Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Sistem Saraf

Fisiologi Manusia Terapan

Disusun Oleh :
Annasthasya Zuhrotul Azizah Arsyid P27228018171
Diah Fismala Septyaningtyas P27228018178
Dwistyemilen Permata Utari P27228018182
Muhammad Yusril Jalil P27228018197
Novianti Sya’bani P27228018199
Ryan Gunawan P27228018207
Sistiana Kusuma Wardani P27228018211
Widyati Nur Aini P27228018218
Zanuba Bilqisty P27228018222

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PRODI D-IV JURUSAN OKUPASI TERAPI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem regulatorik utama tubuh; yang lain adalah
sistem endokrin. Ketiga jenis fungsional dasar neuron (neuron aferen, neuron eferen, dan
antarneuron) membentuk jalinan interaktif kompleks sel peka rangsang. Sembilan puluh persen
sel sistem saraf adalah sel glia yang tidak peka rangsang, yang sangat berinteraksi secara
struktural dan fungsional dengan neuron. Sistem Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan
medulua spinalis, menerima masukan tentang lingkungan ekternal dan internal dari neuron
aferen. SSP menyortir dan mengolah masukan ini melalui interneuron dan kemudian memulai
arahan yang sesuai di neuron eferen, yang membawa perintah ke kelenjar atau otot untuk
melaksanakan respon yang diinginkan, yaitu beberapa jenis sekresi dan pengerakan. Berbagai
aktivitas yang dikontrol oleh saraf ini ditujukan untuk mempertahankan homeostatis. Pada
umumnya sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) dan pelepasan
neurotransmitter untuk mengontrol respon cepat pada tubuh.
Sistem saraf tersusun menjadi Sistem Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan korda
spinalis, dan Sistem Saraf Tepi (SST) yang terdiri serat-serat saraf yang membawa informasi
antara SSP dan bagian tubuh lain (perifer). SST dibagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi
aferen membawa informasi ke SSP, memberi tahu tentang lingkungan eksternal dan aktivitas
internal yang sedang diatur oleh susunan saraf. Intruksi dari SSP disalurkan melalui divisi eferen
ke organ efektor—otot atau kelenjar yang melaksanakan perintah agar dihasilkan efek yang
sesuai. Sistem saraf efereen dibagi menjadi sistem saraf somatic, yang terdiri dari serat-serat
neuron motorik yang menyarafi otot rangka; dan sistem saraf autonom, yang terdiri dari serat-
serat yang menyarfi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Sistemyang terakhir dibagi lagi
menjadi sistem saraf simpatis dan parasimpatis, keduanya menyarafi sebagian besar organ yang
disarafi oleh sistem saraf autonom. Selain SSP dan SST, sistem saraf enterik merupakan
anyaman saraf luas di dinding saluran cerna. Aktivitas digestif dikontrol oleh sistem saraf
autonom, sistem saraf enterik, dan hormone. Sistem saraf enterik dapat bekerja independen tanpa
sistem saraf lainnya tetapi juga dipengaruhi oleh serat autonom yang berakhir di neuron enterik.
Sistem saraf enterik kadang-kadang dianggap sebagai komponen ketiga sistem saraf autonom,
sistem yang hanya menyarafi organ digestif.
BAB II
LAPORAN PRAKTIKUM

1. Nama naracoba : 1. Novianti Sya’bani ( NIM. P27228018199 )


2. Sistiana Kusuma W ( NIM. P27228018211 )
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : P
2. Hasil Praktikum :

Bagian Jumlah Jumlah %

Dorsal Tangan 16 100 %


Palmar 16 100 %
Dorsal Antebrachii 16 100 %

Usapan pada Bagian Keinginan Gerak

Dorsal Antebrachii Ekstensi pergelangan tangan


Volar Antebrachii Fleksi pergelangan tangan

3. Apakah terdapat perbedaaan jumlah titik yang teridentifikasi antara bagian dorsal dan
palmar tangan serta antebrachii ? Mengapa ?
Tidak, karena setiap bagian memiliki reseptor yang sama yaitu noseptor/reseptor nyeri dan
rasa nyeri ditentukan oleh kekuatan pada saat memberi stimulus ( saat jarum ditekan pada
tangan ) namun pada saat pemberian stimulus, penerima rangsangan menerima impuls yang
berbeda pada setiap bagian, karena pada bagian palmar memiliki selaput tanduk yang tebal.
4. Apakah terdapat perbedaan gerak antara usapan pada bagian volar antebrachii dengan
bagian dorsal antebrechii ? Mengapa ?
Ya. Karena seseorang memiliki reflek kerucut yaitu sesorang diberi stimulus maka akan
terpicu untuk menarik tangan ke arah rangsang yang diberikan ( usapan , nyeri )
5. Kesimpulan :
1. Setelah adanya identifikasi, maka tidak terdapat adanya perbedaan antara bagian dorsal
dan palmar tangan serta antebrachii karena setiap bagian tersebut memiliki reseptor yang
sama.
2. Noseptor/reseptor nyeri dan rasa nyeri itu ditentukan oleh suatu kekuatan pada saat
pemberian stimulus.
3. Penerima rangsangan akan menerima impuls yang berbeda pada setiap bagian karena
bagian palmar ini memiliki selaput tanduk yang tebal.
4. Adanya perbedaan gerak antara usapan pada bagian volar antebrachii dengan bagian
dorsal antebrachii, hal ini disebabkan setiap orang memiliki reflek kerucut artinya ketika
sesorang diberi stimulus maka akan terpicu menarik tangan ke arah rangsangan yang
diberikan ( berupa usapan dan nyeri ).
BAB III
PENUTUP

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setelah adanya
identifikasi, tidak terdapat perbedaan respon stimulus yang diberikan antara bagian dorsal dan
palmar tangan serta antebrachii karena setiap bagian tersebut memiliki reseptor yang sama.
Reseptor nyeri dan rasa nyeri itu ditentukan oleh suatu kekuatan pada saat pemberian stimulus.
Penerima rangsangan akan menerima impuls yang berbeda pada setiap bagian, karena pada
bagian palmar memiliki selaput tanduk yang tebal.
Kemudian adanya perbedaan gerak antara usapan pada bagian volar antebrachii dengan
bagian dorsal antebrachii, hal ini disebabkan setiap orang memiliki reflek kerucut artinya ketika
sesorang diberi stimulus maka akan terpicu menarik tangan ke arah rangsangan yang diberikan (
berupa usapan dan nyeri ).

Anda mungkin juga menyukai