NEUROFISIOLOGI IMPLUS SARAF

Exercise 3 : Neurophysiologi of nerve impulses, activity 8: Chemical Synaptic Transmission and

Neuro Transmitter Release.

Kelompok 10 :

1. Khoiriyah Yusifi (202001005)

2. Linda Ayu Fadilah (202001012)
3. Khofitri (202001039)
4. Siti Fatimatuz Zahroh (202001040)

Overview (Gambaran)

Neurofisiologi Implus Saraf

System nervous berisi dua jenis umum sel neuron dan neuroglia (atau glial sel). Latihan
ini berfokus pada neuron. Neuron menganggapi lingkungan lokalnya dengan menghasilkan
sinyal listrik. Misalnya, neuron sensorik di hidung menghasilkan sinyal (disebut tensial reseptor )
ketika molekul odo berinteraksi dengan protein reseptor di membrane neuron sensorik
penciuman ini. Dengan demikian, neuron sensorik dapat merespon secara langsung rangsangan
sensorik. Potensi reseptor dapat memicu sinyal listrik lain ( disebut aksi potensial ), yang
berjalan di sepanjang membrane akson neuron sensorik ke otak anda bisa mengatakan bahwa
potensi aksi di lakukan ke otak.
Potensial aksi menyebabkan pelepasan neurotransmitter kimiawi ke dalam neuron daerah
oltaktonus di otak. Neurotransmitter kimiawi ini berkaitan dengan protein reseptor yang
membrane dari interneuron otak ini. Secara umum, interneuron merespon bahan kimia
neuratransmiter yang dilepaskan oleh neuron lain. Di hidung, molekul bau bisa dirasakan neuron
sensorik. Di otak, bau itu dirasakan oleh aktivitas interneuron menanggapi neurotransmitter
setiap tindakan atau perilaku yang dihasilkan disebabkan oleh aktivitas selanjutnya dari neuron
motoric, yang dapat merangsang otot untuk berkontraksi (lihat latihan 2).
Secara umum setiap neuron memiliki tiga wilayah fungsional untuk transmisi sinyal :
penerima wilayah, wilayah konduktor, dan wilayah keluaran, atau wilayah sekretori. Neuron
sensorik sering memiliki akhir resepti yang dikhususkan untuk mendeteksi rangsangan sensorik
tertentu, seperti bau, cahaya, suara atau sentuhan. Sel tubuh dan dendrit dari interneuron
menerima stimulasi oleh neuro transmitter pada struktur yang disebut sinapsis kimiawi dan
menghasilkan potensi sinaptik. Daerah penghantar biasanya berupa con, yang berakhir pada
daerah keluaran ( akson termina ) di mana neurotransmitter dilepaskan (lihat gambar 3.1).
meskipun neuron adalah sel tunggal yang dikelilingi oleh membrane plasma kontinu, masing-
masing mengandung daerah yang berbeda protein membrane yang memberikan dasar untuk
perbedaan fungsional. Dengan demikian, penerimaan akhir memiliki reseptor dan protein yang
menghasilkan protein reseptor, konduktor wilayah memiliki protein yang menghasilkan dan
melakukan potensi aksi, dan wilayah keluaran telah protein untuk mengemas dan melepaskan
neurotransmitter. Protein membrane ditemukan di seluruh membrane saraf banyak ion
pengangkut protein ini (lihat latihan 1).
Sinyal yang dihasilkan oleh neuron adalah listrik. Dalam rumah tangga biasa perangkat,
arus listrik dibawa oleh electron. Dalam system biologis, arus dibawa oleh ion bermuatan positif
atau negative seperti tuduhan saling menolak dan sebaliknya menarik. Secara umum, ion tidak
dapat dengan mudah melewati bilayer lipid membrane plasma dan harus melewati saluran ion
yang dibentuk oleh protein membrane integral. Beberapa saluran biasanya terbuka atau tertutup,
channels juga bisa selektif dimana ion diperbolehkan lulus. Untuk misalnya, saluran sodium
sebagian besar permeabel terhadap ion sodiun saat terbuka, dan kalium saluran sebagian besar
permeabel terhadap ion kalium saat terbuka. Istilah konduktansi adalah sering digunakan untuk
menggambarkan permeabilitas. Secara umum ion akan mengalir melalui saluran terbuka dari
ilayah dengan konsentrasi lebih tinggi ke wilayah dengan konsentrasi lebih rendah ( lihat latihan
1 ). Di dalam latihan ini anda akan mengeksplorasi beberapa karateristik yang diterapkan pada
neuron.
Meskipun dimungkinkan untuk mengukur arus ionik melalui membrane ( bahkan arus
yang melewati saluran ion tunggal ), lebih umum untuk mengukur potensial perbedaan atau
tegangan, melintas membrane. Tegangan membrane ini biasa disebut dengan potensial
membrane, dan satuannya adalah millivolt (mV). Orang dapat menganggap membrane sebagai
baterai, perangkat yang memisahkan dan menyimpan daya. Baterai rumah tangga biasa memiliki
kutub positif dan negative sehingga saat dihubungkan, misalnya melalui bola lampu dalam
senter, arus mengalir melalui bohlam. Demikian pola membrane plasma dapat menyimpan
muatan dan memiliki sisi yang relatif positif dan sisi yang relative negative. Jadi, membrane itu
adalah dikatakan terpolisasi ketika kedua sisi ini (intraseluler dan ekstraseluler) terhubung
melalui saluran ion terbuka, arus dalam bentuk ion dapat mengalir masuk atau keluar melintasi
membrane dan dengan demikian mengubah tegangan membrane.

Objectives ( Tujuan )

1. Untuk mendefinisikan neurotransmitter, sinapsis kimiawi, vesikel sinaptik dan potensi

postsynaptic.
2. Untuk menentukan peran ion kalsium dalam rilis neurotransmitter.

Introduction ( Pendahuluan )

Pengantar

Fungsi utama system saraf adalah komunikasi. Akson melakukan aksinya potensi dari
satu tempat ke tempat yang lain. Seringkali akson memiliki cabang sehingga potensial aksinya
adalah dilakukan ke beberapa tempat pada waktu yang hamper bersamaan. Di ujung setiap
cabang, ada wilayah di sebut terminal akson yang dikhususkan untuk melepaskan paket
neurotransmitter kimiawi dari vesikel kecil yang terkait membrane intraseluler (diameter -30nm )
yang disebut vesikula sinaptik. Neurotransmitter adalah molekul sinyal ekstraseluler yang
bekerja pada target local sebagai parakrin agen, di neuron melepaskan chemical sebagai autokrin,
dan terkadang sebagai hormone. (agen endokrin ) yang mencapai targetnya melalui sirkulasi.
Bahan kimia ini dilepaskan oleh oksositosis dan berdifusi melintas ruang ekstraseluler kecil (
disebut celah sinaptik, atau sinaptik cekatan ) ke target ( paling sering ujung penerima neuron
lain atau otot atau kelenjar ) itu molekul neurotransmitter sering mengikat protein reseptor
membrane pada target gerakan urutan peristiwa molekuler yang dapat membuka atau menutup
saluran ion dan membrane menyebabkan potensi membrane di sel target berubah. Wilayah ini
tempat neurotransmitter dilepaskan dari satu neuron dan berikatan dengan reseptor pada sel
target yang disebut sinapsis kimiawi, dan perubahan potnsial membrane pada target di sebut
sinaptik potensi, atau potensi postsynaptic.

Dalam aktivitas ini anda akan mengeksplorasi beberapa langkah dalam pelepasan
neurotransmitter dari akson terminal. Eksositosis vesikula sinaptik biasanya di picu oleh
peningkatan ion kalsium terminal akson. Kalsium masuk dari luar sel melalui membrane kalsium
saluran yang dibuka oleh depolarisasi potensi aksi. Terminal akson memiliki telah sangat
diperbesar dalam aktivitas ini sehingga anda dapat memvisualisasikan pelepasan
neurotransmitter. Berbeda dari kegiatan lain dalam latihan ini, prosedur melihat langsung ini
pelepasan neurotransmitter tidak mudah dilakukan dilabolatorium, sebaliknya biasanya
neurotransmitter terdeteksi oleh potensi postsynaptic yang dipicunya atau dengan
mengumpulkan dan menganalisis benda-benda kimia di sinaps setelah stimulasi neuron yang
kuat.

Peralatan yang di gunakan:

 Neuron ( in vitro ) –sebuah neuron besar, terdisosiasi ( atau berbudaya ) dengan sumbu
terminal yang diperbesar.
 Empat larutan ekstrasel-kontrol Ca2t, tanpa Ca? +, Ca “rendah, dan Mg2 +

Pre-lab Quiz Results

You scored 100% by answering 5 out of 5 questions correctly.

1. The end of the axon where it contacts a target is called the

You correctly answered: c. axon terminal.
2. Neurotransmitter is released into the synaptic gap by
You correctly answered: a. exocytosis.
3. Exocytosis of neurotransmitter from the axon terminal is triggered by an increase in the
intracellular concentration of
You correctly answered: c. Ca2+ .
 4. Neurotransmitter released into the synaptic gap reaches the target cell by
You correctly answered: b. diffusion.
5. At the target, neurotransmitter
You correctly answered: d. does all of the above.

Experiment Results
Predict Question:
Predict Question 1: You have just observed that each action potential in a burst can
trigger additional neurotransmitter release. If calcium ions are removed from the
extracellular solution, what will happen to neurotransmitter release at the axon terminal?
Your answer : c. There will be less neurotransmitter release.

Predict Question 2: What will happen to neurotransmitter release when low amounts of
calcium are added back to the extracellular solution?
Your answer : b. Neurotransmitter release will increase a small amount.

Predict Question 3: What will happen to neurotransmitter release when magnesium is

added to the extracellular solution?
Your answer : c. Neurotransmitter release will the same as that in the control solution.

Stop & Think Questions:

Why does the stimulus intensity affect the amount of neurotransmitter release at the axon
terminal? You correctly answered: d. Both a and b are correct.

Why is there no neurotransmitter release from the axon terminal when there are no
calcium ions in the extracellular solution?
You correctly answered: c. Exocytosis of the synaptic vesicles is calcium dependent.

Why did the high intensity stimulation fail to trigger the same amount of neurotransmitter
release in the presence of extracellular Mg2+ as in the control extracellular solution? You
correctly answered: a. Mg2+ blocks the calcium channels in the axon terminal.
Experiment Data:
1. Click the control Ca2+ extracellular solution to fill the petri dish with the control
extracellular solution.

2. Click Low Intensity on the stimulator and then click stimulate to stimulate the neuron
(axon) with a threshold stimulus that generates a low frequency of action potentials and
observe the release of neurotransmitter.

3. Click High Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
with a longer, more intense stimulus to generate a burst of action potentials and observe
the release of neurotransmitter.
4. Click no Ca2+ extracellular solution to fill the petri dish with an extracellular solution that
does not contain calcium.

5. Click Low Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
(axon) with a threshold stimulus that generates a low frequency of action potentials and
observe the release of neurotransmitter.

6. Click High Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
with a longer, more intense stimulus to generate a burst of action potentials and observe
the release of neurotransmitter.
7. Click the low Ca2+ extracellular solution to fill the petri dish with an extracellular
solution in which the calcium concentration has been reduced from that in the control
solution.

8. Click Low Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
(axon) with a threshold stimulus that generates a low frequency of action potentials and
observe the release of neurotransmitter.

9. Click High Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
with a longer, more intense stimulus to generate a burst of action potentials and observe
the release of neurotransmitter.
10. The magnesium ion (Mg2+) is another divalent ion, and it can compete with calcium and
block its role in neurotransmitter release.

Click the Mg2+ extracellular solution to fill the petri dish with an extracellular solution
that contains Mg2+. Note tha this solution also contains the same amount of Ca 2+ as the
control solution.

11. Click Low Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
(axon) with a threshold stimulus that generates a low frequency of action potentials and
observe the release of neurotransmitter.

12. Click High Intensity on the stimulator and then click Stimulate to stimulate the neuron
with a longer, more intense stimulus to generate a burst of action potentials and observe
the release of neurotransmitter
Post-lab Quiz Results
You scored 100% by answering 4 out of 4 questions correctly.
1. How is the neurotransmitter stored in the axon terminal before it is released?
You correctly answered: c. contained in synaptic vesicles
2. Are neurotransmitter molecules released one at a time or in packets?
You correctly answered: b. in packets
3. With the normal extracellular calcium concentration, [Ca2+ ], when the action
potential reaches the axon terminal it triggers
You correctly answered: b. release of neurotransmitter by exocytosis.
4. Comparing the low intensity stimulus to the high intensity stimulus, the high
intensity stimulus causes
You correctly answered: b. more synaptic vesicles to undergo exocytosis

Review Sheet Results

1. When the stimulus intensity is increased, what changes: the number of synaptic
vesicles released or the amount of neurotransmitter per vesicle?
You did not answer this question.
2. What happened to the amount of neurotransmitter release when you switched
from the control extracellular fluid to the extracellular fluid with no Ca2+ ? How
well did the results compare with your prediction?
You did not answer this question.
3. What happened to the amount of neurotransmitter release when you switched
from the extracellular fluid with no Ca2+ to the extracellular fluid with low Ca2+
? How well did the results compare with your prediction?
You did not answer this question.
4. How did neurotransmitter release in the Mg2+ extracellular fluid compare to that
in the control extracellular fluid? How well did the result compare with your
prediction? You did not answer this question.
5. How does Mg2+ block the effect of extracellular calcium on neurotransmitter
release? You did not answer this question.