Anda di halaman 1dari 28

ELECTRO

CONVULSIVE
THERAPY

Ayesha
Devina
Electro Convulsive
Theraphy (ECT)
Tindakan terapi menggunakan aliran listrik singkat
dalam jumlah terkendali untuk menghasilkan kejang

Aktivitas kejang --> perubahan biokimia tertentu -->


mengurangi atau bahkan menghilangkan gejala
Metode
Elektrode yang ditempatkan pada bagian
temporal kepala

Aliran listrik pada otak

Menimbulkan kejang seperti pada epilepsi


granmal
Sejarah Perkembangan ECT
Perbaikan
Teori-teori Teori Kejutan dalam
awal Insulin Anestesiologi

1 2 3 4 5

Teori Induksi Kejang


Antagonisme Tenaga Listrik
Biologi
Teori-teori Awal

Hippocrates
Membuktikan pengobatan ganguan jiwa dengan
menggunakan parasit malaria untuk menginduksi
kejang

Dokter Swiss “Paracelcus”


Pada abad ke-15 masehi, menginduksi kejang
dengan pemberian peroral kamper untuk
pengobatan mania dan psikosis
Teori Antagonisme Biologi

Hongaria von Meduna (1934)


Melaporkan sebuah antagonisme biologis yang tak
dapat dipisahkan antara skizofrenia dengan epilepsi

Juga melaporkan efek-efek bermanfaat dari kejang


yang diinduksi oleh kamper pada pasien katatonik
Teori Kejutan Insulin

Manfred Sakel (1920)


Membuktikan dengan fakta-fakta terapi insulin bagi
penderita skizofrenia

Insulin diberikan pada pasien untuk menginduksi


suatu keadaan hipoglikemik
Induksi Kejang Listrik

Cerletti & Bini (1937)


Menggunakan aliran listrik yang diletakkan pada
kepala untuk menginduksi kejang terapeutik

Pasien pertama yang mempunyai gejala katatonia


membaik

Lebih aman daripada induksi kejang dengan


menggunakan zat kimia

Diterima secara luas diseluruh Eropa dan Amerika


Perbaikan dalam Anestesiologi

Pada periode awal komplikasi seperti fraktur tulang


dan pasien merasa tidak nyaman

Penggunaan curare, sebagai perelaksasi otot, oleh


Benett(1940) membuat paralisis sempurna pada
pasien selama kejang

Pengembangan pemberian barbiturat jangka pendek


IV pada tahun 1950 memberikan induksi cepat
terhadap sedasi dan lupa sekitar
Prinsip Kerja ECT
● Menginduksi kejang dengan pemberian arus listrik
singkat
● Dilakukan dibawah anastesi umum
● Mengurangi sekresi saluran napas > Atropin
● Depolarizing Muscle Relaxan > Suksinilkolin
● Pemberian rangsangan listrik : Bilateral atau
Unilateral
Pemasangan Elektroda

Bilateral Unilateral

Masing-masing elektroda Elektroda hanya ditempatkan pada


ditempatkan pada 2.5 - 4 cm satu sisi kepala, biasanya sisi yang
diatas titik tengah, pada garis tidak dominan. ECT unilatreral
yang menghubungkan tragus biasanya lebih aman karena
dengan cantus lateral efeksampingnya jauh lebih sedikit
Parameter Arus Listrik

Dosis standard menurut American Psychiatric Association


● Voltage : 70 - 120 voltz
● Duration : 0,7 - 1,5 seconds
INDIKASI ECT

Depresi Berat

Skizophrenia
Gangguan Afektif
Bipolar

Katatonia
INDIKASI LAIN ECT

Parkinsonisme

Status Epilepticus
Neuroleptic Malignant
Syndrome
Gangguan Obsesif -
Kompulsif
KONTRAINDIKASI
Mutlak Relatif
- Kardiovascular
(Coronary artery
disease, HTN,
- Cedera spine, aneurysms,
arrhythmias)
- peningkatan TIK
- tumor otak - Serebrovascular
(stroke, space
occupying lesions,
aneurysms)

- Kondisi-kondisi lain
seperti kehamilan dan
anastesi resiko tinggi
EFEK SAMPING
❏ Efek samping dari obat bius: sakit kepala, mual,
muntah
❏ Gigi patah
❏ Nyeri otot
❏ Sistem Kardiovaskular : Aritmia, bradikardi, asistol
❏ Delirium : 15-30 menit, 10% kasus
❏ Amnesia sementara
Keuntungan ECT
❏ Tingkat keberhasilan tinggi
❏ Untuk orang yang tidak dapat menoleransi efek
samping obat
❏ Bekerja cepat dan singkat terutama dibandingkan
antidepresan
PEMERIKSAA EVALUASI
N PRE ECT
PRE ECT
• Informed consent
RIWAYAT
• Pemeriksaan fisik
• Hipertensi
• Laboratorium • Cedera muskuloskeletal
• EKG • Osteoporosis

• Antipsikotik
Toraks photo
• Litium
• EEG • Antidepresan trisiklik
• Gigi • Reserpine atau
antikolinesterase
EVALUASI PRE ECT
PERSIAPAN PASIEN PERSIAPAN ALAT
• Informed consent • Mesin ECT lengkap
• Membuat pasien agar nyaman , tidak
takut • Tabung dan masker oksigen
• Perhiasan, jepit rambut atau gigi palsu • Kasa basah untuk pelapis elektrode
dilepas terlebih dahulu
• Spuit, Kateter IV
• Bantuan perawat untuk mencegah
terjadi fraktur saat kejang • Karet pengganjal gigi agar lidah
• Puasa 6 - 8 jam
tidak tergigit
• Pengobatan psikotropik dihentikan
selama satu rangkaian pemberian ECT • Tempat tidur datar
untuk menghindari interaksi.
PROSEDUR

OBAT-OBATAN TIPE POSISI


STIMULASI ELEKTRODA
• Antikolinergik
• Anastesi
ELEKTRIK
• Bilateral
a. methohexital
b. ketamine • Unilateral
c. propofol
• Muscle relaxan
a. succinylcholine
b. curare
POSISI ELEKTRODA
Cara Penggunaan
ILUSTRASI ECT
EVALUASI POST ECT
• Penting dilakukan pengawasan karena pasien biasanya masih
belum sadar penuh
• Cek kondisi vital kembali. Biasanya pasien tertidur dan kadang
dapat menjadi gelisah
• Perlu diawasi hingga kesadaran pulih kembali
• Setelah sadar, pasien perlu distimulasi dengan cara mengajak
berkomunikasi
• Memulihkan orientasi dan ingatan secara bertahap
• Berikan suasana tenang dan nyaman
KOMPLIKASI
KATEGORI 1
Risiko kesehatan dan fisik, termasuk reaksi negatif terhadap obat anestesi dan obat
relaksasi otot, komplikasi kardiovaskular, trauma fisik, nyeri, ketidaknyamanan, kejang
berkepanjangan dan kematian.

KATEGORI 2
Kategori iniadalah risiko disfungsi kognitif dan memori.

KATEGORI 3
Kategori ini adalah risiko kerusakan pada alat ECT, dimana kualitas alat TEK yang
digunakan harus memenuhi Standard International Electrotechnical Commision.
KESIMPULA
N
❖ ECT efektif dalam berbagai gangguan jiwa seperti
depresi, mania, skizofrenia terutama katatonia,
tetapi tetap menjadi isu yang belum terselesaikan
bagaimana mekanisme kerja ECT pada setiap
gangguan jiwa tersebut.

❖ Keberhasilan dari ECT secara klinis tergantung


dari kualitas aktivitas kejang yang dibangkitkan.

❖ Penggunaan ECT harus bijaksana dan berhati-hati


untuk meminimalkan risiko
TERIMA
KASIH
Selamat Berpuasa…😊

Anda mungkin juga menyukai