Anda di halaman 1dari 28

Journal Reading

ALVIN
H1AP09036
Pembimbing : dr. Sri Utami Fajariyah, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KESEHATAN ANAK DAN REMAJA


RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
Penisilin V empat kali sehari selama lima hari vs tiga kali sehari selama
sepuluh hari pada pasien dengan faringotonsilitis yang disebabkan oleh
group A streptococcus: penelitian kontrol acak
P I C O
P
Population: 433 pasien dari 17 faskes primer yang berusia lebih dari 6 tahun
dengan faringotonsilitis yang disebabkan oleh group A streptococcus

I
Intervention: pemberian penisilin V 800 mg empat kali sehari selama lima hari (total
16g) dibanding dengan dosis rekomendasi 1000mg tiga kali sehari selama 10 hari

C
Comparision: dosis, dan lama terapi penisilin V pada pasien dengan faringotonsilitis
yang disebabkan oleh grup A streptococcus

O
Outcome: terdapat perbaikan klinis 5-7 hari setelah selesainya terapi antibiotik;
eradikasi bakteri; waktu pemulihan gejala; kejadian relaps dan komplikasi; juga pola
adverse event
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Nyeri tenggorokan sebagai alasan yang
sering digunakan untuk pemberian antibiotik,
01 dan termasuk dalam 11% dari seluruh
peresepan antibiotik oleh faskes primer di
Sweden, yang merupakan salah satu
Negara yang jarang meresepkan antibiotik.

Streptokokkus grup A merupakan patogen yang


paling sering menyebabkan tonsillitis akut dan
02 dapat ditemukan pada hampir 33% pasien dengan
nyeri tenggorokan akut
PENDAHULUAN
Berdasarkan rekomendasi, terapi antibiotik
diberikan hanya pada pasien yang
03 memenuhi tiga atau empat kriteria Centor
(Demam, KGB lunak, terdapat selaput pada
tonsil dan tidak terdapat batuk.) dan uji
deteksi rapid antigen streptokokkus grup A
positif.

.Di Sweden, resimen terapi yang direkomendasikan untuk


orang dewasa adalah 1000mg penicillin V tiga kali sehari
04 selama sepuluh hari.
PENDAHULUAN
Berdasarkan laporan Cochrane tahun 2012,
penelitian “clinical trial” pada durasi terapi
05 yang lebih singkat dengan penisilin oral
terhadap faringotonsilitis streptokokkus
memberi hasil yang baik

Meningkatnya resistensi terhadap agen antimicrobial dan


kurangnya agen antimikroba yang tersedia mendorong
06 semakin pentingnya penggunaan antibiotik dengan benar.

Resiko pemberian resimen waktu pendek adalah berupa


rendahnya tingkat resolusi klinis dan eradikasi bakteri.
07
PENDAHULUAN
mengurangi durasi terapi dapat mengurangi
beberapa efek samping, meningkatkan
08 kepatuhan minum obat pasien dan
menghasilkan efek yang lebih sedikit
terhadap mikrobiota /flora normal tubuh,
mengurangi total penggunaan antibiotic dan
mengurangi pengeluaran uang untuk
membeli obat.

Keampuhan antibiotik B lactam bergantung pada konsentrasi inhibisi


minimum dalam serum. Penentu terpenting konsentrasi inhibisi minimum
09 adalah dosis dan frekuensi, dan pada resimen 800mg empat kali sehari
menghasilkan cakupan target yang lebih baik dibanding dengan 1000mg
tiga kali sehari.
• Untuk mengetahui jika paparan total
Tujuan penisilin V dapat dikurangi namun dengan
Penelitian keampuhan klinis yang sama.

• Hipotesis kami adalah 800mg penisilin V


diberikan empat kali sehari selama lima
hari tidak lebih buruk dari dosis yang
direkomendasikan saat ini yaitu 1000mg
tiga kali sehari selama 10 hari pada pasien
dengan faringotonsilitis yang disebabkan
oleh streptokokkus grup A
METODOLOGI PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Pasien secara konsekutif yang datang dengan
nyeri tenggorokan diperiksa dan dimasukkan
01 kedalam kriteria inklusi.

Kriteria inklusi pada penilitian ini yaitu pasien dengan usia lebih
02 dari 6 tahun dengan tiga atau empat kriteria Centor (demam
>38,5; KGB lunak, selaput pada tonsil, dan tidak terdapat
batuk), dan juga hasil rapid test antigen terhadap streptokokkus
grup A yang positif.

Pasien tidak dimasukkan kedalam kriteria inklusi jika pasien terdapat gejala berupa
03 penyakit berat atau memiliki hipersensitivitas terhadap penisilin; pasien dengan terapi
immunomodulasi seperti terapi prednisolone 15mg; pasien yg telah mendapat terapi
antibiotik untuk faringotonsilitis bulan sebelumnya (relaps); atau saat mereka mendapat
terapi antibiotik dalam 72 jam sebelumnya.
METODE PENELITIAN
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi
05 dimasukkan dalam terapi penisilin V per oral
dibagi dalam dua kelompok yaitu 800mg empat
kali sehari selama lima hari dan 1000mg tiga
kali sehari selama 10 hari.

Dosis untuk anak sampai 40kg disesuaikan dengan BB


(10-20kg:250 mg per dosis, 20-40kg: 500mg per
06 dosis).

Swab tenggorokan untuk uji deteksi rapid test antigen dan kultur
dilakukan saat pasien pertama masuk inklusi penelitian dan saat visit
06 follow up.
HASIL
Gambar 1. alur penelitian
• Hasil primer penelitian non-inferior ini adalah
perbaikan klinis lima sampai tujuh hari setelah
HASIL terapi per kelompok penelitian.

• Perbaikan klinis didefinisikan sebagai


pemulihan komplit tanpa gejala residual mayor
ataupun relaps gejala.

• Hasil sekunder penelitian ini adalah eradikasi


bakteri berdasarkan kultur yang diambil
setelah terapi; frekuensi relaps satu bulan
setelah diagnosis; frekuensi komplikasi dan
faringotonsilitis baru setelah tiga bulan
penelitian; dan pola terjadinya “adverse
event”.
• Pemulihan klinis pada uji evaluasi kedua sebesar 89,6% pada
HASIL kelompok lima hari (181/202) dan 93,3% pada kelompok
sepuluh hari (182/195). Penelitian menunjukkan bahwa penisilin
V 800mg empat kali sehari selama lima hari tidak lebih buruk
dari pemberian penisilin v 1000mg tiga kali sehari selama 10
hari.

• Analisis sensitivitas dilakukan dengan menilai keadaan pasien


pada hari ke tiga, tujuh dan Sembilan setelah pengacakan, dan
terdapat hasil berupa resolusi klinis yang lebih cepat pada
kelompok terapi empat kali sehari dibanding kelompok terapi
tiga kali sehari. (tabel 3)

• Hasil dari analisis subgroup gender dan perbedaan usia tidak


menghasilkan adanya perbedaan signifikan.
• Pada tabel 2 terlihat bahwa eradikasi bakteri berdasarkan hasil
HASIL kultur yang diambil pada uji evaluasi kedua (adanya
pertumbuhan streptococcus grup A atau tidak); frekuensi relaps
pada bulan pertama setelah diagnosa; frekuensi terjadi
komplikasi selama periode penelitian.

• Dua belas (enam dari delapan pasien di kelompok lima hari dan
enam dari tujuh pasien di kelompok sepuluh hari) dari lima belas
pasien yang mengalami relaps telah dilakukan uji evaluasi
kedua.hanya empat pasien yang mengalami komplikasi,
seluruhnya pada kelompok sepuluh hari yang akhirnya semua
dinyatakan sembuh; tiga pasien mengalami peritonsilitis dan
satu pasien mengalami psoriasis yang kemungkinan dipicu oleh
streptokokkus.
• Berdasarkan buku harian pasien, waktu pemulihan nyeri
HASIL tenggorokan secara signifikan lebih cepat pada kelompok lima
hari dibanding pada kelompok 10 hari (p<0,001) (gambar 2).

• Waktu median pemulihan nyeri tenggorokan adalah empat hari


setelah pengacakan pada kedua kelompok intervensi.

• Tidak terdapat “adverse event” serius pada penelitian ini.

• Adverse event yang terjadi adalah diare, mual, dan vaginal


discharge atau gatal.

• Dari semua kejadian adverse event, kelompok terapi sepuluh


hari memiliki insiden lebih tinggi dengan durasi kejadian yang
lebih lama (tabel 4).
DISKUSI / PEMBAHASAN
• Peneliti menemukan bahwa penisilin V empat kali sehari
selama lima hari memiliki hasil klinis yang setara dengan
PEMBAHASAN penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari pada pasien
dengan faringotonsilitis yang disebabkan oleh grup A
streptococcus.

• Angka eradikasi bakteri lebih rendah namun dengan


resolusi gejala klinis yang lebih cepat pada kelompok terapi
lima hari.

• Peneliti tidak menemukan adanya perbedaan statistik pada


jumlah kejadian relaps dalam satu bulan pada kedua
kelompok.
• Penelitian sebelumnya membandingkan resimen waktu panjang dan
resimen waktu pendek dengan dosis harian yang sama.
PEMBAHASAN
• Pada penelitian ini, peneliti menganggap bahwa keefektifan antibiotik B
lactam bergantung pada waktu dari konsentrasi inhibisi minimum obat.

• Total dosis harian yang sama namun dengan frekuensi resimen yang
lebih sering akan meningkatkan konsentrasi inhibisi minimum obat
dalam darah dan akan bersifat lebih agresif, sehingga terapi yang
dibutuhkan tidak memakan waktu lama.

• Hasil penelitian ini mendukung hipotesis sebelumnya bahwa resimen


dengan dosis 800mg empat kali sehari selama lima hari sudah cukup
untuk mengobati faringotonsilitis yang didiagnosa berdasarkan
guideline.
• Hal ini sesuai dengan penelitian observasional sebelumnya yang
mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada pasien
PEMBAHASAN nyeri tenggorokan yang berusia lebih dari 16 tahun yang menerima
terapi penisilin selama lima, tujuh dan sepuluh hari dengan pemberian
dosis berdasarkan guideline Inggris

• Resimen terapi lima hari lebih dipilih oleh pasien dibanding dengan
terapi sepuluh hari tanpa melihat frekuensi pemberian obat.

• Hal ini sejalan dengan penelitian lain dimana resimen empat kali sehari
tidak mengubah kepatuhan pasien dibanding dengan resimen tiga kali
sehari.

• Meskipun kelompok terapi lima hari mendapat dosis harian yang lebih
tinggi, kejadian adverse event terjadi lebih jarang dengan durasi
kejadian adverse event yang juga lebih pendek
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi penisilin V
empat kali sehari selama lima hari memberi hasil klinis
yang setara dengan pemberian penisilin V tiga kali sehari
selama 10 hari pada pasien dengan faringotonsilitis yang
disebabkan oleh grup A streptococcus.
Thank you
Insert your subtitle here

Anda mungkin juga menyukai