FISIOLOGI
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah pada pratikum ini adalah:
1.2.3 Bagaimana peristiwa potensial aksi pada ujung saraf pada eksperimen?
1.2.4 Bagaimana peristiwa pentingnya Na di voltage-Gated pada eksperimen?
1.2.5 Bagaimana peristiwa Mengukur Mutlak dan Relatifnya Periode refraktori pada
eksperimen?
Adapun tujuan pratikum ini adalah untuk mengetahui mekanisme tranpor dan
permeabilitas sel pada membran sel. Berdasarkan tujuan umum, terdapat tujuan khusus
pada pratikum ini adalah sebagai berikut :
1.3.3 Untuk mengetahui peristiwa potensial aksi pada ujung saraf pada eksperimen
1.3.5 Untuk mengetahui peristiwa Mengukur Mutlak dan Relatifnya Periode refraktori
1.4.1 Bagi peneliti, praktikum ini dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai
Neurofisiologi pada impuls saraf.
1.4.2 Bagi masyarakat, praktikum ini dapat dijadikan sumber rujukan dan referensi dalam
menambah pengetahuan mengenai Neurofisiologi pada impuls saraf
1.4.3 Bagi FKIK UNIB,praktikum ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
studi atau kajian mengenai Neurofisiologi pada impuls saraf.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b.Dendrit1
Dendrit biasanya berukuran pendek dan berbentuk seperti cabang-cabang pohon. Dendrit
menerima banyak sinaps dari neuron-neuron lain. Tentu saja dendrit bertugas dalam menerima
rangsangan dari luar dan meneruskannya ke perikarion dan akson. Sebagian besar sel saraf
memiliki jumlah dendrit yang banyak yang artinya dapat meningkatkan jumlah tempat sebagai
penerima rangsang. Satu neuron dengan banyak dendrit ini memungkinkan sel untuk menerima
kiriman dari banyak akson (sifat divergen pada dendrit yang bisa menerima impuls dari banyak
neuron lainnya). Pada dendrit sel Purkinje (berada pada serebelum) memiliki ± 200.000 terminal
aksonal padanya. Jumlah ini dapat lebih besar pada neuron yang lain.
c.Akson1
Akson adalah suatu juluran berbentuk tabung yang bervariasi panjangnya tergantung dari
jenis neuron. Akson biasanya berukuran panjang dan beberapa memiliki akson yang berukurang
pendek. Misalnya, akson dari sel motorik yang berasal dari tulang belakang yang menyarafi otot
kaki dapat berukuran 100 cm. Semua akson keluar dari suatu struktur yang berbentuk seperti
piramid (akson Hillock). Membran plasma dari akson dikenal dengan aksolema dan isinya
aksoplasma.
Pada akson terdapat dua arus yaitu arus anterograde dan retrograde. Pada arus digunakan
protein motor. Protein motor yang berperan dalam transportasi aksonal ini adalah:
a.Dinein yang berhubungan dengan arus retrograde: Mengirimkan berbagai macam bahan-
bahan yang dapat didaur ulang ke badan sel. Virus juga dapat menyebar dengan cara
transport akson retrograde, contohnya: virus rabies.
b.Kinesin yang ketika berlekatan dengan vesikel mengawali transport anterograde di akson.
Fungsi dari transport anterograde adalah untuk mengirimkan neurotransmitter di dalam
vesikel protein ke arah akson terminal (Boutton Terminaux).
2.1.2 Potensial Membran
a.Potensial Istirahat2
Neuron dikatakan berada dalam kondisi istirahat saat neuron tidak menghantarkan impuls.
potensial istirahat adalah perbedaan yang terdapat pada bagian dalam dan luar dari membran
plasma. Pada sel neuron potensial istirahatnya adalah sekitar -70mV (pada otot sekitar -90mV).
Arti dari tanda negatif adalah bagian dalam dari sel lebih negatif dibanding dengan keadaan luar.
b.Potensial Aksi2
Potensial aksi adalah suatu potensial yang berhubungan dengan terhantarnya impuls.
Potensial aksi ini merupakan suatu potensial yang bekerja cepat dan sifatnya sementara (sekitar
2-3 ms) dalam mengembalikan perbedaan potensial listrik di neuron atau sel otot. Hal ini terjadi
karena adanya perubahan pada permeabilitas membran ketika stimulus yang memicu terjadinya
potensial aksi diberikan. Potensial aksi memiliki tiga fase antara lain: fase depolarisasi, fase
repolarisasi dan fase hiperpolarisasi.
•Fase Depolarisasi
Ketika stimulus berada dalam neuron yang istirahat beberapa kanal Na+ (voltage-gated) pada
bagian yang distimulasi terbuka. Ion Na+ berpindah ke dalam akson. Influks awal yang terjadi
bersifat lambat. Membran akson kemudian mulai terdepolarisasi. Kanal ion Na+ ini sangat
sensitif terhadap perubahan potensial. Akibatnya lebih banyak ion Na+ yang masuk ke dalam sel
dan terjadilah depolarisasi akson. Saat perbedaan potensial yang melewati membran mencapai
nilai minimum yang dapat memicu potensial aksi (-50mV), lebih banyak kanal ion Na+ yang
terbuka. Ini adalah contoh umpan balik yang positif. Difusi yang cepat dari Na+ dengan cepat
mengakibatkan perubahan potensial menjadi positif (+40 mV). Perubahan yang cepat ini yang
disebut dengan depolarisasi (berlangsung sekitar 1 ms).
•Fase Repolarisasi
Ketika perbedaan potensial tadi sudah mencapai +40 mV kanal-kanal ion Na+ (voltage-gated)
tadi kembali tertutup. Pada waktu yang sama kanal ion K+ (voltage-gated) terbuka. Ion K+
berdifusi keluar dan perubahan potensial pun terjadi yaitu dari +40 mV menjadi -70 mV. Keadaan
membran akson terrepolarisasi.
• Fase Hiperpolarisasi
Kanal ion K+ mulai tertutup secara perlahan. Saat itu ada ion-ion K+ yang keluar lebih banyak
yang artinya kedaan dalam membran lebih negatif dari -70 mV tadi. Hal ini dikenal dengan
hiperpolarisasi. Namun dalam beberapa milidetik kanalnya tertutup sempurna dan potensial
istirahat pun tercapai kembali (-70mV). Dan akhirnya potensial istirahat dibangun kembali oleh
pompa Na+/K+ dan perbedaan jumlah difusi terfasilitasi ion K+ dan Na+ melewati kanal (non-
gated).
Potensial aksi hanya dapat terjadi jika stimulus yang diberikan nilainya dapat memicu. Setelah
nilai minimum ini tercapai potensial aksi yang dihasilkan dipertahankan konstan dan tidak
tergantung lagi pada intensitas dari stimulus. Efek ini yang disebut respon all or nothing. Semua
potensial aksi berada dalam amplitudo yang sama.
c. Periode Refraktori2
Setelah potensial aksi lewat, dalam waktu yang singkat (sekitar 5-10 ms) akson mengalami
periode refraktori. Periode ini terjadi di mana akson tidak dapat menerima stimulus lagi karena
masih ada kanal-kanal ion yang tertutup (periode absolut 1 ms). Selain periode absolut ada juga
periode relatif 5 ms. Selama periode ini potensial istirahat secara bertahap dikembalikan. Dan
ketika itu potensial aksi yang baru dapat terjadi jika stimulus lebih besar dari yang biasa.
2.1.4 Neurotransmitter3,4
Bahan-bahan kimia yang diketahui sebagai neurotransmitter antara lain:
• Amina: dopamin, norefinefrin, epinefrin, serotonin, histamin
• Asetilkolin
• Asam amino
O Eksitasi: glutamat, aspartat
O Inhibisi: glisin, gama-aminobutirat (GABA)
• Polipeptida: vasopresin, oksitosin, CRH, TRH, GRH, somatostatin
• Purin: adenosin, ATP
• Gas: NO, CO
• Lipid: asam arakodonik dan derivatnya
BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1 Resting potential membrane
1. Pada keadaan normal atau control tidak terjadi perubahan pada bagian badan sel dan akson
atau disebut juga dengan resting potensial membrane
2. Ketika cairan ekstraselular tinggi akan K+ pada bagian intareslular pada bagian badan sel
dan akson terjadi kenaikan dari angka teganggan (depolarisasi)
3. Ketika cairan ekstraselular rendah dengan Na+ pada bagian intareslular pada bagian badan
sel dan akson penurunan dari angka teganggan (repolarisasi)
3.1.2 Review Sheet
1. Jelaskan mengapa menaikan K+ pada ekstraselular dapat mengurangi difusi K+
keluar dari saraf melalui saluran keluar K+
Menaikkan Kalium ekstraselular mengurangi perbedaan gradien konsentrasi jadi
semakin sedikit kalium yang keluar dari saraf
2. Jelaskan mengapa menaikkan kalium ekstraselular menyebabkan potensial
membran kea rah yang lebih positif?. Bagaimana dengan prediksi anda?
Potensi membrane menjadi lebih positif karena semakin sedikit jumlah Kalium
yang ber difusi, jika kalium tetap didalam maka akan semakin positif atau kurang
negatif
3. jelaskan mengapa perubahan pada natrium tidak mempengaruhi potensial
membrane pada saraf yang istirahat
Karena jumlah dari natrium yang keluar lebih sedikit dari pada kalium, dan lebih
banyak saluran kalium yang terbuka
4. Diskusikan permeabilitas relative membrane terhadap natrium dam kalium pada
neuron istirahat
Saraf yang istirahat 4-5 kali lebi permeable karena meningkatnya jumlah saluran
yang keluar
5. Diskusikan bagaimana perubahan pada natrium atau kalium dapat memberi efek
pada potensial membrane istirahat. Perubahan dalam konduktansi kalium akan
lebih Nampak efeknya terhadap potensial membrane dibandingan yang Natrium
lakukan
3.1.3 Post lab
1.. Hasil yang negative pada membrane potensial dapat terihat dari ujung
mikroelectroda yang terletak pada keduanya baik di dalam badan sel dan dalam axon
2. Mana yang berikut ini dapat menyebabkan potensial membrane beruba dari -70 ke -
40 dalam badan sel dengan menaikan jumlah kalium ekstraselular
3. Mana berikut ini yang memiliki tegangan paling negative Antara axon bagian dalam
dan luar dengan kontrol kalium ECF.
3.2 Potensial Reseptor
3.2.1 Hasil Eksperimen
Pembahasan
Dari table dapat di lihat:
- Pacinian corpuscle hanya bereaksi saat diberikan stimulus berupa tekanan yang
menyebabkan adanya depolarisasi.
- Olfactory receptor hanya bereaksi saat diberikan stimulus berupa kimiawi yang
menyebabkan adanya depolarisasi
- Ujung bebas saraf memberikan respon ketika diberi tekanan dengan intensitas
tinggi dan pada saat diberi stimulus berupa panas menybeabkan depolarisasi
3.2.2 Review Sheet
1. Saraf sensorik memiliki potensial istirahat berdarakan pengahbisan ion (seperti yang di
demonstrasi di aktivitas 1). Apa chanel pasif yang di temukan di membrane olfactory
receptor, pada membrane pacinian korpus dan di membrane saraf ujung bebas?
Dari ion kalium akan di pertahankan pada saluran kalium pasif
2. Apa yang di maksud dengan potensial bernilai ?
Secara singkat, potensial nilai perubahan local pada membrane potensial baik itu
depolarisasi dan hiperpolarisasi
3. Identifikasi modalitas stimulus mana yang menginduksi potensi reseptor amplitude
terbesar pada pacinian korpus. Bagaimana dengan prediksi anda?
Modalitas tekanan moderate menginduksi potensial reseptor dengan amplitude terbesar
pada pacinian corpuscle
4. Identifikasi modalitas stimulus mana yang menginduksi potensi reseptor amplitude
terbesar pada reseptor olfactory . Bagaimana dengan prediksi anda?
Modalitas kimiawi moderate menginduksi potensial reseptor dengan amplitude terbesar
pada reseptor olfactory
5. Pada reseptor olfactory juga terdapat potensial membrane yang dapat mengenali isoamil
asetat dan molekul lainnyayang mentranduksi stimulus bau. Apakah pacinian memiliki
reseptor isoamil protein? Apakah saraf ujung bebas memiliki reseptor isoamil asetat?
Pada pacinian dan ujung saraf bebas tidak ditemukan isoamil asetat reseptor karena mereka
tidak merespon stimulus kimiawi
6. Saraf tipe apa yang akan merespon pada lampu hijau?
Photosensori akan merespon pada lampu hijau .
3.2.3 Post Lab
1.Stimulus yang sangat sensitive terkadang dapat menstimulasi saraf yang berurusan
dengan modalitas lain. Demikian dengan tiupan pada mata, satu “melihat bintang” pada
contoh fotoreseptor yang mana mata merespon ke
tekanan yang intens
2. Saraf olfaktori reseptor merespon ke konsentrasi rendah dari stimulus kimia karena
adanya membrane rprotein pada saraf ini yang dapat berikatan dan merespon kepada
stimulus spesifik
3. Sekuens dari dimulainya stimulus sensori yang berujung pada perubahan potensial
membran disebut transduksi sensorik
4Resting membrane memiliki potensial -70 mV perubahan yang memiliki potensial
reseptor paling besar adalah
Perubahan ke -50 mV
- Pada table diatas dapat di ketahui apabila stimulus datang dari suatu arah maka
stimulus terus akan menjalar keseluruh bagian saraf hingga keujungnya walau
dalam waktu yang berbeda
3.3.2 Review sheet
1. Jelaskan mengenai ambang yang ada pada potensial aksi
Ambang yang di maksud adalah tegangan yang harus di capai agara terjadi aksi
potensial
2. Apa yang berubah pada potensial membrane (depolarisasi atau hiperpolarisasi)
memicu potensial aksi?
Depolarisasi pada potensial membrane menghasilkan potensial aksi. Membrane
potensial harus menjadi lebih negative untuk membuat potensial aksi
3. Bagaimana potensial aksi pada R1 (atau R2) berubah saat menaikan ttegangan
stimulus diatas ambang tegangan? Bagaimana dengan prediksi anda?
Tidak ada perubahan walaupun tegangan di naikan karena ketika ambang telah
ditemukan maka akan terjadi seluruhnya atau tidak sama sekali, bukan bertingkat
4. Potensial aksi adalah “semuanya atau tidak sama sekali”. Jelaskan apa yang di
maksud oleh phrase
Artinya ketika ambang bertemu maka potensial aksi akan terjadi namun apabila
terlalu lemah makan tidak akan terjadi potensial aksi
5. Bagian apa yang di investigasi pada eksperimen
Zona terpicu diinvestigasi. Disinilah axon hillock dan inisial segment bertemu
3.3.3 Post Test
1. Ambang tegangan di dalam akson biasanya
lebih negative dibandingkan membrane resting potensial
2. jika pada reseptor potensial pada resting membrane potensial lebih negative maka
yang mungkkin terjadi adalah
Akan sulit untuk axon mencapai ambang tegangan
3. Gagal dalam mencapai ambang tegangan di dalam axon pada saraf seonsorik dapat
sisebabkan oleh
Semua yang ada di atas
Pembahasan
Saat pada kondisi normal maka puncak dari respon yang diberikan dari awal stimulus
datang sampai ke ujung ssaraf akan tetap sama namun saat di pengaruhi oleh TTX dan
Lidocaine terjadi perubahan di bagian ujung yang menapakn hasil tidak sama dengan
yang di awal.
3.4.2 Review Sheet
1. Apa yang TTX lakukan terhadap voltage-gated Na+ channels?
TTX memblokir difusi natrium(sodium) melalui voltage-gated sodium channels.
2. Apa yang dilakukan lidocaine terhadap voltage-gated Na+ channels? Bagaimana
efek lidocaine berbeda dari efek TTX?
Lidocaine memblokir difusi sodium voltage-gated sodium channels.
3. Saraf adalah sekumpulan(bundelan) akson, dan beberapa saraf kurang sensitif
terhadap lidokain. Jika saraf, bukan akson, telah digunakan dalam percobaan
lidocaine, hasil yang dicatat pada R1 dan R2 akan menjadi jumlah dari semua
potensial aksi. (disebut potensial aksi gabungan). Apakah respon pada R2 setelah
aplikasi lidocaine harus nol? Kenapa iya atau kenapa tidak?
Dengan potensi aksi gabungan, hasilnya tidak harus nol karena beberapa akson
tetap tidak terpengaruh..
4. Mengapa lebih sedikit potensial aksi yang dicatat pada R2 ketika TTX diterapkan
antara R1 dan R2? Seberapa baik hasilnya dibandingkan dengan prediksi Anda?
TTX memblokir sodium channel, mencegah penyebaran potensial aksi dari R1 ke
R2.
5. Mengapa lebih sedikit potensial aksi yang dicatat pada R2 ketika lidocaine
diterapkan antara R1 dan R2? Seberapa baik hasilnya dibandingkan dengan
prediksi Anda?
Lidocaine memblokir channel sodium, mencegah penyebaran potensial aksi dari
R1 ke R2. Copyright © 2014 Pearson Education, Inc. 450
6. Neuron yang sensitif terhadap nyeri ( nociceptors) melakukan tindakan potensial
dari kulit atau gigi ke situs di otak yang terlibat dalam persepsi nyeri. Di mana
dokter gigi harus menyuntikkan lidokain untuk menghalangi persepsi nyeri?
Lidocaine harus diberikan pada reseptor untuk mencegah pembentukan potensial
aksi yang akan mengarah pada persepsi rasa sakit.
3.4.2 Post test
1. Dalam kontrol, amplitudo potensial aksi pada R1 dan R2 adalah sama. Mana
dibawah ini yang menjelaskan hal tersebut ?
Semua ini merupakan penjelasan yang masuk akal.
2. Memblokir saluran Na + tegangan-gated antara R1 dan R2 dengan TTX memblokir
propagasi potensial aksi dari R1 ke R2.
3. Saat voltage-gated Na+ channels antara R1 dan R2 diblokir dengan TTX, potensi
aksi masih tercatat di R1 karena
voltage-gated Na+ channels antara stimulus dan R1 tidak terpengaruh oleh TTX.
4. Ikan Puffer harus disiapkan dengan hati-hati dan tepat sebelum mereka bisa
dimakan. Mengonsumsi ikan buntal dapat menyebabkan mati rasa pada bibir,
mungkin karena
Potensial aksi dari neuron sensori pada bibir diblokir
4. Pada interval antar stimulus mana , potensial aksi kedua gagal, terlepas dari
intensitas stimulus yang telah diberikan?
. 3.75 msec
5. Apa periode refraktori mutlak untuk neuron ini?
3.75 msec
3.6. Pengkodean untuk Intensitas Stimulus\
1. Mengapa potensial aksi multipel dihasilkan sebagai respons terhadap stimulus panjang
yang berada di atas ambang batas?
Stimulus yang lebih panjang memungkinkan waktu untuk pemulihan dan ambang batas di
atas memungkinkan potensial aksi terjadi setelah periode refraktori relatif.
Potensial aksi dapat terjadi lebih sering jika ada sumber stimulasi konstan selama periode
refrakter relatif tercapai
3. Bagaimana perubahan ambang selama periode refraktori relatif?
Ambang batas yang harus dicapai lebih tinggi dari intensitas stimulus asli selama periode
refraktori relatif.
Frekuensi potensial aksi adalah kebalikan dari interval interspike dengan konversi dari
milidetik ke detik.
1. Jika interval antara potensial aksi (interval interspike) adalah 0,1 (1/10) detik, frekuensi
aksi potensial apa yang akan diamati? 10 Hz
3. Manakah dari perubahan berikut yang terjadi ketika Anda meningkatkan intensitas
stimulus?
3. Apa efek dari diameter axon pada konduksi kecepatan? Semakin lebar diameter
axonnya, semakin besar konduksi kecepatan.
4. Apa efek dari jumlah myelin pada konduksi kecepatan? Semakin besar myelinasi,
semakin besar konduksi kecepatan.
5. Mengapa waktu antar stimulasi dan potensial aksi di R1berbeda pada tiap akson?
Karena diameter dan derajat dari ragam myelinasi.
6. Mengala Anda harus merubah skala waktu pada oscilloscope pada tiap akson?
Untuk melihat potensial aksi. Kecepatan berubah, maka ketika semakin melambat
dibutuhkan skala waktu lebih panjang.
Serat A
Serat C
3. Mengapa skala waktu harus diubah untuk mengukur konduksi kecepatan pada
serat C? Total waktu yang terlihat pada oscilloscope akan menjadi sangat singkat
untuk melihat potensial aksi.
4. Akson dari sentuhan serat adalah serat A, dan akson dari serat nyeri adalah serat
C. Ketika kaki Anda tersandung, yang mana yang pertama kali terasa?
1. Ketika intensitas stimulus naik, apa yang berubah: jumlah pelepasan vesikel
sinaptik atau jumlah neurotransmitter per vesicle? Jumlah pelepasan vesikel
sinaptik meningkat ketika intensitas stimulus meningkat.
2. Apa yang terjadi pada jumlah pelepasan neurotransmitter ketika diubah dari
cairan control extracellular cairan extracellular fluid with tanpa Ca2+? Tanpa
kehadiran kalsium, tidak ada pelepasan neurotransmitter exocytosis pada vesikel
synaptic tergantung dari kalsium.
3. Apa yang terjadi pada jumlah pelepasan neurotransmitter ketika diganti dari
cairan extracellular tidak ada Ca2+ ke cairan extracellular fluid dengan sedikit
Ca2+? Ketika jumlah kalisumnditambah sedikit, sedikit vesikel sinaptik lepas.
1. Mengapa resting membran potensial hasilnya sama sama di saraf sensorik dan
interneuron? Karena ini adalah tetap Why resting membrane potential terlepas dari
tipe saraf.
2. Jelaskan apa yang terjasi ketika diberikan stimulus lemah pada reseptor sensorik?
Bagaimana hasil percobaan dibandingan dengan prediksi Anda? Terjadi respons
depolarisasi di R1 dan tidak ada respons di R2, R3, and R4.
5. Jelaskan apa yang terjadi apabila diberikan stimulus besar ke reseptor sensory?
Bagaimana hasil percobaan dibandingkan dengan prediksi Anda? Ketika diberikan
stiumulus kuat ke reseptor sensorik, respons depolarisasi terjadi di R1 dan R3 dan
potensial aksi terjadi di R2 dan R4.
1. Apa yang menentukan aplitude depolarisasi pada reseptor senskry R1? Kekuatan
stimulus yang diberikan ke reseptor sensorik.
2. Apa yang menentukan frekuensi pada potensial aksi di saraf sensorik R2?
Amplitude depolarisasi pada reseptor sensorik R1.
4. Yang mana secara langsung atau tidak langsung menentukan jumlah pelepasan
neurotransmitter pada terminal akson di saraf sensorik? Semuanya memilimi peran.
5. Yang mana yang secara langsung atau tidak langsung menentukan frekuensi
potensial aksi pada akson di interneuron? Semuanya memiliki peran.
DAFTAR PUSTAKA
Luiz CJ, Jose C.(2005) Basic histology text and atlas. 11th ed. New York: McGraw-Hill.
Lee C. Longman. (2006). pre-u text stpm biology. 1st volume. Malaysia: Pearson.
Snell RS. Neuron. In: Sjamsir, editor. (1996). Neuroanatomi klink. Jakarta: EGC,
h.72-3.
Mudjihartini N. (2007).Proses biokimia pada transmisi impuls saraf dan pada
proses pembelajaran dan memori. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ganong WF. (2001). Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Indonesia: EGC. p.
122-30, 187, & 259-60.