Anda di halaman 1dari 3

Inisiasi 4

Salam jumpa kembali Mahasiswa Universitas Terbuka, dalam mata kuliah Hak Asasi Manusia. Dalam
kesempatan ini mari kita bergabung kembali dengan kami dalam topik "Hakikat Kedaulatan Negara
dalam Masyarakat Internasional".

Semula kedaulatan dikaitkan dengan kekuasaan gereja yang mutlak. Sejalan dengan bergesernya pusat
kekuasaan ke tangan penguasa sekuler, muncul beberapa teori baru tentang pemusatan kekuasaan
tertinggi. Sebagai contoh Dante menyatakan kekuasaan tertinggi harus dipusatkan pada kekaisaran
Romawi Suci.

Perkembangan selanjutnya terjadi ketika para ahli ilmu politik memandang makna kedaulatan dari dua
sudut. Pertama, dari sudut intern kedaulatan dipandang sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu
kesatuan politik.Sudut pandang pertama dipopulerkan oleh Jean Bodin. Kedua, dari sudut ekstern
kedaulatan berkaitan dengan aspek mengenai hubungan antarnegara. Sudut pandang kedua
dipopulerkan oleh Grotius.

Makna kedaulatan dalam konteks hubungan antarnegara menjadi semakin penting setelah
ditandatangani Konferensi Montevideo tahun 1933. Menurut Konferensi ini, sebagai subjek hukum
internasional negara harus memiliki kualifikasi berikut :

1) Penduduk yang tetap

2) wilayah tertentu

3)pemerintah

4) kemampuan mengadakan hubungan dengan negara-negara lain.

Bila dikaji dari sudut pandang hukum internasional, kedaulatan mewakili totalitas hak-hak negara dalam
menjalankan hubungan luar negeri dan menata urusan-urusan-urusan dalam negerinya.Menurut sudut
pandang ini ciri utama negara yang berdaulat adalah bahwa kemampuan untuk melakukan sendiri
pengawasan terhadap wilayahnya dan orang-orang yang berada di dalam wilayah itu, kecuali bila hal itu
bertentangan dengan aturan-aturan hukum internasional.
Dikaji dari sudut perlindungan hak asasi manusia, kedaulatan nasional memiliki sisi positif dan negatif.
Hal ini selaras dengan penilaian Muzaffar (1993). Ada saat-saat ketika kedaulatan nasional dapat
digunakan bagi perlindungan terhadap hak-hak kolektif masyarakat dan komunitas rakyat. Namun pada
kesempatan lain, para elit penguasa dapat memanfaatkan kedaulatan nasional untuk menangkis kritik
sah yang dilontarkan pemerintah asing atau bahkan sebuah komisi internasional tentang pelanggaran
hak asasi manusia yang telah terjadi di negara tersebut.

Dalam konteks perlindungan hak asasi manusia internasional, kedaulatan negara berkaitan dengan
empat pandangan yaitu pandangan universal absolut, relatif, partikularistik absolut, dan pandangan
partikularistik relatif.

Pandangan universal absolut menganggap masalah perlindungan hak asasi manusia sebagai etika
universal yang tidak bisa ditawar lagi oleh negara manapun. Hal ini berbeda dengan pandangan
universal relatif, meski tetap mengakui maslah perlindungan hak asasi manusia sebagai salah masalah
universal, namun pandangan ini masih mengakui perkecualian yang didasarkan atas asas-asas hukum
internasional.

Pandangan partikularistik absolut menganggap persolan hak asasi manusia sebagai masalah nasional
yang dalam pelaksanaannya bergantung sepenuhnya kepada kebijakan pemimpin negara yang
bersangkutan.

Pandangan partilularistik relatif menganggap dokumen hak asasi manusia internasional diselaraskan
sehingga mendapat dukungan budaya bangsa, lebih mendekati paham pluralistik dalam hukum
internasional.Menurut paham pluralistik, hukum internasional harus diselaraskan sehingga mendapat
dukungan budaya bangsa, lebih mendekati paham pluralistik dalam hukum internasional.

Kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi negara bukan tanpa batas. Menurut Kusumaatmadja (1990:13)
di dalam pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi terkandung dua pembatas penting, yaitu :
1) kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu, dan 2) kekuasaan itu
berakhir di mana kekuasaan lain dimulai.Paham kedaulatan dalam arti terbatas tadi mengandung dua
implikasi penting bagi status negara dalam hubungannya dengan negara lain dalam masyarakat
internasional. Selain mengakui kemerdekaan, paham ini juga mengakui persamaan derajat negara-
negara yang berdaulat tadi. Artinya, selain merdeka negara-negara yang berdaulat tadi memiliki derajat
yang sama dengan yang lainnya.

Salam Sukses Selalu (S3)

Diskusi.4
Diskusi 4 ham
Apa yang Saudara ketahui tentang kekuasaan dan bagaimana implementasi kekuasaan diawal
perjalanan pada kekaisaran Rumawi Suci.
Makna kedaulan dalam konteks hubungan antarnegara menjadi semakin penting setelah
ditandatangani konferensi Montevideo tahun 1933.
Coba diskusikan materi ini agar Adan lebih enguasai materi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai