Anda di halaman 1dari 15

Referat

Penatalaksanaan HIV/AIDS

Pembimbing : dr. Zaini Dahlan, Sp. PD, FINASIM

Fathiyyah Mulyawati Hara


H1AP14018

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

• HIV (Human Immunodeficiency virus) merupakan retrovirus dari


keluarga lentivirus. Seperti retrovirus lain, HIV menginfeksi tubuh
dengan waktu inkubasi yang cukup lama. HIV menyebabkan
kerusakan berat pada sistem imun dengan menggunakan DNA
CD4+ untuk bereplikasi dan merusak sel CD4+ dalam prosesnya
(Calles et al., 2014).
• AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus.2 Kasus AIDS
mencerminkan infeksi HIV yang sudah berlangsung lama. Saat ini,
AIDS dijumpai pada hampir semua Negara dan merupakan suatu
pandemik di seluruh Negara (Kemenkes RI, 2014).
2
• HIV/AIDS sampai saat ini belum dapat
disembuhkan secara total. Namun, sejak 2004,
terdapat bukti kuat bahwa pengobatan
dengan kombinasi beberapa obat anti HIV
(obat anti retroviral, disingkat ARV)
bermanfaat dalam menurunkan morbiditas
dan mortalitas dini akibat infeksi HIV (Lan,
2014).

3
BAB II
PATOFISIOLOGI

4
5
TerapI ARV

• Manfaat pemberian ARV yaitu (Djoerban, 2014):


– Menurunkan angka kematian.
– Menurunkan resiko perawatan di rumah sakit
– Menekan viral load.
– Memulihkan kekebalan dengan meningkatkan CD4
– Menurunkan resiko penularan.
Nama Nama generik Golongan Sediaan Dosis per hari
dagang
Duviral Tablet, kandungan: zidovudin 2x1 tablet
300 mg, lamivudin 150 mg

Stavir Stavudin (d4T) NsRTI kapsul: 30 mg, 40 mg >60 kg: 2x40 mg


Zerit <60 kg: 2x30 mg
Hiviral Lamivudin NsRTI Tablet 200 mg 1 x 200 mg selama 14 hari,
(3TC) dilanjutkan 2x 200 mg
3TC
Retrovir Zidovudin (ZDV, NsRTI Kapsul 100 mg 2x 300 mg atau 2x 250 mg
AZT) (dosis alternatif)
Adovi
Avirzid
Videx Didanosin (dd) NsRTI Tablet kunyah: 100 mg >60kg: 2x200 mg atau
1x400 mg
<60kg: 2x125 mg atau
1x250 mg

Stocrin Efavirenz (EFV, NsRTI Kapsul 200 mg 1x600 mg, malam


EFZ)
Nalvex Nelfinavir (NFV) PI Tablet 250 mg 2x1250 mg
viracept
Kombinasi ARV untuk terapi inisial

Kolom A Kolom B
Lamivudine + zidovudin Evafirenz*
Lamivudine + didanosin
Lamivudin + stavudin
Lamivudine + zidovudin Nevirapin
Lamivudine + stavudin
Lamivudine + didanosin
Lamivudine + zidovudin Nellfinavir
Lamivudine + stavudin
Lamivudine + didanosin

8
Kegagalan terapeutik pada terapi ARV
Istilah Definisi
Kegagaan virologis Gagal untuk mencapai:
 VL (viral load) <400 c/mL dalam 24 minggu atau
 VL < 500 c/mL dalam 48 minggu atau
 Konsisten (pada 2 pengukuran berurutan) VL >50 c/mLsetelah VL < 50
c/mL
Catatan: kebanyakan pasien akan mengalami penurunan pada VL > 1 log10
c/mL pada 1-4 minggu.

Kegagalan imunologis Hitung CD4 gagal meningkat menjadi 25-50 sel/mm3 dalam satu tahun.
Catatan: kebanyakan pasien mengalami peningkatan hitung CD4 150 sel/mm3
dalam satu tahun pertama dengan HAART.

Kegagalan klinis Pada pasien yang belum pernah diobati, terjadinya atau kekambuhan gejala
terkait HIV lebih dari 3 bulan setelah terapi HAART dimulai.
Catatan: diagnosis sindrom rekonstitusional imunologis harus disingkirkan.

9
Tes resistensi

Indikasi Kegagalan virologis dengan VL (viralload) >1.000


c/mL.
Infeksi HIV akut
Baseline, untuk mendapatkan terapi inisial
Tidak diindikasikan Setelah penghentian terapi antiretroviral,> 1 bulan
terapi
VL < 1.000 c/mL

10
Terapi ARV untuk koinfeksi HIV/Tuberkulosis

• Terapi ARV direkomendasikan pada semua


pasien koinfeksi HIV/TB berapapun jumlah
CD4 nya
• OAT diberikan terlebih dahulu, kemudian
diikuti dengan ARV dalam waktu delapan
minggu pertama.

11
Terapi ARV untuk koinfeksi HIV/Tuberkulosis

• pada keadaan dimana pasien HIV memiliki


hepatitis kronik aktif, haruslah dimulai terapi
ARV berapapun jumlah CD4 nya.
• Regimen terapi ARV yang direkomendasikan
yaitu TDF + 3 TC atau FTC untuk HBV
• Untuk HCV menggunakan kombinasi terapi
interferon alpha dan ribavirin (RBV).

12
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Hamil ke
Bayi
• Semua ibu hamil dengan HIV harus diberi terapi
ARV, tanpa memandang jumlah CD4, karena
kehamilan itu sendiri merupakan indikasi
pemberian ARV yang dilanjutkan seumur hidup.
Pemeriksaan CD4 dilakukan untuk memantau hasil
pengobatan, bukan sebagai acuan untuk memulai
terapi.
• Regimen yang direkomendasikan adalah AZT + 3TC
+ EFV, AZT + 3TC + NVO, TDF + 3TC atau FTC + EFV.

13
Pencegahan
• Pencegahan primer, yakni upaya untuk mencegah
infeksi sebelum infeksi terjadi. Misalnya pemberian
kotrimoksazol pada penderita yang CD4 < 200/mm3
untuk mencegah Pneumocystis carinii pneumonia
(PCP).
• Pencegahan sekunder, yaitu pemberian obat
pencegahan setelah infeksi terjadi. Contohnya setelah
terapi PCP dengan kotrimoksazol diperlukan obat
pencegahan (dalam dosis yang lebih rendah) untuk
mencegahan kekambuhan PCP yang telah sembuh

14
TERIMAKASIH

15

Anda mungkin juga menyukai