Anda di halaman 1dari 23

A.

TOPIK
Sensasi Indera dan Gerak Refleks pada Manusia

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indera umum dan
indera khusus.
2. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai refleks patella dan achilles
pada manusia.

C. DASAR TEORI
Indera adalah alat tubuh yang dapat menangkap rangsang karena
memiliki ujung saraf sensorik tertentu. Penerima rangsang pada indera sangat
spesifik terhadap berbagai macam rangsang, antara lain:
1. Eksteroseptor (penerima rangsang dari luar tubuh)
2. Propioseptor (penerima rangsang yang berada di dalam otot)
3. Interoseptor (penerima rangsang dari dalam tubuh)

Eksteroseptor pada manusia ada 5 macam yaitu:


1. Mata (indera penglihat)
2. Telinga (indera pendengar)
3. Kulit (indera peraba)
4. Lidah (indera pengecap)
5. Hidung (indera pembau)

Sebuah reseptor sensori (indera) mempunyai struktur sederhana yang


berupa dendrit dari sebuah neuron tunggal atau sebuah organ kompleks,
seperti mata yang berisi neuron khusus, epitelium, dan jaringan ikat. Semua
reseptor sensori berisi dendrit dari neuron sensori, menampilkan derajad
eksitabilitas tinggi, dan memiliki stimulus threshold rendah. Sebagian besar
impuls sensori dihantarkan menuju area sensori dan korteks serebal, disinilah
suatu stimulus menghasilkan sensansi.
Sensasi adalah interpretasi otak terhadap impuls yang datang ke otak dari
saraf sensorik. Otak terdiri dari berbagai macam pusat sensasi yang akan
memberitahukan tentang sensasi tertentu kepada kita apabila pusat tadi
menerima impuls dari reseptor. Beberapa sensasi dapat merupakan sensasi
majemuk yang artinya suatu sensasi yang muncul adalah integrasi dari
beberapa input sensori, misalnya sensasi “basah” merupakan integrasi input
dari reseptor sentuhan, tekanan, dan suhu. Setiap bagian tubuh memiliki
daerah sensorinya di otak. Sehingga ekspresi sensori ini ditentukan oleh
pusat-pusat sensori dan pusat-pusat tersebut bertanggung jawab untuk bagian
tertentu dari tubuh kita.

Agar terjadi sensasi diperlukan empat syarat:


1. Harus ada rangsangan.
2. Organ pengindera harus menerima rangsang dan mengubahnya
menjadi impuls saraf.
3. Impuls harus dihantarkan sepanjang jalur saraf dari sensori ke otak.
4. Bagian otak yang menerima harus menerjemahkan impuls menjadi
sensasi.
Kita melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, dan merasa sakit
pada bagian tubuh yang terluka hanya karena korteks mengartikan sensasi
yang datang datang dari reseptor sensori yang dirangsang.
Berdasarkan bentuk energi stimulus khususnya, reseptor diklasifikasikan
menjadi:
1. Kemoreseptor (reseptor yang sensitif terhadap zat-zat kimia khusus)
2. Fotoreseptor (reseptor yang sensitif terhadap energi cahaya)
3. Nosiseptor (reseptor yang sensitif terhadap rasa sakit)
4. Termoreseptor (reseptor yang sensitif terhadap suhu)
5. Mekanoreseptor (reseptor yang sensitif terhadap energi mekanik)
Berdasar sederhana atau kompleksnya reseptor dan jalur saraf, reseptor
sensori dikelompokkan menjadi:
1. Indera umum yang meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana:
a. Sensasi taktil (sentuhan, tekanan, vibrasi)
b. Sensasi termoreseptif (panas dan dingin)
c. Sensasi sakit
d. Sensasi proprioseptif (kesadaran atau aktifitas otot, tendon,
sendi, keseimbangan)
2. Indera khusus yang meliputi:
a. Sensasi olfaktori (pembau)
b. Sensasi gustatori (pengecap)
c. Sensasi visual (penglihatan)
d. Sensasi auditori (pendengaran)
e. Sensasi equilibrium (orientasi tubuh)

Refleks adalah respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan
lingkungan internal maupun eksternal, terjadi lewat suatu lintasan refleks
yang disebut lengkung refleks. Jadi, pada dasarnya gerak refleks merupakan
bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan prosesnya lebih cepat dari
gerak sadar karena terjadinya melalui jalan terpendek yaitu diawali dari
reseptor sebagai penerima rangsang kemudian dibawah oleh saraf sensori ke
pusat saraf (sumsum tulang belakang) dan dari sumsum tulang belakang
diteruskan tanpa melalui saraf motorik ke otak, tetapi langsung ke otak
melalui jalur terpendek yang disebut lengkung refleks. Komponen utama dari
lengkung refleks adalah reseptor yang menerima stimulus, efektor yang
merespon stimulus, neuron sensorik dan motorik yang merupakan lintasan
komunilkasi antara reseptor dan efektor.
Sebagian besar refleks merupakan refleks yang rumit, melibatkan
beberapa neuron penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik
(refleks polisinap). Refleks sederhana hanya melibatkan dua neuron, tanpa
neuron penghubung (refleks monosinap), misalnya refleks patella. Karena
penundaan atau penghambatan refleks dapat terjadi pada sinap-sinap, maka
makin banyak sinap yang terlibat pada lengkung refleks makin banyak waktu
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu refleks.
Berdasarkan atas sistem penggendaliannya, refleks digolongkan atas
refleks somatik (yang dikendalikan oleh sistem saraf somatik) dan refleks
otonom (yang dikendalikan sistem saraf otonom). Kedua macam refleks
tersebut dapat berupa refleks kranial atau refleks spinal. Refleks spinal dapat
terjadi tanpa melibatkan otak, misalnya refleks fleksor. Meskipun demikian
otak seringkali memberikan “pertimbangan” pada aktivitas refleks spinal
sehingga dapat menguatkan atau menghambat refleks tersebut.

D. ALAT DAN BAHAN

 Alat
1. Ijuk
2. Penggaris
3. Pensil
4. Kapas
5. Jarum pentul
6. Garpu tala
7. Spidol warna-warni
8. Tabung reaksi
9. Pemukul dari karet

 Bahan
1. Air
2. Es batu
E. CARA KERJA
 Menentukan reseptor sentuh
Membuat petak ukuran 2,5 cm pada punggung lengan, kemudian
membagi menjadi 25 petak kecil

Subyek menutup mata, pengamat menekankan ijuk pada petak-petak


sampai ijuk bengkok, sekali untuk setiap petak kecil dan tekanan harus
diberikan sama

Subyek memberi tahu bila mengalami sensasi sentuhan, pengamat


mencatat

 Menentukan reseptor sakit


Membuat petak 2,5 cm dan membagi menjadi 25 petak kecil pada lengan
bawah yang sebelumnya digunakan uji sentuhan

Mengunakan sejumput kapas yang telah direndam air es untuk


mengompres kulit lengan tersebut selama dua menit, tambahkan air bila
perlu

Meletakkan ujung jarum pada permukaan kulit dan tekan secukupnya


sampai menghasilkan sensasi sakit
Membedakan sensasi sakit dan sentuhan

 Pentingnya penglihatan binokuler


Subyek menutup satu mata sambil memegang sebatang pensil
Pengamat memegang tabung reaksi vertikal dengan lubang diatas

Subyek memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi. Mencatat hasilnya

Mengulangi dengan pengamat memindahkan letak tabung reaksi.


Mencatat hasilnya

Mengulangi sampai sepuluh kali lagi

 Penghantaran suara
Mengetarkan sebuah garpu tala

Meletakkan tangkainya pada kepala atau antara dua gigi atas bawah

Mendengarkan suara berasal dari mana

Menutup salah satu telinga. Dimana letak sumber bunyi


Meletakkan garpu tala yang bergetar di atas kepala

Memindahkan garpu tala ke dekat telinga bila sudah tak terdengar suara

Mencatat hasilnya

 Keseimbangan
Berdiri tegak, mata terbuka, mengangkat salah satu kaki

Memperhatikan kemampuan untuk bertahan pada posisi ini selama dua


menit

Setelah cukup istirahat, mengulangi kegiatan di atas tetapi dengan mata


tertutup

Membandingkan hasilnya

 Merefleks Petella
Pelaku duduk di kursi dengan kedua kaki terjuntai bebas

Memukul ligamentum patellarisnya (tepat di bawah lutut) dengan


pemukul dari karet. Mencatat respon dari kaki pelaku
Mengulangi perlakuan pertama saat pelaku sedang mengerjakan
penjumlahan sederetan tiga digit angka otak (otak aktif)

Memperhatikan respon kaki lebih kuat atau lemah daripada respon


perlakuan pertama

Mengulangi uji refleks tersebut pada saat pelaku melakukan aktifitas otot
lain misalnya menarik kedua tangan yang jari-jarinya bertautan satu sama
lain

 Refleks Achilles
Pelaku duduk berlutut dikursi dengan kedua telapak kaki tergantung
bebas pada tepi kursi

Tekuk telapak kaki ke arah betis untuk menambah tegangan oto


gastrocnemius, kemudian menepuk tendon Achilles dengan pemukul
karet

Mencatat respon dari kaki


F. DATA DAN ANALISIS DATA

 Data
1. Refleks sentuhan
Perempuan
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
Laki-laki
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √

2. Refleks sakit
Perempuan
√ x x x √
√ x √ x √
√ √ x √ x
√ √ √ x x
√ √ √ √ x
Laki-laki
√ √ √ x x
√ √ √ √ √
x √ √ x √
√ √ √ √ √
√ √ x x x

3. Reseptor suara
- Garpu tala diletakkan di atas kepala dan telinga tidak ditutup 
tidak ada suara
- Garpu tala diletakkan di atas kepala dan telinga sebelah kiri
ditutup  terdengar suara ditelinga kiri
- Garpu tala digigit dan telinga tidak ditutup  terdengar suara di
kedua telinga
- Garpu tala digigit dan telinga sebelah kiri ditutup  terdengar
suara di telinga kiri

4. Keseimbangan
Subyek Mata Terbuka Mata Tertutup
Laki-laki 1:51:06 00:15:68
Perempuan 1:23:34 00:04:63

5. Penglihatan binokular (mata kiri ditutup)


Percobaa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
n ke
Hasil √ x x x √ x √ x √ √

6. Refleks Patella
- Tidak ada respon
- Ada respon
- Tidak ada respon

7. Refleks Achilles
- Ada respon

 Analisis Data
1. Menentukan reseptor sentuh
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan
diperoleh bahwa masing-masing letak kulit yang ditekan ijuk
merasakan sensasi sentuhan meskipun subyek menutup mata. Hal ini
dikarenakan kulit merupakan salah satu reseptor sensorik yang berupa
mekanoreseptor yaitu dapat mendeteksi sentuhan.
Rangsangan yang diberikan pada kulit diterima oleh reseptor
kulit dan diubah menjadi impuls saraf. Impuls tersebut kemudian
dihantarkan melalui sepanjang jalur saraf dari sensorik ke otak. Pada
bagian otak yang menerima implus, otak menerjemahkan impuls
menjadi sensasi sehingga terjadilah sensasi sentuhan.

2. Menentukan reseptor sakit


Pada percobaan ini, jarum disentuhkan dan agak sedikit ditekan
pada bagian petak-petak lengan bawah dan diperoleh bahwa hanya
sebagian petak kulit yang merasakan sensasi sakit. Reseptor indera
sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang dan terdapat dalam
kulit, tulang, persendian, dan organ-organ dalam. Sensasi sakit ada
dua yaitu sensasi sakit somatik (sakit tubuh) dan sensasi sakit visceral
(sakit organ dalam).

Sensasi sakit somatik Sensasi sakit visceral


Organ Kulit, tulang, Organ-organ dalam
persendian, dan tendon
Jenis stimulus Mekanik dan kimia Mekanik dan kimia
Sifat Mudah dikendalikan Kabur dan sulit
ditemukan tempatnya

3. Penglihatan binokuler
Untuk mengetahui pentingnya penglihatan binokuler, subyek
ditutup sebelah matanya dan di suruh memasukkan pensil ke dalam
tabung reaksi yang berpindah – pindah. Dari 10 percobaan yang
lakukan , subyek mampu memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi
sebanyak lima kali. Melalui percobaaan ini dapat diketahui bahwa
penglihatan dengan salah satu mata tertutup menyebabkan penglihatan
tersebut bekerja kurang maksimal.
Indera penglihatan adalah mata. Mata mengandung fotoreseptor.
Mata berbentuk bulat yang terletak di rongga mata yang dibatasi
tulang kepala. Bola mata dibagi menjadi 2 ruang, yaitu ruang anterior
dan posterior. Ruang anterior terletak antara dua kurva dan lensa
berisi cairan bening (aques humor). Ruang posterior terletak di
belakang lensa, berisi cairan kental bening (vireus humor).
Bagian – bagian mata:
a. Sklera
b. Kornea
c. Lensa mata
d. Iris
e. Pupil
f. Penggantung lensa
g. Koroid
h. Retina
i. Orra serrata

Bola mata digerakkan oleh otot-otot mata, yaitu:


1. Otot lurus atas
2. Otot lurus bawah
3. Otot lurus samping
4. Otot lurus tengah
5. Otot serong atas
6. Otot serong bawah
Jalannya rangsangan pada mata:

Sinar dari luar masuk ke mata melalui kornea  Aqueous


humor  pupil (mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk) 
lensa mata (membiasakan dan memfokuskan cahaya agar bayangan
tepat jatuh di retina)  Vitreous humor  retina
Pada retina rangsang cahaya tersebut diubah menjadi impuls dan
diteruskan melalui neurit koneuron sensorik saraf optik. Impuls
diteruskan neuron melalui dendrit ke neuron konektor kemudian ke
neuron adjustor pada otak besar bagian belakang melalui dendrit dan
neurit. Impuls diterjemahkan oleh neurit adjustor sehingga kita dapat
melihat obyek.

4. Penghantaran suara
Percobaan untuk mengetahui penghantaran suara dilakukan
dengan cara menggetarkan garpu tala. Setelah bergetar tangkai garpu
tala diletakkan diatas kepala atau dua gigi atas bawah, dan ternyata
terjadi getaran menuju telinga. Getaran inilah yang oleh telinga
diterima sebagai bunyi.
Pada saat telinga ditutup salah satunya, gelombang bunyi
merambat menuju telinga yang ditutup. Sebenarnya kedua telinga
mendengarkan bunyi garpu tala, tetapi intensitas yang diterima telinga
yang ditutup lebih besar daripada telinga yang terbuka.
Pada saat garpu tala yang bergerak di atas kepala kemudian
dipindahkan ke dekat telinga, ternyata bunyinya sangat lemah bahkan
tidak terdengar. Hal ini dikarenakan getaran pada garpu tala hanya
sebentar dan semakin lama getaran semakin lemah sehingga pada saat
sampai didekat telinga bunyi tidak terdengar lagi.
Indera pendengaran adalah telinga yang terdiri atas 3 bagian
yaitu
a. Telinga luar
 Daun telinga/aurika
 Saluran telinga luar

b. Telinga tengah
 Membran timpani
 Tulang pendengaran
- Maleus (martil)
- Incus (landasan)
- Stapes (sanggurdi)
 Jendela logong
 Saluran eustachius
c. Telinga dalam
 Koklea (berisi organ korti)
 Organ vestibular
- Saluran setengah lingkaran
- Vestibulum, Sarkulus, Urtikulus
Mekanisme terjadinya bunyi :

Suara yang datang dari luar menggetarkan membran timpani.


Getaran pada membaran timpani selanjutnya menggetarkan tiga
tulang, yaitu nugmaleus, inkus, dan stapes. Menempel pada koklea
ditingkap jorong. Getaran ditingkap jorong menggetarkan cairan
perilimfe di dalam koklea dan getaran menghilang sampai ke tingkap
bundar. Saat getaran berjalan di perilimfe, getaran juga diteruskan ke
endolimfe dan dapat menggetarkan sel saraf berbentuk rambut (sel
rambut) sebagai reseptor pendengaran. Adanya getaran menyebabkan
sel rambut mengalami depolarisasi, yaitu ion Na+ masuk dan K+
keluar. Depolarisasi dapat menyebabkan potensial aksi yang
dihantarkan dalam bentuk impuls listrik yang dibawah oleh saraf
sensorik ke otak besar pusat pendengaran untuk diolah sehingga
timbul sensasi mendengar.

5. Refleks patella
Percobaan untuk mengetahui refleks patella dilakukakn dengan
3 cara. Pertama subyek duduk dikursi dengan kaki terjuntai bebas,
kemudian ligamentum patellarisnya dipukul. Dari cara ini diperoleh
hasil kaki subyek bergerak.
Cara yang kedua, pemukulan pada ligamentum patellarinya saat
subyek melakukan penjumlahan tiga digit. Dengan perlakuan ini kaki
subyek bergerak lebih kuat dibandingkan dengan cara yang pertama.
Hal ini disebabkan karena subyek sedang berkonsentrasi penuh
dengan apa yang sedang dikerjakan.
Cara yang ketiga pemukulan dilakukan saat subyek sedang
melakukan aktivitas otot. Dengan perlakuan ini ternyata kaki subyek
hanya bergerak sangat sedikit bahkan hampir tak nampak adanya
gerakan.
Refleks patella termasuk refleks monosimpatik karena dalam
lengkung refleksnya hanya ada satu sinaps yaitu antara neuron aferen
dan neuron eferen. Neuron aferen berasal dari reseptor regangan
(organ tendon golgi) pada suatu tendon otot kerangka, yang bersinaps
dengan neuron eferen untuk otot rangka yang sama.
Mekanisme gerak refleks pada lutut
1. Otot mendeteksi pergelangan otot.
2. Ketika ada stimulus, saraf aferen meneruskan impuls
tersebut ke sumsum tulang belakang.
3. Kemudian impuls sampai pada sinapsis neuron aferen
dengan alfa neuron motorik.
4. Rangsangan alfa neuron motorik menyebabkan muskulus
berkontraksi dan menolak untuk meregang.

6. Refleks Archilles
Percobaan untuk mengetahui adanya refleks achilles yaitu
dengan cara subyek duduk berlutut di kursi dengana kedua telapak
kaki tergantung bebas pada tepi kursi, menekuk telapak kaki ke arah
betis untuk menambah tegangan otot gastrocnemius. Kemudian
menepuk tondon Achilles dengan pemukul karet.Maka terdapat respon
gerak pada betis kaki.
G. DISKUSI

1. Jelaskan mekanisme sampai kita dapat merasakan adanya rasa


tekanan/sentuhan dan rasa sakit!
Jawab: Bila ada tekanan terhadap kulit, maka reseptor Vater puccini
(tekanan) atau badan meisener (sentuhan) atau ujung saraf bebas
(sakit/nyeri) berubah bentuk karena tekanan tersebut. Tekanan
yang diterima Vater Puccini atau badan meisener atau ujung saraf
bebas menyebabkan terjadinya depolarisasi yaitu Na+ masuk dan
K+ keluar. Depolarisasi berlanjut menyebabkan terbentuknya
potensial aksi yang dihantarkan dalam bentuk impuls oleh saraf
sensorik ke otak. Di impuls di olah sehingga timbul sensasi
tekanan atau sentuhan atau sakit pada kulit.

Bagan jalannya stimulus


Stimulus  reseptor tangoreseptor (terdapat di kulit)  impuls
dendrit
neuron sensorik dendrit neuron konektor  neuron adjustor
(otak besar bagian tengah) neurit neuron motorik (pada otot) dendrit
efektor  respon

2. Jelaskan mengapa penglihatan binokuler penting untuk manusia serta


uraikan bagaimana mekanismenya sehingga kita dapat melihat obyek
secara jelas!
Jawab: Lobus osipital merupakan pusat penglihatan pada otak besar yang
terbagi menjadi dua bagian yaitu kanan dan kiri. Bagian lobus
osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan lobus
osipital kiri menerima rangsang dari mata kanan. Lobus osipital
selalu bekerja sama dalam menginterpretasikan rangsang.
Sehingga jika hanya salah satu mata saja yang digunakan untuk
melihat, maka hanya salah satu bagian lobus osipital saja yang
mengolah rangsang dan itu berarti penginterpretasian yang terjadi
hanya sebagian.

Mekanisme melihat :
Sinar dari luar masuk ke mata melalui kornea  Aqueous humor
 pupil (mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk) 
lensa mata (membiasakan dan memfokuskan cahaya agar
bayangan tepat jatuh di retina)  Vitreous humor  retina
Pada retina rangsang cahaya tersebut diubah menjadi impuls dan
diteruskan melalui neurit koneuron sensorik saraf optik. Impuls
diteruskan neuron melalui dendrit ke neuron konektor kemudian
ke neuron adjustor pada otak besar bagian belakang melalui
dendrit dan neurit. Impuls diterjemahkan oleh neurit adjustor
sehingga kita dapat melihat obyek.

3. Uraikan disertai gambar mekanisme kita dapat mendengar suara. Faktor-


faktor apa saja yang terlibat dalam proses tersebut!
Jawab:
Mekanisme mendengar:

Suara yang datang dari luar menggetarkan membran timpani.


Getaran pada membaran timpani selanjutnya menggetarkan tiga
tulang, yaitu nugmaleus, inkus, dan stapes. Menempel pada
koklea ditingkap jorong. Getaran ditingkap jorong menggetarkan
cairan perilimfe di dalam koklea dan getaran menghilang sampai
ke tingkap bundar. Saat getaran berjalan di perilimfe, getaran juga
diteruskan ke endolimfe dan dapat menggetarkan sel saraf
berbentuk rambut (sel rambut) sebagai reseptor pendengaran.
Adanya getaran menyebabkan sel rambut mengalami depolarisasi,
yaitu ion Na+ masuk dan K+ keluar. Depolarisasi dapat
menyebabkan potensial aksi yang dihantarkan dalam bentuk
impuls listrik yang dibawah oleh saraf sensorik ke otak besar
pusat pendengaran untuk diolah sehingga timbul sensasi
mendengar.

4. Pada setiap refleks yang saudara amati, jelaskan:


a. Lintasan refleks yang meliputi reseptor, saraf sensorik, saraf motorik, dan
efektornya.
b. Termasuk refleks somatik, otonom, spinal atau kranial
Jawab: a. Lintasan refleks yang meliputi reseptor, saraf sensorik, saraf
motorik dan efektornya
Stimulus  reseptor  saraf sensorik  saraf konektor
(saraf penghubung)  saraf motorik  efektor
Ketika ada stimulus yang diterma oleh reseptor, stimulus ini
akan diteruskan oles saraf sensorik menuju saraf konektor,
kemudian dari saraf konektor impuls diteruskan ke saraf
motorik. Neuron motorik mentransmisi impuls menuju organ
tubuh yang akan menjawab. Organ tubuh yang menjawab
impuls ini adalah efektor.
b. Refleks patella termasuk refleks spinal karena konektornya
berada di dalam sumsum tulang belakang.

5. Apabila untuk satu macam refleks diberikan lebih dari satu perlakuan,
bandingkan hasilnya dan jelaskan!
Jawab: Apabila untuk satu macam reflek diberikan lebih dari satu
perlakuan, maka refleks yang paling cepat prosesnya adalah
refleks yang terjadi ketika diikuti ole aktivitas yang berhubungan
dengan otak (terbukti pada percobaan diatas). Hal ini disebabkan
oleh busur rfleksnya lebih pendek dibandingkan dengan yang
diikuti oleh aktivitas yang berhubungan dengan otot atau tanpa
diikuti dengan perlakuan atau aktivitas yang lain.
H. KESIMPULAN
 Reseptor Sensori dibedakan menjadi 2 macam:
a) Indera Umum meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana, terdiri
dari :
- Sensai Sentuhan
- Sensasi Sakit
- Sensasi Proprioseptif
- Sensasi Termoreseptif
b) Indera Khusus terdiri dari :
- Indera Pembau
- Indera Penglihatan
- Indera Penginderaan
- Indera Pengecap
- Indera Equilibrium
 Berdasaekaan sistem pengendaliannya refleks digolongkan menjadi :
a) Refleks Somatis
- Dikendalikan oleh sistem saraf somatik.
b) Refleks Otonom
- Dikendalikan oleh sistem saraf otonom
 Refleks Pateela termasuk refleks sederhana karena hanya melibatkan
neuron sensorik dan neuron motorik.
 Jalur Refleks:
Stimulus Reseptor Neuron Sensorik
Neuron Konektor Neuron Motorik Efektor
I. DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri,Istamar.2007.Biologi.Jakarta:Erlangga.
Santoso,Panang.2005.Tuntas Biologi.Jakarta:Graha Pustaka.
Soewolo.2000.Pengantar Fisiologi Hewan.Jakarta:Proyek PGSM.
Anonim.2011.Gerak pada Manusia.http//google.com/blog biologi.

Anda mungkin juga menyukai