Anda di halaman 1dari 2

Nama : Aqiel Muhamad Ilham

Kelas : A Gabungan
NIM : E1A018121
No urut : 27

1.
a.
Mengenai perikatan, disebutkan dalam Pasal 1233 KUHPerdata bahwa perikatan lahir
karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.

Prof. Subekti, S.H. dalam bukunya “Hukum Perjanjian” (hal. 1) membedakan


pengertian antara perikatan dengan perjanjian. Subekti menyatakan bahwa hubungan
antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan.
Perjanjian adalah sumber perikatan, di samping sumber-sumber lain. Suatu perjanjian
juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu.
Demikian menurut Subekti.

Berikut definisi Subekti mengenai perikatan:


“Suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain,
dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.”

Adapun perjanjian didefinisikan sebagai berikut:


“Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.”

Jadi, dari pendapat para sarjana hukum tersebut di atas, persamaan yang dapat kita
simpulkan antara lain:
 persetujuan sama dengan perjanjian;
 baik persetujuan/perjanjian, perikatan maupun kontrak melibatkan setidaknya 2
(dua) pihak atau lebih.
 Dasar hukum persetujuan/perjanjian, perikatan maupun kontrak, mengacu pada
KUHPerdata.

CONTOH KASUS :  Aqiel ingin membeli sebuah mobil , kemudian ia pergi ke showroom
mobil terdekat yang bernama feri car. Aqiel  membeli sebuah mobil bermerek tesla di feri car
dengan harga Rp 456.000.000, kemudian dari proses membeli tersebut timbulah sebuah
perjanjian jual beli antara Aqiel dengan feri car. Setelah adanya perjanjian maka otomatis timbul
juga perikatan antara Aqiel dengan Feri car, yaitu Aqiel memiliki hak di dalam hukum kekayaan
untuk membayar mobil tersebut dengan harga Rp 456.000.000 dan feri car harus memberikan
mobil tersebut kepada Aqiel setelah ia membayar sejumlah yang telah ditentukan. Maka dari
perjanjian jual beli antara Aqiel dengan Feri car melahirkan suatu perikatan.
b. Agar kita bisa mengetahui bahwa perikatan sebenarnya memiliki makna dan
pengertian yang jauh lebih luas dibandingkan dengan perjanjian dan juga agar kita
sebagai orang hukum nantinya bisa membedakan juga antara perjanjian dan perikatan
2.
a. Pengertian wanprestasi adalah keadaan apabila debitur tidak melaksanakan
kewajiban atau tidak memenuhi prestasi yang ditentukan dalam perjanjian karena
salahnya. Sedangkan pengertian overmacht adalah keadaan memaksa yaitu suatu
keadaan yang dapat menyebabkan suatu perikatan bagaimanapun tidak mungkin
dilaksanakan. 
Persamaannya adalah wanprestasi dan overmacht suatu perikatan yang sama-sama
tidak terjadi pemenuhan prestasinya.
Perbedaannya adalah kalo wanprestasi tidak dapat memenuhi prestasinya akibat
kelalaiannya sendiri sedangkan overmacht tidak dapat memenuhi prestasinya
karena keadaan yang memaksa biasanya karena bencana alam.
Contoh konkrit overmacht : Pak Falah memiliki usaha kebun buah dan menjadi
penyuplai langsung ke berbagai pihak yang memesannya. Pada suatu hari, truk
yang membawa muatan buahnya mengalami kecelakaan akibat bencana alam
sehingga produknya tidak bisa sampai ke pemesan. Dalam peristiwa ini, Pak
Falah sebenarnya telah menjalankan kewajibannya dengan itikad baik karena ia
telah mengirimkan produknya, tetapi kecelakaan ini berada di luar kendalinya.
Dengan ini, Pak Falah tidak dianggap lalai dan tidak bisa dituntut ganti rugi.

Sedangkan contoh konkrit wanprestasi adalah : Pak Daffa menyewa tanah milik
Pak Aqiel untuk didirikan coffe shop diatas tanah tersebut, pada perjanjian awal
Pak Daffa mengatakan bahwa setiap bulannya Pak Daffa akan membagikan hasil
keuntungannya kepada Pak Aqiel sebesar 10% dan sudah disepakati juga oleh Pak
Aqiel, namun ketika sudah berjalan 3 bulan Pak Daffa tidak pernah membagikan
hasil keuntungannya kepada Pak Aqiel sepeserpun tanpa alasan yang jelas.
Dengan ini Pak Daffa dianggap wanprestasi karena tidak memenuhi janji dia
kepada Pak Aqiel.
b. Debitur dikatakan wanprestasi disebutkan dalam pasal 1238 KUHPerdata bahwa
si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta
sejenis itu telah dinyatakan lalai atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini
menetapkan, bahwa si berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu
yang ditentukan. Dengan demikian si debitur dianggap lalai/wanprestasi sejak ia
mendapat somasi dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis yang
menyatakan debitur lalai dengan akta itu.
Contoh konkrit : sejak ia mendapat somasi dengan surat perintah atau dengan
sebuah akta sejenis yang menyatakan debitur lalai dengan akta itu.
c. Dalam keadaan overmacht yang harus menanggung resiko dapat dilihat dari jenis
perjanjiannya terlebih dahulu, apabila jenis perjanjiaannya sepihak maka yang
harus menanggung adalah kreditur sedangkan jika jenis perjanjian timbal balik
yang harus menanggung adalah debitur 

Anda mungkin juga menyukai