Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS TUTORIAL

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : I KETUT ARIMBAWA

Nomor Induk Mahasiswa / NIM : 859011396

Kode/ Nama Mata Kuliah : PDGK4101/KETERAMPILAN BERBAHASA

INDONESIA SD

Kode/Nama UPJJ : 77/Denpasar

Fakultas : FKIP

Program Studi/Semester : S1 PGSD/IV

Salut : Jalak Putih Jembrana

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Aku Datang Em!
Oleh: Amir Hz

Setelah menyelesaikan beberapa urusan di kampus, sore itu aku terburu-buru menuju
stasiun. Petugas menunjuk loket 5 untuk tujuan Solo. Tanpa pikir panjang aku memesan,
harganya Rp. 105.000.00 untuk kereta ekonomi Matarmaja. “oke aku ambil satu”. Pertugas
yang cantik itu tersenyum sambil menyodorkan selembar kertas berkode yang keluar dari
mulut printer. Ada namaku, nomer identitas, jam keberangkatan dan jam sampai tujuan.
Aku baca: turun di Stasiun Solo Jebres jam 10.26 tengah malam. Tak terbayang olehku
bahwa perjalanan itu akan sangat panjang, yang aku tahu aku hanya ingin sampai segera.
Sesekali aku melihat jam di tangan, jarumnya menunjuk 3.30. Meskipun kereta akan
meluncur 30 menit lagi, perasaanku semakin kacau, aku belum tahu apa yang akan terjadi
nantinya.
Petugas stasiun memanggil penumpang untuk segera boarding. Kereta siap meluncur, aku
duduk di gerbong 2 kursi 4b. Matarmaja, kereta ekonomi yang bising dan jorok, “ah,
perjalanan ini akan membosankan”. Untungnya dia selalu menemaniku via sms, dia sangat
khawatir karena ini perjalanan pertamaku dengan kereta api di tengah malam. Betul
dugaanku, sangat membosankan, apalagi perempuan menor di kursi sebelah itu tidak
berhenti bicara. Bibirnya yang merah maron seperti mesin penggiling padi yang sedang
panen. Jam di tanganku sepertinya malas bergerak, meskipun jarum jam sudah menunjuk
11.30 tapi kereta tetap saja melaju. Aku yakin pasti terlambat masuk stasiun Jebres.
Heeeh..betul-betul Style Indonesia banget. Ah, sudahlah yang penting aku sampai, segera
saja aku cari taksi yang katanya sudah menungguku di pintu keluar.
Tanpa pikir panjang taksi plat hitam itu segera meluncur menembus pekatnya malam.
Gila, sopir yang bertampang Arab ini ugal-ugalan. Dalam hati aku berfikir, nyawa di tempat
ini sangat murah kerena kendaraan lain juga tidak kalah ngawurnya, padahal jalannya rusak
parah. Kota ini seperti tempat pertunjukan mesin pembunuh made in Jepang. Di tengah
perjalanan kami mampir di Alfamart, sopir gila itu membeli minum dan makanan ringan,
mungkin dia tidak merokok. Aku gak ambil pusing apapun yang dilakukan si maniak itu, aku
hanya memastikan pegangan di atas tempat dudukku tidak copot sampai aku turun dari
taksi sialan itu. Sekedar untuk mencairkan suasana, aku membuka pembicaraan. Dia bilang
tempat tujuanku masih jauh. “what????????” aku berguman dalam hati, berapa lama aku
harus titipkan nyawaku pada si Arab gila ini? Perlahan laju taksi mulai berkurang, aku
berharap semoga segera sampai di tujuan. Sekedar berbasa-basi aku bertanya “apa sudah
dekat mas?” dia menjawab sebentar lagi sambil mengurangi injakan pedal gas yang tadinya
hampir tidak diberi ampun sama sekali.
Entah apa yang membuat aku tersentak, seolah ada yang memberi tahuku bahwa di
samping jalan ada yang melambai-lambaikan tangan. Samar-samar terlihat seorang
perempuan berambut pendek memanggil-manggil. Tanpa pikir panjang aku berkata: “mas
kita berbalik arah, tadi ada yang melambai-lambai di tepi jalan”. “ah masak dik?” “iya,
remang-remang saya melihatnya”. Si Arab gila itu segera memutar setirnya, “ah, iya, kita
melewatinya, itu moshollahnya, tadi tidak terlihat”. Sumringah dia menyambutku, tak
terlihat lesu diwajahnya meskipun dia tak memejamkan mata sampai tengah malam. Oh my
goodness, setidaknya aku sudah melewati moment mengerikan bersama taksi gila itu.
Tanpa pikir panjang aku langsung menuju pintu masuk, tebayang olehku nikmatnya
merebahkan badan di kasur, hampir 24 jam aku berada di atas roda.
Benar-benar melelahkan. Namun, setidaknya lelah itu terobati oleh senyum manis yang
aku tangkap sesaat setelah dia menyodorkan tangannya tanda ucapan selamat datang.
“silakan masuk, mami sudah tidur lebih dulu, sebenarnya kami menunggu sejak tadi, mau
makan dulu atau mandi dulu?” biar aku hangatkan air. “Mandi dulu saja, sudah seharian
badanku tidak disentuh air”. Aku juga tidak terlalu bernafsu untuk makan karena sudah diisi
mie instant di kereta api. Setelah air hangat siap, aku segera saja mengguyur tubuhku tanpa
ampun, segar sekali seperti baru keluar dari dalam kulkas. Kemudian, aku rebahkan tubuhku
di kasur busa yang tampaknya masih baru. Mondar-mandir dia di depanku, entah apa yang
dia pikirkan. Aku pikir dia caper aja. Tanpa pikir panjang aku tarik saja tangannya. “duduklah
temani aku, aku datang ke sini untuk kamu bukan untuk numpang makan atau numpang
tidur. Dia diam saja menunduk malu. “apa kabarmu Em?”. “baik-baik sajakah?”. Aku
mengawali pembicaraan dengan basa-basi. Dia tetap diam, hanya berguman seperti
menjawab baik-baik saja. Akupun diam tak bersuara, segenap rasa berkecamuk dalam
pikiranku, apa yang harus aku lakukan? (Maret 2014)

Soal :
1. Tuliskan jenis tulisan, gaya tutur, alur, setting dan tokoh dari cerita diatas.
2. Bagaimanakah perasaan anda setelah membaca cerita diatas? kemukakan alasannya.
3. Tulislah ide pokok tiap paragrafnya!
4. Tulislah 5 kata atau kalimat yang tidak baku dalam cerita diatas!
5. Tulislah kembali cerita secara singkat menggunakan gaya bahasa anda!

Jawaban.
1. Pada cerita diatas jenis tulisan, gaya tutur, alur, setting dan tokohnya adalah sebagai berikut:
a. Jenis Tulisan : Dari jenis tulisannya dapat dikatan bahwa cerita diatas adalah sebuah
Cerpen.
b. Gaya Tutur : Dari gaya tutur cerita diatas menggunakan majas Metafora.
c. Alur : Alur pada cerita diatas yaitu Alur Maju dimana alur maju merupakan sebuah alur
cerita yang klimaksnya berada diakhir cerita.
d. Setting : Latar tempat yaitu di stasiun kereta api, latar suasananya ramai akan hikuk pikuk
serta penuh ketegangan, latar waktunya sore hingga malam hari.

2. Perasaan saya setelah membaca cerita tersebut saya bisa merasakan betapa
menengangkannya seseorang yang pertama kali melakukan perjalanan jauh dengan
menggunakan kereta api dan taksi yang ugal-ugalan ditengah malam. Namun ditengah
ketegangang, kebosanan serta melelahkannya perjalan yang begitu sangat jauh pada hari itu
akhirnya terobati setelah sampai ditujuannya dimana dia sudah disambut dengan senyuman
manis oleh seseorang yang spesial yang sudah menunggunya sejak tadi.
3. Ide pokok tiap paragraph dari cerita diatas yaitu:
a. Paragraf 1 : Ide pokok dalam paragraf 1 adalah menceritakan mengenai kegelisahan
tokoh utama yang tertuang dalam sebuah kalimat “Tak terbayang olehku bahwa
perjalanan itu akan sangat panjang, yang aku tahu aku hanya ingin sampai segera”.
b. Paragraf 2 : Ide pokok dalam paragraf 2 yaitu mengenai tokoh utama yang menghadapi
situasi kebosanan dalam perjalanan saat berada ditengah gerbong kreta api yang
tertuang dalam sebuah kalimat “ ah perjalanan ini akan membosankan”.
c. Paragraf 3 : Ide pokok dalam paragraf 3 yaitu tentang kekesalan si tokoh dalam
menghadapi situasi saat dia berada didalam sebuah taksi yang ditumpanginya yang
tertuang dalam sebuah kalimat “ Gila, sopir yang bertampang Arab ini ugal-ugalan”.
d. Paragraf 4 : Ide pokok dalam paragraf 4 yaitu rasa lega si tokoh setelah akhirnya
menemukan lokasi yang ditujunya yang tertuang dalam kalimat “ Tanpa pikir panjang aku
langsung menuju pintu masuk”.
e. Paragraf 5 : Ide pokok dalam paragraf 5 yaitu tentang perasaan sitokoh yang sangat lega
setelah perjalanan yang melelahkan akhirnya terlewati dan disambut oleh pujaan hatinya
yang sudah sejak tadi memannti kedatangannya yang tertuang dalam sebuah kalimat “
namun, setidaknya lelah itu terobati oleh senyum manis yang aku tangkap sesaat setelah
dia menyodorkan tangannya tanda ucapan selamat datang”.

4. 5 kata atau kalimat yang tidak baku dalam cerita diatas adalah:
1. Heeeh..betul-betul style Indonesia banget.
2. “what????????” aku bergumam dalam hati.
3. “ah iya, kita melewatinya, itu moshollanya, tadi tidak terlihat”.
4. Oh my goodness, setidaknya aku sudah melewati moment mengerikan bersama taksi gila
itu.
5. Aku pikir dia caper aja.

5. Sore itu setelah semua urusan dikampus sudah selasai, akupun dengan segera menuju
stasiun untuk memesan tiket menuju solo. Harga tiket saat itu Rp. 105.000.00 untuk kereta
ekonomi Matarmaja. Namun tanpa pikir panjang aku langsung membelinya. Setelah semua
identitasku diperiksa, akupun segera menuju kereta yang akan mengantarku ke solo. Akupun
membayangkan perjalan ini sangat panjang dan akan sangat melelahkah terlintas dipikiranku
aku hanya ingin segera sampai ditujuanku. Setelah menunggu cukup lama akhirnya petugas
stasiun memanggil penumpang untuk segera boarding. Perjalan ini betul-betul sangat
membosankan namun disisi lain untungnya dia selalu menemaniku via sms karena ini adalah
perjalanan pertamaku menggunakan kereta api ditengah malam dan dia sangat
menghawatirkanku.
Setelah aku sampai distasius Jebres, segera aku mencari taksi yang katanya sudah
menungguku dipintu keluar. Segera taksi plat hitam itu meluncur dengan ganasnya. Dalam
hati aku berpikir “buset, sopir serta kendaran yang lain disini semua ugal-ugalan sekali
padahal kondisi jalan disini rusak parah, kota ini seakan seperti di film Fast and Furious saja
semua orang berkendara dengan seenaknnya”. Akhirnya setelah sekian lama rasa tegang ini
yang begitu mengguncang karena ulah sisopir taksi gila itu, kamipun masuk kedalam komplek
perumahan yang katanya itu alamat yang aku tuju. Sekilas aku melihat samar-samar seorang
perempuan berambut panjang memanggil. Ah ternyata benar aku kelewatan dari rumah yang
aku tuju. Segera aku menyuruh sopir itu untuk putar arah dan ternyata benar akhirnya aku
sampai ditempat yang aku tuju. Perjalanan ini sangat melelahkan ditambah ketegangan yang
dibuat oleh supir taksi gila itu yang hampir membuat jantungku seakan mau copot. Namun
semua itu bisa terobati setelah aku melihat senyum manis yang telah menyambut dan
menunggu kedatanganku sejak tadi. Betapa bahagianya akhirnya aku bisa bertemu dengan
kekasih hatiku dan calon mertuaku yang pertama kali aku temui hari itu.

Anda mungkin juga menyukai