Pada dasarnya, kesetaraan sosial adalah sebuah padangan yang menyatakan bahwa
kedudukan semua manusia itu sama, baik dimata hukum dan juga keadilan lainnya tanpa
harus mendang status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
Kata “kesetaraan” berasal dari kata “setara” yang jika diartikan secara bahasa memiliki
makna yang sederajat. Sementara, jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kata “setara” memiliki makna yang sejajar, sama tingkatannya, sederajat.
Sehingga dapat kita simpulkan kesetaraan sosial adalah pandangan yang menganggap
semua manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan memiliki derajat yang sama dan harus
diperlakukan sama, sehingga setiap orang berhak mendapatkan pendidikan, pekerjaan,
dan konsumsi yang layak. Kesetaraan sosial juga dapat diartikan sebagai sebuah tatanan
politik sosial yang ada pada suatu kelompok masyarakat tertentu dan dianggap memiliki
tatanan kehidupan yang sama tanpa adanya pembeda-bedaan.
Dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945, dijelaskan bahwa prinsip kesetaraan, “segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya,”
Berdasarkan penggalan ayat tersebut, prinsip kesetaraan sosial dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Setiap individu mendapatkan hak yang sama dalam segala aspek, pada dasarnya
sebuah kesetaraan tidak akan memandang apapun, semuanya akan sama tanpa adanya
pembeda-bedaan karena faktor tertentu.
2. Pemberian kewajiban yang sama pada setiap individu tanpa adanya perbedaan,
prinsip kesetaraan memiliki urgensi yang tinggi untuk diterapkan di wilayah dengan
masyarakat yang majemuk atau multicultural, sehingga tanpa adanya sebuah
kesetaraan sosial akan berdampak pada perpecahan atau disintegrasi sosial. Sehingga
dapat kita simpulkan bahwa, kesetaraan sosial memerankan sebuah peran yang sangat
penting dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis serta integrasi
yang kuat.
D. Kategori kesetaraan social
Hal ini sebagaimana di tetapkan sebagai sebuah hak fundamentar yang berkaitan erat dengan
sebuah hasil Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948). Dalam deklarasi tersebut juga
dijelaskan bawha semua masyarakat mendapatkan hak vital untuk mendapatkan
pembangunan ekonomi dan juga dalam sosial budayanya.
Hal ini juga menunjukan adanya kesetaraan diantara pria dan juga wanita. Perempuan juga
memiliki hak untuk ikut serta dalam memilih dan menentukan sesuatu. Hal ini juga menjadi
pendukung gerakan pembebasan untuk perembuan. Pada hakikatnya wanita dan pria itu
sama, tidak ada batasan yang membedakannya. Oleh sebab itu wanita juga berhak untuk
mendapatkan keadilan dalam status ekonomi dan juga sosial.
3. Penghapusan perbudakan
Contoh penerapan kesetaraan sosial dalam masyarakat adalah dengan menghapuskan sistem
perbudakan akibat dari perbedaan kasta. Hal ini sejalan dengan dibatalkannya undang-
undang, aturan dan kebiasaan yang melanggar prinsip-prinsip etika dan moral, yang membuat
orang menjadi budak.
Salah satu bentuk kesetaraan sosial dalam masyarakat adalah adanya kesamaan hak bagi
seluruh masyarakat, baik itu bagi penyandang disabilitas sekalipun. Hal ini menunjukan
bahwa tidak adanya sebuah perbedaan danjuga deskriminasi terhadap para penyandang
disabilitas. Sebagai contohnya, dalam dunia kerja. Kita juga harus memberikan kesempatan
bagi mereka penyadang disabilitas untuk ikut serta dalam meramaikan dunia kerja.
5. Kebebasan berekspresi
Contoh kesetaraan sosial yang berikutnya adalah adanya sebuah kebebasan dalam
berekspresi. Hal ini sangat perlu mengingat bahwa setiap orang memiliki pemikiran yang
berbeda-beda, sehingga kekebabasan dalam mengekpresikannya.