Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aqiel Muhamad Ilham

NIM : E1A018121
Kelas : A
Mata Kuliah : Praktik Peradilan Perdata

I. KEPALA LEGAL MEMORANDUM


Kepada : Hwang Kwang Hwa
Dari : Aqiel Muhamad Ilham, S.H.. M.H.
Perihal : Kasus Perceraian Hwang Kwang Hwa dengan Ling-Ling Wei- Eksekusi
Pelaksanaan Putusan
Tanggal : 28 Januari 2020
II. KASUS POSISI
Pada Tahun 1972 Hwang Kwang Hwa menikah dengan Ling-Ling Wei secara agama
Khong Hu Cu, secara adat Tionhoa,dihadini oleh kedua keluarga mempelai, tidak
dihadapan Kantor Catatan sipil, setahun kemudian mereka diakruniai anak
bernamaThiam Hiem Lo, kemudian keduanya mencari nafkah dan berhasil
mengumpulkan harta benda berupa tanah, rumah, emas berlian, mobil, motor,
peralatan rumah tangga dan lain- lain. Enam tahun kemudian keluarga tersebut terjadi
cecok terus menerus yang sulit didamaiakan. Sehingga akhimya si istri Ling Ling Wei
pada tahun 1978 mengajukan gugatan perceraian di Pengadilan Negeri, Dengan
pokok tuntutan : Perkawinan mereka diputuskan dengan perceraian, Menetapkan Ling
Lng Wei sebagai wali ibu anaknya dan dan membagai harta benda diantara mereka,
Dalam Perkara di Pengadilan tersebut berhasil diakhri dengan perdamaian yang
intinya:
1. Mereka berdua (Penggugat dan Tergugat) adalah suami istri yang sah menurut
adat Khong Hu Cu
2. Mereka berdua mengakui dalam perkawinan telah dilahrkan anak bemnama
Thiem Hiem Lo
3. Kedua belah pihak sepakat , setuju perkawinan mereka dibubarkan dengan
cerai dengan segala akibatnya, yaitu pelaksanaan perkawinan akan
dilaksanakan dimuka persdangan PN
4. Mereka sepakat anak ada pada wali lbu
5. Tergugat bersedia memberikan uang nafkah anak perhari Rp 25.000,- mulai
tanggal 2 Januari 1978
6. Mereka sepakat harta yang ada akan dibagi dua

Untuk pembubaran perkawinan secara adat Tionghoa Khog Hu Cu dilaksanakan


didepaan hakim dalam persidangan, hadir dua keluarga pihak Penggugat dan Tergugat
dan suami mengucapkan "ikrar". Risalah Perjanjian Perdamaian ditandatangani kedua
belah pihak serta ikrar cerai dilaksanakan dimuka sidang Pengadilan Negri. Maka
Hakim PN yang mengadili memberikan pengesahannya berupa:

PUTUSAN
"Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" Mengadili:
Menghukum Kedua belah untuk masing-masing menepati Persetujuan Perdamaian
yang telah disepakati
- Demikian putusan ini diambil pada hari Kamis, tanggal 5 Januari
1978......dst

Maka dengan disahkan Putusan Hakim terebut telah mempunyai kekuatan hukum
tetap. Sejak Putusan Hakim yang mempuyai kekuatan hukum tersebut ternyata
Tergugat Khwan Kwang Hwa tidak mau melaksanakan isi putusannya. Pada Tahun
2020 ini Ling Ling Wei dan anaknya Thiam Hiem Lo mengajukan eksekusi
pelaksanaan putusan perdamaian, dengan perhitungan uang disesuaikan dengan barga
emas. Bahwa melihat kasus posisi diatas, maka permasalahan hukum yang timbul
adalah apakah Tergugat berkewajiban untuk melakukan apa yang ada didalam risalah
perjanjian? Dan apakah Ling Ling Wei dapat mengajukan gugatan?

III. Ringkasan Jawaban


Dari kronologis peristiwa yang terjadi Hwang Kwang Hwa dan Ling Ling Wei yang
menikah secara adat Tionghoa atau secara aliran Kong Hu Cu secara hukum tidak sah
berdasar pada Pasal 76 KUHPerdata dan Pasal 81 KUHPerdata, karena pernikahan
berdasarkan kedua pasal tersebut harus dilakukan dengan Pencatatan Sipil kemudian
baru menggunakan upacara keagamaan atau adat Karena tidak ada pernikahan sah
secara hukum maka dapat di pastikan bahwa tidak ada pernikahan yang terjadi
diantara keduanya . Dari fakta tersebut otomatis tidak ada perceraian yang kemudian
kesepakatan perdamaian itu batal demi hukum karena tidak memenuhi syarat sebab
yang halal dalam kesepakatan Pasal 1320 KUHPerdata Hwang Kwang Hwa dapat
tidak melaksanakan isi putusan perdamaian yang telah di sepakati dan di putuskan
oleh Pengadilan Negeri. Ling Wei tidak bisa melaksanakan putusan perdamaian
dengan perhitungan uang yang di sesuaikan dengan harga emas.

IV. Legal Audit


1. Pasal 131 IS dan Pasal 163 junto (untuk meninjau apa saja penggolongan yang
ada di Indonesia) Yang berisi penggolongan 3 penduduk yang pribumi dan
non-pribumi yaitu golongan Eropa, golongan Bumiputera dan golongan Timur
Asing
2. Pasal 76 KUHPerdata (Untuk Meninjau dasar sahnya suatu
perkawinan/pernikahan)
3. Pasal 81 KUHPerdata yang berbunyi “Tiada suatu upacara keagamaan boleh
dilakukan, sebelum ke2 belah pihak kepada penjabat agama mereka
membuktikan,bahwa perkawinan di hadapan pegawai catatan sipil telah
Berlansgung”.
4. Pasal 208 KUHPerdata yang berbunyi “ Perceraian suatu perkawinan sekali-
sekali tidak dapat di capai dengan suatu persetujuan antara ke2 belah pihak”
5. Pasal 209 KUHPerdata (Untuk meninjau kenapa bisa adanya perceraian)
6. Pasal 1320,1329,1330 KUHPerdata (Untuk meninjau syarat sah perjanjian)
7. Pasal 1859 KUHPerdata (Untuk meninjau perdamaian yang dapat di batalkan)

V. Legal Opinion
Kepada Yth.

Hwang Kwang Hwa di


Tempat

Dengan Hormat,

Saya Aqiel Muhamad Ilham ingin menyampaikan Pendapat Hukum (Legal Opinion)
tentang Tinjauan Yuridis Kasus Eksekusi Pelaksanaan Putusan Perdamaian –
Penyesuaian Perhitungan Uang dengan Harga Emas, sebagai berikut :

Berdasarkan kronologis diatas bahwa peristiwa yang terjadi antara Hwang Kwang
Hwa dan Ling Ling Wei ini menyangkut putusan perdamaian. Pernikahan mereka
sesuai dengan adat Tionghoa mencakup beberapa pasal, yaitu :
a. Pasal pasal 131 IS yang berisi “Hukum Perdata dan Hukum Dagang serta
Hukum Pidana demikian juga Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
diatur dengan Ordonat”.dan
b. Pasal 163 junto yang berisi penggolongan 3 penduduk yang pribumi dan non-
pribumi yaitu golongan Eropa, golongan Bumiputera dan golongan Timur
Asing yang diiringi dengan pembagian kuasa hukum yang berlaku bagi
masing-masing golongan tersebut berdasarkan Pasal 131 IS.
Di dalam kasus ini, pernikahan mereka berdua dilakukan dengan adat Tionghoa yang
termasuk golongan Timur Asing yang tentunya mempunyai kekuatan hukum. Namun
pernikahan mereka sebenarnya menurut pasal 76 KUHPerdata dan pasal 81 KUHPerdata
dinyatakan tidak sah, di karenakan kedua suami isteri ini menikah dengan tidak adanya pihak
dari pencatatan sipil.
Maka dari itu dalam kasus ini perceraian tidak bisa di capai diantara ke2 belah pihak
dikarenakan dalam : Pasal 208 KUHPerdata yang berbunyi “ Perceraian suatu perkawinan
sekali- sekali tidak dapat di capai dengan suatu persetujuan antara ke2 belah pihak” yang
berarti dalam pernikahan yang tidak sah secara hukum pun tidak adanya suatu perceraian
dalam pernikahan di karenakan tidak adanya suatu pernikahan yang sah. Alasan Mengapa
bisa antara Hwang Kwang Hwa dan Ling Ling Wei bisa bercerai?, karena yang dimaksud
dalam : Pasal 209 KUHPerdata yang berbunyi : “Dasar-dasar yang dapat berakibat perceraian
perkawinan hanya sebagai berikut:zina, meninggalkan tempat tinggal bersama dengan itikad
burukburuk, dikenakan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat lagi,
setelah dilangsungkan perkawinan, pencederaan berat atau penganiayaan, yang dilakukan
oleh salah seorang dan suami isteri itu terhadap yang lainnya sedemikian rupa, sehingga
membahayakan keselamatan jiwa, atau mendatangkan luka-luka yang berbahaya.”
VI. Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi bahwa Hwang Kwang Hwa dan Ling-Ling Wei
melakukan perkawinan secara adat Tionghoa yang tidak dihadiri oleh petugas
pencatatan sipil, melainkan hanya keluarga saja. Hal ini bertentangan dengan Pasal 76
dan Pasal 81 KUHPerdata, sehingga tidak ada perkawinan yang sah secara hukum.
Dalam rangka melakukan eksekusi putusan perdamaian yang telah disepakati dan
diputuskan oleh Pengadilan Negeri tidak memenuhi suatu klausa sebab yang halal dan
bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sahnya perjanjian.
Maka dari itu, pelaksanaan eksekusi putusan perdamaian tidak dapat dilakukan karena
tidak adanya suatu perkawinan yang sah secara hukum.

Anda mungkin juga menyukai