TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
Muhammad 1715040102
DOSEN PENGAMPU:
2020/2021
i
PEMBAHASAN
1
B. Gejala (BPD) Borderline Personality Disorder
Gejala gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality
Disorder (BPD) ini biasanya timbul pada seorang individu yang beranjak
pada masa remaja menuju kedewasaan seseorang dan hal ini masih bisa
bertahan pada saat individu tersebut mulai dewasa hingga menua. Ketika
beranjak pada masa usia dewasa gangguan kepribadian ini timbul atau
muncul dalam rupa gelaja yang ringan sampai berat. Gangguan yang
terjadi pada kepribadian individu seseorang ini berupa gangguan psikis
atau mental yang sangat jelas diketahui berupa suasana hati seseorang
yang bersifat tidak stabil (berubah-rubah) dan berubah arah sesuai psikis
yang dialamai.
Kebanyakan orang mengalami gangguan ini lebih dominan ketika
cara dia berfikir dan bertindak serta cara penyesuaian diri dari segi sudut
pandang atau dari sisi lain yang mengakibatkan timbulnya rasa insecure
serta perasaan yang berbeda pada orang lain yang pada umumnya.
Hal ini juga berdampak pada seseorang serta timbulnya masalah
dalam kehidupan sehari-hari serta menjalin hubungan dengan orang lain
atau individu lain seperti dalam bentuk keuangan atau dunia lingkungan
pekerjaan. Gejala yang timbul pada kepribadian di masa remaja menjelang
dewasa ada empat gejala, yaitu:
1. Gangguan pada pola pikir dan persepsi seseorang
Ada saatnya gangguan ini terjadi pada suatu individu jika terjadi
pada seseorang seperti timbulnya suatu pemikiran yang tiba-tiba atau
sekilas bahwa dirinya beranggapan tidak benar atau buruk.
2. Perilaku yang bersifat impulsife
Sikap ini lebih dominan terjadi atua timbul serta membahayakan
juga pada diri seeorang yang utama sekali pada diri kita sendiri atau
melakukan tindakan yang tidak senonoh dan sangat tidak bertanggung
jawab contohnya yang utama sekali menganiaya diri sendiri atau
melukai diri, narkoba, melakukan hubungan seksual dalam tindakan
yang tidak sewajarnya.
2
3. Menjalin hubungan yang intens tapi tidak stabil
Dapat kita ketahui dari segi fans atau mengidolakan serta
menggemari sesseorang tersebut dan dikala itu timbullah rasa yang
dimana kita pribadi merasa orang tersebut bersikap tidak baik serta
tidak ada rasa kepeduliannya maka saat itulah kita menjalin suatu
hubungan dengan orang lain yang begitu intens tetapi tidak stabil.
4. Ketika suasan aatau keadaan hati tidak stabil atau tidak normal.
Dapat kita ketahui dalam suatu kondisi ini kita bisa menyadari
gangguan ini hanya bisa berlama lama hingga kuranng lebih dari satu
jam, presepsi ini dapat kita rasakan dalam keadaan tidak moodnya
suasana fikiran maupun hati seperti kita hampa dan merasa
kekosongan, dan hal ini juga sulit terhadap kita dalam mengendalikan
suatu intensef berupa marah dan lain sebagainya.
3
Kelainan Pada Otak, dimana penderita BPD ini dapat merubah fungsi
dan struktur pada otak yang menyebabkan zat kimia pada otak (
Neurotransmitter) tidak dapat bekerja dengan baik dalam pengaturan
emosi dan impuls seseorang sehingga individu yang mengalami BPD
ini suasana hatinya mudah berubah-rubah dan sering muncul
kecemasan yang berlebih hingga membuat individu itu berfikir untuk
bunuh diri.
4
bisa lebih positiif dalam berfikir hingga menghindari perlakuan untuk
menyakiti dirinya sendiri.
2. General Psychiatric Management
Dalam terapi ini penderita BPD di bantu untuk bisa lebih mengerti
tentang perasaannya sendiri yang seringkali menjadikan masalah
dalam dirinya sendiri membuat ia mudah emosi. Terapi ini bisa
didampingi langsung dengan penyuluhan keluarga, sahabat, dan bisa
juga di berikan obat langsung dari psikoterapisnya.
3. Mentalization-Based Therapy (MBT)
Pada terapi ini disebut bahwa penderita BPD mempunyai kondisi
mental yang buruk, dimana penderita menganggap bahwa apa yang di
fikirannya tentang orang lain itu selalu bIenar, maka terapi ini
bertujuan untuk menyadarkan penderita BPD agar mampu memahami
bahwa orang lain juga memiliki, emosi, kepercayaan, dan pikirannya
sendiri sehingga persepsi seseorang tidak selalu benar pada kondisi
mental orang lain. Dengan kata lain terapi ini dilakukan agar penderita
mampu mengontrol pikirannya dan memeriksa apakah pikiran,
kepercayaan dan penilaianya terhadap orang lain itu benar, realistis,
sesuai fakta atau tidak, agar penderita tidak memaksakan hal yang
dipikirkan pada orang lain itu harus selalu benar hingga memuat
dirinya sendiri insecure.
4. Dialectical Behaviour Therapy (DBT)
Terapi ini digunakan pada penderita yang sangat mudah merasa
depresi, lebih emosional pada setiap permasalahan, dan gampang putus
asa karna mengganggap orang di sekitarnya tidak mempedulikannya.
Terapi dengan berdialog ini bertujuan agar penderita BPD bisa
menerima tekanan, menjalin hubungan lebih baik pada orang lain, dan
dapat mengontrol emosi dalam diri sendiri.
5. Pelatihan Sistem untuk Prediktabilitas Emosional dan Pemecahan
Masalah
5
Terapi ini adalah terapi yang di lakukan dengan dampingan
keluarga, sahabat, pasangan atau teman yang menemani penderita BPD
dalam menjalankan terapi selama 20-30 menit sebagai tambahan terapi
pada psikoterapisnya.
6. Terapi Skema
Terapi skema untuk pengobatan gangguan kepribadian ambang
mengacu pada tradisi perilaku-kognitif, keterikatan, dan berfokus pada
emosi dan mengkonseptualisasikan penderita yang memiliki gangguan
kepribadian tersebut. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengatur
kembali struktur dalam diri seseorang/penderita. Ada 3 mekanisme inti
perubahan yang digunakan dalam terapi ini umtuk mencapai tujuan
tersebut, yaitu:
a. Reparenting Terbatas
Terapi ini berupaya untuk menciptakan tempat dimana
penderita dapat tumbuh dari fungsi sebagai anak-anak menjadi
fungi sebagai orang dewasa yang sehat. Untuk mencapai tujuan ini,
terapis berprilaku dengan cara yang hangat dan simpatik, dan
mereka berusaha menciptakan situasi yang memberikan keamanan,
stabilitas, dan penerimaan bagi penderita BPD.
b. Teknik Kognitif
Tujuan utama dalam teknik ini adalah pendidikan yang
difokuskan pada pengajaran penderita tentang kebutuhan normal
“kebutuhan dasar yang stabil”, mendapatkan cinta dan pengasuhan,
diterima dan diakui, diperlaukan dengan empati, menerima
bimbingan dan perlindungan yang tepat, perasaan dan kebutuhan
seseorang divalidasi yang semasa anak-anak mungkin belom
terpenuhi kebutuhan dasarnya itu.
c. Pemutusan Pola Perilaku
Fase ini yang merusak pola perilaku biasanya meruapakan yang
terakhir dan seringkali prosesnya sangat lama. Terapis dan
penderita dapat bekerja sama untuk mengklarifikasi perilaku mana
6
yang paling berdampak negatif pada kehidupan penderita dan
orang lain, dan perilaku yang paling serius dapat di pilih sebagai
target perubahan/pemutusan pola perilaku.
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality
Disorder (BPD) adalah gangguan yang terjadi pada seseorang terkait pada
kepribadian individu berupa ketidaknormalan terhadap orang lain, dan
juga cenderung sekali melukai serta menyakiti diri sendiri bahkan
mencoba melakukan bunuh diri. Dapat kita ketahui kepribadian ambang
ini yaitu suatu impulsivitas dan ketidaknormalan terhadap suatu pertikaian
berupa hubungan dengan individu lain.
Gejala gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality
Disorder (BPD) ini biasanya timbul pada seorang individu yang beranjak
pada masa remaja menuju kedewasaan seseorang dan hal ini masih bisa
bertahan pada saat individu tersebut mulai dewasa hingga menua. Ketika
beranjak pada masa usia dewasa gangguan kepribadian ini timbul atau
muncul dalam rupa gelaja yang ringan sampai berat.
Gejala yang timbul pada kepribadian di masa remaja menjelang
dewasa ada empat gejala, yaitu:
1. Gangguan pada pola pikir dan persepsi seseorang.
2. Perilaku yang bersifat impulsife.
3. Menjalin hubungan yang intens tapi tidak stabil
4. Ketika suasan aatau keadaan hati tidak stabil atau tidak normal
8
4. Kelainan Pada Otak
9
DAFTAR KEPUSTAKAAN
https://www.halodoc.com/Kesehatan/gangguan-kepribadian-ambang
10