2. KELOMPOK :6
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih sampai putih kelabu atau
putih kekuningan, tidak berbau, rasa sangat pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap.
2. Kelarutan Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian etanol (95%), dan dalam 7
bagian propilenglikol, sukar larut dalam kloroform dan dalam eter.
3. pH 4,5-7,5
4. OTT Tidak tahan terhadap pemanasan
5. Stabilitas Stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam
6. Cara sterilisasi Dengan radiasi sinar gamma
7. Indikasi Antibiotikum
8. Dosis lazim Dewasa : 50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat, dosis dapat
dinaikkan hingga 100 mg/kgBB per hari.
Anak-anak : 25-50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat, dosis
dapat dinaikkan hingga 100 mg/kgBB per hari.
9. Cara pemakaian 3-4 tetes setiap 6-8 jam selama 1 minggu
10. Sediaan lazim dan kadar Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Spektrofotometri Fourier Transform Infra
Red (FTIR)
11. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik
2. Kelarutan Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%), dan dengan kloroform, larut dalam 6
bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak.
3. pH -
4. Inkompatibilitas Agen pengoksidasi kuat seperti potassium permanganate.
5. Stabilitas Stabil pada temperature dingin jika disimpan di wadah tertutup baik, mudah teroksidasi di
temperature tinggi.
6. Cara sterilisasi Disterilisasi dengan cara pemanasan dalam ampul secara autoklaf atau filtrasi
7. Indikasi Zat tambahan, Pelarut
8. Dosis lazim Maksimal 25 mg/kgBB per hari
9. Cara pemakaian Digunakan sebagai pelarut dan pembawa khususnya untuk zat-zat yang yang tidak stabil
atau tidak dapat larut dalam air.
10. Sediaan lazim dan kadar -
11. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Hablur, tidak berwarna, bau dan rasa khas apek dan agak mirip kamfer, mudah menguap.
2. Kelarutan Larut dalam 130 bagian air, dalam 0,6 bagian etanol (95%), dan dalam 8 bagian gliserol
dan dalam minyak atsiri, mudah larut dalam kloroform dan dalam eter
3. pH -
4. OTT -
5. Stabilitas Mudah menguap dan mudah menyublim. Stabil baik pada pH 3 tetapi berkurang dengan
peningkatan pH.
6. Cara sterilisasi Di tunggu campuran obat sampai dingin baru di tambahkan klorbutanol
7. Indikasi Sedativum, pengawet, anestetikum local
8. Dosis lazim 0,2%-0,5%
9. Cara pemakaian Biasanya digunakan sebagai pengawet
10. Sediaan lazim dan kadar -
11. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
12. Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan vial plastic, penutup karet, bentonite, Mg trisilikat, polietilen dan
polihidroksi etil metoksilat.
Setiap bahan + 5% untuk menhindari berkurangnya kadar zat aktif saat proses pembuatan.
Perhitungan Isotonis:
Pada sediaan tetes telinga, keisotonisan tidak mutlak dipersyaratkan. Selain itu, larutan pembawa yang digunakan adalah bukan air karena
kelarutan kloramfenikol yang sukar larut dalam air. Oleh karena itu, ditambahkan zat pengisotonis seperti NaCl, serta larutan pembawa adalah
bukan air. Maka, tidak perlu dilakukan pendaparan.
INSTRUKSI KERJA
Bahan:
- Kloramfenikol
- Propilenglikol
- Klorbutanol
Alat:
- Timbangan
- Anak timbangan
- Pinset
- Label nama bahan obat
Prosedur:
A. Persiapan
1. Pilih dan ambil bahan yang akan ditimbang
2. Pastikan identitas dan kadaluwarsa bahan obat
3. Siapkan wadah yang sesuai
4. Beri label nama bahan obat disetiap wadah
5. Pakai masker dan sarung tangan serta pinset
6. Tara timbangan pada angka 0
B. Pelaksanaan :
1. Timbang bahan berikut sebanyak :
Nama Bahan Seharusnya Penimbangan
Kloramfenikol 19,26 gr 19,26 gr
Propilenglikol 248 gr 248 gr
Klorbutanol 17,67 gr 17,67 gr
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
INSTRUKSI KERJA
Bahan:
- Aquadest
Alat:
- Botol tetes telinga
- Gelas ukur
- Label penanda
Prosedur:
1. Masukkan aquadest kedalam gelas ukur ad 10ml
2. Masukkan aquadest tersebut kedalam botol, beri label
penanda dibawah batas air
INSTRUKSI KERJA
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
- Tutup penetes
- Pipet
- Karet pipet
- Karet vial
Prosedur:
A. Bahan
1. Gamma: kloramfenikol
2. Autoclave: propilen glikol dan klorbutanol disterilisasi
pada suhu 121°C selama 15 menit.
B. Alat
1. Flambir: kaca arloji, pinset, dan spatula disterilisasi
selama 20 detik.
2. Oven: beaker glass, botol tetes, vial, dan seng vial
disterilisasi pada suhu 170°C selama 30 menit.
3. Pembakaran: mortir dan stamfer disterilisasi dengan
pembakaran alkohol 95%.
4. Autoclave: gelas ukur, tutup penetes, dan pipet
disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
5. Rebus: karet pipet dan karet vial disterilisasi dengan
perebusan selama 30 menit.
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
INSTRUKSI KERJA
dingin.
4. Disterilisasikan dengan cara membran filtrasi
5. Masukkan obat kedalam botol tetes menggunakan
spuit steril sebanyak 10,7ml
INSTRUKSI KERJA
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
KEMASAN
1. Kemasan Primer
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
2. Kemasan Sekunder
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
3. Etiket
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional
4. Brosur
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional