Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahNya maka
Bingkai Social Order ( Ketertiban Sosial ) tepat waktu dan lancar guna memenuhi
tugas Dosen pada mata kuliah Pendidikan Pancasila di Universitas Sangga Buana
YPKP.
Penulis menyadari makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak .Besar harapan jika makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
bangsa, agama, ras, bahasa, serta budaya yang disebut juga dengan multicultural.
Dengan keberagaman ini maka harus tercipta sebuah ketertiban sosial ( sebagai
yang dapat berlangsung secara kondusif bagi kepentingan manusia sendiri jika
kehidupan mereka terus menerus berada dalam keadaan tidak tertib. Sulit untuk
meragukan bahwa ketertiban merupakan kunci awal bagi masyarakat manapun dan
pada segala tingkatan (rukun tetangga sampai ke tingkat global ) supaya kehidupan
Ketertiban yang diperlukan harus merupakan produk dari hukum yang rasional
untuk dapat menjadi tempat berpijak bagi mereka yang hendak “menegakan“ keadilan
itu sendiri.
1
Logika yang mengedepankan ketertiban sebagai conditio sine qua non untuk
bisa membangun keadilan bertolak dari fakta bahwa gagasan keadilan adalah perkara
yang sebenarnya karena itu justru membuatnya rentan untuk bermuara sebagai
ketidak- adilan.
dan keadilan” lebih merupakan hasutan untuk massa rakyat yang banyak menderita
terlalu lama.
Suatu keadaan tertib bisa bersifat damai meskipun tidak adil seperti Irak di
seterbatas itu karena melibatkan aspek-aspek lain dari kehidupan bersama yang
berjangkar dalam tertib sosial, yaitu tatanan sistemik yang terjalin dari struktur yang
utuh dan bersandar pada pranata sosial, serta interaksi dan kebiasaan terpola antar
sesama anggota dari suatu komunitas yang dikembangkan oleh manusia untuk
mengatur harmoni antar status dan peranan masing-masing warga dalam suatu
keteraturan yang terus-menerus dibina dan ditaati demi tegaknya komunitas yang
bersangkutan.
masyarakat. Hal ini dapat membatasi aktivitas seseorang dalam melakukan segala
kegiatan. Sehingga hukum berperan vital untuk mencegah terjadinya perilaku warga
2
Karena suatu tertib sosial selalu merupakan ekspresi kebudayaan yang nota
bene adalah aneka ragam menjadi logis semata jika konsep ketertiban umum yang
bertumpu padanya juga dipahami secara berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat
lainnya. Kenyataan itu nampaknya melatar belakangi masalah yang ada pada sistem
B. RUMUSAN MASALAH
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik, buruk, berharga, kelebihan atau
dambaan, dan keharusan. Apabila berbicara tentang nilai, sebenarnya kita berbicara
tentang hal yang ideal yakni berupa cita-cita, harapan, dambaan dan keharusan.
mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, berharga (nilai kebenaran), indah (nilai
estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Berdasarkan pendapat para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan sesuatu yang didambakan juga
dapat di cita-citakan dan dapat pula menjadi harapan bagi orang-orang. Sesuatu hal
Masyarakat Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, dan agama.
4
Ini merupakan sebuah filosofi yang ditafsirkan sebagai ideologi yang
menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan
Istilah ini juga kerap digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis
dan kesetaraan berbagai budaya local tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi
budaya lain.
suku bangsa. Meski demikian, bukan berarti terdapat kesenjangan atau perbedaan hak
1. Demokratis
Demokratis merupakan kata sidat dari demokrasi. Cara berpikir, bersikap dan
bertindak yang menilai sama antara hak serta kewajiban dirinya dengan orang lain.
Warga negara yang memiliki perilaku hidup yang baik didalam lingkungan
5
Dapat dilihat melalui Universal Declaration on Cultural Diversity oleh
UNESCO yang menyatakan bahwa hanya ketika keragaman kultural berada dalam
konteks keseimbangan dengan kohesi social, maka kita dapat mencapai jalan menuju
2. Pluralisme
Ini merupakan paham atau ideologi yang menerima keberagaman sebagai nilai
positif dan itu merupakan suatu yang empiris. Menurut Dr. Hj. Rodhatul Jennah , M.
majemuk (plural) yang harus diatur sedemikian rupa untuk menciptakan suasana
3. Humanisme
Humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia serta semua upaya
kemanusiaan.
6
Penerapan humanism dalam masyarakat multicultural dapat dilakukan oleh
berbagai Lembaga baik di sekolah negeri dan swasta, lingkungan keluarga dan
Keadilan merupakan kata yang berasal dari kata Adil. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak,
serta berpihak pada terhadap salah satu pihak dan tidak sewenang-wenang. Sementara
keadilan adalah perilaku atau perbuatan yang adil. Jadi keadilan merupakan sebuah
tindakan/perilaku atau perbuatan yang seimbang terhadap satu sama lainnya. Menurut
Baker, dalam perjanjian lama ada dua kata yang menggambarkan pengertian mengenai
adil yaitu “tsedeq” dan “mishpat”, keadilan yang dimaksudkan itu tidak berdiri
menurut kita belum tentu adil menurut orang lain suatu keadilan seharusnya relevan
dengan segala sesuatu yang ada di lingkungan masyarakat umum, tidak bisa menurut
7
B. NILAI YANG TERKANDUNG DI SILA KE-2
Menurut Darmdiharjo (dalam Kaelan, 2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang
terkandung dalam “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” adalah menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama, ras
keturunan, dan status sosial. Sedangkan menurut Fauzi (2013,18) sila “Kemanusiaan
Yang Adil Dan Beradab” menunjukan pengakuan, yaitu menetapkan manusia pada
harkat dan martabat manusia. Peraturan di Indonesia harus bisa mewujudkan tujuan
Berdasarkan dari pendapat diatas disimpulkan bahwa Pancasila sila ke-2 ini
memiliki nilai bahwa setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama sebagai
makhluk Tuhan yang Eaha Esa, dan saling menghargai satu sama lain tanpa
membedakan suku, ras, dan agama serta status sosial. Hukum di Indonesia pun harus
mempunyai kedudukan yang sama, tidak boleh saling membeda-bedakan satu sama
lain.
8
C. SOCIAL ORDER
Tertib social menurut Aletheia Rabbani (2020) menjelaskan bahwa salah satu
keadaan masyarakat dengan kehidupan tertib dan teratur sebagai hasil dari interaksi
social yang berjalan harmonis. Tertib social ini terjadi bila pendapat antara tindakan
anggota masyarakat dengan nilai norma yang berlaku didalam masyarakat tersebut.
Menurut Aletheia Rabbani juga (2020) menjelaskan bahwa sebuah system nilai dan
Emile Durkheim menjelaskan bahwa keteraturan social (social order) suatu set
bagian dari normal social. Focus kajian social Emile Durkheim yaitu focus pada fakta
social atau cara berpikir, bertindak dan berperilaku individu yang sifatnya eksternal
Berdasarkan pendapat diatas social Order atau Tertib sosial merupakan sebuah
perilaku masyarakat yang terbentuk secara teratur dan tertib sesuai perannya di dalam
searah dengan nilai dan kebiasaan yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.
Social order juga akan tercipta jika ada norma yang nyata dan jelas.
9
BAB III
PEMBAHASAN
bingkai aturan yang telah disepakati bersama. Pandangan yang formal legistis
mendominasi pemikiran para penegak hukum, sehingga apa yang menjadi bunyi
Namun ada kelemahan dalam pandangan ini yaitu hukum yang kaku cenderung
sudah di tetapkan.
Produk dari pengadilan adalah putusan hakim. Dari sinilah awal dapat
Para petinggi hukum tidak perlu berteriak-teriak minta kepada masyarakat agar
10
Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi dasar berpijaknya hukum yaitu
hanya dikatakan sebagai Law and Order (Hukum dan Ketertiban) tetapi telah
berubah menjadi Law, Order dan Justice (Hukum, Ketertiban, dan Ketentraman).
Dalam buku Prof. van Apeldoorn yang berjudul “Inleiding tot de studie van
melainkan terdapat tujuan lain seperti kemanfaatan dan kepastian hukum. Ketiga
tujuan tersebut tidak saling bertentangan bahkan saling melengkapi satu sama lain.
tujuan hukum. Rudolf Stammler dan Radbruch adalah salah satunya. Radbruch
menyatakan bahwa keadilan sebagai tujuan umum dapat diberikan arah yang
Keadilan dianggap sebagai tujuan umum dan merupakan tujuan hukum itu
11
bahwa keadilan menjadi wajib untuk tetap ditegakkan kendatipun tidak ada dalam
ketentuan normatif.
Ketidakadilan merupakan hasil konstruksi sosial dan kultural yang dapat terjadi
melalui proses sosialisasi, penguatan secara struktural maupun kultural. Mereka yang
mempunyai kekuasaan, mereka yang menang. Mereka yang punya uang banyak, pasti
Ada pengakuan informal di masyarakat bahwa karena hukum dapat dibeli, maka
aparat penegak hukum tidak dapat diharapkan untuk melakukan penegakan hukum
secara menyeluruh dan adil. Praktik penyelewengan dalam proses penegakan hukum,
seperti mafia hukum dan peradilan, peradilan yang diskriminatif atau rekayasa proses
peradilan merupakan realitas yang mudah ditemui dalam penegakan hukum di negeri
ini.
• Stereotip
12
Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar ras berdasarkan
kategori ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun
selalu dikaitkan dengan superioritas kelompok in group dan mereka sebagai kelompok
yang inferior atau kelompok out group. Anggota in group biasanya cenderung
• Marginalisasi
dengan lembaga sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga
sosial ekonomi lainnya. perbedaan antara populasi dan kelompok seperti etnis, ras,
mudah bagi penduduk yang dominan untuk meminggirkan kelompok yang lemah.
13
melaksanakan beberapa tingkat kontrol dan kekuasaan atas kelompok-kelompok yang
• Subordinasi
sehingga selalu merasa dapat bertindak secara tidak adil, menguasai, dan mempunyai
karena mereka secara fisik maupun kultural merupakan subjek yang diperlakukan
• Dominasi
Dominasi harus dipahami sebagai suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang
atau kelompok bahwa mereka bergantung pada hubungan sosial dimana beberapa
14
orang atau kelompok lain memegang kekuasaan sewenang-wenang atas mereka. Ada
keunggulan komparatif dan kompetitif secara struktural dan sistemik dalam berbagai
bidang.
MASYARAKAT
Ketidakadilan sangatlah dibutuhkan bagi seluruh makhluk hidup, bila tidak ada
keadilan maka akan terjadi pertikaian lalu perebutan hak milik dan pula
Namun, jika untuk negara bila tidak memiliki keadilan maka negara akan
15
menimbulkan kekacauan atau masalah dalam negeri sehingga dibutuhkan yang
berpengaruh bagi kehidupan dan kesejahteraan. Jika kita menerapkan keadilan maka
16
BAB IV
KESIMPULAN
Hukum sebagai pengendali sosial berperan aktif untuk menentukan tingkah laku
manusia yang dianggap menyimpang terhadap aturan hukum. Sehingga hukum dapat
memberikan sanksi terhadap pelanggar dengan asas keadilan. Agar fungsi hukum
dapat berjalan dengan baik perlu adanya sosialisasi terhadap hukum dan harus ada
Hal ini menghindari perilaku yang masih sangat sering memainkan hukum serta
batasan yang perlu diperhatikan dan dimengerti. Maka hukum disini mempunyai
keadilan.
Dari uraian diatas dapat kita garis bawahi jika dilihat secara substansi bahwa
hukum itu ada semata-mata hanya untuk mengatur dan melindungi kehidupan
masyarakat. Pemaknaan hukum sebagai sesuatu yang bersifat wajib akan memberikan
dampak bagi praktik hukum dengan semakin meningkatnya kepatuhan hukum yang
memang dilandasi oleh internalisasi secara evaluative oleh tiap-tiap individu sebagai
anggota masyarakat.
17
Jika memang secara substansial, hukum memang mencerminkan perlindungan
bahwa hukum itu ada guna melindungi kepentingan mereka dan melalui mekanisme
“beradab”, yaitu hubungan antar bangsa yang berbudaya yang menjunjung tinggi nilai
rumusan yang demikian , selain sebagai dasar negara maka “Keadilan” menjadi tujuan
18
DAFTAR PUSTAKA
Fakrulloh, Zudan Arif. 2005. Penegakan Hukum Sebagai Peluang Menciptakan Keadilan:
publikasiilmiah.ums.ac.id.
inge Dwisivimiar. 2011. Jurnal Imiah: Keadilan Dalam Perspektif Filsafat Ilmu Hukum.
Wibawanti, SS. 2013. Persepektif Filsafat Hukum. Keadilan Sebagai Tujuan Hukum Dalam
http://estiisma.blogspot.com/2015/01/ketidakadilan-hukum-di-negara-hukum.html
https://sosiopedia.com/ketidakadilan-sebagai-masalah-sosial/
https://www.academia.edu/6866838/Keteraturan_Sosial_Social_Order
https://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=83504&lokasi=lokal
https://eprints.uny.ac.id/9747/2/BAB2-%2008108241086.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/4486/2/1MIH01796.pdf
file:///C:/Users/Andra%20Malela/Downloads/91-172-1-SM-1.pdf
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1249
http://digilib.uinsby.ac.id/19527/5/Bab%202.pdf
https://bpip.go.id/berita/991/582/pentingnya-pengamalan-pancasila-sila-ke-2-di-lingkungan-
masyarakat.html
19
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1614190063/10pancasila_della_1614190063doc.p
df
https://www.gramedia.com/best-seller/sila-ke-2/
http://digilib.uinsby.ac.id/11/4/Bab%20II.pdf
https://journal.unpar.ac.id/index.php/veritas/article/view/2075/1892
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/789/5/138400033_file5.pdf
http://repository.unika.ac.id/13438/4/10.93.0068%20Riyo%20Kristian%20Utomo%20BAB%20III.p
df
20