Materi berikutnya dapat di download di link berikut ini: http://dosen.stie-alanwar.ac.id/read/dinda/2018/02/08/97/Ilmu_Budaya_Dasar MANUSIA DAN KEADILAN • Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal • Menurut Socrates keadilan tercipta bilamana warna negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. • Kong Hu Cu, berpendapat keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing masing telah melaksanakan kewajibannya. • Menurut W.J.S. Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat sebelah dan tidak semena- mena serta tidak memihak. • Secara umum, Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. • Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, dan sebaliknya. BERBAGAI MACAM KEADILAN A. Keadilan Legal atau Keadilan Moral. Sebuah keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bila setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya dengan baik. B. Keadilan Distributif. Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlaukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama. C. Keadilan Komutatif. Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Hal ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. KEJUJURAN • Kejujuran adalah apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. • Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya hak dan kewajiban serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa. • Kesadaran moral ialah kesadaran tentang diri sendiri karena kita melihat diri sendiri berhadapan dengan hal baik dan buruk. KECURANGAN Kecurangan identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, kecurangan merupakan lawan dari kejujuran. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menambah kekayaan yang berlebihan dengan tujuan dianggap sebagai orang yg paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekitarnya hidup menderita. • Sebab-sebab orang melakukan kecurangan, yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. • Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi bila manusia dalam hatinya telah di gerogoti jiwa tamak, iri dan dengki maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan melakukan kecurangan. PEMBALASAN Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi ini dapat berupa perbuatan yang serupa, maupun tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan, pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pemulihan Nama Baik Nama baik merupakan tujuan hidup setiap orang. Nama baik artinya nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik, terlebih bila menjadi teladan bagi orang lain atau tetangga disekitar adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Yang dimaksud tingkah laku atau perbuataan antara lain cara bergaul, cara berbahasa, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang lain. •. Pada hakekat pemulihan nama baik adalah kesadaran individu akan segala kesalahannya. Bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak. Ada tiga macam godaan yang merusak nama baik, yaitu harta, tahta dan wanita. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat dan meminta maaf, tidak hanya dibibir tapi juga dengan perilaku yang nyata.