Anda di halaman 1dari 5

1.

BPD sering menyebabkan gejala seperti perubahan suasana hati yang ekstrim dan
ketidakpastian dalam cara seseorang memandang diri sendiri dan orang lain.
Orang dengan BPD cenderung mengalami kesulitan mengatur emosi, perasaan
tidak stabil, dan pola hubungan yang intens.

Pada intinya, BPD memengaruhi cara berpikir dan perasaan seseorang tentang
diri mereka sendiri dan orang lain sehingga berdampak negatif pada kehidupan
sehari-hari, menurut Mayo Clinic.
3. Gangguan kepribadian borderline dan gangguan bipolar bukanlah hal yang sama.
Kedua gangguan ini memang memiliki beberapa kesamaan, yaitu perubahan
suasana hati dan perilaku yang ekstrim.

Namun, pada bipolar, perubahan tersebut terjadi antara episode depresi dan
manik (memiliki suasana hati yang meningkat dan energik secara tidak normal)
atau episode hipomanik, yang juga melibatkan tingkat energi dan aktivitas yang
sangat tinggi tetapi pada tingkat yang lebih rendah.

Selain itu, ketakutan akan pengabaian dan hubungan pribadi yang tidak stabil
pada BPD tidak termasuk dalam kriteria diagnostik gangguan bipolar.

4. Orang dengan BPD berada pada risiko tinggi untuk melukai diri sendiri dan
bunuh diri karena campuran emosi dan impulsif yang intens.
Seiring dengan keinginan menyakiti diri sendiri, ide dan perilaku bunuh diri secara
signifikan lebih lazim di antara orang dengan BPD, menurut NIMH.

American Psychiatric Association mencatat, 8 dari 10 persen orang dengan BPD


meninggal karena bunuh diri.

5. Tidak ada penyebab tunggal BPD, tetapi para ahli yakin ada beberapa faktor
risiko utama yang terlibat.
NIMH mencatat, penelitian menunjukkan kombinasi faktor keturunan, neurologis
dan lingkungan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami BPD.

Jika anggota keluarga menderita BPD, kemungkinan besar Anda juga


mengidapnya, tetapi tidak ada gen yang diketahui terkait dengan kondisi tersebut.

Otak penderita BPD juga tampak seolah-olah mengalami perubahan struktural


dan fungsional di area yang terkait dengan hal-hal seperti regulasi emosional,
tetapi tidak jelas apakah perubahan tersebut adalah penyebab atau akibat dari
kondisinya.
Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership) Hubungan antara Komorbiditas Psikiatri
dengan Terjadinya Ketidaktepatan Diagnosis pada Gangguan Bipolar = Relationship between
Psychiatric Comorbidities and Misdiagnosis in Bipolar Disorder Johanis Sebastian Edwin, author
Deskripsi Lengkap: https://lib.ui.ac.id/detail?id=20422641&lokasi=lokal
Penegakkan diagnosis gangguan bipolar sering mengalami kesulitan kerena adanya komorbiditas
yang mengakibatkan gejala pada gangguan bipolar tidak menonjol. Tumpang tindih gejala pada
gangguan bipolar dengan gangguan jiwa lainnya menyebabkan terjadinya ketidaktepatan diagnosis
sehingga orang dengan gangguan bipolar didiagnosis sebagai gangguan jiwa lainnya pada
pemeriksaan awal. Data dari National Depressive and Manic Depressive Association (NDMDA)
menunjukan 60% gangguan bipolar didiagnosis depresi, 26% anxietas, 18% skizofrenia, 17%
gangguan kepribadian borderline atau antisosial, 14% penyalahgunaan alkohol dan 11% skizoafektif.
Sekitar 69%-73% pasien dengan gangguan bipolar mengalami ketidaktepatan diagnosis pada saat
pemeriksaan awal.

Gangguan bipolar dan borderline personality disorder adalah dua jenis gangguan kepribadian yang kerap
dikira sama, lantaran memiliki gejala yang serupa. Padahal keduanya berbeda, lho. Apa saja perbedaan
antara gangguan bipolar dan borderline personality disorder? Berikut akan diulas terlebih dahulu satu
persatu.

Gangguan Bipolar
‘Bipolar’ memiliki arti ‘dua kutub’, dan seperti namanya pula gangguan bipolar dijelaskan sebagai suatu
kondisi ketika seseorang memiliki atau menunjukkan 2 kutub emosi yang sangat berbeda. Gangguan ini
terdiri atas 2 fase, yaitu mania dan depresi. Fase mania ditandai dengan episode kebahagiaan yang meluap-
luap, sedangkan fase depresi adalah kebalikannya, ditunjukkan dengan rasa sedih dan depresi yang
berlebihan.

Lebih spesifik, gejala yang ditunjukkan ketika seorang pengidap gangguan bipolar
mengalami fase mania adalah:

 Tidak bisa diam, harus bergerak terus atau berjalan mondar-mandir.

 Merasakan kegembiraan yang meluap-luap.

 Jadi lebih waspada terhadap lingkungan sekitarnya, mulai dari barang jatuh, sentuhan
orang lain, hingga suara-suara yang didengarnya.

 Bicara sangat cepat tanpa arah yang jelas (sulit dipahami).

 Tidak bisa tidur, begadang semalaman tapi tidak merasa mengantuk atau lelah di pagi
hari.

 Bertingkah sembrono, misalnya belanja gila-gilaan, bertengkar dengan guru atau


atasan, mengundurkan diri dari perusahaan, berhubungan intim dengan orang asing
tanpa kondom, mengemudi ugal-ugalan, atau mabuk minuman keras.
 Psikosis, yaitu tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya ada dalam
pikirannya.

Baca juga: Peran Keluarga dalam Menangani Gangguan Bipolar

Sementara itu, ketika pengidap gangguan bipolar mengalami fase depresi, beberapa gejala
yang ditunjukkan adalah:

 Menarik diri dari lingkungan dan orang terdekat.


 Kehilangan minat pada kegiatan yang tadinya dinikmati.

 Kehilangan tenaga dan energi secara drastis, biasanya pengidap tidak bisa
meninggalkan tempat tidur hingga berjam-jam atau berhari-hari.

 Bicara sangat lambat, kadang seperti orang yang sedang melantur.

 Gangguan daya ingat, konsentrasi, dan nalar.

 Terobsesi terhadap kematian, ingin bunuh diri, atau percobaan bunuh diri.

 Perubahan pola makan secara drastis, entah nafsu makan hilang atau meningkat.

 Terus-terusan merasa diri bersalah, tidak berguna, atau tidak layak.


Perlu diketahui bahwa gangguan bipolar tidaklah sama dengan gangguan lain seperti borderline
personality disorder. Perbedaan antara keduanya terletak pada intensitasnya. Pengidap bipolar biasanya
akan menunjukkan fase mania dan depresi yang sangat parah, sehingga mereka bisa saja kehilangan
kendali atas emosinya sendiri.

Borderline Personality Disorder


Berbeda dengan gangguan bipolar, orang dengan borderline personality disorder biasanya memiliki pola
pikir yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini kemudian membuat mereka sulit untuk mengatur emosi. Orang
dengan borderline personality disorder cenderung memiliki sejarah hubungan yang tidak stabil. Mereka
akan berusaha keras untuk tidak diabaikan oleh sekitar, dengan apapun caranya. Inilah salah satu
perbedaannya dibandingkan dengan bipolar.

Baca juga: Borderline Personality Disorder Bisa Sebabkan Mood Naik Turun


Orang dengan gangguan kepribadian borderline  lebih cenderung memiliki masalah kesehatan mental
lainnya juga. Mereka juga cenderung memiliki beberapa jenis trauma saat kecil dibandingkan dengan
orang yang mengalami bipolar. Selain memiliki masalah kesehatan mental lainnya, pengidap borderline
personality disorder biasanya juga memiliki masalah dengan gangguan makan, citra tubuh, dan
kecemasan. Mereka biasanya mengalami masalah dalam mengendalikan pikiran dan mengelola
perasaannya, dan seringkali memiliki perilaku impulsif dan sembrono.

Lebih jelasnya, gejala yang ditunjukkan pengidap borderline personality disorder  adalah:

 Ketakutan berlebihan akan penolakan atau ditinggalkan seseorang.

 Perasaan yang sangat cemas, khawatir, dan depresi.

 Memiliki sejarah asmara yang tidak stabil (berubah drastis) dari cinta yang amat
sangat berubah menjadi kebencian.
 Mengalami perubahan mood  yang terus-menerus, berlangsung selama beberapa hari atau hanya
beberapa jam.

 Memiliki citra diri yang tidak stabil.

 Kesulitan merasakan empati terhadap orang lain.

 Perilaku impulsif, berisiko, merusak diri sendiri yang berbahaya. Misalnya suka
menyakiti diri sendiri secara fisik, mengemudi dengan sembrono, atau melakukan
penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
 Paranoid.

 Perasaan terasing, bosan, dan hampa.


Sekilas, gejala-gejala tersebut tampak mirip dengan fase depresi pada gangguan bipolar. Namun, pada
pengidap borderline personality disorder, mood swing  ini akan tetap ada terus. Sementara pada orang
dengan gangguan bipolar, akan ada masa-masanya di mana mereka tidak akan merasakan gejala-gejala
mania atau depresif sama sekali. Mereka akan tampak tenang seperti orang pada umumnya.

Selain itu, gangguan bipolar bisa terjadi tanpa pemicu yang jelas alias muncul tiba-tiba. Berbeda
dengan borderline personality disorder, yang dapat muncul ketika dipicu oleh faktor-faktor seperti konflik
dengan orang terdekat.

Anda mungkin juga menyukai