NIM : E1A018121
Kelas : A
Mata Kuliah : Praktik Peradilan Perdata
PUTUSAN
"Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" Mengadili:
Menghukum Kedua belah untuk masing-masing menepati Persetujuan Perdamaian
yang telah disepakati
- Demikian putusan ini diambil pada hari Kamis, tanggal 5 Januari
1978......dst
Maka dengan disahkan Putusan Hakim terebut telah mempunyai kekuatan hukum
tetap. Sejak Putusan Hakim yang mempuyai kekuatan hukum tersebut ternyata
Tergugat Khwan Kwang Hwa tidak mau melaksanakan isi putusannya. Pada Tahun
2020 ini Ling Ling Wei dan anaknya Thiam Hiem Lo mengajukan eksekusi
pelaksanaan putusan perdamaian, dengan perhitungan uang disesuaikan dengan barga
emas. Bahwa melihat kasus posisi diatas, maka permasalahan hukum yang timbul
adalah apakah Tergugat berkewajiban untuk melakukan apa yang ada didalam risalah
perjanjian? Dan apakah Ling Ling Wei dapat mengajukan gugatan?
V. Legal Opinion
Kepada Yth.
Dengan Hormat,
Saya Aqiel Muhamad Ilham ingin menyampaikan Pendapat Hukum (Legal Opinion)
tentang Tinjauan Yuridis Kasus Eksekusi Pelaksanaan Putusan Perdamaian –
Penyesuaian Perhitungan Uang dengan Harga Emas, sebagai berikut :
Berdasarkan kronologis diatas bahwa peristiwa yang terjadi antara Hwang Kwang
Hwa dan Ling Ling Wei ini menyangkut putusan perdamaian. Pernikahan mereka
sesuai dengan adat Tionghoa mencakup beberapa pasal, yaitu :
a. Pasal pasal 131 IS yang berisi “Hukum Perdata dan Hukum Dagang serta
Hukum Pidana demikian juga Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana
diatur dengan Ordonat”.dan
b. Pasal 163 junto yang berisi penggolongan 3 penduduk yang pribumi dan non-
pribumi yaitu golongan Eropa, golongan Bumiputera dan golongan Timur
Asing yang diiringi dengan pembagian kuasa hukum yang berlaku bagi
masing-masing golongan tersebut berdasarkan Pasal 131 IS.
Di dalam kasus ini, pernikahan mereka berdua dilakukan dengan adat Tionghoa yang
termasuk golongan Timur Asing yang tentunya mempunyai kekuatan hukum. Namun
pernikahan mereka sebenarnya menurut pasal 76 KUHPerdata dan pasal 81 KUHPerdata
dinyatakan tidak sah, di karenakan kedua suami isteri ini menikah dengan tidak adanya pihak
dari pencatatan sipil.
Maka dari itu dalam kasus ini perceraian tidak bisa di capai diantara ke2 belah pihak
dikarenakan dalam : Pasal 208 KUHPerdata yang berbunyi “ Perceraian suatu perkawinan
sekali- sekali tidak dapat di capai dengan suatu persetujuan antara ke2 belah pihak” yang
berarti dalam pernikahan yang tidak sah secara hukum pun tidak adanya suatu perceraian
dalam pernikahan di karenakan tidak adanya suatu pernikahan yang sah. Alasan Mengapa
bisa antara Hwang Kwang Hwa dan Ling Ling Wei bisa bercerai?, karena yang dimaksud
dalam : Pasal 209 KUHPerdata yang berbunyi : “Dasar-dasar yang dapat berakibat perceraian
perkawinan hanya sebagai berikut:zina, meninggalkan tempat tinggal bersama dengan itikad
burukburuk, dikenakan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat lagi,
setelah dilangsungkan perkawinan, pencederaan berat atau penganiayaan, yang dilakukan
oleh salah seorang dan suami isteri itu terhadap yang lainnya sedemikian rupa, sehingga
membahayakan keselamatan jiwa, atau mendatangkan luka-luka yang berbahaya.”
VI. Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi bahwa Hwang Kwang Hwa dan Ling-Ling Wei
melakukan perkawinan secara adat Tionghoa yang tidak dihadiri oleh petugas
pencatatan sipil, melainkan hanya keluarga saja. Hal ini bertentangan dengan Pasal 76
dan Pasal 81 KUHPerdata, sehingga tidak ada perkawinan yang sah secara hukum.
Dalam rangka melakukan eksekusi putusan perdamaian yang telah disepakati dan
diputuskan oleh Pengadilan Negeri tidak memenuhi suatu klausa sebab yang halal dan
bertentangan dengan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sahnya perjanjian.
Maka dari itu, pelaksanaan eksekusi putusan perdamaian tidak dapat dilakukan karena
tidak adanya suatu perkawinan yang sah secara hukum.