Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ADI AGUSRIANTO

NIM : 835685208
HAK ASASI MANUSIA – TUGAS III

1. Coba Anda peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Piagam


PBB!
2. Jelaskan bagaimana status hukum dari Deklarasi Universal dewasa ini
menurut Scott Davidson!
3. Cara pandang terhadap HAM sebagai suatu etos baru, mengandung
pengakuan akan nilai-nilai HAM, sebut dan jelaskan!
4. HAM sebagai konsepsi yang mencakup hak-hak rakyat memiliki
pengaruh terhadap masyarakat internasional. Pengaruh tersebut
tercermin dalam hal apa saja, sebut dan jelaskan!
5. Terdapat tiga faktor yang menghambat perkembangan HAM, sebut dan
jelaskan!

JAWABAN
1. Peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Piagam PBB
adalah sebagai berikut.
Setelah Perang Dunia I (1914–1918), Presiden Amerika Serikat
Woodrow Wilson mengusulkan membentuk League of Nation atau Liga
Bangsa-Bangsa (LBB) pada 8 Januari 1918. Usulan presiden ini tertuang
dalam 14 pasal (Wilson’s Fourteen Points).
Pada 10 Juni 1920, terbentuklah LBB di Versailles, Prancis. Adapun
markas besarnya berada di Jenewa, Swiss. Tujuan pembentukan LBB
adalah memelihara perdamaian dunia. Namun, peranannya sebagai
lembaga pemelihara perdamaian dunia, tidak dapat terlaksana dengan
baik.
Usaha mencapai perdamaian dunia dirintis kembali oleh Presiden
Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris
Sir Winston Churchill. Mereka mengadakan pertemuan di atas kapal
penjelajah Atlanta di lepas Pantai New Foundland, Samudra Atlantik
pada 14 Agustus 1941. Pertemuan ini menghasilkan suatu deklarasi
(Atlantic Charter), yaitu negara-negara di dunia tidak dibenarkan
melakukan perluasan wilayah (ekspansi), semua bangsa di dunia berhak
menentukan corak dan bentuk pemerintahannya sendiri, semua negara
berhak turut serta dalam perdagangan dunia, dan semua bangsa
berkewajiban ikut serta dalam pemeliharaan perdamaian dunia.
Selanjutnya, diadakan pertemuan-pertemuan susulan, antara lain di
Moskow (1943), Dumbarton Oaks (1944), dan Yalta (1945). Pada
pertemuan di Dumbarton Oaks, Washington, diikuti oleh Amerika
Serikat, Inggris, Prancis, Cina, dan Rusia. Hasil pertemuan tersebut
menyetujui dibentuknya organisasi United Nations Organization atau
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada pertemuan lanjutan di San Fransisco (25 April–26 Juni 1945)
dihasilkan Piagam Perdamaian (Charter of Peace) yang kemudian
digunakan sebagai Mukadimah Piagam PBB. Pertemuan ini dihadiri oleh
50 negara, 282 delegasi yang terdiri atas 444 orang. Akhirnya, secara
resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri pada 24 Oktober 1945.

2. Status hukum dari Deklarasi Universal dewasa ini menurut Scott


Davidson,
Status hukum Deklarasi Universal dewasa ini menurut Scott Davidson
yaitu :
Deklarasi tetap berstatus sebagai resolusi yang tidak mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat negara-negara. Namun mengingat
perkembangan-perkembangan praktik PBB yang nyata di kemudian hari,
dimungkinkan status dapat berubah.
Deklarasi dapat diargumenkan sebagai tafsiran resmi terhadap Piagam
oleh Majelis Umum PBB.
Deklarasi dapat dipostulatkan menjadi bagian dari prinsip-prinsip
hukum yang umum dan diakui oleh bangsa-bangsa beradab.
Deklarasi saat ini telah menjadi bagian dari hukum kebiasaan
Internasional.

Universal Declaration of Human Rights yang disebut juga Deklarasi


Universal merupakan deklarasi yang memberikan pengakuan terhadap
hak-hak asasi manusia. Di dalam deklarasi dijelaskan bahwa pengakuan
atas hak-hak asasi manusia menjadi dasar dari keadilan, kemerdekaan
dan perdamaian dunia. Disamping itu, hak asasi manusia juga
memerlukan perlindungan hukum untuk menciptakan kebebasan
berbicara atau berpendapat, beragaman, kebebasan dari rasa takut, dan
kekurangan bagi umat manusia.
Deklarasi Universal diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10
Desember 1948 di Palais de Chaillot, Paris, Perancis melalui General
Assembly Resolution 217 A (III). Deklarasi ini memiliki 30 pasal yang
merupakan pernyataan umum pertama masyarakat dunia mengenai hak
asasi manusia (HAM). Deklarasi Universal mempunyai pengaruh yang
kuat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap hukum
secara umum mengatur hak asasi manusia, yang kemudian dijadikan
pedoman lahirnya berbagai perjanjian internasional, konstitusi masing-
masing negara, undang-undang negara, instrumen di tingkat regional
yang terkait dengan HAM.

3. Cara pandang terhadap HAM sebagai suatu etos baru, mengandung


pengakuan akan nilai-nilai HAM,
Cara pandang terhadap hak-hak asasi manusia sebagai suatu etos baru,
dalam hal ini etos baru menyatakan penolakan terhadap tatanan biologis
alami. Konsep hak asasi dirancang untuk menentang kecenderungan
alam yang didominasi kekejaman, tidak memperhatikan individu,
ketidakadilan, keagresifan, dan kekuasaan yang kuat atas yang lemah.
Etos baru menegaskan dan memproklamasikan bahwa ajaran-ajaran
yang harus diikuti tidak berasal dari alam, tetapi betujuan untuk
memaksa dan mendominasi naluri alami.
( Cassesse 1994 : 240-245 ) menyarikan tentang hak-hak asasi manusia
sebagai etos baru sebagai berikut :
 Konsep hak-hak asasi manusia didasarkan atas nilai-nilai agama
tradisional yang diambil dari barat dan timur dengan gagasan utamanya
terambil dari filsafat barat, namun ia tetap merupakan ajaran
kemanusiaan yang tidak disertai mitos dan magis.
 Hak asasi manusia merupakan suatu upaya manusia untuk
menjadikan manusia sebagai makhluk sosial, jiwa sosial manusia
mengalahkan dorongan nalurinya sebagai binatang alami.
 Hak asasi manusia didasarkan atas suatu keinginan yang ekspansif
untuk mempersatukan dunia dan untuk membuat suatu daftar
pedoman bagi semua pemerintahan.

Pelanggaran sistematis terhadap HAM tidak dianggap merupakan


kendala bagi sebuah negara untuk memperolah status subyek
internasioanl dan tidak menghalangi menjadi anggota PBB

4. Dampak HAM terhadap masyarakat, secara lebih luas dapat ditinjau


dari sejauhmana pengaruh HAM terhadap aspek :
a) Aspek hukum
Terdapat beberapa hal penting tentang HAM hubungannya dengan
hukum dalam kancah pergaulan masyarakat internasional yaitu:
 Secara universal diakui bahwa terdapat hubungan anara
kejahatan dan kebutuhan untuk meningkatkan perbagai kondisi
sosial dan untuk mendorong pengembangan kebijakan sosial.
 Hubungan antara pencegahan kejahatan, pembangunan dari
suatu tata ekonomi internasional.
 Sistem peradilan pidana harus peka dan tanggap terhadap
pembangunan dan HAM, termasuk peran media masa dan
pendidikan.
 Asas kekuasaan kehakiman yang merdeka yang menekankan
betapa pentingnya kualifikasi, seleksi dan pelatihan orang-orang
yang akan duduk di lembaga pengadilan, kondisi pelayanan dan
masa jabatan, kewajiban terhadap kerahasiaan profesional,
imunitas terhadap gugatan perdata dan kerugian finansial atas
perbuatan yang dilakukan dalam fungsi yudisial.
b) Aspek Ilmu Pengetahuan
Konferensi dunia HAM menghimbau adanya kerjasama
internasional untuk menjamin:
 Martabat dan HAM seutuhnya dihormati dalam bidang-bidang
yang merupakan kepedulian universal
 Menekankan agar seorang anak dapat mengembangkan
kepribadiannya secara harmonis dan utuh.
c) Aspek Ekonomi
Arah perkembangan HAM pada aspek ekonomi yang dicantumkan
dalam konvensi internasional tentang hak ekonomi, sosial dan
budaya pasal 5 dan 7 yaitu:
 Mengakui hak atas pekerjaan, yang mencakup hak setiap orang
atas kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan yang
dipilih secara bebas dan melindungi haknya.
 Untuk mencapai sepenuhnya perwujudan yang mencakup
program bimbingan dan pelatihan teknis dan kejuruan untuk
mencapai perkembangan ekonomi, sosial dan budaya yang
mantap, serta lapangan kerja yang produktif.

5. Faktor-faktor yang menghambat perkembangan HAM adalah


sebagai berikut.
a) Faktor Kondisi Sosial-Budaya, meliputi :
 Stratifikasi dan status sosial; yaitu tingkat pendidikan, usia,
pekerjaan, keturunan dan ekonomi masyarakat Indonesia yang
multi kompleks (heterogen).
 Norma adat atau budaya lokal kadang bertentangan dengan HAM,
terutama jika sudah bersinggungan dengan kedudukan seseorang,
upacara-upacara sakral, pergaulan dan sebagainya.
 Masih adanya konflik horizontal di kalangan masyarakat yang
hanya disebabkan oleh hal-hal sepele.
b) Faktor Komunikasi dan Informasi, meliputi :
 Letak geografis Indonesia yang luas dengan laut, sungai,
hutan,dan gunung yang membatasi komunikasi antardaerah.
 Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang belum
terbangun secara baik yangmencakup seluruh wilayah Indonesia.
 Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih sangat
terbatas baik sumber daya manusianya maupun perangkat
(software dan hardware) yang diperlukan.
c) Faktor Kebijakan Pemerintah, meliputi :
 Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang samatentang
pentingnya jaminan hak asasi manusia.
 Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan hak
asasi manusia sering diabaikan.
 Peran pengawasan legislatif dan kontrol sosial olehmasyarakat
terhadap pemerintahs ering diartikan oleh penguasa sebagai
tindakan “pembangkangan”.
d) Faktor Perangkat Perundangan, meliputi :
 Pemerintah tidak segera meratifikasikan hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
 Kalaupun ada, peraturan perundang-undangan masih sulituntuk
diimplementasikan.
e) Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement), meliputi :
 Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi
mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi
manusia.
 Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang
dinilai masih belum layaksering membuka peluang “jalan pintas”
untuk memperkaya diri.
 Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan
berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Dari faktor-faktor
yang menjadi hambatan dalam penegakan hakasasi manusia
tersebutdiatas, mari kita upayakan untuk sedikit demi sedikit
dikurangi (Eliminasi.) Demi terwujudnya perlindungan hak asasi
manusia yang baik, mulailah dari diri kita sendiri untuk belajar
menghormati hak-hak orang lain. Kita harus terus berupaya untuk
menyuarakan tetap tegaknya hak asasi manusia, agar harkat dan
martabat yang ada pada setiap manusia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai