Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FEBRIA SEPTIANTI PRASETIANA

NIM : 826266527
1. Jelaskan makna kedaulatan !
Dari pengertian sederhana disimpulkan bahwa yang dimaksud
kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang harus dimiliki oleh negara.
Memiliki kekuasaan tertinggi berarti negara harus dapat menentukan
kehendaknya sendiri serta mampu melaksanakannya. Kehendak Negara
tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk hukum. Kemampuan untuk
melaksanakan sistem hukum dapat dilakukan dengan berbagai cara
termasuk dengan cara paksaan. Oleh sebab itu, dalam kedaulatan
terkandung makna kekuatan.
Perkembangan selanjutnya terjadi ketika para ahli ilmu politik
memandang makna kedaulatan dari dua sudut. Pertama, dari sudut intern
kedaulatan dipandang sebagai kekuasaan tertinggi dalam suatu kesatuan
politik.Sudut pandang pertama dipopulerkan oleh Jean Bodin. Kedua, dari
sudut ekstern kedaulatan berkaitan dengan aspek mengenai hubungan
antarnegara. Sudut pandang kedua dipopulerkan oleh Grotius.

Makna kedaulatan dalam konteks hubungan antarnegara menjadi


semakin penting setelah ditandatangani Konferensi Montevideo tahun
1933. Menurut KOnferensi ini, sebagai subjek hukum internasional negara
harus memiliki kualifikasi berikut : 1) Penduduk yang tetap; 2) wilayah
tertentu; 3)pemerintah ; 4) kemampuan mengadakan hubungan dengan
negara-negara lain.
2. Dalam konteks perlindungan Hak Asasi Manusia internasional,
kedaulatan
berkaitan dengan 4 pandangan, sebut dan jelaskan !
a. Pandangan Universal Absolut, yang melihat HAM sebagai nilai-nilai
universal sebagaimana dirumuskan dalam The International Bill of
Human Rights. pandangan ini tidak menghargai sama sekali profil
sosial budaya yang melekat pada masing-masing bangsa. Pandangan
ini dipandang eksploitatif sebab is menerapkan HAM sebagai alat
untuk menekan dan instrumen penilai.
b. Pandangan Universal Relatif, yang memandang permasalahan HAM
sebagai masalah universal namun terhadap perkecualian yang
didasarkan atas asas-asas hukum internasional yang tetap diakui
keberadaannya.
c. Pandangan Partikularistik Absolut, yang melihat HAM sebagai
persoalan masing-masing bangsa tanpa memberikan kuat khususnya
dalam melakukan penolakan terhadap berlakunya dokumen-dokumen
internasional. Pandangan ini bersifat chauvinis, egois, defensif dan
pasif tentang HAM.
d. Pandangan Partikularistik Relatif, yang melihat persoalan HAM
sebagai masalah universal juga nasional dari masing-masing bangsa.
Berlakunya dokumen-dokumen internasional hares diselaraskan,
diserasikan, dan diseimbangkan serta memperoleh dukungan dan
tertanam dalam budaya bangsa. Pandangan ini tidak sekedar defensif
tapi juga aktif berusaha mencari perumusan dan pembenaran tentang
karakteristik HAM yang dianutnya.

3. Perjanjian sebagai sumber hukum internasional dapat


diklasifikasikan
sekurang-kurangnya berdasarkan 4 kategori, sebut dan jelaskan
masing-
masing dengan singkat !
Dalam konteks perlindungan hak asasi manusia internasional, kedaulatan
negara berkaitan dengan empat pandangan yaitu pandangan universal
absolut, relatif, partikularistik absolut, dan pandangan partikularistik
relatif.

a. Pandangan universal absolut menganggap masalah perlindungan


hak asasi manusia sebagai etika universal yang tidak bisa ditawar
lagi oleh negara manapun.
b. Pandangan universal relatif, meski tetap mengakui masalah
perlindungan hak asasi manusia sebagai salah masalah universal,
namun pandangan ini masih mengakui perkecualian yang
didasarkan atas asas-asas hukum internasional.
c. Pandangan partikularistik absolut menganggap persolan hak asasi
manusia sebagai masalah nasional yang dalam pelaksanaannya
bergantung sepenuhnya kepada kebijakan pemimpin negara yang
bersangkutan.
d. Pandangan partilularistik relatif menganggap dokumen hak asasi
manusia internasional diselaraskan sehingga mendapat dukungan
budaya bangsa, lebih mendekati paham pluralistik dalam hukum
internasional.

4. Jelaskan proses pembentukan perjanjian internasional dengan


singkat !
Perjanjian internasional dibuat memalui tiga proses yaitu :
a. perundingan,
b. penandatanganan, dan
c. pengesahan.
Pada tahap perundingan biasanya pihak-pihak yang terlibat dalam
perjanjian mempertimbangkan terlebih dahulu materi-materi apa yang
hendak dicantumkan dalam perjanjian. Tahap perundingan akan diakhiri
dengan penerimaan naskah dan pengesahan bunyi naskah. Dalam praktek
perjanjian internasional, peserta biasanya menetapkan ketentuan mengenai
jumlah suara yang harus dipenuhi untuk memutuskan apakah naskah
perjanjian diterima atau tidak. Demikian pula menyangkut pengesahan
bunyi naskah yang diterima akan dilakukan menurut cara yang disetujui
semua pihak. Bila konvensi tidak menetukan cara pengesahan, maka
pengesahan dapat dilakukan dengan penandatanganan, penandatanganan
sementara, atau dengan pembubuhan paraf (Kusumaatmadja, 1990:91).
Dengan menandatangani suatu naskah perjanjian, suatu negara berarti
sudah menyetujui untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian.

5. mengapa instrumen-instrumen hak asasi manusia mengikat negara-


negara didunia, jelaskan !
Karena instrument HAM telah ditandatangani sebagai perjanjian
internasional dengan egitu suatu negara berarti sudah menyetujui untuk
mengikatkan diri pada suatu perjanjian tersebut. Selain melalui penandatanganan,
persetujuan untuk mengikat diri pada perjanjian dapat pula dilakukan
melalui
ratifikasi, pernyataan turut serta (asesion) atau menerima (acceptance)
suatu
perjanjian
Karena instrument HAM telah ditandatangani sebagai perjanjian
internasional dengan egitu suatu negara berarti sudah menyetujui untuk
mengikatkan diri pada suatu perjanjian tersebut. Selain melalui penandatanganan,
persetujuan untuk mengikat diri pada perjanjian dapat pula dilakukan
melalui
ratifikasi, pernyataan turut serta (asesion) atau menerima (acceptance)
suatu
perjanjian
Karena instrument HAM telah ditandatangani sebagai perjanjian
internasional dengan egitu suatu negara berarti sudah menyetujui untuk
mengikatkan diri pada suatu perjanjian tersebut. Selain melalui penandatanganan,
persetujuan untuk mengikat diri pada perjanjian dapat pula dilakukan
melalui
ratifikasi, pernyataan turut serta (asesion) atau menerima (acceptance)
suatu
perjanjian.
Karena instrumen Ham yang telah ditandatangai sebagai perjanjian
internasional, dengan begitu suatu negara berarti sudah menyutujui untuk
mengikat diri pada perjanjian tersebut. Selain melalui penandatanganan,
persetujuan untuk mengikat diri pada perjanjian dapat pula dilakukan
melalui ratifiasi, pernyataan turut serta (asesion) atau menerima
(acceptane) suatu perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai