Anda di halaman 1dari 7

Nama :Yessica novalia

Kelas :3E

Nim :858774156

Tugas TT 2

MATA KULIAH : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SD

SEMESTER :3
TUGAS TUTORIAL : 2
JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN SINGKAT DAN JELAS!
1. Apa yang dilakukan oleh seorang guru apabila ingin mengetahui kemampuan siswa
dalam menuis puisi, sesuai dengan asesman autentik. Jelaskan dan beri contoh!
2. Jelaskan tahapan dalam menyusun kamus, lengkapi dengan contoh!
3. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur pembangun karya sastra. Berikan contohnya!
4. Bukalah modul halaman 5.7
Bacalah puisi yang berjudul “menyesal”, Analisislah berdasarkan unsur instrinsik
puisi (tema, rima,irama, diksi, majas, citraan, parafrase) lengkapi dengan bukti!
5. Bukalah modu halaman 6.27
Bacalah cerita “Angsa dan Kura-kura”,analisislah berdasarkan unsur instrnsik karya
sastra(tema, tokoh, penokohan, perwatakan, alur, setting, sudut pandang, amanat,
sinopsis). Berikan bukti dari hasi anasis Anda!

Jawab

1. Yaitu dengan penilian menampilkan atau mempresentasikan hasil tulisan puisi


tersebut apakan sudah sesuai dengan ketententuan dalam unsur-unsur puisi.
Contohnya siswa sd menulis atau membuat hasil karya puisi dan di presentasikan
didepan teman-teman sesuai unsur-unsur puisi.
2. Ada beberpa tahapan, yaitu sebagai berikut
1. Persiapan
Pada tahap persiapan adalah tahap mengadakan segala sesuatu yang dapat
memperlancar pelaksanaan penyusunan kamus, antara lain:
A. Menyediakan alat tulis
B. Menyediakan sumber data, seperti buku-buku pelajaran, media massa, cetak,
kamus sejenis
C. Penyediaan bahan sunber rujukan baik dalam bahasa indonesia, bahasa daerah
maupun bahasa asing. Ini diperlukan untuk memperlancar dalam pemberian
definisi
2. Pengumpulan data
data yang diperoleh dari sumber data( buku, majalah, surat kabar) dikumpulkan
secara bersistem dengan cara memindahkan kedalam kartu berukuran 15cm X 10
cm. Pengetahuan dasar yang perlu dikuasai dalam mengumpulkan data adalah
dasar-dasar morfologi. Contoh kartu data
HILANG.
Hi.lang V I tidak ada lagi; lenyap;tidak kelihatan: mobil itu sudah—
Yn (kompas,23 agustus 2004)
3. Pengolahan data
Dapat dilakukan setelah data terkumpul. Kelompok entri hasil pemilihan (2 butir)
diperiksa ulang dan diseleksi , untuk menentukan data mana yang dimanfaatkan
dan mana yang tidak dimanfaatkan. Data yang tidak dimanfaatkan
dikeluarkan.tahap-tahap pengelohan data:
1. Pemeriksaan urutan abjad
2. Penyeleksian data
3. Klasifikasi data
4. Pemberian definisi
5. Penyutingan hasil pemberian definisi
4. Pengetikan kartu induk
Kartu entri yang akan digunakana sebagai dasar penyusunan kamus. Kartu-kartu
induk kamus tersebut merupakan hasil akhir pelaksanaan pengolahan data. Hasil
penyutingan pemberian definisi diketik dalam kartu berukuran 15cm X 10 cm.
5. Penyusunan katotek
Kartu-kartu induk kamus disusun secara alfabetis dengan urutan susunan entri
yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penyusunan kamus.
Kartu-kartu itulah yang disebut kartotek. Kartotek menjadi dasar pengetikan
naskah kamus
6. Pengetikan naskah
Tahap pengetikan naskah dilakukan berdasarkan kartotek yang telah disusun.
7. Koreksi naskah
Naskah kamus yang sudah selesai diketik kadang-kadang masih ada kesalahan.
Oleh karena itu, harus mengoreksinya setelah diketik agar naskah kamus yang
siap cetak benar-benar bersih dari kesalhan ketik
8. Cetak coba
Setelah naskah kamus benar-benar bersih dari kesalahan, siap diserahkan ke
percetakan untuk cetak coba
9. Koreksi cetak coba
Hasil cetak coba dikoreksi sekali lagi supaya hasil reproduksi kamus betul-betul
sempurna
10. Reproduksi
Bila hasil koreksi cetak coba sudah selesai, sampai tahap terakhir, yaitu reproduksi
kamus.
3. Unsur pembangun dalam karya sastra ada 2 yaitu struktur luar dikenal dengan
ekstrinsik adala segalam acam unsur yang berbeda diluar karya sastra tetapi
kehadirannya sangat mempengaruhi cerita yang disajikan, mislanya faktor sosial-
poilitik, ekonomi,dan kepengarangan, serta tata nilai yang dianut suatu masyarakat,
sementara itu yang dimaksud dengan unsur pembangun dalam atau dikenal dengan
intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra itu sendiri, baik pada
prosa, puisi maupun drama.seperti penokohan dan perwatakan, tema, alur, latar,
gaya penceritaan, pusat pengisahan.
Unsur ekstrinsik dapat dibicarakan ketika memang sedang dikaitkan dengan karya
sastra tertentu. Mislanya memiliki pesan moral yang tinggi yang dilatarbelakangi
falsafah kehidupan pengarangnya, yakni A.A Navis ysng memang sangat religius.
Selain itu, cerpen tersebut juga sangat terkenal dengan sosiokultural muningkabau
menjadi latar belakang ceritanya.Berbeda dengan unsur intrinsik yang karenanya sifat
berbeda dalam suatu karya sastra, pembelajarannya atau pembahasannya dapat
dilakukan dengan secara lebih khusus.misalnya modul 6(cerita anak), modul 7(puisi
anak-anak), dan modul 8( drama anak-anak).

4. (tema, rima,irama, diksi, majas, citraan, parafrase)


a. Tema

Tema

            Puisi yang berjudul “Menyesal” karangan Ali Hasjmi ini memiliki tema penyesalan.
Dalam puisi ini tergambar sebuah penyesalan yang datang di masa tua, karena pada masa
mudanya ia telah lalai dan lengah sehingga di masa tua ia hidup sengsara dalam sebuah
penyesalan yang dalam. Hal itu dapat  dilihat dari salah satu bait berikut ini.

Ah apa guna kusesalkan


Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
(bait ketiga)
b. Rima
Rima/Ritme

Terdapat dua macam rima yang digunakan pada puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi
ini. Pertama rima silang yang terdapat pada bait pertama dan kedua. Kedua rima bebas yang
terdapat pada bait ketiga dan keempat. Pada puisi Menyesal terdapat rima sebagai berikut:

pada bait pertama ab-ab


pada bait kedua ab-ab
pada bait ketiga a-bb
pada bait keempat a-bb
Puisi Menyesal menggunakan jenis rima akhir, yaitu rima yang terdapat di akhir sajak.
c. Irama
d. Diksi

 Diksi:

Pemilihan kata pada puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi ini banyak menggunakan
kata bermakna konotatif. Karena banyak menggunakan makna konotatif, maka terjadilah
penyimpangan bahasa dalam puisi ini. Penyimpangan tersebut adalah penyimpangan
semantis dan penyimpangan sintaksis.

1. Penyimpangan semantis, yaitu menunjuk makna ganda. Contonya pada


kata pagiku, petang datang, dan padang bakti. Bagi penyair pagiku adalah
masa muda, petang datang adalah umur yang sudah tua, dan padang bakti
adalah masa depan cerah. Bukan seperti kata sehari-hari yang bermakna
waktu dan nama suatu tempat.
2. Penyimpangan sintaksis, seperti pada kalimat menyesal tua tiada guna,
padahal menurut kaidah yang benar adalah tidak ada gunanya menyesal di
hari tua.

e. Majas

Majas yang terdapat dalam puisi “Menyesal” karya Ali Hasjmi adalah majas repetisi. Hal
ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

Miskin ilmu, miskin harta

(bait kedua baris keempat)

Selain majas repetisi juga terdapat majas metafora, berikut.

Batang usiaku sudah tinggi

(bait pertama baris keempat)

Dalam puisi ini juga terdapat majas paralelisme, berikut.

pagiku hilang sudah melayang

hari mudaku sudah pergi

(baris 1-2 bait pertama)

aku lalai di hari pagi

beta lengah di masa muda

(baris 1-2 bait kedua

f. Citraan
Pagiku hilang sudah melayang, (citra erak)

Hari mudaku sudah pergi (citra gerak)

Kini petang datang membayang (citra penglihatan)

Batang usiaku sudah tinggi (citra penglihatan)

Aku lalai di pagi hari (citra perasaan)

Beta lengah di masa muda (citra pikiran)

Kini hidup meracun hati (citra perasaan)

Miskin ilmu, miskin harta (citra pikiran)

Ah, apa guna kusesalkan (citra perasaan)

Menyesal tua tiada berguna (citra perasaan)

Hanya menambah luka sukma (citra perasaan)

Kepada yang muda kuharapkan (citra pikiran)

Atur barisan di hari pagi (citra gerak)

Menuju arah padang bakti. (citra penglihatan)

g. Parafrase

Menyesal
                        oleh: Ali Hasjmi

Pagiku hilang/ sudah melayang//

Hari mudaku/ sudah pergi//

Kini petang/ datang membayang//

Batang usiaku/ sudah tinggi//

(dulu) Aku (telah) lalai/ di pagi hari//

(karena)Beta (telah)  lengah/ di masa muda//

Kini hidup (-ku sengsara)/ meracun hati/

(aku) Miskin ilmu,/ (juga) miskin harta//

Ah// apa guna kusesalkan//


Menyesal (di masa) tua/ tiada berguna (lagi)//

Hanya menambah/ luka sukma//

Kepada yang muda/ kuharapkan//

Atur barisan(-mu)/ di pagi hari//

Menuju arah/ padang bakti//

5. (tema, tokoh, penokohan, perwatakan, alur, setting, sudut pandang, amanat,


sinopsis)
1. Tema
Cerita yang berjudul “Angsa dan kura-kura” ini memiliki tema nasihat . Dalam
cerita ini tergambar sebuah nasihat . Hal itu dapat  dilihat dari salah satu kutipan
berikut ini.
“begitulah kalau tidak mau mendegarkan nasihat baik dari teman,” sahut si
jantan sambil terus mengepakkan seyapnya.
2. Tokoh
- Didalam telaga ada ikan
- Kura-kura
- Angsa jantan dan betina
- Dua ekor anjing
Buktinya
1. Ditelaga yang luas itu hidup bermacam-macam ikan
2. Kuru-kura lugu
3. Kura-kura yang hidup sebatang kara itu meempunyai sahabat sepasang
angsa selalu mencari makananan
3. Penokohan
- Kura-kura: lugu, keras kepala, mudah tertipu
- Angsa jantan dan angsa betina: baik hati, penyayang, suka menolong
- Dua ekor anjing: suka mengejek/ memaki, sombong, iri

Buktinya
1. Kuru-kura lugu
2. Kura-kura merengek kepada angsa untuk ikut serta “tetapi bagaimana
aku bisa mengajakmu sahabat?
3. “lihat ada angsa membawa kura-kura! Teriak anjing kecil, sambil
menunjuk keatas
4. Perwatakan
- Angsa : bijaksana, pemberi nasehat
- Kura-kura: pemarah, emosian
- Anjing: suka mengejek

Buktinya
1. Kuru-kura lugu
2. Kura-kura merengek kepada angsa untuk ikut serta “tetapi
bagaimana aku bisa mengajakmu sahabat?
3. “lihat ada angsa membawa kura-kura! Teriak anjing kecil, sambil
menunjuk keatas
4. Kura –kura yang mendengar percakapan anjing dibawahnya menjadi
marah. Hatinya amat panas. Ia ingin. Memaki-maki anjing tua yang
bodoh itu.
5. Alur
Alur progresif maksudnya pada awal cerita dijelaskan eksposisi, tempat tokoh-
tokoh, latar dan konflik dasar, lalu konflik klimaks, dan diakhiri dengan
kesimpulan

Buktinya
Angsa tidak tahu bahwa saat itu daging temannya sedang menjadi santapan
anjing. Mereka harus terbang ke telaga yang masih juah. Angsa benar-benar
menyesalkan kebodohan kura-kura yang tidak mau mendengarkan nasihat
teman.

6. Setting /tempat
Telaga di kaki bukit
Buktinya
Didalam telaga yang luas itu

7. Sudut pandang
Pengarang menggunakan sundut pandang orang yang pertama menggunakan
kata “AKU”
8. Amanat
Nasihat yang baik henfaknya didengarkan dan dicamkan dengan baik.
Buktinya
“ begitulah kalau tidak mau mendegarkan nasihat baik dar teman”
9. Sinopsis
Sinopsis dari cerita yang berjudul “Angsa dan kura-kura” ini memiliki
seharusnya menyeimbangkan antara emosiaonal dan rasional. Keputusan yangdi
buat dalam keadaan emosi yang kurang stabil sering kali menjadi kehancuran.
Beberapa banyak kegagalan menjadi akibat keputusan yang diputuskan dengan
emosional, apalagi kepuasan yang dibuat tidak disadari dengan keimanan yang
kuat kepada tuhan.

Anda mungkin juga menyukai