah satu penyebab Penampungan tersebut berupa kolam yang
masalah lingkungan secara global, karena sempit sehingga air yang berisi limbah dan
kadar racunnya yang tinggi menyebabkan logam berbahaya akan meluber ke luar men-
beberapa dampak yang berbahaya bagi kes- uju ke tanah disekitar tempat penambangan
ehatan manusia, hewan, serta lingkungan. dan akan mengendap menjadi sedimen. Pa-
Pada parameter pH menunjukkan rameter bau menunjukkan bau lumpur agak
hasil yang berbeda-beda di setiap sampel. menyengat pada sedimen 1, 2, serta pada
Namun pH dari keenam sampel tersebut sampel cair 2. Hal ini menunjukkan bahwa
memiliki pH basa. pH dari keenam sampel sampel yang memiliki bau agak menyengat
yang diambil dari tiga lokasi tersebut memi- disebabkan karena kandungan bahan yang
liki nilai yang berbeda-beda. Hal ini sesuai ada di dalamnya. Hal ini terlihat pada Ta-
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu bel 1, bahwa parameter kandungan merkuri
et al. (2015), bahwa nilai pH akan selalu ber- menunjukkan kandungan merkuri tertinggi
variasi tergantung dari lokasi pengambilan terdapat pada sampel sedimen 2, dilanjutkan
sampel dan erat kaitannya dengan kondisi dengan sampel sedimen 1 serta cair 2. Kand-
lingkungan serta aktivitas mikroba yang ungan merkuri yang tinggi dibandingkan
ada di dalam sampel. Sampel sedimen me- dengan sampel yang lain menyebabkan bau
miliki pH yang cenderung lebih rendah bila yang agak menyengat.
dibandingkan dengan sampel cair. Zulfikah
et al. (2014) menyatakan bahwa nilai pH sedi- Hasil Isolasi Bakteri Pereduksi Merkuri
men menggambarkan tingkat kemasaman Langkah awal dalam melakukan bi-
sedimen. Menurut Rembuluwani et al. (2014), oremediasi merkuri adalah melakukan iso-
19
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
lasi bakteri yang bertujuan untuk menda- dapatkan isolat bakteri terpilih yang mampu
patkan isolat yang mampu tumbuh di kadar untuk hidup di media dengan konsentrasi
merkuri tinggi. Hasil isolasi bakteri yang merkuri tertinggi dan mampu untuk mel-
diperoleh dari 3 lokasi pengambilan sampel akukan bioremediasi merkuri. Proses seleksi
yang terletak di penambangan emas Tump- bakteri pereduksi merkuri dilakukan pada
ang Pitu Banyuwangi dapat dilihat pada Ta- media LB yang telah ditambahkan dengan
bel 2. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui merkuri konsentrasi merkuri tertinggi yang
bahwa pada media Luria Bertani yang telah dapat ditolerir bakteri yaitu sebesar 130 ppm.
ditambahkan merkuri dengan kadar 0 ppm Uji dilakukan pada bakteri yang hidup di
menunjukkan hasil sangat keruh pada sedi- konsentrasi merkuri 130 ppm adalah untuk
men 1, 2, serta cair 2 serta yang lainnya ada- mendapatkan bakteri yang benar-benar re-
lah sangat keruh sekali. Hal ini disebabkan sisten merkuri dan mampu untuk melaku-
karena pada hasil karakteristik sampel di kan bioremediasi limbah yang mengandung
Tabel 1, ketiga sampel tersebut sudah me- merkuri. Pengajuan dilakukan terhadap tiga
miliki kandungan merkuri yang tinggi bila sampel yang memiliki potensi bakteri per-
dibanding dengan sampel lainnya. Ketika eduksi merkuri paling baik pada hasil uji iso-
kadar merkuri dinaikkan hingga kadar 50 lasi yaitu sedimen 1, 2, serta sampel cair 2.
ppm hasilnya menjadi sangat keruh pada Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 3.
kesemua sampel. Perubahan tersebut karena Pada Tabel 3 dapat dilihat efektivitas biore-
bakteri yang berada di dalam media LB su- mediasi merkuri dari ketiga sampel, dimana
dah mulai berkurang kemampuannya untuk efektivitas bioremediasi paling tinggi sebesar
hidup di lingkungan dengan kadar merkuri 92.46% adalah pada sampel sedimen 2, se-
yang lebih tinggi karena pada lingkungan dangkan yang terendah adalah sampel cair 2.
tempat hidupnya kadar merkurinya tidak Hal ini disebabkan karena pada sampel sedi-
setinggi kadar merkuri yang ditambahkan men 2 memiliki kandungan merkuri yang
pada percobaan. Ketika kadar merkuri di- paling tinggi dibanding dengan sampel yang
naikkan menjadi 100 ppm, pada sedimen lain dapat dilihat pada Tabel 1, sehingga bak-
1, 2, serta cair 2 menunjukkan hasil yang teri yang hidup pada sampel sedimen 2 ini
berubah menjadi keruh namun ketika ka- merupakan bakteri yang paling resisten.
dar merkuri ditingkatkan menjadi 130 ppm, Hal ini sesuai dengan Dash dan Das
ketiga sampel yaitu sedimen 1, 2, serta cair (2015), yang menyatakan bahwa penggu-
2 yang masih terdapat bakteri di dalamnya naan bakteri indigenous lebih efektif dan
dengan hasil yang menunjukkan keruh. Hal lebih murah karena bakteri tersebut mampu
ini disebabkan pada kadar ini bakteri indig- untuk melakukan bioremediasi merkuri den-
enous atau bakteri yang berasal dan tinggal gan tingkat efektivitas yang tinggi diband-
dari lingkungan tersebut sudah mampu ber- ing bakteri dari luar lingkungan. Setelah
adaptasi dengan baik di lingkungan dengan dilakukan proses seleksi dan didapatkan
kadar merkuri tinggi. Setelah ditingkatkan bahwa sampel yang memiliki bakteri yang
menjadi 130 ppm kesemua sampel kecuali resisten dengan konsentrasi merkuri tinggi
sampel cair 2 dan sedimen 1 serta 2 memi- serta mampu untuk melakukan degradasi
liki kadar kekeruhan yaitu keruh. Perbedaan merkuri adalah sampel sedimen 2. Sampel
ini disebabkan karena bakteri yang ada tersebut kemudian dilakukan penuangan di
pada sampel sedimen 1, 2, dan cair 2 memi- media Luria Agar untuk melakukan proses
liki tingkat adaptasi yang baik karena pada
lingkungan awalnya bakteri tersebut sudah
lebih resisten dengan merkuri yang memi-
liki kadar lebih tinggi dibandingkan dengan
sampel yang lain. Ketika ditingkatkan lagi
menjadi 140-150 ppm, maka media LB-nya
menjadi jernih, dengan kata lain sudah tidak
ada lagi bakteri yang mampu untuk bertahan
hidup di media dengan kadar merkuri sebe-
sar 140 ppm.
Gambar 1. Isolat bakteri dengan konsentrasi
Hasil Seleksi Bakteri Pereduksi Merkuri merkuri 130 ppm
Seleksi bakteri bertujuan untuk men-
20
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
pemurnian bakteri yang ada di dalamnya kan infeksi bagi manusia (Seija et al., 2015).
apabila terdapat bakteri yang beragam. Dari Sehingga menurut Vinogradof et al. (2015),
proses pemurnian ternyata hanya terdapat bakteri ini termasuk pathogen bagi manusia.
satu koloni bakteri sejenis (Gambar 1). Ciri dari bakteri Morganella morganii adalah
diameter koloni 1-2 mm, berwarna putih
Hasil Karakterisasi dan Identifikasi Isolat keabu-abuan, opaque (tidak tembus ca-
Bakteri haya), bentuk lingkaran, convex (cembung),
Setelah mendapatkan isolat murni, dan lembut, dengan tepian yang rata. Masa
kemudian langkah selanjutnya adalah mel- inkubasi dari bakteri ini adalah 24 jam den-
akukan proses karakterisasi dan identifikasi gan suhu optimal 22-35 °C.
isolat bakteri. Beberapa pengujian yang di- Bakteri ini bersifat motil (dapat
lakukan, salah satunya yaitu uji Gram. Uji bergerak) dengan alat gerak berupa flagella,
Gram dilakukan dengan proses pewarnaan namun beberapa strain tidak dapat memben-
(stain). Tahap ini adalah tahap awal identifi- tuk flagella pada suhu di atas 30 °C. Untuk
kasi bakteri yang betujuan untuk mengetahui uji urease dan indole adalah positif sedan-
warna dan jenis sel bakteri tersebut (Sardiani gkan oksidasenya negatif. Asam dan gas
et al., 2015). juga diproduksi dari pembentukan glukosa.
Setelah dilakukan pengujian, didapat- Asam juga diproduksi dari manosa, galak-
kan hasil bahwa bakteri yang berasal dari tosa, dan trehalose (Public Health England,
limbah penambangan emas Tumpang Pitu 2015).
yang telah dilakukan isolasi, seleksi, dan pe-
murnian memiliki hasil akhir warna merah.
Menurut Dewi (2013), bakteri yang termasuk
bakteri Gram positif apabila selnya berwarna SIMPULAN
keunguan, sedangkan bakteri termasuk jenis
Gram negatif apabila selnya berwarna me-
rah. Langkah selanjutnya sebelum dilakukan Berdasarkan penelitian yang telah di-
uji menggunakan kit microbact adalah di- lakukan, yang dapat diambil yaitu setelah
lakukan uji oksidase. dilakukan proses isolasi dan identifikasi, da-
Uji ini dilakukan untuk menentukan pat diketahui bahwa bakteri yang diisolasi
kit microbact yang akan digunakan. Apabila dari limbah penambangan emas Tumpang
oksidasenya adalah negatif, maka microbact Pitu, Banyuwangi merupakan bakteri jenis
yang digunakan adalah 12 A. Langkah selan- Morganella morganii dan mampu untuk
jutnya adalah proses identifikasi mengguna- melakukan reduksi merkuri hingga menca-
kan microbact kit. Microbact kit merupakan pai 92.46% dimana bakteri ini didapat dari
suatu kit tambahan untuk identifikasi bakteri sampel sedimen 2 sehingga bakteri ini berpo-
berdasarkan perubahan pH dan penggunaan tensi untuk digunakan sebagai bakteri dalam
substrat. Setelah didapatkan jumlah, kemu- proses bioremediasi.
dian dilakukan proses pengecekan meng-
gunakan software microbact (Vithanage et
al., 2014). Hasil uji menggunakan microbact
dapat dilihat pada Tabel 4 dan diketahui DAFTAR PUSTAKA
bahwa 94.44% bakteri yang teridentifikasi
merupakan bakteri jenis Morganella morganii.
Morganella morganii merupakan bakteri ber-
bentuk batang dan termasuk dalam Gram Broszeit, S, Hattam, C, Beaumont, N. 2016.
negatif (Shaaban et al., 2012) yang pertama Bioremediation of waste under ocean
kali diisolasi oleh Morgan tahun 1907 dari acidification: reviewing the Role of
kultur pediatric fecal. Bakteri ini diklasifikasi- Mytilus edulis. Marine Pollution Bulle-
kan sebagai Proteus morganii dan merupakan tin. 103(1):14
Genus Morganella. Bakteri ini biasanya ban- Dash, H, R, Das, S. 2015. Bioremediation of
yak ditemukan tersebar di lingkungan dan Inorganic Mercury Through Volatili-
berada di dalam tubuh manusia maupun he- zation and Biosorption by Transgenic
wan khususnya di usus (Liu et al., 2016). Bacillus cereus BW-03(PPW-05). Inter-
Bakteri jenis ini termasuk dalam fam- national Biodeterioration and Biodegrada-
ily Enterobacteriaceae dan dapat menyebab- tion. 103:179-185
21
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
22
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
23
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 19 No. 1 [April 2018] 15-24
Bioremediasi Merkuri Menggunakan Bakteri Indigenous [Lutfi dkk]
Wu, H, Huo, Y, Zu, M, Hu, M, Wei, Z, He, P. Zulfikah, Z, Basir, M, Isrun, B. 2014. Konsen-
2015. Eutrophication assessment and trasi merkuri (Hg) dalam tanah dan
bioremediation strategy using sea- jaringan tanaman kangkung (Ipomoea
weeds co-cultured with aquatic ani- Reptans) yang diberi bokashi kirinyu
mals in an enclosed bay in china. Mar. (Chromolaena Odorata L.) pada limbah
Pollut Bull. 95(1):342-349 tailing penambangan emas poboya
kota palu. Agrotekbis. 2(6):587-595
24