Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 1

PEMBELAJARAN IPS DI SD

PUSPA WIJAYANTI
857151723

UPBJJ JAKARTA (POKJAR CIPUTAT)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
Tugas 1 TUTON 1 IPS

NAMA : PUSPA WIJAYANTI


NIM : 857151723
KELAS : 1A

Pertanyaan (Soal):
1. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa pemerintah menyelenggarakan pendidikan       
yang sesuai dengan   perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan           sehingga
muncul perubahanan kurikulum misalnya kurikulum SD tahun 1994 dan     tahun  2006 yang
lebih menekankan pada Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan     menyenangkan. Jelaskan
perbedaan kurikulum tersebut!
2. Semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam kaitannya manusia      sebagai
anggota masyarakat disebut ilmu sosial. Keterkaitan hubungan antar ilmu sosial, studi sosial
dan ilmu pengetahuan sosial satu sama lainnya. Jelaskan persamaan dan perbedaannya!
3.  Setiap bidang studi yang tercantum dalam kurikulum harus menuju pada tujuan       
pelaksanaan pembelajaran. Mengingat pentingnya pembelajaran llmu Pengetahuan     Sosial
di Sekolah Dasar  maka jelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran tersebut!
4.  Ada keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu dengan nilai   
ketrampilan intelektual, personal dan sosial. Jelaskan pengertian peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi dan contoh keterkaitannya dalam konteks pembelajaran IPS di SD kelas 3 dan 4!

5. Kemampuan interaksi guru penting dalam menyampaikan materi Pendidikan IPS di SD.
Tulislah contoh keterkaitan nilai, sikap, ketrampilan intelektual, personal dan sosial     dalam
konteks pembelajaran IPS SD kelas 5 dan 6!

Jawaban:
1. Perbedaan kurikulum SD 1994 dengan kurikulum SD 2006.
Kurikulum SD 1994 Kurikulum SD 2006
Dalam kurikulum SD menekankan Kurikulum SD 2006 lebih menekankan hal
setidaknya 6 hal berikut: berikut:
a. membaca, menulis, dan berhitung Kerangka dasar kurikulum
sebagai kemampuan dasar yang harus Kelompok mata pelajaran:
dikuasai oleh peserta didik untuk a. kelompok mata pelajaran agama dan
memahami mata pelajaran, sehingga akhlak mulia
jamnya ditambah untuk matematika dan b. kelompok mata pelajaran
Bahasa Indonesia kewarganegaraan dan kepribadian
b. Mulok (muatan Lokal)sebagai wahana c. kelompok mata pelajaran ilmu
untuk menyajikan bahan pelajaran sesuai pebgetahuan dan teknologi
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan d. kelompok mata pelajaran estetika
alam, social, dan budaya daerah yang e. kelompok mata pelajaran jasmani,
bersangkutan olahraga, dan kesehatan
c. IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
teknologi) sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangan siswa
d. Wawasan Lingkungan
e. Pengembangan Nilai dalam rangka
pengembangan kepribadian peserta diidk.
f. Pengembangan Ketrampilan
Guru lebih leluasa dalam pengembangan Lebih menekankan pada ketercapaian
kurikulum, karena tidak ada alokasi waktu kompetensi dasar dari standar kompetensi
berdasrkan pokok bahasan, melainkan yang dipersyaratkan.
alokasi per catur wulan.
Lebih simple dan efektif, namun memiliki
nuansa yang padat dan memiliki paradigma
baru pembelajaran IPS.
Pembelajaran IPS Kelas 1-3 dilaksanakan
melalui pendekatan tematik, sedang kelas
4-6 dilaksanakan dengan pendekatan
pelajaran
Dari struktur kurikulum, kurikulum IPS SD Struktur kurikulum SD tahun 2006 disusun
1994 tidak terbentuk matrik horizontalll berdasarkan standar kompetensi mata
yang terdiri beberapa kolom, melainkan pelajaran dengan beberapa kententuan..
membentuk format vertical khususnya diantaranya untuk subatnsi mata pelajaran
dalam GBPP dibagi menjadi dua bagian, IPS merupan “IPS Terpadu”
yakni bagian pertama pendahuluan dan
bagian kedua program pengajaran IPs.
Kurikulum IPS SD lebih memberi ruang Kurikulum SD tahun 2006 memberi
kepada guru utnuk mengembagkan materi peluang kepada guru – penegmbang
berdasarkan konten (isi/materi) berdasarkan kurikulum- untuk melaksanakan paradigma
ketrampilan proses, berdasarkan masalah, baru dengan mengacu kepada pendekatan
kekhususan daerah, dan berdasarkan PAKEM (Pembelajaran AKtif, Kretif,
pendekatan inkuiri. Efektif, dan Menyenangkan )

2. Keterkaitan hubungan antar ilmu sosial, studi sosial dan ilmu pengetahuan
sosial satu sama lainnya. Jelaskan persamaan dan perbedaannya!
Ilmu social Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin ilmu yang didedikasikan untuk
memeriksa masyarakat. Cabang ilmu ini mempelajari bagaimana orang berinteraksi satu
sama lain, berperilaku, berkembang sebagai budaya, dan mempengaruhi dunia.
Studi social adalahSocial Studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain.Ilmu
pengetahuan sosial membahas tentang kehidupan manusia sebagai individu yang berinteraksi
sosial dengan lingkungan masyarakatnya
Ilm pengetahuan social adalah
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa
IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut
mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.

Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang lain mempunyai hubungan sebagai berikut :
a) IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu social
b) Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok
bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan peserta
didik.
c) Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akan
diramu menjadi program IPS.
d) Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan berbagai
unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.

3. Tujuan dan manfaat pembelajaran IPS tersebut!

Tujuan kurikulum IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi.


Secara hirarki, tujuan pendidikan nasional padatataran operasional dijabarkan dalam tujuan
institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional
inisecara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap
bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Akhirnya tujuan kurikuler secara
praktis operasional dijabarkan dalam tujuanin struksional atau tujuan pembelajaran. Sub
bahasan ini dibatasi pada uraian tujuan kurikuler bidang studi IPS.
Tujuan kurikulum IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut
(Susanto:2016):
1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak
di masyarakat.
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,menganalisis dan menyusun
alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesamawarga
masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan
terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 5.
Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS
sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Jelaskan pengertian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dan contoh
keterkaitannya dalam konteks pembelajaran IPS di SD kelas 3 dan 4!
Pengertian Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi dalam Kurikulum IPS SD Kelas 3
& 4  Peristiwa Peristiwa atau kejadian adalah hal-hal yang pernah terjadi, peristiwa
merupakan suatu kejadian yang benar-benar dan pernah terjadi, tetapi masih perlu
dibuktikan kebenarannya, peristiwa ada yang bersifat alamiah dan insaniah; peristiwa
yang bersifat alamiah, seperti banjir, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Peristiwa
yang bersifat insaniah, seperti pemilu, pembangunan jembatan, krisis moneter.

 Fakta Peristiwa atau kejadian yang telah diuji dan diketahui kebenarannya disebut
fakta, fakta merupakan hasil dari observasi yang bisa dibuktikan secara empiris dan
real.

 Konsep Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk
tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu (benda),
gagasan atau peristiwa. Misalnya, kita mengemukakan konsep kota akan segera dapat
dipahami jika pada siswa disebutkan contoh-contohnya seperti : Jakarta, Bandung,
Medan, dan sebagainya.

 Generalisasi Menurut Schuneke (1988:16) generalisasi merupakan absraksi dan


sangat terikat konsep. Untuk memahami generalisasi diperlukan paling sedikit 2
konsep; bisa dari satu disiplin ilmu sosial atau dari disiplin ilmu sosial yang berbeda.
Pengajaran ilmu pengetahuan sosial pada SD kelas 3 antara lain dengan : 
Menceritakan lingkungan alam sekitar  Membuat denah dan peta dengan bekerja
sama Pengajaran ilmu pengetahuan sosial pada SD kelas 4 antara lain dengan : 
Membaca peta lingkungan  Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam 
Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya

Aspek-aspek IPS dan Konsep Dasarnya Sosiologi Sosiologi memiliki konsep-konsep


dasar antara lain : sosialisasi, peranan norma dan sanksi, nilai (values), gerakan sosial,
masyarakat. Ekonomi Konsep – konsep dasar ekonomi antara lain : kelangkaan,
produksi, saling ketergantungan, pembagian kerja. Geografi Konsep-konsep dasarnya
antara lain; lokasi, interaksi spasial, pola spasial difusi kebudayaan. Sejarah Konsep-
konsep dasarnya antara lain; kontinuitas dan perubahan, waktu kerjasama konflik,
nasionalisme.

Contoh Keterkaitan antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap dan
Keterampilan Intelektual, Personal Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas 3
& 4 Dalam pengajaran IPS kita harus mengembangkan dan membangkitkan minat
dan sikap positif serta aktivitas siswa. Dalam artian di dalam penyajiannya seorang
pendidik harus mengetahui kemampuan anak didik dan kemampuan berpikirnya.
Dalam penyajiannya seorang guru mempersiapkan isi materi secara terperinci disertai
contoh-contoh dan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan peristiwa, fakta
konsep dan generalisasi. Berikut ini akan ditentukan contoh. Yang menggambarkan
adanya keterikatan antara peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, dan
keterampilan intelektual/kemampuan analisis, personal, dan sosial.

5. Contoh keterkaitan nilai, sikap, ketrampilan intelektual, personal dan sosial     


dalam konteks pembelajaran IPS SD kelas 5 dan 6!
Nilai dan Sikap serta Keterampilan Intelektual Personal, dan Sosial Dalam Kurikulum IPS
SD 1994 Kelas 5 dan 6 Anda telah mempelajari materi pembahasan tentang nilai dan sikap
dalam kurikulum IPS SD 1994, juga keterampilan intelektual, personal dan sosial dalam
kurikulum tersebut. Pada bagian awal pembahasan kepada Anda telah disampaikan
penjelasan tambahan tentang nilai, sikap, keterampilan intelektual, personal dan sosial. Pada
pembahasan ini ditekankan kembali arti pentingnya pendidikan nilai, sikap dan keterampilan
dalam konteks pendidikan IPS menurut kurikulum 1994 khususnya di Kelas 5 dan 6.
Berkenaan dengan nilai dikemukakan tentang tahap-tahap perkembangan nilai dari Kohlberg
serta cara-cara mengungkapkan pemilihan nilai oleh siswa melalui perisai kepribadian dan
pertanyaan tentang nilai. Berkenaan dengan sikap antara lain dikemukakan tentang teori-teori
pembentukan sikap serta cara mengukur sikap dengan menggunakan Skala Sikap (Likert). Di
samping itu, penjelasan tentang keterampilan ditunjukkan bahwa keterampilan hanya dapat
diraih melalui pengalaman belajar. Oleh karena itu, guru harus merencanakan kegiatan
belajar mengajar ini dengan memperhatikan pengalaman belajar yang mengacu juga kepada
pencapaian keterampilan (baik intelektual, personal maupun sosial). Sebagai bahan feedback
bagi guru dibuatkan tabel keterampilan intelektual, personal dan sosial yang dapat dilakukan
melalui observasi.

Contoh Keterkaitan antara Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, dan Keterampilan
Intelektual, Personal, Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas 5 dan 6 Anda telah
mengikuti secara singkat contoh keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap
dan keterampilan (intelektual, personal dan sosial) dalam konteks Kurikulum IPS SD 1994
untuk Kelas 5 dan 6. Pada awal pembicaraan kita dalam kegiatan belajar ini telah
dikemukakan bahwa sesungguhnya antara fakta, konsep, generalisasi, serta nilai, sikap dan
keterampilan itu tidak dapat dipisahkan karena memang semua aspek tersebut terikat dalam
struktur pendidikan IPS. Dalam pengembangan kurikulum di kelas, guru harus
memperhatikan hal ini jika perlu kaitan tersebut dalam kegiatan belajar mengajar maka
proses belajar mengajar yang kita kelola akan menjadi verbalistik, sasaran tujuan pencapaian
hasil belajar akan terhenti pada aspek pengetahuan saja. Dan hal itu bukan tujuan Pendidikan
IPS. Pengembangan kurikulum yang melaksanakan prinsip tersebut di atas selanjutnya akan
terlihat dari kegiatan belajar mengajar di kelas.

TUGAS 2
PEMBELAJARAN IPS DI SD
PUSPA WIJAYANTI
857151723

UPBJJ JAKARTA (POKJAR CIPUTAT)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022

TUGAS 2 TUTON PENDIDIKAN IPS DI SD


NAMA: PUSPA WIJAYANTI
NIM : 857151723
KELAS : 1 A

1. Jelaskan yang dimaksud globalisasi dan tujuan pengajarannya!


Globalisasi adalah kata yang diserap dari frasa "global" yang artinya meliputi seluruh
dunia atau secara keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Sedangkan menurut buku
Terampil dan Cerdas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas VI karya
Sanusi Fattah dkk, globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat
dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua
aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun
lingkungan.
Berkembangnya karakter global dari teknologi masalah lingkungan, keuangan,
telekomunikasi, dan media menyebabkan lahirnya umpan balik budaya yang baru,
dimana kebijakan suatu pemerintah, termasuk pemerintah Indonesia, menjadi
perhatian bagi negara lain.
Globalisasi menjadikan negara dan budaya tanpa batas. Artinya budaya yang
berkembang di suatu wilayah akan diketahui negara-negara lain.
Tjuuan pembelajaran globalisasidalam IPS adalah:
a. Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berebda, tetapi sebagai
manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
b. Membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan lebih banyak
memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya.
c. Membantu peserta didik memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yan
dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi, pencemaran air dan
udara, kelaparan, dan masalah-masalah global lainnya.
d. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan ketrampilan menganalisis informasiyang diterimanya..
Melalui pembelajaran IPS diharapkan lahir generasi muda yang penuh pengertian
akan keberagaman budaya, dan ikut bertanggungjawab dan pedu;i terhadap
masalah dan isu global sesuai tingkat pendidikannya dan kematangan jiwa.

2. Aspek-Aspek Hukum dan kaitannya dengan PENDIDIKAN IPS


Manusia adalah makkhluk sosial karena dalam kehidupan sehari-hari pasti
membutuhkan orang lain.Manusia berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya.Namun,ternyata interaksi antar individu terkadang terjadi gesekan dan
benturan kepentingan.,diperlukan norma dan aturan.
Sekumpulan aturan dan norma yang memaksa ,mau tidak mau harus ditaati oleh
individu disebut hukum.
Suatu hal yang penting bagi setiap anggota masyarakat agar mengetahui dan
memahamiaspek-aspek yang berhubungan dengan hukum,misalnya aspek-aspek
tentang permasalahan hukum,ketertiban,dan kesadaran.
Hubungan masalah hukum, ketertiban dan kesadaran hukumdengan pendidikanIPS :
Menurut N. Daldjoeni (1981) menyatakan bahwa IPS berasal dari istilah social studies yang
berkembang di dunia pendidikan dasar dan lanjutan di AS setelah PD I (1920). Bidang ini
mencoba mengkaji berbagai permasalahan di masyarakat. Sesuai kompleksitas dan kerumitan
permasalahan yang muncul dalam masyarakat maka IPS muncul menjadi suatu bahan kajian
yang mencoba menelaah berbagai permasalahan dengan menggunakan berbagai sudut
pandangan sehingga akan melibatkan berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam pendidikan dan pengajaran IPS, masyarakat sebagai suatu sistem dapat dijadikan
sebagai satu paket pembelajaran paket kegiatan pembelajaran. Pengajaran IPS diantaranya
bertujuan untuk mengenalkan peserta didik terhadap lingkungannya, membentuk warga
negara yang baik. Berkaitan dengan pengenalan siswa terhadap lingkungan maka kegiatan
IPS dapat dimulai dari lingkungan yang terdekat sampai yang jauh. Misalnya , dalam
memahami interaksi sosial peserta didik mengenal interaksi di antara keluarga, lingkungan
RT/RW, Kelurahan, Kecamatan.

3. Jelaskan sasaran pendekatan kognitif dalam penelitian


Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak
dari asumsi tertentu. Pengajaran IPS digunakan sebagai istilah teknis pedaogis untuk proses
belajar mengajar atas proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.
Menurut Banks, ilmu pengetahuan merupam proses dan produk berupa tubuh pengetahuan
teoritis (body of theoretical knowledge). Oleh karena itu , proposisi (pernyataan) dan
generalisasi terbuka untuk direvisi (diperbaiki, disempurnakan).
Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Metode ilmiah memungkinkan
para ilmuwan merevisi dan menyempurnakan teorinya.
Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial
dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kacamata atau cara kerja ilmu sosial,
Barr, Barth, dan Shermis (1978) memberi label proses sebagai pengajaran sosial sebagai
ilmu sosial.

4.Bagaimana kaitan antara emosi, nilai, sikap, serta perilaku sosial untuk menjadi
siswa aktor sosial?
Bahwa faktor faktor tersebut saling berkaitan. Nilai yang dijunjung tinggi oleh seorang
individu, sehingga tercermin dalam sikap, perilaku, dan cara mengendalikan emosinya,

Menurut ilmu psikologis emosi ialah perpaduan reaksi yang melibatkan pengalaman,


perilaku, dan fisik yang biasanya digunakan untuk menangani peristiwa penting yang dialami
tiap individu. Jadi emosi dapat diartikan sebagai wujud perasaan yang disertai dengan tingkah
laku yang nampak. Menurut seorang psikolog yang bernama Paul Ekman, manusia dasarnya
memiliki 6 macam emosi, yaitu marah, sedih, senang, takut, terkejut, dan jijik.

Nilai adalah norma norma atau aturan aturan yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat, seperti nilai kekeluargaan, nilai sosial, nilai agama, dan lain lain.
Sedangkan sikap ialah reaksi individu atas sesuatu hal dan mendasari sebuah tingkah laku,
makanya sikap juga diartikan sebagai kecenderungan tingkah laku.

Siswa aktor sosial merupakan siswa atau individu atau kelompok yang memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi lingkungannya baik secara positif atau negatif, atau bisa juga diartikan
sebagai siswa yang membuat usaha dengan sengaja mempengaruhi lingkungan atau suasana.

5.Jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial!

Banks (1985) menyatakan bahwa pembelajaran melalui model inkuiri sosial ini dapat


dilakukan sejak siswa berada pada jenjang sekolah dasar, hanya penekanannya tidak pada
langkah-langkah inkuiri melainkan lebih kepada memperkenalkan fakta, konsep, dan
generalisasi. Hal ini dikembangkan melalui strategi bertanya, siswa dikondisikan untuk
bertanya sehingga kemampuan berpikir kritis sudah mulai dikembangkan sejak pendidikan
dasar. Dengan demikian,  melalui pembelajaran inkuiri sosial ini,  peserta didik sudah dilatih
sejak dini untuk menjadi seorang ilmuwan.
B. Bagaimana Tahapan Pembelajaran Inkuiri Sosial?
Menurut Wina Sanjaya (2007)  tahapan proses pembelajaran inkuiri sosial dapat dilaksanakan
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi
Langkah yang pertama ini dimaksudkan untuk membina suasana/iklim pembelajaran yang
responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.
Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran
inkuiri sosial sangat tergantung pada kamauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak
mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat
dilakukan dalam tahapam orientasi ini adalah: (a)  menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.; (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah
inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Tahap Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa
untuk berpikir  memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang
ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Poses mencarl jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri,
oleh sebab itu melalul proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagal upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian,
teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep
yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembeIajaran Inkuiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: (a)  masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi
manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru
sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik
yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang
telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa; (b) masalah yang dikaji adaIah masaIah
yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar
siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal
siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti; dan (c) konsep-konsep dalam
masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terilebih dahulu oleh siswa. Artinya,
sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu
bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan
masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia
belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.
3. Tahap Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu
untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu
dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis)
dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka Ia akan
sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi
untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru tintuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis)
pada setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dan suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir
logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan
akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Tahap Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi
juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh
sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering
terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok
permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak-
bergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru
hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui
penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara menata kepada seluruh siswa sehingga mereka
terangsang untuk berpikir.
5. Tahap Menguji Hipotesis
Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji bipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan banya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung
oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Tahap Merumuskan kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi,
oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan
tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.

*)Jawaban diambil dari berbagai sumber: Modul Pendidikan IPS di SD dan internet.
https://brainly.co.id/tugas/51153593. , tulisan ahmad sudrajat.

Anda mungkin juga menyukai